Anda di halaman 1dari 62

KELOMPOK 7

PKM BALONGBENDO
PENDAHULUAN

 Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
leprae.
 Jumlah kasus baru kusta di dunia dari tahun 2005 sampai 2012
mencapai 2.004.590 kasus (WHO, 2013).
 Di Indonesia, terjadi peningkatan kasus kusta pada tahun 2011 dengan
jumlah kasus mencapai 23.169.
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana memberikan pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang berkesinambungan dan
menyeluruh kepada Tn. K sebagai penderita,
keluarga dan masyarakat sekitar dengan
memperhatikan beberapa faktor lingkungan,
ekonomi dan sosial budaya keluarga?
TUJUAN

 Tujuan Umum
Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
berkesinambungan dan menyeluruh kepada Tn. K sebagai
penderita, keluarga dan masyarakat sekitar dengan
memperhatikan beberapa faktor lingkungan, ekonomi dan
sosial budaya keluarga.
TUJUAN KHUSUS


 Mengidentifikasi pasien (patient disease centered)
 Mengidentifikasi faktor keluarga fungsi dan faktor lingkungannya
 Mengidentifikasi pelayanan kesehatan, keluarga dan masyarakat
 Menyimpulkan masalah pasien, keluarga dan lingkungannya
(diilustrasikan dengan diagram Blum dan Fish Bone)
 Pembahasan yaitu membahas solusi yang harus dilakukan
 Rencana intervensi (program untuk keluarga pasien dan masyarakat
sekitarnya (diusulkan tidak perlu karena sudah ada dipembahasan).
Manfaat bagi Institusi Pendidikan dan Dokter Muda


Meningkatkan pemahaman dokter muda tentang penyakit
serta kehidupan keluarga dan masyarakat sekitarnya

Meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi antar


dokter muda dengan mahasiswa

Dokter muda dapat melatih diri dalam memenuhi kebutuhan


dan tuntutan kesehatan pasien
Manfaat bagi Pasien dan Keluarganya

Memberikan wawasan dan pemahaman kepada pasien dan
keluarganya mengenai penyakitnya dan penanganannya agar
tidak menyebabkan komplikasi yang berat apabila penyakit
menular agara tidak menular minimal kepada anggota
keluarganya
Manfaat bagi Puskesmas dan Institusi

 Sebagai pengetahuan dan sumber evaluasi dalam peningkatan
pelayanan terhadap penyakit Kusta serta penanganannya dan sehingga
dapat mewujudkan suatu program layanan primer yang dapat
mengatasi permasalahan dalam penyakit ini.
2.1. Identitas Penderita

Tn. K 67 th PETANI SD

Ds. Gagang
Tanggal Periksa : 18
Kepuhsari,
Oktober 2018
Balongbendo
KU: Bercak merah pada punggung dan rasa tebal pada
kedua betis


Keluhan yg diderita ≤ 8bln, awalnya bercak merah sebesar uang logam tanpa
gatal/nyeri. Semakin hari semakin besar dan terasa tebal. Timbul di kedua sisi
punggung.

RPD : riwayat hipertensi (-), alergi obat (-), jantung(-), asma(-).

RPK : Keluhan serupa sprit bercak merah (-), hipertensi(-), DM(-).

Sosial Ekonomi : Sebelum sakit bekerja petani. Istri IRT menantunya bekerja karyawan
pabrik dgn gaji Rp. 1.600.000/bulan.
RIWAYAT SOSIAL
 Di rumah
dan
beribdah

