Anda di halaman 1dari 41

PATOGENITAS, RESPON

TERHADAP VIRUS, DAN

PENYEBARAN VIRUS

Disusun Oleh:

• Diah Ayuningtyas • Rizka Febrita Safitri


• M. Nicholas • Venska Agung
Martioso Pratama
• Novia Rizki • Yayang Putri
• Nur Wulan Rojihan
PATOGENITAS
VIRUS
PATOGENITAS VIRUS
Proses yang terjadi ketika virus menginfeksi pejamu.
Sebuah virus bersifat patogenik terhadap pejamu tertentu jika
ia dapat menginfeksi dan menyebabkan tanda-tanda
penyakit pada pejamu tersebut. Sebuah strain virus tertentu
lebih virulen dibanding strain lainnya jika ia secara umum
menyebabkan penyakit yang lebih berat pada pejamu yang
peka.
Gambaran Penting Penyakit Virus
Langkah – Langkah Patogenesis Virus

A. Proses Masuk dan Replikasi Primer

Menempel dan masuk ke salah satu sel di permukaan tubuh


kulit, saluran pernafasan, saluran urogenital atau konjungtiva.
Pengecualian terutama pada virus yang langsung dimasukkan
ke aliran darah oleh jarum (hepatitis B, HIV ) melalui transfuse
darah, atau melalui vector serangga ( arbovirus )
Jalur
Infeksi
Virus
Pada
Manusia
Yang
Sering
Terjadi
Port D’entrée Virus
1. Saluran Pernafasan 2. Saluran Pencernaan
Hanya virus tak berselubung yang
Penyakit yang ditimbulkan dapat bersifat
masih tetap infektif setelah lewat
setempat seperti pada virus influenza,
cairan lambung dan empedu. Virus –
parainfluenza, virus rubeola dan coronavirus
virus tersebut ada yang hanya
ataupun penyakit / gejala di tempat lain
menimbulkan penyakit/ kelainan
seperti virus variola, virus varicella bahkan
setempat seperti rotavirus, Norwalk
ada yang bersifat tumorigenic seperti
agent, Hawaii agent, pararotavirus. Ada
virus papilloma.
pula yang menyebar ke tempat lain
seperti virus hepatitis dan HIV.
Virus dengan Port
d’entrée saluran
pencernaan
3. Kulit dan Mukosa Genitalia

Virus masuk ke dalam sel – sel mokosa melalui lesi. Pada kulit terjadi juga melalui
gigitan antropoda.
4. Plasenta

Virus mencapai plasenta jika ibu


mengalami viremia. Virus dapat
berkembang biak dahulu dalam
jaringan plasenta atau langsung masuk
ke dalam jaringan janin. Kelainan yang
terjadi tergantung pada jenis virus dan
usia kehamilan. Contohnya : virus
rubella, cytomegalovirus, kadang viruss
varicella.

Penyebaran Virus Melalui


Aliran Darah
Kerusakan Sel dan Penyakit Klinis

Penghancuran sel yang terinfeksi virus pada jaringan sasaran dan

gangguan fisologik yang terjadi pada pejamu akibat kerusakkan

jaringan tersebut ikut berperan dalam timbulnya penyakit.


Pemulihan Dari Infeksi

Pejamu dapat meninggal atau sembuh dari infeksi virus.


Mekanisme pemulihan mencakup baik respons imun alami maupun
adaptif. Dasar genetik kepekaan pejamu tetap berperan sebagai
penentu pada sebagian besar infeksi virus.

Pada infeksi akut, pemulihan berhubungan dengan bersihan virus.


Akan tetapi, ada kalanya pejamu terinfeksi virus tersebut secara
persisten.
1. Infeksi kronik (juga disebut infeksi persisten adalah infeksi yang replikasi virusnya dapat

dideteksi secara terus-menerus, biasanya dalam kadar rendah; dapat ringan atau tanpa

gejala klinis yang jelas.

2. Infeksi laten adalah infeksi yang virusnya menetap tetapi tidak terlihat (tersembunyi atau

samar) pada sebagian besar periode waktu saat tidak ada virus baru yang dihasilkan. Virus

infeksius dapat dihilangkan selama masa pergolakan intermiten penyakit klinis. Sekuens virus

dapat dideteksi oleh teknik molekuler pada jaringan yang mengandung infeksi laten.

