Anda di halaman 1dari 32

Dislokasi Bahu Anterior

R I TA R A H M AWAT I ( 8 8 1 5 0 0 0 4 )
MUHAMAD ZAENAL ARIFIN (88150008)
H O L D E G A R D I S O R L I N S I L I A PA N T U R ( 8 8 1 5 0 0 1 0 )
H E R L I N A M U LYA L E S T A R I ( 8 8 1 5 0 0 1 9 )
T U T I L E S TA R I ( 8 8 1 5 0 0 2 2 )
L A L A S L E S TA R I ( 8 8 1 5 0 0 3 0 )
MIA AMELIA (88150032)
ULFI SAPUTRI (88150046)
Dislokasi Bahu Anterior

Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang


membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang
lepas dari sendi). (Brunner&Suddarth)

Dislokasi bahu anterior merupakan jenis dislokasi yang paling


sering terjadi pada sendi mayor. Biasanya terjadi karena rotasi
eksternal secara paksa dan ekstensi dari bahu. Kaput humerus
kemudian terdorong ke depan, dan sering menyebabkan robekan
pada kartilago glenoid labrum dan kapsul dari batas anterior
kavum glenoid
ETIOLOGI

1.
Manifestasi Klinis

1.
KASUS
Nama : Mark Ovens
Umur : 29 tahun
Masalah :
Sebagai pemain rugby yang handal, Mark adalah seseorang yang berusaha berada
dalam kondisi terbaik yang dia bisa untuk setiap pertandingan. Pada salah satu
pertandingan inilah Mark mengalami tabrakan hebat dimana menyebabkan kepala
humerus (tulang lengan atas) terlepas seluruhnya dari rongga glenoid (sekot bahu). Mark
mengalami dislokasi anterior lengkap, yang mengakibatkan kerusakan ligament dan
robeknya labrum (jaringan karet), yang melekat pada margin rongga glenoid. Setelah
MRI, mark menjalani operasi untuk memperbaiki kerusakan dan dirujuk untuk terapi
fisioterapi untuk terapi remedial. Atas kemauannya senidri, Mark juga memutuskan
untuk menjalani pengobatan trauma jaringan lunak yang disebabkan oleh cedera awal
dan luka operasi.

Pengobatan :
Advanced Soft Tissue Therapy/ Olahraga Klinis & Terapi Pijat Remedial/ Kinesiologi
Latihan Peredam/ Remedial dan Peregangan
STEP 1

1. Rugby 1. Terapi fisioterapi


2. Kepala humerus 2. Terapi remedial
3. Rongga glenoid 3. Advanced soft tissue therapy
4. Olah raga klinis & terapi
4. Dislokasi anterior lengkap
pijat remedial
5. Ligamen
5. Kinesiology latihan peredam
6. Labrum 6. Remedial dan peregangan
STEP 2

1. Rugby
Olahraga Rugby juga salah satu cabang olahraga seperti sepak bola tim.
Olahraga rugby ini dimainkan oleh dua tim, para pemain pada setiap timnya
akan mencoba berusaha mencetak skor dengan menyepak, melontarkan,
atau membawa bola tersebut sehingga mereka bisa mencetak sebuah gol
ke lawan atau dengan cara menyentuh pada garis belakang lawan.