minum obat Makan


teratur 3x/hr

Jarang
olahraga
Pemeriksaan Fisik
kesadaran compos mentis (GCS
E4V5M6), status gizi kesan cukup  Kepala : Bentuk mesocephal, tidak
ada luka, rambut tidak mudah dicabut,
tidak ditemukan atrofi m. temporalis,
makula, papula, nodula, kelainan mimik
Nadi :86x/menit, regular,
wajah/bells palsy
sis cukup, simetris
Pernafasan :18 x/menit (normal
18 – 20/mnt)
Suhu :36,30C (36 – 36.50C) Mata : pupil isokor
Tensi :130/80 mmHg (3mm/3mm)Normal , reflek kornea kanan
dan kiri baik, wama kelopak (coklat
BB : 67 kg kekitaman) radang/conjunctivitis/uveitis
TB : 168 cm (-), lagofthalmus (-).
BB/(TB)2 = 67/(1,68)2 = (BMI
(basal Metabolisme indeks) 21,6)
Status Gizi= Normal
Hidung : Nafas cuping hidung tidak

ada, sekret tidak ada, epistaksls tidak ada,


deformitas hidung tidak ada,
Telinga : Nyeri tekan pada
hiperpigmentasi tidak ada, sadle nose
tidak ada  mastoid (-) secret(-), pendengaran
berkurang (-), cuping telinga dalam
Mulut : bibir tampak kering, lidah
batas normal
bersih, papil lidah tidak mengalami
natrofi, tepi lidah tidak hiperemis dan
tidak tremor Tenggorok : Tonsil tidak
mengalami pembesaran, pharing

Leher : Trakea ditengah, pembesaran hiperemis tidak ada


kelenjar tiroid tidak ada, pembesaran
kelenjar limfe tidak ada, lesi pada kulit
tidak ada
COR
I : ictus cordis tak tampak PULMO
P: ictus cordis tak kuat angkat
P: batas kiri atas : SIC U 1 cm 
I : pengembangan dada kanan
sama dengan kiri
lateral LPSS P : fremitus raba kiri sama
batas kanan atas : SIC II LPSD dengan kanan
batas kiri bawah : SIC V 1 cm P : sonor/sonor
lateral LMCS A: suara dasar vesikuler normal
batas kanan bawah : SIC IV suara tambahan RBK (Rochi
LPSD Basah Kasar) tidak ada,
batas jantung kesan tidak whezing tidak tidak didengar.
melebar Dinamis (depan dan belakang)
A: BJ I-II intensitas normal,
regular, tidak ada bising
ABDOMEN
I : dinding perut sejajar 
SISTEM COLUMNA
VETEBRATA
dengan dinding dada,
I : deformitas tidak ada ,
venektasi tidak ada Edema(-), Akral dingin (-)
skoliosis tidak ada,
A :Bising usus normal
kiphosis tidak ada,
P : soepel, tidak ada nyeri
lordosis tidak ada
tekan, hepar dan lien tak
P : tidak ada nyeri tekan
teraba
P : tidak ada NKCV
P : tympani seluruh lapang
perut
Kulit

 Warna sawo matang, ikterik (-) dan sianosis(-).
 Status lokalis: regio thorax posterior tampak multiple makula hiperpigmentosis
berjumlah 3, masing masing berukuran 16x12cm, 14x10cm dan 7x6cm dengan batas
tegas disertai skuama.
Pemeriksaan Neurologis

 N. Fascialis : Motorik D/S : (+/+), Lagoftalmus (-/-)
 N. Auricularis Magnus : Sensorik : D/S : (+/+)
 N. Medianus : Motorik D/S : (+/+)
 N. Radialis : Motorik D/S : (+/+)
 N. Ulnaris : Motorik D/S : (+/+)
 N. Peroneus Communis : Motorik D/S : (+/+)
 N. Tibialis Posterior : Sensorik : D/S : (+/+)
 Lesi Thorax Posterior : Sensorik : Hipetesia (+)
Status Psikis

Penampilan : sesuai umur, perawatan diri cukup
Kesadaran : kualitatif tidak berubah; kuantitatif compos mentis
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : bentuk :realistik
Isi : tidak ada waham, halusinasi, ilusi
Arus : koheren
Insight : baik

Pemeriksaan Penunjang : BTA (+) Positif
GEJALA (TRIAS)

