Rekonstruksionisme
sebagai aliran pendidikan sejak
awal sejarahnya di tahun 1920 dengan lahirnya
sebuah karya John Dewey yang berjudul
Reconstruction in Philosophy yang kemudian
digerakkan secara nyata oleh George Counts dan
Harold Rugg di tahun 1930-an selalu ingin menjadi
lembaga pendidikan sebagai wahana rekonstruksi
masyarakat.
Lanjutan
ONTOLOGI:
Ontologi rekonstruksionisme memandang bahwa
realita itu bersifat universal. Realita itu ada dimana-
mana dan sama di setiap tempat.
EPISTIMOLOGI:
Dalam pandangan epistimologi, rekonstruksionisme
lebih merujuk pada pendapat aliran pragmatisme
(progressivisme) dan perennialisme.
AKSIOLOGI:
Menurut Imam Barnadib (1992: 69) aliran
rekonstruksionisme memandang masalah nilai
berdasarkan asas-asas supernatural, yaitu
menerima nilai natural yang universal dan abadi
berdasarkan prinsip nilai teologis.
Ciri Utama
Aliran
ini yakin bahwa pendidikan tidak lain adalah
tanggung jawab sosial. Hal ini mengingat eksistensi
pendidikan dalam keseluruhan realitasnya
diarahkan untuk pengembangan dan atau
perubahan masyarakat.