2. Kepala humerus
Humerus adalah kedua tulang terbesar pada lengan dan satu-satunya
tulang di lengan atas. Gerakan humerus sangat penting untuk semua
kegiatan bervariasi. Pada ujung proksimal, humerus membentuk bagian
halus, struktur seperti bola yang dikenal sebagai kepala humerus. Bentuk
bulat dari kepala humerus memungkinkan humerus bergerak dalam
lingkaran lengkap (sirkumduksi) dan berputar di sekitar porosnya pada
sendi bahu.
Lanjutan …
3. Rongga glenoid 5. Ligamen
Rongga glenoid (fosa glenoid) adalah Ligamen adalah pita-pita keras
suatu ceruk dangkal yang ditemukan yang menghubungkan tulang-
pada persendian tepi superior dan dengan tulang.
lateral. Bagian ini mempertahankan
letak kepala humerus (tulang
lengan).
6. Labrum
4. Dislokasi anterior lengkap Labrum adalah sabuk tulang
Dislokasi adalah gangguan lengkap rawan berbentuk melingkar yang
dalam hubungan normal dua tulang melingkupi bola dan soket sendi
di mana tidak ada lagi kontak dari seperti pinggul dan bahu.
permukaan artikular. Dislokasi Fungsinya adalah untuk
biasanya disebabkan oleh trauma, meningkatkan kongruensi dan
biasanya ada kerusakan stabilitas sendi.
pada ligamen, kapsul sendi dan
jaringan lunak.
7. Terapi Fisioterapi
Fisioterapi adalah proses merehabilitasi seseorang agar terhindar dari cacat
fisik melalui serangkaian penilaian, diagnosis, perlakuan, dan aktivitas
pencegahan. Tujuan dari dilakukannya fisioterapi adalah mengembalikan
fungsi tubuh setelah terkena penyakit atau cedera.

8. Terapi remedial
Upaya penyembuhan atau perbaikan, peningkatan seseorang menjadi
normal atau mendekati normal.

9. Advanced soft tissue therapy


Terapi jaringan lunak tingkat lanjut

10. Olah raga klinis & terapi pijat remedial


Olahraga klinis ini sebagai bantuan bagi para atlet untuk meraih kualitas
psikologis, kognisi, perilaku, afektif. Pijat Remedial membantu
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang terluka untuk memfasilitasi
proses perbaikan. Terapi ini membantu dalam mengobati ketegangan otot
tertentu yang disebabkan oleh stres penggunaan berlebihan atau cedera.
11. Kinesiology latihan peredam
Kinesiology tape dikembangkan sebagai alternatif terhadap plester non-
fleksibel yang selama ini digunakan dalam proses penyembuhan dan
pemulihan cidera. Aspek elastisitas dari plester kinesiology membuat atlet
tetap dapat berlatih tanpa terhalang tanpa harus menghentikan pemakaian
plester.
12. Remedial dan peregangan
Peregangan adalah salah satu bentuk persiapan awal dalam melakukan
aktivitas olahraga.Upaya penyembuhan atau perbaikan, peningkatan
seseorang menjadi normal atau mendekati normal.
STEP 3

1. Apa itu dislokasi bahu anterior ?

2. Bagaimana bisa kepala humerus terlepas seluruhnya

dari rongga glenoid ?


3. Apakah setelah operasi kepala humerus akan kembali

membaik ?

4. Apakah bisa terjadi dislokasi berulang ?


STEP 4
1. Apa itu dislokasi bahu anterior?

Dislokasi bahu anterior merupakan kondisi dimana keluarnya caput humerus dari

cavita sartikulare sendi bahu yang dangkal. Dislokasi sendi bahu anterior biasanya

terjadi setelah cedera akut karena lengan dipaksa berabduksi, berotasi eksterna dan

ekstensi sendi bahu.

2. Bagaimana bisa kepala humerus terlepas seluruhnya dari rongga glenoid?

Kejadian seperti benturan yang kuat, jatuh pada lengan terulur dapat menyebabkan

hal tersebut. Struktur yang seharusnya berfungsi menstabilkan gerakan ditarik paksa

secara mendadak, akibatnya terjadilah dislokasi tersebut.


Lanjutan. . .
3. Apakah setelah operasi kepala humerus akan membaik kembali?

Bisa kembali, tetapi kekuatan ototnya menurun.

4. Apakah akan terjadi dislokasi berulang?

70% dari mereka yang mengalami dislokasi memiliki


kemungkinan untuk mengalami dislokasi berulang dalam waktu
2 tahun sejak cedera pertama. Pasien yang mengalami robekan
pada frakur glenoid beresiko tinggi mengalami dislokasi berulang
di banding pasien tanpa masalah ini.
STEP 5
1. Apa itu dislokasi bahu anterior?