Menegakkan diagnosis Kusta (cardinal sign minimal 1 diantara 3):
1. Ada kelainan kulit yang kemerahan atau hiperpigmentasi yang
hipestesia sampai anastesia,
2. Kerusakan saraf tepi (penebalan saraf terutama: n. aurikalus magnus,
n. poplitea lateralis),
3. BTA +.
PB MB

1. Bercak (makula) 1-5 Banyak


a. Jumlah
b.Ukuran Kecil dan besar Kecil-kecil

c. Distribusi Unilateral atau bilateral asimetris Bilateral, simetris

d. Konsistensi

e. Batas
Kering dan kasar

Tegas
 Halus, berkilat

Kurang tegas

f. Kehilangan rasa pada bercak Selalu ada dan jelas Biasanya tidak jelas, jika ada, terjadi pada yang sudah
lanjut
g. Kehilangan kemampuan berkeringat dan bulu Bercak tidak berkeringat, ada bulu rontok pada bercak Bercak masih berkeringat dan bulu tidak rintok
rontok pada bercak
2. Infiltrat Tidak ada Ada, terkadang tidak ada
a. Kulit
b. Membran mukosa (hidung tersumbat Tidak ada Ada, terkadang tidak ada
perdarahan di hidung)
3. Ciri-ciri khusus Central healing (penyembuhan di tengah) 1. Punch out lesion / lesi seperti donat
2. Madarosis
3. Ginekomastia
4. Hidung pelana
5. Suara sengau
4. Nodulus Tidak ada Terkadang ada

5. Penebalan syaraf Lebih sering terjadi dini, asimetris Terjadi pada yang lanjut, biasanya lebih dari 1 dan
simetris
6. Deformitas Biasanya asimetris terjadi dini Terjadi pada stadium lanjut

7. Apusan BTA negatif BTA positif


Resume

Pada Pasien didapatkan:
 Tampak multiple makula eritematous masing masing berukuran
16x12cm, 14x10cm dan 7x6cm dengan batas tegas disertai skuama regio
thorax posterior.
 Terdapat ganguan sensorik pada lesi di thorax posterior (hipestesia)
 Test BTA Positif (+)
DIAGNOSIS

Morbus
Hansen
Tipe
Multibasiler
Diagnosis Sosial Ekonomi

Dan Budaya :
Diagnosis Psikologis : Afek
Status ekonomi menengah ke bawah.
emosi dalam batas normal
Kondisi tempat tinggal penderita
kurang bersih, tidak ada jamban,
ventilasi udara dan pencahayaan yang
kurang.
TX NON FARMAKOLOGI

Edukasi tentang kepatuhan minum obat

Menjaga Hygiene

Penjelasan singkat tentang Penyakit tersebut

Olahraga Secara Teratur


TX FARMAKOLOGI

Pemberian MDT selama 12 Bulan :

Dapson 100mg/hr

Rifampisin 600mg 1x/bln (diawasi)

Klofazimin 50mg/hr dan 300mg 1x/bln (diawasi)


Follow Up
Tanggal 18 Oktober 2018 Tanggal 25 Oktober 2018


S : Pasien mengatakan tidak ada keluhan S : Pasien mengatakan tidak ada keluhan
O : Keadaan umum : baik, Compos Mentis O : Keadaan umum : baik, Compos Mentis
T : 130/80 mmHg, Nadi 86x/m, RR 18x/m, Tax : T : 130/80 mmHg, Nadi 86x/m, RR 18x/m, Tax :
36,30C 36,30C
Status lokalis: regio thorax posterior tampak Status lokalis: regio thorax posterior tampak multiple
multiple makula eritematous masing masing makula eritematous masing masing berukuran
berukuran 16x12cm, 14x10cm dan 7x6cm dengan 16x12cm, 14x10cm dan 7x6cm dengan batas tegas
batas tegas disertai skuama disertai skuama
Status saraf: Status saraf:
N. Fascialis: Motorik D/S : (+/+), Lagoftalmus (-/-) N. Fascialis: Motorik D/S : (+/+), Lagoftalmus (-/-)
N. Auricularis Magnus : Sensorik : D/S : (+/+) N. Auricularis Magnus : Sensorik : D/S : (+/+)
N. Medianus : Motorik D/S : (+/+) N. Medianus : Motorik D/S : (+/+)
N. Radialis : Motorik D/S : (+/+) N. Radialis : Motorik D/S : (+/+)
N. Ulnaris : Motorik D/S : (+/+) N. Ulnaris : Motorik D/S : (+/+)
N. Peroneus Communis: Motorik D/S : (+/+) N. Peroneus Communis: Motorik D/S : (+/+)
N.Tibialis Posterior : Sensorik : D/S : (+/+) N.Tibialis Posterior : Sensorik : D/S : (+/+)
Lesi Thorax Posterior: Sensorik : Hipetesia (+) Lesi Thorax Posterior: Sensorik : Hipetesia (+)
A : Morbus Hansen tipe Multibasiler A : Morbus Hansen tipe Multibasiler
P : Dapson 1x100mg P : Dapson 1x100mg
Klofazimin 1x50mg Klofazimin 1x50mg
Faktor Keluarga

