Property, Plant
And Equipment Aturan terkait
IAS
16
PP & E
IFRS 5
Karakteristik:
1. Sumber daya yang dikendalikan oleh entitas;
2. Diperoleh dari peristiwa masa lalu;
3. Memberi manfaat ekonomis dimasa depan diatas 1 tahun;
4. Digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan;
5. Tidak untuk dijual;
6. Bersifat material;
7. Bersifat non moneter;
8. Berwujud;
Karakteristik Sebagai Beban
• Masa manfaat dibawah 1 tahun;
• Bersifat tidak material;
• Berwujud dan tidak berwujud;
• Aliran keluar/penurunan asset.
Penurunan aktiva beban timbul karena terjadi transaksi yang mengakibatkan
pengurangan atau penurunan aktiva atau menimbulkan aliran keluar manfaat ekonomi.
• Operasi utama yang berkesinambungan.
Tidak semua penurunan aktiva dapat menjadi beban, agar terjadi maka harus
berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan yang continue.
Karakteristik Sebagai Aktiva Tetap
• Dimiliki perusahaan untuk digunakan bukan untuk diperjualbelikan;
• Dimiliki untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang utama bukan investasi jangka
panjang;
• Dimiliki untuk digunakan dalam jangka waktu lebih dari satu siklus operasi perusahaan bukan
perlengkapan;
• Memiliki nilai yang relatif tinggi.
Perbedaan Antara Properti, Pabrik, Dan Peralatan Adalah Sebagai Berikut :
Property Plant Equipment
Kegunaan Dimiliki untuk menghasilkan Dimiliki untuk digunakan Dimiliki untuk digunakan
pendapatan sewa atau untuk dalam kegiatan utama membantu kegiatan
kenaikan nilai (apresiasi operasional perusahaan operasional perusahaan
modal) atau keduanya
Tidak digunakan dalam
produksi atau penyediaan
barang atau jasa atau untuk
tujuan administrative
Tidak untuk dijual dalam
kegiatan usaha sehari-hari
* masa manfaat yang diperkirakan akan tergantung pada lamanya masa sewa. ini akan menjadi periode sewa
atau perkiraan masa manfaat aset, sebagaimana yang diberikan, mana yang lebih pendek.
TUJUAN IAS 16:
Mengatur perlakuan akuntansi untuk properti, pabrik, dan peralatan sehingga
pengguna laporan keuangan dapat melihat informasi tentang investasi entitas
dalam properti, pabrik, dan peralatannya serta perubahan dalam investasi
tersebut.
IAS 16 harus diterapkan dalam akuntansi untuk properti, pabrik dan peralatan kecuali ketika
standar lain mengharuskan atau memungkinkan perlakuan akuntansi yang berbeda.
IAS 16 tidak diterapkan untuk :
a. Properti, pabrik dan peralatan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan ifrs 5
aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan;
b. Aset biologis yang terkait dengan kegiatan pertanian (lihat ias 41 pertanian);
c. Pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi dan evaluasi (lihat ifrs 6 eksplorasi dan evaluasi
sumber daya mineral); atau
d. Hak mineral dan cadangan mineral seperti minyak, gas alam dan sumber daya non-regeneratif
yang serupa.
Namun, standar ini berlaku untuk properti, pabrik dan peralatan yang digunakan untuk
mengembangkan atau memelihara aset yang dijelaskan dalam (b) - (d).
• Biaya perolehan aset properti, pabrik, dan peralatan harus diakui sebagai aset jika
dan hanya jika :
a. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset
tersebut akan mengalir ke entitas, dan
b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
• Diterapkan untuk semua biaya properti, pabrik, dan peralatan pada saat terjadinya.
Biaya ini meliputi :
a. Biaya yang dikeluarkan awalnya untuk memperoleh atau membangun suatu aset
tetap, dan
b. Biaya yang dikeluarkan kemudian untuk menambah, mengganti bagian atau
memperbaiki aset.
