Anda di halaman 1dari 14

TEORI BELAJAR

Pertemuan - 3
Konsep Belajar Behaviorisme
• Para ahli behaviorisme berpendapat bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman.
• Belajar merupakan akibat adanya interaksi
antara stimulus (S) dengan respons (R).
1. Ivan Pavlov konditioning Ivan Pavlov
(kondisioning klasik)
– Hari hasil eksperimennya, Pavlov menemukan
beberapa hukum pengkondisian, yaitu:
• Pemerolehan (acquisition)
• Pemadaman (extinctioni)
• Generalisasi (generalization)
• Diskriminasi (discrimination)
• Kondisioning tandingan
2. Edward Lee Thorndike  hukum law effect
– Hukum law effect menyatakan bahwa jika sebuah
tindakan diikuti oleh perubahan yang
memuaskan dalam lingkungan, maka
kemungkinan tindakan itu akan diulang kembali
atau semakin meningkat. Sebaliknya, jika sebuah
tindakan diikuti oelh perubahan yang tidak
memuaskan, maka tindakan itu mungkin
menurun atau tidak dilakukan sama sekali.
3. Burrhus Frederic Skinner  operant
conditioning
– Operant conditioning merupakan perubahan
perilaku yang dicapai sebagai hasil belajar tersebut
melalui proses penguatan perilaku yang muncul.
– Skinner juga menyatakan bahwa ada hubungan
antara perilaku dan konsekuen-konsekuen yang
mengikutinya.
– Skinner mendefinisikan belajar sebagai proses
perubahan tingkah laku.
4. Edwin R. Gutrie  Contiguous conditioning theory (teori
pembiasaan asosiasi dekat) / law of contiguity (hukum
hubungan)
– Teori ini menyatakan bahwa peristiwa belajar terjadi karena
adanya sebuah kombinasi antara rangsangan yang
disandingkan dengan gerakan yang akan cenderung diikuti
oleh gerakan yang sama untuk waktu berikutnya.  Belajar
merupakan kedekatan hubungan antara stimulus dan
respons yang relevan.
– Prinsip dalam teori kontiguitas:
a. Agar terjadi pembiasaan, maka organisma harus selalu harus selalu
merespons atau melakukan sesuatu;
b. Pada saat belajar melibatkan pembiasaan terhadap gerakan-gerakan
tertentu, oleh karena itu instruksi yang diberikan harus spesifik;
c. Keterbukaan terhadap bentuk stimulus yang ada merupakan
keinginan untuk menghasilkan respons secara umum;
d. Respons terakhir dalam belajar harus benar ketika itu menjadi
sesuatu yang akan di asosiasikan.
e. Asosiasi akan menjadi lebih kuat karena ada pengulangan.
5. Clark Hull  Drive Reduction Theory (teori
mengurangi dorongan)
– Prinsip dalam drive reduction theory:
• Dorongan merupakan hal yang penting agar terjadi
respons (siswa harus memiliki keinginan untuk
belajar)
• Stimulus dan respons harus dapat diketahui oleh
organisma agar pembiasaan dapat terjadi (siswa harus
mempunyai perhatian)
• Respons harus dibuat agar terjadi pembiasaan (siswa
harus aktif)
• Pembiasaan hanya terjadi jika reinforcemen dapat
memenuhi kebutuhan (belajar harus dapat memenuhi
keinginan siswa)
Konsep Belajar Kognitivisme
• Aliran behavioristik memandang belajar sebagai belajar
yang bersifat mekanistik antara stimulus dan respons.
• Aliran kognitif memandang kegiatan belajar bukanlah
sekedar stimulus dan respons yang bersifat mekanistik,
tetapi lebih dari itu, kegiatan belajar juga melibatkan
kegiatan mental yang ada di dalam diri individu yang
sedang belajar.
• Belajar adalah sebuah proses mental yang aktif untuk
mencapai, mengingat, dan menggunakan
pengetahuan.
• Teori belajar ini lebih mementingkan proses belajar
dari pada hasil belajar.
1. Teori Gestalt = teori insight  belajar merupakan
proses yang didasarkan pada pemahaman (insight)
– Ciri-ciri proses belajar yang menggunakan insight
(insightfull learning):