Struktur Keluarga :
Keluarga Tn. K termasuk keluarga
patriakal Tn K. yang dominan dan
memegang kekuasaan dalam
keluarga

• Alamat lengkap: Ds. Gagang


RT 19 / RW 06 Kecamatan
Balongbendo, Kabupaten keterangan
Sidoarjo, Jawa Timur Laki-laki Pasien
• Bentuk Keluarga :
Extended family Perempuan
Pola Interaksi Keluarga
Penderita

Istri Penderita
Keterangan :
: Hubungan Baik dan Dominan
: Hubungan Baik
: Hubungan Tidak Baik

Menantu Anak Penderita


Penderita
Fungsi Keluarga :
APGAR SCORE

FAKTOR Score
TEORI TEMUAN
2 1 0
Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga
Bagaimana dukugan dari keluarga apabila
saya bila saya menghadapi masalah
ada salah seorang anggota keluarga
mengalami masalah, terutama untuk masalah
Adaptation 
kesehatan. Adakah saling keterbukaan di
dalam keluarga tersebut (Notoatmodjo,
2003).
Komunikasi yang terjalin antara anggota Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan
membagi masalah dengan saya
keluarga. Apakah pada saat salah satu
anggota keluarga memiliki masalah,
Partnership 
terutama untuk masalah kesehatan,
didiskusikan bersama bagaimana
pemecahannya (Notoatmodjo, 2003).
Apakah keluarga tersebut dapat memenuhi Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan
mendukung keinginan saya untuk melakukan
Growth kebutuhan-kebutuhannya kegiatan baru atau arah hidup yang baru 
(Notoatmodjo,2003).
FAKTOR Score
TEORI TEMUAN
2 1 0
Hubungan kasih sayang Saya puas dengan cara keluarga
dan interaksi antar saya mengekspresikan kasih
Affection anggota keluarga
sayangnya dan merespon emosi 
saya seperti kemarahan, perhatian


(Notoatmodjo, 2003). dll
Saya puas dengan cara keluarga
Kepuasan di dalam
saya dan saya membagi waktu
keluarga akan waktu dan bersama-sama
kebersamaan yang
Resolve diluangkan oleh masing- 
masing anggota keluarga
bagi keluarganya
(Notoatmodjo, 2003).
Total Score 10

 Total poin dari APGAR keluarga Tn. K adalah 10.


 Hal ini menunjukkan bahwa fungsi fisiologis yang dimiliki keluarga Tn. K dan
keluarganya dalam keadaan baik.
 Hubungan antar individu dalam keluarga tersebut terjalin baik.
Tabel SCREEM

SUMBER PATHOLOGY KET
Sosial Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga juga dengan saudara _
partisipasi mereka dalam masyarakat cukup meskipun banyak keterbatasan.

Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat dilihat dari _
pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di lingkungan, banyak
tradisi budaya yang masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara yang bersifat
hajatan, sunatan, dll. Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan kesopanan
Religius Pemahaman agama cukup baik. Sholat 5 waktu di jalani dengan baik. Dan –

Agama menawarkan setiap sholat sebisa mungkin mereka sholat bersama. Di dalam rumah pasien

pengalaman spiritual yang baik juga memiliki tempat beribadah khusus yang tidak tercampur dengan

untuk ketenangan individu yang ruangan lain.


tidak didapatkan dari yang lain
SUMBER PATHOLOGY KET
Ekonomi Ekonomi keluarga ini tergolong menengah ke bawah, untuk kebutuhan +
primer bisa terpenuhi dan mampu mencukupi beberapa kebutuhan
sekunder tanpa mengabaikan skala prioritas kebutuhan sehari-hari.
Edukasi Pendidikan anggota
 keluarga kurang cukup memadai.
pendidikan dan pengetahuan kurang. Kemampuan untuk memperoleh
Tingkat +

dan memiliki fasilitas pendidikan kurang.


Medical Mampu menggunakan pelayanan kesehatan yang memadai. Dalam _

Pelayanan kesehatan mencari pelayanan kesehatan keluarga ini biasanya menggunakan


puskesmas memberikan Puskesmas namun jaraknya lumayan jauh.
perhatian khusus terhadap
kasus pasien

Kesimpulan :
Pasien dan keluarga mempunyai masalah dalam fungsi patologis yang meliputi:
• ekonomi (pasien dan keluarganya memiliki kesulitan ekonomi)
• edukasi (pendidikan pasien dan keluarga kurang)
• Keterbatasan ekonomi dan edukasi berpengaruh dalam menghadapi penyakit.
Siklus Keluarga

Tn. K termasuk dalam siklus


ketujuh menurut Duvall di
mana tahap orang tua usia
menengah (usia 60 tahun-an).
Lingkungan fisik
 Gambaran Lingkungan Keluarga :

Rumah berukuran 14 x 8 m2

Ruang tamu, 3 kamar tidur, dapur,


dan kamar mandi yang tidak
memiliki fasilitas jamban.

Lantai rumah hanya di semen

Ventilasi dan pencahayaan yang kurang

Dinding rumah dari tembok dan dicat

Perabotan rumah tangga cukup lengkap

Sumber air menggunakan sumur


Lingkungan sosial
• Pasien ini termasuk keluarga
ekonomi menengah kebawah.
• Tingkat pendidikan yang rendah
menjadi penyebab kurangnya
akses informasi


Lingkungan ekonomi
Pelayanan Kesehatan
Lingkungan Sosial, • Kondisi perumahan dan
• Akses pelayanan kesehatan
pemukiman dan fasilitas umum
keluarga Tn. K sesungguhnya Ekonomi dan yang tersedia tergolong menengah
kurang baik karena jauh dengan Budaya kebawah
puskesmas.

Faktor perilaku Keluarga


• Tn. K adalah suami dari satu orang
istri dan ayah dari tiga orang anak.
• Pasien bekerja sebagai petani
• Pasien lulusan SD, sehingga dapat
dikatakan pendidikan kurang
Daftar Masalah

Masalah Aktif :
Morbus Hansen Tipe Multibasiler
Rendahnya tingkat Pendidikan yang mengkibatkan
kurangnya pengetahuan mengenai penyakit Morbus
Hansen (kusta)
Identifikasi Permasalahan Kesehatan Pasien
No. TEORI BLUM MASALAH KETERANGAN

a. Kurangnya kesadaran tentang kebersihan diri dan


1. PERILAKU A lingkungan.
b. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya
c. Tingkat pendidikan yang rendah
a. Kondisi sosial ekonomi menengah kebawah
2. NON PERILAKU B
b. Sanitasi rumah yang belum baik, tidak ada jamban dan
kurangnya pencahayaan maupun ventilasi
c. Kurangnya pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang
penyakit kusta dan penularannya
d. Dukungan dari keluarga dan masyarakat yang masih
belum optimal untuk menjaga pola hidup bersih dan
sehat
a. Fasilitas kesehatan yang cukup jauh dari rumah pasien
3. PELAYANAN C
b. Kurangnya media informasi/promosi kesehatan
KESEHATAN
Prioritas Masalah (Tabel Scoring)
No. PARAMETER MASALAH
A B C
1. Prevalence 5 5 2
2. Severity 4 4 2
3. Rate % increase 4 4 3
4. Degree of unmeeted 5 5 2
5. Social benefit 5 5 3
6. Public concern 5 5 3
7. Technical feasibility study 2 2 2
8. Resources availability 4 4 3