Jawab :

Dislokasi adalah suatu keadaan dimana terjadi pergeseran secara total dari permukaan
sendi dan tidak lagi bersentuhan (Apley, 1995). Dislokasi menyebabkan terlepasnya
kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi bisa mengenai komponen
tulangnya yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang
seharusnya.

Jadi dislokasi bahu anterior (preglenoid) adalah kondisi dimana keluarnya caput humeri
dan cavitas articulare sendi bahu yang dangkal, dislokasi bahu anterior biasanya terjadi
setelah cedera akut seperti saat berolahraga seperti sepa bola, rugby dan juga karena
lengan dipaksa berabduksi, berotasi eksterna dan ekstensi sendi bahu. Pada keadaan
tersebut, kepala humerus (tulang panjang lengan) tertarik kedepan sehingga keluar dari
sendi glenohumeral (sendi antara bahu dan lengan atas).
2. Bagaimana bisa kepala humerus terlepas seluruhnya dari rongga glenoid?
Jawab :
Terlepasnya kepala humerus seluruhnya dapat disebut jugan dengan
dislokasi bahu. Kepala humerus dapat terlepas seluruhnya karena rusaknya
ligamen (struktur jaringan lunak yang menyambungkan tulang ke tulang)
ligamen tersebut dibentuk dibentuk oleh sekelompok ligamen-ligamen yang
menghubungkan humerus ke glenoidale yang berfungsi untuk membantu
memegang/menahan bahu di tempatnya dan menjaga dari dislokasi serta
robeknya labrum (jaringan karet) yang berfungsi untuk membantu
menambah stabilitas glenohumeral.
3. Apakah setelah operasi kepala humerus akan kembali membaik?
Jawab :
Setelah operasi kepala humerus dapat membaik namun masih dapat
bersiko untuk mengalami dislokasi yang berulang jika melakukan
aktivitas terlalu cepat setelah dislokasi bahu anterior,dan dapat
menyebabkan sendi kaku rentan terhadap dislokasi / cedera.

4. Apakah akan terjadi dislokasi berulang?


Jawab :
Masih dapat bersiko untuk mengalami dislokasi yang berulang jika
melakukan aktivitas terlalu cepat setelah dislokasi bahu anterior,dan
dapat menyebabkan sendi kaku rentan terhadap dislokasi / cedera.
Patofisiologi dislokasi bahu anterior
Lanjutan...
Pemeriksaan Penunjang
Foto
Penatalaksanaan
1. Metode Stimson
Metode ini mudah dilakukan dan tidak memerlukan anestesi.
Penderita diminta tidur telungkup dengan lengan yang terkena
dibiarkan menggantung ke bawah dengan memberikan beban 2 kg
yang diikatkan pada pergelangan tangan. Metode ini dilakukan
selama 10 – 15 menit.
Lanjutan. . .
2. Metode Hippocrates
Reposisi dilakukan dalam keadaan anestesi umum. Lengan pasien
ditarik kearah distal punggung dengan sedikit abduksi, sementara kaki
penolong berada di ketiak pasien untuk mengungkit kaput humerus
kearah lateral dan posterior. Setelah reposisi, bahu dipertahankan
dalam posisi endorotasi dengan penyangga ke dada selama paling
sedikit 3 minggu.
Lanjutan. . .
3. Metode Kocher
penderita berbaring ditempat tidur dan pemeriksa berada disamping
penderita. Sendi siku dalam posisi fleksi 90 dan dilakukan traksi sesuai
garis humerus, kemudian dilakukan rotasi ke arah lateral dan lengan di
adduksi dan sendi siku dibawa mendekati tubuh ke arah garis tengah
dan lengan kemudian dirotasi ke medial sehingga tangan jatuh di daerah
dada. Teknik ini kurang direkomendasikan karena dapat mengakibatkan
cidera pada nervus, pembuluh darah dan pada tulang.
Pencegahan

