– Nama : Tn. F
– Umur : 40 tahun
– Jenis Kelamin : Laki - Laki
– Status : Menikah
– Pekerjaan : Supir
– Alamat : Sekarwangi
Keluhan Utama
Pasien merasa nyeri hebat pada mata kanan sejak 4 hari yang lalu.
– Tanda vital
– Tekanan darah : 110/70
– Frekuensi nadi : 90 x/menit
– Frekuensi napas : 20 x/menit
– Suhu : 36,6 oC
– Pemeriksaan fisik lain : dalam batas normal
NO Keterangan OD OS
– Status ophthalmology 1. Tajam penglihatan 6/30 6/6
2. Gerakan bola mata
Diagnosis Kerja
Ulkus Kornea et causa Fungi OD
Diagnosis Banding
Keratitis Bakterial
Keratitis Viral
Tatalaksana
Prognosis:
– Pasien di rawat inap
Ad vitam : bonam
– Natacen ED 6 x 1 tetes OD
Ad fungsionam : dubia ad bonam
– Ketokonazol PO 2 x 1
Ad sanationam : bonam
– LFX ED 6 x 1 tetes OD
– Homatro ED 3 x 1 tetes OD
– Cefotaxim Inj 2 x 1
– Ketorolac PO 2 x 1
Analisa kasus No. Teori Kasus
1. Definisi
inflamasi yang disebabkan oleh infeksi jamur (dan menyebabkan
peradangan) pada kornea. Infeksi ini sampai ke stroma kornea.
2. Tanda dan gejala • Nyeri mata yang hebat
• Nyeri mata yang hebat • Berair
• Berair • Penglihatan menurun
• Penglihatan menurun • Silau
• Silau • Infiltrate kelabu
Pada mata akan terlihat • Hipopion
• Infiltrate kelabu
• Hipopion
• Ulserasi superfisial
• Lesi satelit.
4. Diagnosis Ulkus Kornea et causa Fungi OD
5. Prognosis:
Ad vitam : bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi
Ulkus kornea ec fungi merupakan istilah umum yang dipakai untuk inflamasi yang
disebabkan oleh infeksi jamur (dan menyebabkan peradangan) pada kornea.
Infeksi ini sampai ke stroma kornea. Faktor predisposisi antara lainnya adalah
trauma, pemakaian kontak lensa, dan steroid topikal. Trauma pada kornea yang
memicu terjadinya ulkus kornea ec fungi, biasanya trauma dengan tumbuhan atau
benda-benda organic.
Etiologi
1) Jamur berfilamen (filamentous fungi); bersifat multiseluler dngan cabang – cabang hifa.
1. Jamur bersepta: Fusarium spp, Acremonium spp, Aspergillus spp, Cladosporium spp,
Penicillium spp, Paecilomyces spp, Phialophora spp, Curvularia spp, Altenaria spp.
2. Jamur tidak bersepta: Mucor spp, Rhizopus spp, Absidia spp.
2) Jamur ragi (yeast)
Jamur uniseluler dengan pseudohifa dan tunas: Candida albicans, Cryptococcus spp,
Rodotolura spp.
3) Jamur difasik
Pada jaringan hidup membentuk ragi sedang pada media perbiakan membentuk
miselium: Blastomices spp, Coccidiodidies spp, Histoplasma spp, Sporothrix spp.
Filamentous fungi Nonfilamentous fungi (i.e. Candida)
(i.e. Fusarium, Aspergillus, Curvularia)
• Gray-white pada stroma kornea • Yellow-white infiltrate pada stroma
dengan batas putih berbulu. kornea
• Hipopion (+) • Hipopion (-/+)
Manifestasi Klinis
– Pasien akan mengeluh sakit mata yang hebat, berair, penglihatan menurun dan
silau. Dapat diawai dengan riwayat trauma terutama terkena tumbuhan,
pemakaian steroid topical lama.
– Pada mata akan terlihat infiltrate kelabu, disertai hipopion, peradangan, ulserasi
superfisial dan lesi satelit.
Diagnosis
Anamnesis
Dari riwayat anamnesis, didapatkan adanya gejala subjektif yang dikeluhkan oleh
pasien, dapat berupa mata nyeri, kemerahan, penglihatan kabur, silau jika melihat
cahaya, kelopak terasa berat. Yang juga harus ditanyakan ialah adanya riwayat
trauma, kemasukan benda asing, pemakaian lensa kontak, dan penggunaan
kortikosteroid jangka panjang.
Pemeriksaan Fisik
1. Visus
Didapatkan adanya penurunan visus pada mata yang mengalami infeksi oleh karena
adanya defek pada kornea sehingga menghalangi refleksi cahaya yang masuk ke dalam
media refrakta.
2. Slit lamp
Seringkali iris, pupil, dan lensa sulit dinilai oleh karena adanya terlihat infiltrate kelabu,
disertai hipopion, peradangan, ulserasi superfisial dan lesi satelit pada kornea.
Hiperemis didapatkan oleh karena adanya injeksi konjungtiva ataupun perikornea.
Pemeriksaan Penunjang
Tes fluoresein.
Pada ulkus kornea, didapatkan hilangnya sebagian permukaan kornea. Untuk melihat
adanya daerah yang defek pada kornea. (warna hijau menunjukkan daerah yang defek
pada kornea, sedangkan warna biru menunjukkan daerah yang intak).
Untuk menentukan mikroorganisme penyebab ulkus, oleh jamur. Yang utama adalah
melakukan pemeriksaan kerokan kornea (sebaiknya dengan spatula Kimura) yaitu dari dasar
dan tepi ulkus dengan biomikroskop. Dapat dilakukan pemeriksaan KOH 10% untuk melihat
hifa.
Penatalaksanaan
– Pasien perlu dianjurkan untuk rawat inap karena penyakit ini memerlukan terapi
yang teliti dan lama.
– Natamycin 5% tetes (terutama untuk jamur berfilamen) atau amfoterisin B
0,15% tetes (terutama untuk Candida), pada awalnya 1–2 jam sepanjang
waktu, lalu di turunkan dosisnya 4 hingga 6 minggu.
– Berikan siklopagik guna mencegah sinekia posterior untuk mengurangi uveitis.
– Steroid topical adalah kontraindikasi terutama pada saat awal terapi
– Dapat ditambahkan antijamur sistemik seperti Ketokonazole oral (200-600
mg/hari) efektif pada jamur Aspergillus, Fusarium, dan Candida. fluconazole
oral (200-400 mg/hari) untuk keratitis yeast .
Komplikasi