Jumlah 34 30 20
Rerata 4,25 3,75 2,5
Identifikasi Penyebab Masalah Fish Bone

PATIENT MANAGEMENT
Medikamentosa


Pemberian MDT selama 12 Bulan :
 Dapson 100 mg/hari
 Rifampisin 600 mg 1x/bulan (diawasi)
 Klofazimin 50 mg/hari DAN 300 mg 1x /bulan (diawasi)
Rencana promosi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan
kepada keluarga

a. Memberikan motivasi kepada keluarga untuk memperbaiki gaya hidup dan memulai hidup

bersih

b. Memberikan edukasi dan motivasi tentang pentingnya menerapkan pola makan yang seimbang

dan cukup gizi.

c. Memberikan motivasi kepada pasien untuk keteraturan meminum obat

d. Memberikan motivasi kepada pasien untuk rajin berolahraga ringan untuk menjaga kebugaran

e. Baik dokter maupun keluarga harus memberikan motivasi sehingga mental pasien menjadi lebih

kuat dalam menghadapi penyakit dan masalah ekonominya


2. Rencana edukasi penyakit kepada pasien dan keluarga

a. Menjelaskan dan memberikan informasi kepada pasien tentang penyakit kusta mencakup etiologi dan

penularan, pencegahan dan penanganan dini serta pengobatan. Juga edukasi tentang support

keluarga.

b. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa untuk mencegah penyakit ini dengan pola hidup

bersih dan sehat seperti seperti mengganti baju dan mandi setiap kali berkeringat

c. Jika terdapat keluhan, segera periksa kembali ke puskesmas agar segera mendapatkan penanganan

d. Harus minum obat dengan benar.


Prevensi Bebas Penyakit Untuk Keluarga Lainnya

• Bagi keluarga biasakan hidup bersih dimulai dari mencuci tangan dengan sabun dan
menerapkan kebiasaan mandi dua kali sehari.

• Menjaga daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi dan olahraga teratur.

• Memperhatikan sirkulasi dan sanitasi rumah, seperti membuka jendela saat siang dan
membersihkan kamar setiap hari.

• Edukasi tentang kusta merupakan penyakit menular sehingga keluarga dianjurkan


untuk melakukan pencegahan penularan dan memeriksakan dri ke pelayanan
kesehatan jika mengalami gejala yang serupa.
Prioritas Penyelesaian Masalah

No Masalah Efektivitas Efesiensi Hasil

M I V C P=

(MxIxV)/C
1 Perilaku
Penyuluhan tentang pentingnya pengetahuan 5 4 3 2 30
mengenai penyakit Kusta dan Penularannya
2 Lingkungan
Membudayakan pola hidup bersih dan sehat 5 4 3 3 20
dengan penyuluhan dan menggalakan kegiatan
gotong-royong bersih-bersih desa
3 Tenaga kesehatan
Kerjasama dengan kader kesehatan maupun 5 3 4 4 15
bidan desa terdekat untuk pemberian obat
MDT bulanan dan edukasi pasien untuk
melakukan kontrol rutin tiap 3 bulan.
Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
No Kegiatan Target Tujuan Sasaran Lokasi Waktu Volume Hasil yang
Kegiatan Diharapkan