• Insight tergantung pada kemampuan dasar.
• Insight tergantung kepada pengalaman masa lampau yang
relevan.
• Insight tergantung kepanda pengaturan situasi yang di hadapi.
• Insight didahului dengan periode mencari dan mencoba-coba.
• Solusi problem dengan menggunakan insight dapat diulang
dengan mudah, dan berlaku secara langsung.
• Jika insight telah terbentuk, maka problem pada situasi-situasi
yang lain akan dapat dipecahkan.
– Tokoh-tokoh teory Gestalt:
• Max Wertheimer
• Wolfgang Kohler
• Kurt Koffka
2. Jean Piaget
– Pada saat manusia belajar, sebenarnya telah terjadi
dua proses dalam dirinya, yaitu proses organisasi
informasi dan proses adaptasi.
– Proses organisasi = proses ketika manusia
menghubungkan informasi yang diterimanya dengan
struktur-struktur pengetahuan yang sudah disimpan
atau sudah ada sebelumnya dalam otak.
– Proses adaptasi terdapat empat konsep dasar:
• Skemata
• Asimilai
• Akomodasi
• keseimbangan
Tahap Perkembangan Kognitif Piaget
Proses adaptasi manusia dalam menghadapi pengetahuan baru juga
ditentukan oleh fase perkembangan kognitifnya
Tahap Usia/Tahun
Bayi bergerak dari tindakan refleks
instingtif pada saat lahir sampapi
permulaan pemikiran simbolis. Bayi
Sensorimotor 0–2 membangun suatu pemahaman tentang
dunia melalui pengkoordinasian
pengalaman-pengalaman sensor
dengan tindakan fisik.
Anak mulai merepresentasikan dunia
Operational 2 -7 dengan kata-kata dan gambar-gambar
Kata-kata dan gambar-gambar ini
menunjukan adanya peningkatan
pemikiran simbolis dan melampaui
hubungan informasi sensor dan tindak
fisik.
Pada saat ini anak dapat berfikir secara
logis mengenai peristiwa-peristiwa yang
Concrete operational 7 – 11 konkret dan mengklasifikasikan benda-
benda ke dalam bentuk-bentuk yang
berbeda.
Anak remaja berfikir dengan cara yang
Formal operational 11 – 15 lebih abstrak dan logis. Pemikiran lebih
idealistik.
Konsep Belajar Konstruktivisme
1. Vygotsky
– Belajar adalah sebuah proses yang melibatkan dua elemen
penting.
• Pertama, belajar merupakan proses secara biologis sebagai proses
dasar.
• Kedua, proses secara psikososialnsebagai proses yang lebih tinggi dan
esensinya berkaitan dengan lingkungan sosial budaya.
– Bahasa merupakan kekuatan bagi perkembangan mental
manusia, untuk itu Vygotsky membagi perkembangan kognitif
yang didasarkan pada perkembangan bahasa menjadi empat
tahap:
• Preintellectual speech
• Naive psychology
• Egocentric speech
• Inner speech
– Ide dasar lain dari teori belajar vygotsky adalah
Scaffolding  memberikan dukungan dan
bantuan kepada seorang anak yang sedang pada
awal belajar, kemudian sedikit demi sedikit
mengurangi dukungan dan bantuan tersebut
setelah anak mampu untuk memecahkan problem
dari tugas yang dihadapinya.
• Ini ditunjukkan agar anak dapat belajar mandiri.
3. Strategi belajar Konstruktivisme
– Top-down-processing
• Siswa belajar dimulai dari masalah yang kompleks untuk
dipecahkan, kemudian menghasilkan atau menemukan
keterampilan yang dibutuhkan.
– Cooperative Learning
• Sebuah strategi yang digunakan dalam proses belajar, dimana
siswa akan lebih mudah menemukan secara komprehensif
konsep-konsep yang sulit jika mereka mendiskusikannya
dengan siswa yang lain tentang problem yang dihadapi
– Generative Learning
• Strategi ini menekankan pada adanya integrasi yang aktif
antara materi atau pengetahuan yang baru di peroleh dengan
skemata.
• Diharapkan siswa menjadi lebih melakukan proses adaptasi
ketika menghadapi stimulus baru.

Anda mungkin juga menyukai