Berdasarkan waktu timbulnya biaya perolehan property, plant and equipment, dapat dikategorikan
sebagai berikut:
• Biaya Awal
Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan aset tetap
semacam itu, walaupun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomik masa depan dari
suatu aset tetap yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh manfaat ekonomik
masa depan dari aset lain yang terkait. Dalam keadaan ini, perolehan aset tetap semacam itu
memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset, karena aset tersebut memungkinkan entitas
memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang lebih besar dari aset-aset terkait dibandingkan
dengan manfaat ekonomik yang dihasilkan seandainya aset tersebut tidak diperoleh.
Biaya Perolehan
Biaya yang dapat
diatribusikan secara
langsung Biaya pembongkaran dan
pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset
a) Harga perolehan bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah
dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;
b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud
manajemen
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset.
Kewajiban atas biaya tersebut timbul
– Ketika aset tersebut diperoleh, atau
– Karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk
menghasilkan persediaan.
a) Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau akuisisi aset tetap
b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik
c) Biaya handling dan penyerahan awal
d) Biaya perakitan dan instalasi
e) Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik (setelah dikurangi
hasil penjualan produk tersebut)
f) Komisi profesional
a) Biaya pembukaan fasilitas baru;
b) Biaya pengenalan produk baru;
c) Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk biaya pelatihan staf;
d) Administrasi dan overhead umum;
e) Biaya saat alat belum beroperasi penuh;
f) Kerugian awal operasi;
g) Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas;
h) Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari lahan yang belum digunakan);
i) Laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan perusahaan.
Contoh
• Entitas membeli peralatan tambang, diimport dari luar negeri. Harga peralatan 200.000
USD.
• Cost insurance and freight (CIF) sebesar 10.000 USD.
• Peralatan tersebut dikenakan bea masuk dan bea masuk tambahan sebesar 15% dari
nilai CIF.
• PPN 10%, PPNBM 10% dan Pph 22 sebesar 2,5%.
• Kurs spot atas atas pembelian peralatan tersebut sebesar 11.000,- dan kurs KMK yang
berlaku pada saat transaksi sebesar 11.100,-.
• Nilai peralatan : 200.000 + 10.000 = 210.000 USD
• 210.000 x 11.000 = 2.310.000.000 (pencatatan perusahaan)
• Bea masuk 210.000 x 15% x 11.100 = 349.650.000
• Total CIF + bea masuk (kurs pajak) = 210.000 x 115% x 11.100 = 2.680.650.000
• PPN = 10% x 2.680.650.000 = 268.065.000
• PPn BM = 20% x 2.680.650.000 = 536.130.000
• PPh 22 = 2,5% x 2.680.650.000 = 67.016.250
• Nilai peralatan 2.310.000.000 + 349.650.000 + 536.130.000 = 3.195.780.000
Peralatan 2.310.000.000
Utang Dagang 2.310.000.000
• Biaya perolehan atas asset tidak lancar diukur pada nilai wajar kecuali :
a. transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau
b. nilai wajar baik aset yang diterima maupun aset yang diserahkan dapat diukur secara andal.
1. Biaya Perolehan Bangunan
Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi, antara lain :
• Material, tenaga kerja, overhead selama proses kontruksi,
biaya bunga ----> jika membangun sendiri;
• Harga beli bangunan dan pengurusan hak perolehan bangunan;
• Fee professional;
• Izin pendirian bangunan.
IFRS/IAS
Contoh
Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka perolehan mesin baru untuk produk
barunya.
• 5 milyar untuk pembelian mesin;
• 50 juta biaya tenaga kerja untuk mengubah interior pabrik agar sesuai dengan penggunaan mesin;
• 100 juta untuk penyiapan lokasi pabrik;
• 80 juta untuk pengiriman mesin;
• 500 juta PPN dan 500 juta bea masuk;
• 800 juta untuk biaya promosi produk baru;
• 120 juta untuk biaya instalasi mesin;
• 50 juta untuk biaya pengetesan;
• 130 juta untuk biaya grand opening;
• 30 juta untuk biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan instalasi;
• 25 juta untuk biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead.
Yang diakui sebagai biaya dari pembukaan pabrik adalah :
• Pembelian mesin 5 miliar
• Biaya tenaga kerja 50 juta
• Persiapan lokasi pabrik 100 juta
• Pengiriman mesin 80 juta
• PPN 500 juta
• Bea masuk 500 juta
• Instalasi mesin 120 juta
• Pengetesan 50 juta
• Tenaga engineering 30 juta
Total 6.430.000.000
Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan perolehan dan pemasangan mesin pabrik
tersebut tidak boleh diakui. Biaya tersebut antara lain :
• Grand opening 130 juta
• Promosi produk baru 800 juta
• Administrasi 25 juta
Suatu entitas harus memilih salah satu model biaya dan model revaluasi yang diatur dalam IAS
16 sebagai kebijakan akuntansinya dan harus menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh
aset tidak lancar dalam kelompok yang sama.
• Nilai yang digunakan adalah nilai wajar, yaitu nilai di mana suatu aset dapat
dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction).
• Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang
dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan.
2. Revaluation Model
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
Nilai revaluasi, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi
kerugian penurunan nilai asset yang terjadi setelah tanggal revaluasi
Ketika entitas menggunakan model revaluasi, jumlah tercatat aset disajikan kembali pada nilai
revaluasinya, sehingga jumlah tercatat aset bruto dan akumulasi penyusutan diperlakukan pada salah
satu cara berikut :
1. Proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan harga perolehan disajikan kembali secara proporsional dengan
perubahan jumlah tercatat bruto aset sehingga nilai tercatat dari aset setelah revaluasi sama dengan
jumlah yang direvaluasi. metode ini sering digunakan ketika aset dinilai kembali dengan cara
menerapkan indeks untuk menentukan biaya penggantian terdepresiasi.
2. Eliminasi
Nilai akumulasi depresiasi dihilangkan terhadap nilai tercatat bruto dari aset tersebut dan jumlah
bersih disajikan kembali ke nilai revaluasi aset.
Contoh Metode Proporsional
Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1 januari 2012 dengan masa manfaat
ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 desember 2012 nilai wajar aset adalah
90.000.000.
Jawab :
01/01/2012 Aset Properti, Pabrik, dan Peralatan 100.000.000
Kas 100.000.000
31/12/2012 Beban penyusutan 20.000.000
Akumulasi penyusutan 20.000.000
31/12/ 2012 Aset Properti, Pabrik, dan Peralatan 12.500.000
Akumulasi penyusutan 2.500.000*
Surplus revaluasi 10.000.000
34
Depresiasi fisik terjadi dari
Semua aset tetap kecuali pengausan atau perusakan
tanah kehilangan kapasitasnya saat digunakan atau karena
saat digunakan. cuaca.
Kehilangan kapasitas produksi
ini diakui sebagai Beban
Depresiasi.
Depresiasi alokasi biaya Depresasi fungsional terjadi
perolehan saat aset tetap tidak lagi
dapat digunakan pada
tingkat yang diharapkan.
Faktor yang Mempengaruhi
Beban Depresiasi
Masa Manfaat
Beban Depresiasi
Periodik
Penyusutan
• Setiap bagian aset tetap yang
memiliki biaya perolehan cukup
signifikan terhadap total biaya
perolehan seluruh aset harus
disusutkan secara terpisah.
• Contoh : rangka dan mesin
pesawat
• Beban penyusutan untuk setiap
periode harus diakui dalam
laporan laba rugi kecuali jika
beban tersebut dimasukkan dalam
jumlah tercatat aset lain.
37
Penyusutan aset dimulai pada saat aset Penyusutan
tersebut siap digunakan
– Pada saat aset berada di lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset siap Implikasinya,
digunakan sesuai dengan keinginan dan penyusutan tidak
maksud manajemen. dihentikan sekalipun
Penyusutan aset dihentikan lebih awal aset:
ketika: – tidak digunakan
atau
– Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki
– dihentikan
untuk dijual; dan
penggunaannya
– Aset dihentikan pengakuannya.
Tanah dan bangunan diperlakukan
sebagai aset terpisah walaupun
diperoleh sekaligus.
38
• Nilai residu dan umur manfaat suatu aset
harus di-review minimum setiap akhir tahun
buku
• Jika hasil review berbeda dengan estimasi
sebelumnya maka perbedaan tersebut harus
diperlakukan sebagai perubahan estimasi
akuntansi.
39
Umur Manfaat
40
• Metode penyusutan yang Metode Penyusutan
digunakan:
• Harus mencerminkan ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomis masa
depan atas aset oleh entitas.
• Harus di-review minimum setiap akhir
tahun buku, dan
• Perubahan metode diperlakukan
sebagai perubahan estimasi.
41
Metode Penyusutan
42
Sebagian besar
perusahaan di USA
menggunakan metode garis Lainnya
lurus / straight line Unit Produksi
8% 5%
4%
Saldo Menurun
83%
Garis Lurus
Sumber: Accounting Trends & Techniques, edisi 56, American Institute of Certified
Public Accountants, New York, 2002.
Data
46
Biaya – Estimasi nilai sisa
= Depresiasi per unit, jam,
Estimasi masa manfaat dalam unit, jam, dsb.
dsb.
2.400.000 – 200.000
= 220 per jam.
10,000 jam
Masa Manfaat
Beban Depresiasi
Periodik
• Sebuah mesin diperoleh pada tanggal 1 Januari 2007 dengan harga Rp 8,000,000 ditaksir
memiliki umur ekonomis 8 tahun, dan apabila nanti ditarik diperkirakan besi tuanya dapat
dijual seharga Rp 150,000. Tambahan informasi : Perusahaan menggunakan metode garis
lurus.
Jika aktiva tetap tersebut diperoleh pada tanggal 05 Pebruari 2007, maka dihitung dengan
cara = 11/12 x [(Rp 8,000,000 – 150,000) : 8]
Jika diperoleh pada tanggal 20 Pebruari 2007, maka dihitung 10/12 x [(Rp 8,000,000 –
150,000) : 8]
• Jika tanpa nilai residu, maka variable nilai residu tidak diperhitungkan (lihat formula
di atas).
CAPITAL
ASET EKUITAS
EXPENDITURE PEMILIK
Laba bersih
1. Biaya awal BEBAN PENDAPATAN
2. Penambahan
3. Peningkatan
4. Perbaikan luar biasa
4. Perbaikan Besar
Apabila perusahaan melakukan perbaikan besar guna menambah harga perolehan dan umur manfaat,
maka pencatatan perusahaan adalah dengan mencatat seluruh biaya yang dikeluarkan dalam kolom
keterangan dan mencatat nilai nominal pada kolom kas keluar. Sedangkan pencatatan menurut standar
akuntansi yang berlaku pada saat perbaikan besar yang bertujuan menambah harga perolehan dan menambah
umur manfaat adalah sebagai berikut.
Aset Tetap (Tangki penampungan) xxxx
Kas xxxx
(Menambah harga perolehan)
2. Harga perolehan suatu item property, plant and equipment harus diakui sebagai asset hanya jika:
a. Biaya tersebut sangat mungkin (probable) akan memberikan manfaat ekonomis di masa depan bagi
entitas; dan
b. Biaya tersebut dapat diukur secara handal.
3. Pada saat pengakuan, entitas harus mengukur item property, plant and equipment yang memenuhi
kualifikasi pengakuan sebagai asset sebesar nilai perolehannya (at cost).
4. Setelah tanggal pengakuan, entitas harus memilih metode cost model atau revaluation model sebagai
kebijakan akuntansi dan harus diterapkan kepada seluruh kelas/item property, plant and equipment
5. Entitas harus melakukan alokasi secara sistematis dari jumlah depreciable amount asset sepanjang
masa manfaat dari asset dengan metode depresiasi:
a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method);
b. Metode Saldo Menurun (Diminishing Balance Method); atau
c. Metode Unit Produksi (Unit of Production Method)
Entitas juga harus mengakui dampak dari impairment asset sesuai IAS 36.
6. Nilai tercatat dari item property, plant and equipment harus dihentikan pengakuannya apabila:
a. Asset tersebut dilepaskan (disposal);
b. Tidak terdapat manfaat ekonomis yang diharapkan dari pemakaian asset maupun
pelepasannya.