3. Infeksi yang tidak terlihat atau subklinis adalah infeksi yang tidak memperlihatkan tanda

yang jelas akan kehadirannya.


PENCEGAHAN DAN TERAPI INFEKSI VIRUS

Kemoterapi
Vaksin Interferon
Antivirus

Vaksin
Virus
Hidup Vaksin
yang Virus Mati
Dilemahk
an
RESPON TERHADAP
VIRUS
Beberapa fisiologi yang memengaruhi daya tahan
tubuh terhadap yang disebabkan virus, Yaitu :

Usia Suhu Genetik Hormonal


USIA
Usia perinatal (kandungan trimester pertama) : maka Contoh penyakit yang

penyakit umumnya berat bagi janinnya dan dapat disebabkan oleh virus

berakibat abortus atau kecacatan kongenital. dan umumnya

Bayi usia ≤ 3 tahun : maka umumnya penyakitnya menginfeksi anak-anak :

tidak seberat penyakit pada perinatal. varicella dan morbilli.

Anak-anak usia ≥ 5 tahun : maka penyakit lebih

ringan dan jarang menimbulkan kematian.

Usia tua : maka umumnya menyebabkan infeksi Contoh penyakit yang disebabkan oleh

yang sangat berat. virus dan umumnya menginfeksi orang

dewasa : mononucleosis infeksiosa,

molluscum contagiosum, dan herpes zoster.


SUHU
Suhu diluar tubuh sangat mempengaruhi suhu tubuh manusia dan hal ini bisa
memengaruhi/mempermudah terjangkitnya penyakit virus. Misalnya suhu rendah
(dingin) mempermudah penjangkitan penyakit di saluran pernapasan oleh virus-
virus influenza, coryza (common cold), rhinovirus dan parainfluenza

GENETIK
Beberapa jenis penyakit virus yang berhubungan dengan genetik, misalnya Creutzfeldt
Jakob’s desease, penyakit virus dengan infeksi lambat (slow infection). Pada penyakit
ini dalam satu generasi selalu ada satu/beberapa orang yang menderita. Penyakitnya
selalu fatal dan mempunyai masa tunas sampai 30 tahun.
HORMONAL

• Penyakit polio lebih banyak mengakibatkan paralisis berat


sampai fatal pada wanita hamil dibandingkan dengan
wanita yang tidak hamil dari golongan umur yang sama.
Hal ini disebabkan pada waktu hamil terjadi perubahan
hormonal.
• Penyakit virus bertolak belakang dengan obat yang dapat
mempengaruhi terjadinya perubahan hormon kecuali pada
keadaan-keadaan yang sangat gawat.
REAKSI IMUNOLOGI

Respon terhadap inveksi virus yaitu timbul nya kekebalan


tubuh terhadap virus, berupa sistem pertahanan yang dapat
mencegah maupun mengurangi bahkan menghilangkan
infeksi yang disebabkan oleh virus.

Kekebalan secara umum dibagi 2:


• Kekebalan Humoral (humoral imunity) : Tubuh membentuk
zat anti yang dapat ditemukan dalam sirkulasi darah.
• Kekebalan Seluler (cell mediated imunity) : Suatu daya
tahan dari sel/jaringan tubuh untuk menangkis penyakit.
KEKEBALAN HUMORAL
Apabila seseorang terinfeksi oleh virus dan terjadi viremia (virus masuk ke

peredaran darah) maka antigen virus akan mencapai sel-sel tubuh yang

berfungsi membentuk Imunoglobulin. Pada Hati, Limfa, Kelenjar Getah Bening,

dan Sistem Retikuloendotelia yang lain. Reaksi tehadap Viremia timbul :

• IgG : dibentuk dan mencapai titer maksimal yang tinggi selama jangka

waktu yang lama, lama menurun sangat lambat, dan ditemukan dalam

darah selama beberapa tahun.

• IgM : dibentuk hanya diawal dan sesudah terjadi infeksi. Mencapai titer

maksimal jauh lebih cepat daripada IgG. Bila 2-3 bulan sesudahnya kita cari,

IgM sudah tidak ada lagi.