1.
KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada dislokasi anterior adalah


timbulnya dislokasi kambuhan, lesi pleksus brakialis dan nervus
aksilaris serta interposisi tendo bisep kaput longum. Robekan
arteri aksilaris juga dapat terjadi terutama pada orang tua yang
dilakukan reduksi dislokasi dengan tenaga yang berlebihan.
PENGKAJIAN
1. Identitas klien
Nama : Tn. M
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : laki – laki
Diagnosis : Dislokasi Anterior Bahu
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Tidak ada
b. Riwayat kesehatan sekarang
 Kepala humerus (tulang lengan atas) terlepas seluruhnya dari
rongga glenoid (soket bahu)
 Dislokasi anterior lengkap
 Kerusakan ligamen dan robeknya labrum (jaringan karet)
Lanjutan...
3. Pemeriksaan Fisik
a. Muskuloskeletal
 Kepala humerus (tulang lengan atas) terlepas
seluruhnya dari rongga glenoid (soket bahu)
 Dislokasi anterior lengkap
 Kerusakan ligamen dan robeknya labrum (jaringan
karet)
Analisa data
No. Data Etiologi Masalah
1. Ds : - Dislokasi
Do : 
 MRI pasien terlihat adanya dislokasi Cidera jaringan lunak
Gangguan Rasa Nyaman Nyeri
anterior lengkap 
Diskontinuitas jaringan

Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

2. Ds : - Dislokasi
Do : - 
Data objektif yang seharusnya ada pada pasien Diskontinuitas tulang

merasa malu 
Gangguan citra tubuh
Tidak menerima perubahan tubuh yang Perubahan jaringan

terjadi / akan terjadi 
Pergeseran figmen tulang
 Menolak melihat bagian tubuh (aktivitas

social menerun)
Deformitas tulang

Gangguan citra tubuh
Diagnosa keperawatan

1. Gg. Rasa nyaman nyeri b.d diskontinuitas jaringan


2. Gg. Citra tubuh b.d deformitas tulang
No Diagnosa Perencanaan

Tujuan & Kriteria hasil Intervensi Rasional

1. Gg. Rasa nyaman nyeri b.d Tujuan : A. Mandiri A. Mandiri


diskontinuitas jaringan d.d Setelah diberi tindakan selama 2x24 1. Kaji skala nyeri 1. Mengetahui intensitas nyeri
Ds : - jam pasien merasa nyaman dan 2. Berikan posisi relaks pada pasien 2. Posisi relaksasi pada pasien dapat
Do : mengalihkan fokus pikiran pasien
nyeri dapat teratasi.
MRI pasien terlihat adanya pada nyeri.
 Kriteria Hasil : 3. Ajarkan teknik distraksi dan 3. Tehnik relaksasi dan distraksi dapat
dislokasi anterior lengkap 1. Klien tampak tidak meringis relaksasi mengurangi rasa nyeri.
lagi 4. Berikan lingkungan yang nyaman, 4. Meningkatkan relaksasi pasien
2. Klien tampak rileks dan aktifitas hiburan
B. Kolaborasi B. Kolaborasi
5. Kolaborasi pemberian analgesik 5. Analgesik Mengurangi nyeri

2. Gg. Citra tubuh b.d deformitas Tujuan : 1. Kaji konsep diri pasien 1. Dapat mengetahui pasien
tulang d.d Setelah diberikan tindakan 2. Kembangkan BHSP (Bina Hubungan 2. Menjalin saling percaya pada pasien
Ds : - keperawatan selama 2x24 jam Saling percaya) dengan pasien
3. Bantu pasien mengungkapkan 3. Menjadi tempat bertanya pasien
Do : - pasien dapat menerima situasi
masalahnya untuk mengungkapkan masalah nya
Data objektif yang seharusnya dirinya.
4. Bantu pasien mengatasi 4. Mengetahui masalah pasien dan
ada pada pasien merasa malu Kriteria hasil :
masalahnya. dapat memecahkannya
 Tidak menerima perubahan 1. Pasien bisa mengatasi
tubuh yang terjadi / akan masalah citra tubuhnya
terjadi
sendiri.
 Menolak melihat bagian
tubuh (aktivitas social
menerun)
TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai