Anda di halaman 1dari 37

Pemeriksaan

Status Gizi
Secara Biokimia

Disusun oleh kel 5:


- Hasana Husna - Melia Putri A
- Marwaziah Kurnia D - Nurjanah
- May Hurrijjatul F
zat besi, vitamin, protein,
lai dan mineral.
i
di n
ng
Ya
Penilaian biokimia
merupakan salah satu Serum darah, urine, rambut
metode dalam penilaian n to h s ample (untuk melihat Zn), serta
Co
status gizi yang bersifat feses

langsung.
Fun
g si Untuk menilai status gizi
sehingga hasilnya
memberikan gambaran lebih
tepat, objektif, dan hanya
dilakukan orang yang terlatih.

2
1.
Penilaian Status Zat
Besi
1.A. Pemeriksaan hemoglobin (HB)

“Metode
Sahli”
Hemoglobin dihidrolisisdengan HCI menjadi globin
ferroheme. Ferroheme dioksidasi menjadi ferriheme oleh
oksigen yang ada di udara, yang segera bereaksi dengan ion
CI membentuk ferrihemeclorid yang juga disebut
hematin/hemin yang berwarna coklat. Warna yang terbentuk
dibandingkan dengan warna standar (dengan mata
telanjang).

4
1.A. Pemeriksaan hemoglobin (HB)
* Perhitungan Kadar Hb =
absopsi x 36,8 g/dl/100 ml
“Metode Cyanmethemoglobin”

Hemoglobin dioksidasi oleh kalium ferrosianida menjadi


methemoglobin yang kemudian bereaksi dengan ion sianida
(CN2-) membentuk sian-methemoglobin yang berwarna
merah. Intensitas warna dibaca dengan fotometer dan
dibandingkan dengan standar.

5
1.B. Pemeriksaan hematokrit (Ht)

Hematokrit adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma


dengan cara memutarnya di dalam tabung khusus
yang nilainya dinyatakan dalam persen (%).

Nilai normal hematokrit adalah 40-54% untuk pria dan 37-47%


untuk wanita.

• Kesalahan rata-rata pada prosedur HCT yaitu sekitar 1-2%.

Perhitungan:
 
Hm =

6
 Diket:
- Jenis kelamin laki – laki
- Tinggi kolom volume eritrosit yang dimampatkan adalah 4,5 mm
- Tinggi total kolom volume darah adalah 10 mm

Dit: Hm?
Jawab: Contoh !!!
Hm =

Intepretesi:
• Nilai abnormal
• Nilai normal - Kurang dari nilai
(Wells) laki-laki: 42-50% normal pada
Wanita: 40-48% anemia
(Hepler) laki-laki: 40-54% - Lebih dari nilai
Wanita: 37-47% normal pada
Hamil tua: 23-34% polisithademia

7
1.C. Pemeriksaan Serum Besi
Pada metode ini darah harus dikumpulkan menggunakan tabung
terevakuasi bebas elemen tembusan serta hanya menggunakan air
terdeionisasi terdistilasi.

Perhitungan!!
Jika standar besi berisi 500 µg/dl, konsentrasi besi serum (µg/dl)
dari sampel dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
  500

**Faktor konversi  pada satuan SI (µmol/L)= x0,179

8
1.D. Pemeriksaan Transferrin Saturation (TS)
Penentuan kadar zat besi dalam serum merupakan satu cara
menentukan status besi. Salah satu indikator lainnya adalah total
iron binding capacity(TIBC) dalam serum. Kadar TIBC ini
meningkat pada penderita anemia karena kadar besi dalam serum
menurundan TIBC meningkat pada keadaan defisiensi besi maka
rasio dari keduanya (transferrri saturation) lebih sensiif.

Rumus:
  **Apabila TS> 16%, pembentukan sel-sel
darah merah dalam sumsum tulang
TS = berkurang dan keadaan ini disebut
defisiensi besi untuk eritropoiesis.

9
1.E. Pemeriksaan Free Erythrocyte
Protophorphyrin (FEP)

Apabila penyediaan zat besi tidak cukup banyak untuk


pembentukan sel-sel darah merah di sumsum tulang maka sirkulasi
FEP di darah meningkat walaupun belum nampak anemia.

• Penentuan FEP menggunakan fluorometric assay dengan satuan


µg/dl darah .

Dalam keadaan normal kadar FEP dalam darah berkisar 35 ± 50 µg/dl RBC tetapi jika lebih
besar dari 100 µg/dl RBC menunjukkan individu ini menderita kekurangan besi.

10
Rumus!!
(  Zn   protoporphyrin   dalam   darah   penuh  ( μmol / L )
hematokrit  (  vol . fraction )
**Konsentrasi zink protoporphyrin juga dapat dinyatakan dalam µg/dL darah penuh sedangkan
faktor konversi pada satuan SI (µmol/L) = x 0,0177.

Lanjutan… 11
1.F. Pemeriksaan Serum Ferritin
Untuk menilai status besi dalam hati.

• Apabila didapatkan serum ferritin sebesar 30 mg/dl RBC berarti


di dalam hati terdapat 30 x 10 mg = 300 mg ferritin.

Dalam keadaan normal rata-rata SF untuk laki-laki dewasa adalah 90 µg/l dan wanita dewasa
adalah 30 µg/l. .

**Apabila seseorang mempunyai kadar SF< 12 maka orang tersebut dinyatakan sebagai
kurang besi.

12
1. Catat perhitungan rata-rata per ment (CPM) untuk
masing-masing sampel standar, kontrol dan uji.
2. Substraksikan harga rata-rata CPM pada standar nol Perhitungan
dari CPM tiap-tiap sampel standar, kontrol dan uji hasil !!
untuk menghasilkan net CPM.
3. Plotkan net CPM masing-masing standar pada Y-axis
kertas semilog 4 siklus dan konsentrasi ferritin yang
bersangkutan (ng/ml) pada X-axis.
4. Baca dari kurva standar konsentrasi ferritin (ng/ml)
sampel uji dan sampel kontrol dari net CPM yang
berkaitan dengannya. Konversi pada satuan SI (mg/L)
= x 1.0.

13
1. G Pemeriksaan Serum Unsaturated Iron
Binding Capacity (UIBC)
Perhitungan!!
Jika standar besi berisi 500 mg/dl, kapasitas pengikat besi tidak
jenuh dari serum (mg/dl) sama dengan:

  500

Kapasitas pengikat besi total (TIBC) (µg/dl) =


besi total pada serum (µg/dl) + kapasitas pengikat besi tidak jenuh dari serum (µg/dl)

**Faktor kenversi pada satuan SI (µmol/L) = 0,179

14
2.
Penilaian Status
Protein
Fraksi protein

Albumin Globulin Fibrinogen


kadar normalnya kadar normalnya kadar normalnya
(3,5 – 5 gr/100 ml) (1,5 – 3 gr/100 ml) (0,2 – 0,6 gr/100
ml)

Pemeriksaan
Protein viseral protein somatik
status protein
3.
Penilaian Status
Vitamin
Deplesi vitamin A dalam tubuh merupakan proses yang
berlangsung lama, dimulai dengan habisnya persediaan vitamin A
dalam hati, kemudian menurunnya kadar vitamin A plasma, dan Vitamin A
barulah timbul disfungsi retina, diikuti dengan perubahan jaringan
epitel.

• Konsentrasi vitamin A dalam hati merupakan indikator yang


baik untuk menentukan status vitamin A.

• Pada umumnya, konsentrasi vitamin A penderita KEP rendah


yaitu <15 µL/g jaringan hati
3.A. Penentuan serum retinol dengan cara
HPLC)

Rumus perhitungan
Perhitungan konsentrasi retinol dalam serum :

Tinggi puncak grafik retinil X Konsentrasi retinil asetat(µg/dl)


Tinggi puncak grafik retinil asetat

19
3.B. Penentuan kadar vitamin A cara kolorimetri
dengan pereaksi trifluoroasetat (TFA)

Prinsip = Setelah protein didenaturasi dengan alkohol , vitamin A


diekstraksi dengan pelarut organik. Ekstrak dipindahkan
dengan vitamin A ditentukan dengan direaksikan dengan
TFA dan warna biru yang terbentuk diukur serapannya pada
panjang 620 nm.

20
Defisensi vitamin E jarang sekali ditemukan karena
makanan sehari-hari mengandung vitamin E.
Vitamin E
Gangguan yang dapat dilihat karena kekurangan vitamin
E adalah hemolisis dan berkurangnya umur hidup eritrosit.
Gangguan lain adalah distrofi otot dan kelainan saraf pusat
(Ensefalomasia).

Pada pemeriksaan biokimia, seorang anak dikatakan memiliki nilai normal


vitamin E jika dalam serum > 0,7 mg.

21
4.
Penilaian Status
Mineral
• Iodium adalah salah satu mineral penting bagi kehidupan
manusia karena iodium sangat diperlukan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan fungsi otak.
Iodium
• Kebutuhan rata-rata orang dewasa per hari sangat
sedikit, yaitu 0,15 mg atau 150 µg (1 µg = 1/106 g).

• Kekurangan iodium akan menyebabkan gangguan baik


fisik maupun mental. Gangguan pertumbuha fisik antara
lain mencakup penyakit gondok, badan kerdil,
gangguan motorik seperti kesulitan untuk berdiri atau
berjalan normal, bisu, tuli atau mata juling. Sedangkan
gangguan mental termasuk berkurangnya kecerdasan.

23
Perhitungan kadar iodium per g kreatinin
Jika diketahui konsentrasi iodium a µg/I urine dan kadar
kreatinin b g/I, kadar iodium adalah a/b µg/g kreatinin Iodium

Batasan dan klasifikasi pemeriksaan kadar


iodium dalam urine
Suatu daerah dianggap endemis berat jika rata-rata ekskresi iodium
dalam urine lebih rendah dari 25 µg iodium/gram kreatinin, endemik
sedang jika ekskresi iodium dalam urine 25-50 µg iodium/gram
kreatinin

24
• Zink adalah metaloenzim dan bekerja sebagai koenzim
pada berbagai sistem enzim. Tubuh mengandung 1-2 g
zink. Tulang, gigi rambut, kulit dan testis mengandung
banyak zink. Di dalam darah, zink terdapat di plasma
terikat pada albumin dan globulin.
Zinc
• ekskresi zink dalam urine dapat mencerminkan
simpanan zink tubuh. analisis zink plasma (dengan
spektofotometri absorbsi atomik) dapat membantu dalam
pemeriksaan kemungkinan penyebab kelambatan
penyembuhan luka pascabedah.

• Batasan dan interpretasi pemeriksaan kadar zink dalam


plasma sebesar 12-17 mmol/liter dikatakan normal.

25
Kalsium terdapat di dalam tubuh sekitar 2% dan lebih dari
99% terdapat di dalam tulang. Kadar kalsium darah
dipertahankan agak konstan antara 10-15 mg/100 ml oleh
berbagai faktor. Penurunan kadar kalsium akan Kalsium
menyebabkan hormon paratiroid bereaksi pada tulang
sehingga tulang melepaskan sebagian kalsium agar kadar
kalsium dalam darah dipertahankan atau sebaliknya.
Kalsium dalam darah mempunyai 2 fungsi penting, yaitu
untuk proses pembekuan dan efek terhadap jaringan saraf.

Batasan dan interpretasi pemeriksaan kadar kalsium dalam darah sebanyak


2,1 – 2,6 mmol/liter dikatakan normal.

26
5.
Pemeriksaan Zat Gizi
Spesifik
Pada masalah kurang energi protein (KEP), analisis biokimia yang
dilakukan adalah analisis yang terkait nilai protein tertentu dalam
darah atau hasil metabolit parotein dalam darah dan protein yang
dikeluarkan bersama-sama urine. Jenis protein yang nilainya
menggambarkan status gizi seorang berubah dari waktu ke waktu. Kurang Energi
Status gizi berdasarkan nilai peralbumin dapat dilihat pada dapat
berikut.
Protein
Kurang Vitamin A

29
Anemia Gizi Besi
(AGB)
Anemia gizi adalah suatu keadaan ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah kurang dari normal , yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan jenis
kelamin. Anemia gizi besi merupakan masalah utama bagi semua kelompok
umur dengan prevalensi paling tinggi pada kelompok ibu hamil (sekitar 70%)
dan pekerja berpenghasilan rendah (40%). Prevalensi Anemia pada usia sekolah
sekitar 30% dan pada anak balita sekitar 40%.

30
Nilai ambang batas penentuan status gizi anemia meurut WHO dapat
dilihat pada tabel berikut :

31
Klasifikasi anemia yang dikeluarkan Departemen Kesehataan (1995) dalam
buku pedoman Pemberian Besi Bagi Petugas, adalah pada tabel berikut :

32
Gangguan
Gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI)
adalah rangkaian kondisi kekurangan iodium pada
Akibat
tumbuh kemang manusia. Rangkaian tersebut Kekurangan
seluruhnya terdiri dari gondok dan berbagai stadium, Iodium
kretin endemik yang ditandai terutama oleh gangguan
mental, gangguan pendengaran, gangguan (GAKI)
pertumbuhan pada anak dan orang dewasa, kadar
hormone rendah, angka lahir dan kematian bayi
meningkat.

33
Gangguan
Defisiensi iodium merupakan penyebab utama Akibat
gondok endemik, diklasifikasikan menurut ekskresi
iodium dalam urin (µg/g kreatinin). Adapun tahapan
Kekurangan
keparahan godok endemic tersebut adalah : Iodium
1. Tahap 1 : Gondok endemik dengan rata-rata lebih (GAKI)
dari 50 µg/g kreatinin didalam urin.
2. Tahap 2 : Gondok endemik dengan ekskresi iodium
dalam urin rata-rata 25-50 µg/g kreatinin.
3. Tahap 3 : Gondok endemik dengan rata-rata ekskresi
iodium dalam urin kurang dari 25 mg/g kratinin.

34
6.
KEUNGGULAN
DAN
KELEMAHAN
PEMERIKSAAN
BIOKIMIA
Keunggulan Kelemahan
1. Mendeteksi defisiensi zat gizi lebih 1. Pemeriksan biokimia hanya dapat
dini. dilakukan setelah gangguan metabolism
2. Hasil pemeriksaan biokimia lebih terjadi.
2. Membutuhkan biaya yang cukup mahal.
objektif karena menggunakan
3. Dalam melakukan pemeriksaan
peralatan yang selalu ditera dan diperlukan tenaga yang ahli.
pelaksanaan nya dilakukan oleh 4. Kurang praktis dilakukan dilapangan.
tenaga ahli. 5. Pada pemeriksaan tertentu, spesimen
3. Dapat menunjang hasil pemeriksaan sulit untuk diperoleh
metode lain dalam penilaian status 6. Membutuhkan peralatan dan bahan yang
gizi. lebih banyak dibandingkan denan
pemeriksaan lain.
7. Belum ada keseragaman dalam memilih
rujukan (nilai normal).
8. Keterbatasan peralatan dilaboratorium
daerah menyebabkan pemeriksaan tidak
dapat dilakukan.

36
Thanks!
Any questions?

37

Anda mungkin juga menyukai