Anda di halaman 1dari 22

SYOK

KARDIOGENIK
KELOMPOK 8 :
 SITI ARDIANTI : Moderator
 AINUL AFIFA : Notulen
 RINDO AULIA : Penyaji
 CUT MARZATILLAH
 RIRIN
 TAHLIA APONNO
DEFINISI

 Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan karena


fungsi jantung yang tidak adekuat, seperti pada infark
miokard atau obstruksi mekanik jantung,
manifestasinya meliputi hipovolemia, hipotensi, kulit
dingin, nadi yang lemah, kekacauan mental, dan
kegelisahan
ETIOLOGI

1.      Gangguan kontraktilitas miokardium.


2.      Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang
memicu terjadinya kongesti paru dan/atau
hipoperfusi iskemik
3.      Infark miokard akut ( AMI)
4.      Komplikasi dari infark miokard akut, seperti:
ruptur otot papillary, ruptur septum, atau infark
ventrikel kanan, dapat mempresipitasi
(menimbulkan/mempercepat) syok kardiogenik
pada pasien dengan infark-infark yang lebih kecil
MANIFESTASI KLINIS

1. Nyeri dada yang berkelanjutan, dyspnea (sesak/sulit


bernafas), tampak pucat, dan apprehensive (anxious,
discerning, gelisah, takut, cemas)
2. Hipoperfusi jaringan
3. Keadaan mental tertekan/depresi
4.  Anggota gerak teraba dingin
5.  Keluaran (output) urin kurang dari 30 mL/jam
(oliguria).
6.  takikardi (detak jantung yang cepat,yakni >
100x/menit)
Menurut mubin diagnosis syok kardiogenik adalah
berdasarkan:

A.    Keluhan Pokok

1.      Oliguri (urin < 20 mL/jam).


2.      Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark
miokard akut).
3.      Nyeri substernal seperti IMA.
B.Taanda penting

1.      Tensi turun < 80-90 mmHg


2.      Takipneu dan dalam
3.      Takikardi
4.      Nadi cepat
5.      Tanda-tanda bendungan paru: ronki basah di kedua
basal paru
6.      Bunyi jantung sangat lemah, bunyi jantung III
sering terdengar
7.      Sianosis
8.      Diaforesis (mandi keringat)
9.      Ekstremitas dingin
10.   Perubahan mental
C.Kriteria

Adanya disfungsi miokard disertai :

1. Tekanan darah sistolis arteri < 80 mmHg.


2. Produksi urin < 20 mL/jam.
3. Tekanan vena sentral > 10 mmH2O
4.  Ada tanda-tanda: gelisah, keringat dingin,
akral dingin, takikardi
D.Patofisiologi

Tanda dan gejala syok kardiogenik mencerminkan


sifat sirkulasi patofisiologi gagal jantung. Kerusakan
jantung mengakibatkan penurunan curah jantung, yang
pada gilirannya menurunkan tekanan darah arteria ke
organ-organ vital. Aliran darah ke arteri koroner
berkurang, sehingga asupan oksigen ke jantung
menurun, yang pada gilirannya meningkatkan iskemia
dan penurunan lebih lanjut kemampuan jantung untuk
memompa, akhirnya terjadilah lingkaran setan.
Lanjutan..............
Tanda klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah, nadi
cepat dan lemah, hipoksia otak yang termanifestasi dengan adanya
konfusi dan agitasi, penurunan haluaran urin, serta kulit yang
dingin dan lembab.
Disritmia sering terjadi akibat penurunan oksigen ke
jantung.seperti pada gagal jantung, penggunaan kateter arteri
pulmonal untuk mengukur tekanan ventrikel kiri dan curah jantung
sangat penting untuk mengkaji beratnya masalah dan mengevaluasi
penatalaksanaan yang telah dilakukan. Peningkatan tekanan akhir
diastolik ventrikel kiri yang berkelanjutan (LVEDP = Left Ventrikel
End Diastolik Pressure) menunjukkan bahwa jantung gagal untuk
berfungsi sebagai pompa yang efektif.
E.Penatalaksanaan medis

1. Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar


sebaiknya dilakukan intubasi.
2. Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan
menggunakan masker untuk mempertahankan PO2 70
– 120 mmHg
3. Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat
memperbesar syok yang ada harus diatasi dengan
pemberian morfin.
4. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan
keseimbangan asam basa yang terjadi.
5.    Bila mungkin pasang CVP.
F.Medikamentosa

1.      Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri


2.      ansietas, bila cemas
3.      Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi
4.      Sulfas atropin, bila frekuensi jantung <
50x/menit
5.      Dopamin dan dobutamin (inotropik dan
kronotropik), bila perfusi jantung tidak adekuat
Dosis dopamin 2-15 mikrogram/kg/m.
6.       Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada
dapat juga diberikan amrinon IV.
G.     PEMERIKSAAN PENUNJANG

•1.      EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler,


penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan pola.
•2.      ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi,
infark/fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi, disfungsi
penyakit katub jantung.
•3.      Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung.
Bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau
perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan
pulmonal.
•4.      Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan
memperkirakan gerakan jantung.
H.Komplikasi