• IgA : dibentuk oleh sel-sel plasma mukosa saluran pernafasan, saluran

pencernaan dan saluran irogenitalis. Bertanggung jawab atas kekebalan

lokal pad tempat produksi dengan maksud membentuk barrier untuk

mencegah penyebaran virus lebih lanjut.


KEKEBALAN SELULER
Sangat berperan pada anak-anak yang mempunyai
kelainan konginental immunologik sehingga tidak mempunyai
kemampuan membentuk Iagi dan menderita
hipogamaglobulinemia.

Hal ini disebabkan sel limfosit dan sel makrofag


langsung mengadakan infiltrasi ke daerah/ke sel-sel yang
dimasuki oleh virus dan terjadilah proses peradangan lokal
intensif. Limfosit dan makrofag nya berusaha menyingkirkan
sel-sel yang sudah terkena virus. Fenomena ini terjadi dalam
24-48 jam (delay hypersensitivity reaction).
Kekebalan Humoral
Dan Kekebalan Seluler
Bila anak menderita selain kelainan kekebalan humoral, juga
kekebalan seluler yang disebut Swiss type
hypogamaglobulinemia maka anak ini akan meninggal
pada usia sangat muda karena bila pertama kali diinfeksi
oleh penyakit apapun langsung meninggal.
Peranan Zat Anti Dalam
Pencegahan Infeksi Virus
Bayi yang baru lahir akan membawa kekebalan bawaan dari ibunya
terhadap cacar, polio, morbili dan sebagainya. Zat anti tersebut
biasanya dalam bentuk IgG, sesudah lahir konsentrasi IgG makin lama
akan makin menurun dan suatu ketika IgM dan IgA akan ditemukan
dalam darahnya. Ini merupakan tanda bahwa sistem imunologik bayi
mulai bekerja. IgM dibentuk lebih dulu dibanding IgA.
Jenis kekebalan dapat dibentuk yaitu:
1. Kekebalan Pasif : Kekebalan Pasif Bawaan & Kekebalan Pasif
Didapat.
2. Kekebalan Aktif : Kekebalan Aktif Disengaja & Kekebalan Aktif
Tidak Disengaja.
KEKEBALAN PASIF
Kekebalan pasif dapat dipakai untuk :
• Pencegahan : efek paling lama hanya 1 bulan sesudahnya
harus diberi pengebalan aktif.
• Pengobatan : pada rabies, hepatitis, variola, dan sebagainya.

Daya pencegahan pengebalan pasif :


tergantung dari jangka waktu antara terjadinya infeksi dengan
pemberian pengebalan pasif. Efek nya dapat :
• Mencegah total, tidak sakit.
• Memodifikasi penyakitnya menjadi lebih ringan, tidak ada
komplikasi.
• Sama sekali tidak memberi proteksi/meringankan penyakit.
Kekebalan Pasif Bawaan
Fetus mendapat kekebalan (IgG) dari ibunya melalui plasenta. Selain mendapat kekebalan pasif dalam
kandungan juga didapat dari colostrum (air susu minggu pertama) berupa IgM dan IgA.
Zat anti bawaan pada bayi berguna untuk:
1. Melindungi bayi dari infeksi, memberi proteksi total.
2. Terkadang meringankan perjalanan penyakit virus, memodifikasi penyakit sehingga tidak terjadi
komplikasi.

Kekebalan Pasif Didapat


Yaitu bila memberi seseorang (anak/dewasa) zat anti, sehingga orang ini tidak perlu membentuk zat anti sendiri.
Bisa dalam bentuk :
1. Serum
• Serum kovalesens : berasal dari orang yang sudah mendapat infeksi virus tertentu (serum homolog).
• Serum imun : berasal dari kuda/hewan tertentu yang sengaja disuntikan pada manusia (serum heterolog).
Karena merupakan protein asing, bisa terjadi gejala sampingan berbahaya seperti serum sickneas atau
shock anafilaktik yang fatal. Pemberian serum ini bisa mengandung bahaya ikutnya virus hepatitis serum.
2. Gamma Globulin
Bebas gejala sampingan tetapi lebih mahal daripada serum.
Kekebalan Aktif
Pada umum nya pengebalan aktif lebih disukai dari pada
pengebalan aktif karena:
• Kekebalannya bersifat lebih spesifik, yaitu ditujukan kepada
virus yang bersangkutan.
• Berlangsung jauh lebih lama, bertahun-tahun sampai
seumur hidup, pengebalan pasif hanya 1 bulan.
• Lebih murah karena cara pembuatan nya hanya
membunuh/menginaktivasi/melemahkan virus sedangkan
pengebalan pasif harus memisahkan imunoglobulin.
• Tak ada bahaya serum sickness, atau shock anafilaktik.
• Pemberian lebih mudah, bisa peroral (tablet, sirup). Bisa
aerosol (spray), pengebalan pasif harus parenteral.
Kekebalan Aktif Disengaja

Maksudnya, virus /antigen diberikan kepada seseorang.