1. Penyuluhan Memahami Pengetah Penderita Balai Oktob 1x Warga desa


tentang gejala, uan kusta dan Desa er- paham akan
pentingnya penularan, warga keluargany Gagang Nove bahaya
pengetahuan penanganan desa a, Kepuhs mber kusta,
mengenai dan tentang masyarakat ari 2018 khususnya
penyakit Kusta pencegahan kusta desa gejala dan
dan Kusta meningk Gagang penularann
Penularannyaya at kepuhsari ya
No Kegiatan Target Tujuan Sasaran Lokasi Waktu Volume Hasil yang
Kegiatan Diharapkan
2. Membudayakan Membiasaka Kualitas Masyarakat Balai Nove 1 minggu Masyarakat
pola hidup n hidup Desa Desa mber sekali dapat
bersih dan sehat pembersiha warga Gagang Gagang menghinda
dengan n desa Kepuhsari Kepuhs ri resiko
penyuluhan dan lingkungan membai ari penularam
menggalakan rumah k kusta
kegiatan dengan
gotong-royong lingkungan
bersih-beersih bersih dan
desa. sehat
No Kegiatan Target Tujuan Sasaran Lokasi Waktu Volume Hasil yang
Kegiatan Diharapkan
3. Kerjasama Pasien Pengoba kader Desa Nove 1 bulan Pasien
dengan kader mendapatka tan kesehatan Gagang mber sekali. mendapatk
kesehatan n obat dan pasien dan bidan Kepuhs an
maupun bidan pemeriksaa menjadi desa ari pengobatan
desa terdekat n rutin optimal terdekat optimal
untuk tanpa tanpa
pemberian obat terkendala terkendala
MTD bulanan jarak. jarak.
dan edukasi
pasien untuk
melakukan
kontrol rutin
tiap 3 bulan.
RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN KUSTA (POA) DI DESA GAGANG KEPUHSARI KECAMATAN
BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2018
KESIMPULAN

 Dari kondisi klinis dan pemeriksaan penunjang Tn. K di dapatkan tanda
vital dalam batas normal dan pada regio thorax posterior tampak multiple
makula eritematous masing masing berukuran 14x10cm dan 7x6cm
dengan batas tegas disertai skuama, dengan anestesi yang sudah
berkurang. Sejak sakit, Tn. K sudah tidak dapat bekerja.

 Keluarga Tn. K termasuk bentuk keluarga Extended family, fungsi keluarga


berdasarkan APGAR keluarga 10, Hal ini menunjukkan bahwa fungsi
fisiologis yang dimiliki keluarga Tn. K dan keluarganya dalam keadaan
baik
 Ekonomi Tn. K yang kurang, rumah dan lingkungan sekitar keluarga
kurang sehat, pengaturan vetilansi kurang baik, tidak ada jamban,
kamar mandi dengan bak dikuras seminggu sekali.

 Faktor lingkungan sosial keluarga masih lingkungan pedesaan,


ekonomi menengah kebawah, budaya agamis, akses kesehatan dengan
pelayanan kesehatan memadai cukup jauh.

 Faktor perilaku TN. K tidak memahami tentang penyakit kusta. Non


Perilaku Kondisi sosial, ekonomi dan pendidikan yang sangat terbatas

 Prioritas penyelesai maslah menyusun POA untuk kegiatan KIE Tn. K


dan keluarga demikian juga masyarakat
Saran

• Edukasi penderita dan keluarga mengenai Kusta dan
pengobatannya oleh petugas kesehatan atau dokter yang
Promotif menangani.

• Patuh tentang ketentuan petugas kesehatan dan Dokter


• Minum obat teratur sesuai dosis yang diberikan dokter
• Memeriksakan diri secara teratur ke Puskesmas
Preventif • Mengelola kehidupan untuk hidup bersih dan sehat
• Olahraga secara teratur yang disesuaikan dengan kondisi tubuh
Saran

• Pengobatan sedini mungkin komplikasi Kusta
• Pengobatan yang tepat sesuai pengobatan yang rasional
Kuratif • Keteraturan minum obat

• Memberikan dorongan bagi Tn. K untuk meminum obat


yang teratur, menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Rehabilitatif
Lampiran Foto




TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai