Anda di halaman 1dari 64

QUALITY ASSURANCE IN LAB.

TESTS

Dokter: Pertanyaan Klinis?


Diagnosis terjawab !
Persiapan Pasien
Specimen collection/handling
Pelaporan hasil PASIEN

3.PASCA ANALISIS 1. PRE-ANALISIS

Menambah nilai 2.ANALISIS


data
Transpor BP
(LABORATORIUM)

QC
John AS; Critical Care Testing. Qualty Assurance. 1st ed.
KESALAHAN DI LABORATORIUM MEDIK (Sathl. 1998)

 Kesalahan pre analitik:75%


 Kesalahan pd analitik:13,3-16%
 Kesalahan pasca analitik: 9-30,8%
(Bonini,PA, Clin Chem 2002;48:691-8)

 Sulit: memonitor semua variabel pre-analitik,


tidak semua hal langsung berada di bawah
kendali dan pengawasan lab dan dokter.
Sepuluh PENOLAKAN terbanyak thd BP:
1. Salah identitas pasien
2. Salah melabel spesimen
3. BP terlalu sedikit, salah perbandingan
antikoagulan darah
4. Salah homogenisasi/ beku
5. Salah tabung/ salah antikoagulan
Sepuluh penolakan BP……(lanjutan)

6. Hemolisis; lipemik
7. Hemokonsentrasi
8. Terpapar cahaya, suhu ekstrim
9. Waktu pengambilan tidak tepat dan
terlambat pengiriman
10. Salah penanganan: sentrifus, salah
log-in, penyimpanan BP tidak benar
Interfering factors:
 Makan (2 jam PP 800 kalhemodilusi)
 Merokok (Hb, WBC, RBC >>)
 Latihan fisik (Hb >>, RBC <<)
 Kehamilan (hemodilusi)
 Obat (kortikosteroid,
adrenalinWBC>>)
 Donor darah & transfusi
 Variasi diurnal (eosinofil << , Fe >> pada
pagi hari)
Antikoagulan pada pemeriksaan
hematologi
 Ethylene Diamine Tetra acetate (EDTA)
K2 EDTA/ K3 EDTA/ Na EDTA, dosis 1,5
mg/mL, K3 EDTA lebih baikpH mendekati
pH darah (7,4-7,6)
 Na Citrate 0,109 M (3,2%)
LED  dipakai perbandingan 1:4
Hemostasis perbandingan 1:9 + buffer
Perubahan kuantitatif Parameter
Hematologi

Parameter Suhu kamar Suhu 4 derajat

Hemoglobin 24 Jam 24 jam

Leukosit 24 Jam 24 jam

Eritrosit 12 jam 24 Jam

Ht 6 jam 24 jam

trombosit 24 jam 24 jam


Perubahan Kualitatif Parameter
Hematologi
Parameter Suhu Kamar Suhu 4 derajat

Eritrosit 2 jam 4 jam

Leukosit 1 jam 2 jam


PEMERIKSAAN HEMATOLOGI SEDERHANA
Anemia :
 Terjadi penurunan dari :
 Hemoglobin
 Hematocrit
 RBC count

Klasifikasi anemia :
• Ringan-sedang (Hb 7-10 g/dL)
• Berat (Hb < 7 g/dL)
Pemeriksaan laboratorium
untuk diagnosis anemia :

 Pemeriksaan Hematologi
Dasar
 Pemeriksaan hematologi untuk
menentukan jenis dan etiologi
anemia
Pemeriksaan hematologi
dasar
 Kadar hemoglobin
 Hematokrit
 Jumlah eritrosit
Pemeriksaan untuk
menentukan jenis anemia

Indeks eritrosit
Morfologi darah tepi

Normokrom Hipokrom Makrositer


Normositer Mikrositer
Hemoglobin (Hb)
 Komponen utama eritrosit
 Secara fisiologis membawa
oksigen ke jaringan
 Buffer thd.CO2 yang terbentuk
pada metabolisme
Metoda penentuan kadar
Hemoglobin
 Sianmethemoglobin (*)
 Oksihemoglobin
 Kolorimetri* :
 Sahli (*)
 Talqvist
Metoda Sahli :
Darah + Asam (HCl)  acid hematin (coklat)

warna coklat dibandingkan dgn warna


standar

Kekurangan metoda Sahli :


- Warna acid hematin tdk stabil
- Warna standar tdk stabil
- Kalibrasi pada tabung sangat rapat
Metoda Sianmethemoglobin
Hb + K3Fe(CN)6  methemoglobin +
KCN  Sianmethemoglobin (KCN)
(dibaca dgn fotometer pada panjang
gelombang 540 nm)

Keuntungan metoda ini : larutannya


stabil
Automatic Hematology Analyzer
Kesalahan pada pengukuran Hb

Tidak baiknya :
 Pengambilan sampel
 Penanganan sampel
 Persiapan/Penyimpanan reagensia
 Alat/petugas
Nilai rujukan Hemoglobin
Usia Kadar Hemoglobin
(g/dL)
Infants :
 Newborns (<1 mgg) 14.0 – 22
 6 bulan 11.0 - 14
Anak (1-15 tahun) 11.0 - 15

Dewasa :
 Laki2 14.0 – 18
 Perempuan 12.0 - 16
Klasifikasi anemia berdasarkan
indeks eritrosit:
Size (MCV) Hgb content Possible causes
(fL) (MCHC) (%)

Normocytic Normochromic Bonemarrow failure, hemolytic anemia,


(80-100) (32-36) chronic renal disease, leukemia,
metastatic malignancy

Macrocytic Normochromic Megaloblastic and nonmegaloblastic


(>100) (32-36) macrocytic anemias (e.g.,liver disease,
myelodysplasia)

Microcytic Hypochromic Iron deficiency, sideroblastic anemia,


(<80) (<32) thalassemia, lead poisoning, chronic
diseases, chronic infection or
inflammation, unstable hemoglobins
Hematokrit
 Packed Red Blood Cell Volume
 Packed Cell Volume (PCV)
 Volume eritrosit yg dimampatkan
 Yaitu rasio antara volume eritrosit
dgn volume darah lengkap,
dinyatakan dalam %
Cara makro
Cara mikro
Pengukuran
Metode Sentrifugasi / Cara makro :
 Darah dgn.antikoagulan dimasukkan
dalam tabung yg panjang100 mm,
disentrifus 3000 rpm selama 30
menit. Hasil langsung dibaca pada
skala pada tabung.
Cara mikro :

Darah dimasukkan pada tabung


kapiler panjang7 mm diameter 1 mm,
sentrifus 11.000-15.000 rpm/5 menit,
baca dengan alat khusus
Perhitungan  pada alat otomatis

Nilai rentang normal

 Laki-laki 42 - 52%
 Perempuan 37 – 47%

Masalah pada pengukuran hematokrit antara lain :


 Kalibrasi sentrifus yang tidak tepat

 Pemilihan tempat pengambilan darah

 Rasio darah dan antikoagulan tidak tepat

 Kesalahan pembacaan
Jumlah eritrosit
Prinsip: darah diencerkan dengan larutan formal sitrat.
Jumlah sel dihitung deng kamar hitung Improved
Neubauer

Pemeriksaan :
 Manual reagent Hayem
 Otomatis

Nilai rujukan normal :


 Laki-laki : 4,5 – 6,5 juta/mm3
 Perempuan : 4,0 – 5,6 juta/mm3
MORFOLOGI SEDIAAN HAPUS DARAH
TEPI

 Pewarnaan Wright, Giemsa


 Eritrosit normal berbentuk bikonkaf,
diameter 7-8 um.
 Pada slide apus : berwarna
kemerahan, bgn tepi gelap, makin ke
tengah makin pucat
Pembuatan Blood smear
EM of Normal Red Blood
Cells
Normal :
 volume, ukuran dan bentuk relatif
sama

Patologis :
 Mikrositosis
 Makrositosis
 Anisositosis
 Poikilositosis
 Hipokrom
 Polikromasi / polikromatofilia
Hipokrom mikrositer
Aniso-poikilositosis
Bentuk abnormal
 Sferosit
 Leptosit
 Skistosit
 Stomatosit
 Sel pensil
 Ovalosit

Eritrosit berinti
Benda inklusi
 Basophilic stippling
 Howell Jolly bodies
 Heinz bodies
 Cabot’s ring
 Granula sideroblastik
 Ring sideroblast
 Pappenheimer bodies
Basophilic stippling(2) .