1.       Cardiopulmonary arrest


2.        Disritmi
3.       Gagal multisistem organ
4.       Stroke
5.       Tromboemboli
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
A.     PENGKAJIAN

1.       Pengkajian primer

 airway
 breathing
 circulation
 disability
2.       Pengkajian sekunder

Pengkajian sekunder meliputi anamnesis dan


pemeriksaan fisik. Anamnesis dapat
menggunakan format AMPLE (alergi,
medikasi, past illness, last meal, dan
environment). Pemeriksaan fisik dimulai dari
kepala hingga kaki dan dapat pula
ditambahkan pemeriksaan diagnostik yang
lebih spesifik seperti foto thoraks,dll.
B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN /
PRIORITAS MASALAH

1.      Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan


gangguan pertukaran gas ditandai dengan sesak nafas,
peningkatan frekuensi pernafasan, batuk-batuk.

2.      Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer


berhubungan dengan gangguan aliran darah sekunder
akibat gangguan vaskuler ditandai dengan nyeri, cardiac
out put menurun, sianosis, edema (vena).
C. ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
TUJUAN INTEVERENSI RASIONAL

1. pola nafas tidak Setelah di berikan 1.      Evaluasi frekwensi 1.      Respon pasien berfariasi.
efektif askep selama 3x 24 pernafasan dan Kecepatan dan upaya mungkin
berhubungan jam diharapkan pola kedalaman. Catat upaya meningkat karena nyeri, takut,
dengan pertukaran nafas efektif pernafasan, contoh demam, penurunan volume sikulasi
gas ditandai adannya dispnea, (kehilangan darah atau cairan),
dengan sesak kriteria hasil : penggunaan obat bantu akumulasi secret, hipoksia atau
nafas, gangguan § Klien tidak sesak nafas, pelebaran nasal distensi gaster. Penekanan
frekwensi nafas 2.       Auskultasi bunyi pernapasan (penurunan kecepatan)
pernafasan, batuk- § Frekwensi nafas. Catat area yang dapat terjadi dari pengunaan
batuk pernafasan normal menurun atau tidak analgesik berlebihan. Pengenalan
§ Tidak ada batuk- adannya bunyi nafas dan disini dan pengobatan ventilasi
batuk adannya bunyi nafas abnormal dapat mencegah
tambahan, contoh krekels komplikasi
atau ronki 2.      Auskultasi bunyi napas
3.      Kalaborasi dengan ditujukan untuk mengetahui
beriakan tambahan adanya bunyi napas tambahan
oksigen dengan kanula 3.      Meningkatkan pengiriman
atau masker sesuai oksigen ke paru-paru untuk
indikasi kebutuhan sirkulasi, khususnya
adanya penurunan/ gangguan
ventilasi.
C. ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
TUJUAN INTEVERENSI RASIONAL

2. Ketidakefektifan Setelah diberikan Setelah diberikan askep 1.       Vasokontriksi sistemik


ferfusi jaringan askep 3x24 jam 3x24 jam diharapkan diakibatkan karena penurunan
perifer diharapkan perfusi perfusi jaringan perifer curah jantung mungkin dibuktikan
berhubungan jaringan perifer efektif oleh penurunan perfusi kulit dan
dengan gangguan efektif penurunan nadi.
aliran darah Kriteria hasil : -          Menurunkan statis vena,
sekunder akibat Kriteria hasil : §  Klien tidak nyeri meningkatkan aliran balik vena dan
gangguan vaskuler §  Klien tidak nyeri §  Cardiac out put normal menurunkan resiko tromboflebis.
ditandai dengan §  Cardiac out put §  Tidak terdapat sianosis
nyeri, cardiac out normal §  Tidak ada edema (vena) 2.       -     Indikator perfusi
put menurun, §  Tidak terdapat       atau fungsi 
sianosis, edema sianosis       organ
(vena) §  Tidak ada edema
(vena) -          Dosis rendah heparin
mungkin diberika secara profilaksis
pada pasien resiko tinggi dapat
untuk menurunkan resiko
trombofleblitis atau pembentukan
trombusmural. Coumadin obat
pilihan untuk terapi anti koangulan
jangka panjang/pasca pulang
C. Kesimpulan
Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung dari kemampuan
mengenal gejala-gejala syok, mengetahui, dan mengantisipasi penyebab syok
serta efektivitas dan efisiensi kerja kita pada saat-saat/menit-menit pertama
penderita mengalami syok

Syok adalah gangguan sistem sirkulasi dimana sistem kardiovaskuler


(jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh
tubuh dalam jumlah yang memadai yang menyebabkan tidak adekuatnya perfusi
dan oksigenasi jaringan. Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan
berkurangnya aliran darah, termasuk kelainan jantung (misalnya
serangan jantung atau gagal jantung), volume darah yang rendah (akibat
perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah
(misalnya karena reaksi alergi atau infeksi)
SELESAI 

Anda mungkin juga menyukai