Adapun caranya yaitu bisa melalui kulit/mukosa traktus
respiratorius/digestivus. Derajat kekebalan yang dibentuk
tergantung dari:
1. Potensi antigen
2. Jumlah antigen yang dibentuk semasa virus berkembang
biak
3. Tempat/lokasi pemberian antigen
4. Daya perkembangbiakan dan penyebaran virus nya.
Pemberian virus/antigen dilakukan dengan 2 jenis vaksin, yaitu :
live attenuated vaccine dan inactivated vaccine.
Live Attenuated Vaccine & Inactivated
Vaccine
Live attenuated vaccine: Mengandung virus hidup yang sudah

dilemahkan atau berisi virus yang avirulen. Contoh : polio

(sabin), cacar, morbilli, rubella, dan sebagainya.

Keuntungan nya:

1. Akan menyerupai infeksi alami, sehingga kekebalan yang

ditimbulkan lebih lama, terkadang seumur hidup.

2. Pemberian tidak selalu parenteral, bisa peroral/spray.

Inactivated vaccine : Daya infeksi dikurangi/dihilangkan, tetapi

sifat antigeniknya masih kuat. Contoh : polio (salk), rabies,

influenza, dan sebagainya.


Kerugian/Kelemahan

Live Attenuated Vaccine: Inactivated Vaccine:

1. Banyak kontraindikasi, misalnya orang 1. Harus yakin bahwa semua virus sudah

yang divaksinasi harus benar-benar diinaktivasi karena strain yang digunakan

sehat, tidak ada infeksi laten suatu selalu sangat virulen.

penyakit. 2. Harus parenteral, tidak bisa


2. Harus yakin bahwa semua virus yang peroral/intranasal.
hidup sudah dilemahkan.
3. Perlu revaksinasi setiap tahun karena
3. Ada kekhawatiran bahwa sesudah virus kekebalan paling lama 1 tahun.
masuk dalam tubuh, virulensinya
4. Daya proteksinya kurang.
berubah dari avirulen menjadi virulen.
KEKEBALAN AKTIF TIDAK DISENGAJA
Pada orang-orang yang mengalami infeksi alami, lamanya kekebalan tergantung daya
perkembangan virus, penyebaran dan lamanya penyebaran virus selama sakit.

Contoh : penyakit trakhoma dengan infeksi pada konyungtiva mata yang lokasi dan superfisial,
maka jumlah antigen yang dibentuk sangat sedikit. Antigen ini tidak menyebar dan tidak
sampai ke sel-sel tubuh yang membentuk zat anti. Karena itu tidak ada zat dalam darah dan
mudah terjadi reinfeksi trakhoma.

BERLAINAN DENGAN PENYAKIT-PENYAKIT VIREMIA, MAKA KEKEBALAN BISA


TERJADI SEBAGAI BERIKUT:
1. Berlangsung dalam beberapa tahun, seperti cacar, influenza, herpes simplex.

2. Berlangsung seumur hidup. Bila dijangkiti kedua kalinya berarti ada kelainan imunologik atau
diagnosa pertama salah.

3. Contoh : Morbilli, mumps, rubella, varicella, yellow fever, polio (tipe homolog), dengue (tipe
homolog).
PENYEBARAN VIRUS
PENYEBARAN VIRUS

Kontak tidak
Kontak langsung
langsung
Kontak Langsung

Cara-cara penyebaran infeksi melalui kontak langsung ini ada dua


cara yaitu:
1. Secara mutlak antara lain berbagai jenis penyakit kulit. Bila kulit
yang sakit dan mengandung banyak virus kemudian kontak atau
menyentuh kulit yang sehat maka virus tersebut akan menular
Contoh :
 Pada penyakit kulit seperti Verruca vulgaris dan Moluscum
contagiosum, penularan terjadi karena pecahnyaa nodula kulit
yang berisi virus.
 Penyakit kelamin karena kohabitasi seperti Lymfogranuloma
venereum.
2. Secara droplet infection, ada dua macam :

 Droplet infection perinhalasi, misalnya penyakit influenza,

parainfluenza, campak (morbili), gondongan (mumpe), rubeola,

cacar (variola), cacar air (varicella).