Catatan: Sel
dengan basophilic
stippling. Juga ada
anisositosis.
KELAINAN PADA HEMOSTASIS
Pemeriksaan sederhana penyaring
hemostasis
 Hitung trombosit
 Masa perdarahan (BT)
 Uji pembendungan (RL)
 Masa pembekuan (CT)
Hitung Trombosit
 Prinsip: darah diencerkan dengan
larutan ammonium oksalat 1% yang
melisiskan RBC. Hitung trombosit
dengan kamar hitung Improved
Neubauer
 Metode: Manual
Otomatis
 Nilai rujukan: 150 ribu-400 ribu/ uL
Sumber kesalahan
 Sampel dibolak balik, bukan dikocokbusa
 Tetesan pertama dibuang
 Salah menghitung karena menyinggung garis
batas yg seharusnya tidak dihitung
 Isi tabung harus dicampur minimal selama 10
menit, dan biarkan sel mengendap selama 10
menit di kamar hitung
BLEEDING TIME

 VASCULAR
 PLATELET

1. DUKE METHOD (ear lobe)

Every
30 sec

KERTAS
SARING 5 mm

BULAT

Nilai normal: 1-3 menit


Rumple leed

SYSTOLIC
DIASTOLIC
5 cm
100 mmHg
5 cm
5 min

Leave for 5 min

petechiae

Nilai Normal: < 10 petechiae


Masa Pembekuan (Clotting Time)
 Prinsip: Darah bila kontak dengan dinding kaca
akan terjadi aktivasi faktor XII dan trombosit
melalui jalur intrinsik membentuk fibrin.
Lamanya darah membeku disebut masa
pembekuan
 Metode : Lee & White, Nilai N: 5-11 menit
 Metode : Slide test, Nilai N: 1-6 Menit
Latihan Interpretasi
Pemeriksaan Penyaring

55
Keadaan 1.

Tes Hasil Keadaan


- Normal - Penyakit von
PT N
Willebrand (ringan)
- Kelainan fungsi trombosit - Kelainan fibrinolisis
APTT N
- Defisiensi F XIII
TT N
- Kelainan vaskuler
Fibr. N
- Defisiensi faktor
Tromb. N
pembekuan (ringan)

56
Keadaan 2.

Tes Hasil Keadaan


- Defisiensi F VII
PT L
- Fase awal terapi
APTT N
antikoagulan oral
- Lupus antikoagulan
TT N
- Defisiensi ringan faktor
Fibr. N
II, V atau X

Tromb. N

57
Keadaan 3.

Tes Hasil Keadaan


- Defisiensi Faktor VIII, IX,
PT N
XI, XII, Prekalikrein,
HMWK
- Circulating anticoagulant
APTT L
- Penyakit von
Willebrand
- Defisiensi (ringan)
TT N
Faktor II, V atau X

Fibr. N
Tromb. N

58
Keadaan 4.

Tes Hasil Keadaan


- Defisiensi vit.K - Kombinasi defisiensi F
PT L
V dan VIII
- Oral antikoagulan
APTT L
- Defisiensi F V, II, X
TT N
- Kelainan hati 
Fibr. N
defisiensi beberapa
faktor

Tromb. N

59
Keadaan 5.

Tes Hasil Keadaan


- Heparin
PT L
- Kelainan hati
APTT L
- Defisiensi/kelainan
TT L
Fibrinogen
- Inhibisi polimerisasi fibrin
Fibr. N/A
- Hiperfibrinolisis
Tromb. N

60
Keadaan 6.

Tes Hasil Keadaan


- Trombositopenia
PT N
APTT N
TT N
Fibr. N
Tromb. Low

61
Keadaan 7.

Tes Hasil Keadaan


- Transfusi masif
PT L
- Penyakit hati
APTT L
TT N
Fibr. N/A
Tromb. Low

62
Keadaan 8.

Tes Hasil Keadaan


- DIC
PT L
- Penyakit hati akut
APTT L
TT L
Fibr. Low
Tromb. Low

63

Anda mungkin juga menyukai