Ahmad Shah, Temerloh, Pahang, Malaysia Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi dari operasi dan hasil pengihatan pada pasien yang menjalani operasi katarak. Kata pengantar Katarak merupakan penyebab utama kebutaan dan ekstraksi katarak adalah operasi intraokular yang paling umum dilakukan di seluruh dunia.1 Tujuan dari operasi katarak adalah untuk membuat pasien dengan penglihatan pasca operasi yang optimal tanpa komplikasi / komplikasi yang minimal. Perkembangan operasi katarak dari (ICCE) dan (ECCE) hingga saat ini fakoemulsifikasi. Karena sayatan ukuran kecil dalam membuat perlukaan saat operasi, dengan fakoemulsifikasi tidak ada jahitan diperlukan. Keuntungan lain dari teknik ini meliputi penyembuhan lebih cepat ■ Survei National, populasi perkotaan dan pedesaan di negara bagian yang berbeda dari Malaysia mengungkapkan bahwa katarak menyebabkan 39% kebutaan bilateral dan 35,9% terjadi low vision(kerusakan pengelihatan).2 Metode Studi kohort retrospektif, mencakup data 1.632 operasi katarak sejak 2007-2010 di RS Sultan Haji Ahmad Shah, Temerloh, Pahang, Malaysia. Diperoleh dari Malaysian National Eye database. Pencatatan : 1. Keadaan demografi, Usia, jenis kelamin dan etnis 2. komorbiditas mata, trauma okular sebelumnya, operasi mata sebelumnya (pada mata yang akan dioperasi), Penyebab katarak, yaitu primer atau sekunder , Komorbiditas okuler dan sistemik. 3. jenis anestesi,lokal atau umum, Jenis lensa intraokular implan (IOL), dilipat atau non-dilipat, dan bahan IOL (PMMA, akrilik atau silikon) serta kekeruhan kapsul posterior juga dicatat 4. Komplikasi intraoperatif dan komplikasi pasca operasi, keahlian dokter bedah dan durasi operasi 5. jenis lensa intraokuler. Hasilnya akan dikoreksi sebelum dan sesudah operasi. 6. jenis operasi katarak (ICCE, ECCE, fakoemulsifikasi dan pencatatan Komplikasi 7. Akan dikoreksi ketajaman visual Faktor yang berkaitan dengan Komplikasi ■ intraoperatif ruptur kapsul posterior (PCR), kehilangan vitreous, dehiscence zonula, atau perdarahan suprachoroidal ■ pasca operasi edema kornea, endophthalmitis, dehiscence luka, peningkatan tekanan intraokular, sublukasi lensa intraokularpun. Setelah itu dikoreksi ketajaman visual pada 12 minggu pasca operasi dan dicatat. ■ tidak mencapai ketajaman visual yang baik akibat Silindris tinggi, posterior capsul opacification (keruh) (PCO), cystoid makular edema (CME), endophthalmitis, dekompensasi kornea, dislokasi lensa, ablasi retina atau komorbiditas mata yang sudah ada. Analisis Statistik ■ Data yang dimasukkan ke dalam software SPSS versi 16 (SPSS Inc, Chicago, IL, USA). ■ Data numerik dinyatakan sebagai mean dan standar deviasi (SD). ■ Variabel kategori dilaporkan sebagai frekuensi (n) dan persentase (%). ■ Analisis deskriptif dan analisis univariat dilakukan. Signifikansi diuji menggunakan uji Chi-square dan uji Exact Fisher mana yang sesuai. ■ P <0,05 dianggap signifikan secara statistik. Hasil
Tabel 1. Karakteristik pasien yang menjalani operasi katarak (n = 1632)
Tabel 2. Rincian dari operasi katarak dilakukan di 1.632 pasien Tabel 3. Faktor yang terkait dengan durasi operasi Tabel 4. Faktor yang terkait dengan komplikasi intraoperatif Tabel 5. Faktor yang terkait dengan komplikasi pasca operasi Gambar 1. Pra operasi dan pasca operasi visi pada pasien katarak Tabel 6. Faktor yang terkait dengan perbaikan visus (n=1632) DISKUSI ■ Ketajaman visus setelah op Fakoemulsifikasi > ECCE dengan durasi Fako 30 menit ■ Komplikasi : terendah Fakoemulsifikasi, terbesar ICCE ■ Komorbiditas mata : pseudoexfoliation, miopia tinggi, CoA dangkal, sindrom iris floppy zonulopathy : Hilangnya vitreous ■ Katarak dengan DM : komplikasi pasca op meningkat ■ Penyakit penyerta dengan retinopathy, glaukoma : ketajaman visus kurang baik Kesimpulan ■ Rata-rata usia pasien adalah 66,9 tahun dengan distribusi jenis kelamin yang sama. ■ Mayoritas adalah katarak karena usia. ■ Metode operasi Fakoemulsifikasi dilakukan lebih cepat dari operasi lainnya, terutama oleh dokter bedah spesialis. ■ Anestesi umum dikaitkan dengan komplikasi yang lebih besar. ■ Fakoemulsifikasi dinilai memiliki komplikasi yang kurang dan hasil visual yang lebih baik. ■ Usia dan penyebab katarak tidak mempengaruhi komplikasi. Ras melayu, adanya penyakit penyerta mata, mata kiri dan mata dioperasikan di bawah anestesi lokal lebih mungkin untuk mengalami peningkatan lebih visual. ■ Jenis kelamin, usia, penyebab katarak, penyakit penyerta sistemik dan keahlian dokter bedah serta komplikasi intra-dan pasca operasi tidak mempengaruhi hasil visual. ■ Kesimpulan: Fakoemulsifikasi memiliki hasil visual yang baik dalam operasi katarak. Durasi operasi, keahlian dokter bedah dan komplikasi tidak mempengaruhi hasil visual. TERIMAKASIH