 Droplet infection peroral, misalnya penyakit polio, hepatitis

infeksiosa, penyakit karena virus Echo, Coxsackie, dan mumpe.


Kontak Tidak Langsung

Kontak tidak langsung ialah Cara-cara penularan melalui


kontak langsung menggunakan perantaraan suatu medis
yaitu:

Melalui
Makanan,
Gigitan Melalui hospes
Debu minuman, dan
hospes perantara
alat-alatnya
reservoar
1. Melalui debu
Contoh : variola, hepatitis infeksiosa, Q-fever.

2. Makanan, minuman, dan alat-alatnya


Contoh : polio, Echo, Coxsackie, Hepatitis infeksiosa

3. Gigitan hospes reservoar


Virus berada di dalam air ludah hewan reservoar dan akan menyebabkan penyakit pada
makhluk yang digigitnya.
Contoh :
• Rabies, dengan hospes reservoarnya anjing, kucing, kera, kuda, sapi, domba, serigala
• Pseudorabies, hospes reservoarnya terutama babi
• B virus, melalui gigitan kera dan dapat menimbulkan radang otak.
4. Melalui hospes perantara
Secara epidemiologis ada dua hospes perantara yaitu Vektor mekanis & Vektor Sejati (Obligat)
a. Vektor mekanis :
Vektornya berupa serangga (arthopoda). Di sini virus tidak mengalami
perkembangbiakan/perubahan bentuk di dalam tubuh vektor. Jadi virus hanya menempel
saja pada moncong, kaki, dan sayap. Serangganya biasanya yang menghinggapi sampah,
kotoran manusia, sekret konjungtiva atau kulit yaitu lalat rumah, lipas, dan semut. Misalnya : l
alat yang menularkan penyakit polio, Echo, Coxsackie, dan Hepatitis infeksiosa.

b. Vektor mekanis :
Vektornya berupa serangga (arthopoda). Di sini virus tidak mengalami
perkembangbiakan/perubahan bentuk di dalam tubuh vektor. Jadi virus hanya menempel
saja pada moncong, kaki, dan sayap. Serangganya biasanya yang menghinggapi sampah,
kotoran manusia, sekret konjungtiva atau kulit yaitu lalat rumah, lipas, dan semut. Misalnya :
lalat yang menularkan penyakit polio, Echo, Coxsackie, dan Hepatitis infeksiosa.
Berkaitan dengan vektor atau hospes perantara ini ada tiga jenis lingkaran hidup yaitu :

1.

Arthopoda merupakan hospes perantara sedangkan manusia hospes reservoar.


Contoh :
•Dengue, hospes perantaranya Aedes aegypti, masa tunas ekstrinsik 11 hari.
•Chikungunya, hospes perantaranya Aedes aegypti, Culex fatigana, dan Mansonia.
•Urban yellow fever, hospes perantaranya Aedes aegypti.
2.

Arthopoda merupakan hospes perantara, vertebrata hospes reservoar sedangkan manusia hospes
insidental.
Contoh :
• JBE, hospes reservoar : babi dan burung yang hidup dekat air. Vektor : Culex tritaeniorhynchus.
• Jungle yellow fever, hospes resevoar : kera, hospes perantara : nyamuk Haemagogus.
3.

Arthopoda merupakan hospes perantara dan hospes reservoar,


vertebrata dan manusia merupakan hospes insidental. Jadi
sebenarnya virusnya adalah parasit serangga. Pada serangga infeksi
bisa secara turun temurun melalui penularan transovarial. Jadi
arthopoda juga merupakan carrier.
Contoh :
Colorado tick fever dan Rocky mountain spotted fever yang disebar
oleh sengkenit Dermacentor andersonii.

Anda mungkin juga menyukai