Anda di halaman 1dari 77

EPTM Kelas A

(Rabu , 07.00-
08.40)

KELOMPOK 3:
1. Rosa Anandia 14-009
2. Sofia Megaranti 14-051
3. Anahtarima 15-017
4. Dwi Sterida M 15-044
5. Siti Aisah 15-056
6. Cindy Fatikasari 15-076 (kelas E)
7. Muhamad Ahid 15-100
8. Viona Reza M 15-125
9. Slyvia Kusuma D 15-146
10. Dwi Anggaraini 15-221
11. Jebrine Arifa 15-240
KANKER PRIA

Terdapat banyak jenis kanker lain yang juga
berbahaya dan sering menyerang pria. Kanker yang
sering menyerang pria yaitu, Kanker Prostat, Kanker
Paru, Kanker Usus, Kanker Kulit, Kanker Kandung
Kemih, Kanker Pankreas, dan Kanker Penis.

Pria Asia cenderung lebih mudah terkena kanker


perut, sementara orang Kaukasian cenderung terkena
kanker kandung kemih, dan pria Afrika cenderung
berisiko terkena kanker mulut.
Sebagian besar kanker banyak terjadi pada usia
lanjut. Kanker prostat, lambung dan usus besar
kemungkinan terjadi setelah usia 60 tahun. Di AS,
lebih dari 60% dari kanker terdiagnosis pada
penderita yang berusia di atas 65 tahun. Risiko
terjadinya kanker di AS meningkat 2x lipat setiap 5
tahun setelah usia 25 tahun.
Meningkatnya resiko kanker mungkin
merupakan gabungan dari meningkatnya dan
bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap
karsinogen dan melemahnya sistem kekebalan tubuh.
KANKER PRIA DI
INDONESIA

Sumber : GLOBOCAN, IARC, 2012


KANKER PARU

Kanker paru adalah semua penyakit
keganasan di paru, mencakup keganasan
yang berasal dari paru sendiri (primer).
Dalam pengertian klinik yang dimaksud
dengan kanker paru primer adalah tumor
ganas yang berasal dari epitel bronkus
(Komite Penanggulangan Kanker
Nasional).
FAKTOR RISIKO

1. Kebiasaan Merokok
 Risiko relatif kanker paru pada perokok adalah 7 kali
lebih tinggi diban-dingkan dengan yang tidak merokok.
 Diperkirakan bahwa karsinogen atau metabolit lain dalam
asap rokok dapat mempengaruhi fungsi gen gen kunci
yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan sel
epitel. Mutasi tertentu pada gen supresor kanker tertentu
telah memperlihatkan terjadi dengan pajanan asap rokok
yang lama. Apabila gen supresor tumor tidak berfungsi
dengan baik, pembelahan sel yang tidak terkendali dapat
terjadi dan mengakibatkan kanker (Corwin, 2008)
2. Kerentanan genetik (genetic susceptibility)
Penelitian ini menemukan bahwa orang yang memiliki
gen pembawa kanker paru ini memiliki sensitivitas yang
berlebihan terhadap asap rokok. Bahkan paparan yang
sangat sedikit terhadap asap rokok atau rokok dapat
menyebabkan terjadinya kanker paru.
3. Polusi Udara: menghirup asap kendaraan bermotor atau
asap pabrik sama berbahanya dengan perokok pasif.
4. Bahan karsinogen di tempat kerja: bahan-bahan
karsinogen di tempat kerja yang dapat menyebabkan
kanker paru antara lain asbes, radon, arsenik, krom,
silika, berilium, nikel kadmium, serta hasil pembakaran
diesel.
5. Riwayat penyakit paru seperti PPOK (Penyakit Paru
Obstruktif Kronis) atau fibrosis paru.
EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan data WHO, kanker paru
merupakan jenis kanker terbanyak pada laki-
laki di Indonesia, dan terbanyak kelima untuk
semua jenis kanker pada perempuan Kanker
paru juga merupakan penyebab kematian
akibat kanker terbanyak pada laki-laki dan
kedua pada perempuan
Kanker paru merupakan penyebab utama
keganasan di dunia, mencapai hingga 13 persen
dari semua diagnosis kanker. Selain itu, kanker
paru juga menyebabkan 1/3 dari seluruh kematian
akibat kanker pada laki-laki. Di Amerika Serikat,
diperkirakan terdapat sekitar 213.380 kasus baru
pada tahun 2007 dan 160.390 kematian akibat
kanker paru. Di Inggris rata-rata 40.000 kasus baru
dilaporkan setiap tahun.
Insidens kanker paru rendah pada usia di
bawah 40 tahun, namun meningkat sampai dengan
usia 70 tahun.
Hasil penelitian berbasis rumah sakit dari 100 RS
di Jakarta, kanker paru merupakan kasus terbanyak pada
laki-laki dan nomor 4 terbanyak pada perempuan tapi
merupakan penyebab kematian utama pada laki-laki dan
perempuan. Data hasil pemeriksaan di laboratorium
Patalogi Anatomi RSUP Persahabatan kanker paru
merupakan lebih dari 50 persen kasus dari semua jenis
kanker yang didiagnosa. Data registrasi kanker Rumah
Sakit Dharmais tahun 2003-2007 menunjukkan bahwa
kanker trakea, bronkus dan paru merupakan keganasan
terbanyak kedua pada pria (13,4%) setelah kanker
nasofaring (13,63%) dan merupakan penyebab kematian
akibat kanker terbanyak pada pria (28,94%).


PATOFISIOLOGI

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub
bronkus menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi
pengendapan karsinogen.
Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan
metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi perifer yang
disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus
ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi
langsung pada kosta dan korpus vertebra. Lesi yang letaknya sentral
berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar. Lesi ini
menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan
supurasi di bagian distal
Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk,
hemoptysis, dispneu, demam, dan dingin.Wheezing
unilateral dapat terdengan pada auskultasi. Pada stadium
lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan
adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru
dapat bermetastase ke struktur – struktur terdekat seperti
kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak,
tulang rangka.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis 
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik paru (suara napas yang abnormal), benjolan
superfisial pada leher, ketiak atau dinding dada, tanda pembesaran
hepar atau tanda asites, nyeri ketok di tulang.
3. Pemeriksaan Patologi Anatomik
Pemeriksaan Patologi Anatomi (Sitologi dan Histopatologi)
4. Pemeriksaan Laboratorium
Cek Darah rutin: Hb, Leukosit, Trombosit, fungsi hati, fungsi ginjal.
5. Pemeriksaan Khusus
Bronkoskopi
PENCEGAHAN

Primordial:
 Membuat Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dan Adanya
kebijakan pemerintah untuk menaikan harga cukai
rokok
 Membuat kebijakan pemerintah untuk program
tentang pengolahan asap pabrik perindustrian
 Membuat UU tentang membatasi Pekerja yang
terpapar dengan karbonildan arsenic,
asbestos,kromat
Primer
Mengkonsumsi buah dan sayuran yang banyak.
Hindari alkohol, Istrirahat yang cukup, dan hidup
bebas stres.
Selalu menjaga daya tahan tubuh dengan melakukan
olahraga rutin minimal 3 kali dalam seminggu.
Selalu memakai masker untuk menghindari polusi
keterpaparan polusi udara.
Sekunder
Skrining
Tersier
Terapi Paliatif
KANKER PROSTAT

Kanker prostat adalah jenis kanker yang paling
umum di kalangan laki-laki dan menduduki tempat
kedua setelah kanker paru di Indonesia menurut
GLOBOCAN (IARC) tahun 2012.
Kelenjar prostat, tempat dimana tumbuh kanker
adalah salah satu kelenjar khusus untuk pria, terletak
pada penis dibawah (leher bawah) kandung kemih
(vesica urinaria).
PENYEBAB KANKER
PROSTAT

Sampai saat ini penyebab dari kanker
prostat belum diketahui, tetapi ada beberapa
faktor yang adapat meningkatkan risiko
sesorang terkenan kanker prostat.
FAKTOR RISIKO
KANKER PROSTAT

1. Usia
Lebih dari 65% kejadian kanker prostat terdeteksi
pada pria berusia diatas 65 tahun.
2. Ras
Ras Afro-Amerika memiliki risiko lebih tinggu
daripada ras Kaukasia untuk terkena kanker prostat.
Sedangkan ras Asia yang tinggal di benua Asia
memiliki risiko paling rendah.
3. Diet dan gaya hidup
Diet tinggi lemak jenuh, daging merah, sedikit buah
dan sedikit sayuran, rendah tomat, rendah ikan dan atau
rendah kedelai meningkatkan terkena kanker prostat.
4. Riwayat Keluarga
Seorang pria dengan anggota keluarga terdekatnya
terkena kanker prostat memiliki resiko terkena kanker
prostat 2 kali lebih besar daripada yang tidak.
5. Tempat tinggal
Bagi masyarakat yang bertempat tinggal di Amerika
resiko terkena kanker prostat lebih tinggi diabndingkan
di Asia. Namun apabila pria Asia beralih kebudayaan
barat, risikonya akan menignkat
PATOFISIOLOGI

Kanker prostat terjadi ketika tingkat kematian sel
dan pembelahan sel tidak lagi sama,menyebabkan
pertumbuhan tumor yang tidak terkendali.Setelah
transformasi awal,terjadi mutasi banyak gen,termasuk
gen p53 dan retinoblastoma dapat menyebabkan
perkembangan tumor dan metastasis.Sebagian besar
(95%) kanker prostat adalah adenocarsinoma.
Sekitar 40% kanker prostat memiliki morfologi sel
transisional dan diperkirakan berasal dari lapisan
urothelial dari uretra prostat. Hanya sedikit kasus
morfologi neuroendokrin. Saat ini, mereka diyakini
berasal dari sel-sel induk neuroendokrin biasanya
terdapat di prostat atau dari program diferensiasi
menyimpang selama transformasi sel.
GEJALA KLINIS

a. Simptom (keluhan)
Didapatkan 75% mengeluh obstruksi (kesulitan
atau tidak dapat berkemih) dan infeksi. Keluhan
utama lainnya berupa hesistensi, nokturia, sering
kencing, termina dribbling dan pancaran lemah.
b. Sign (gejala)
Dengan rectal touche (RT) terasa prostat membesar,
permukaan berbenjol/nodul, konsistensi keras,
dan tidak simetris.
GEJALA KLINIS
 sign) kanker prostat
 Sebagai tanda bahaya (warning
adalah :
a. Sering kali merasa ingin kencing terutama di malam
hari
b. Nyeri atau rasa terbakar (burning) selama miksi
c. Bermasalah sewaktu memulai atau menghentikan
kencing atau kencing lemah.
d. Masalah disfungsi seks atau nyeri seks
e. Urine atau segmen yang berdarah
f. Nyeri daerah punggung belakang, paha atau panggul
DIAGNOSIS
 Pemeriksaan colok dubur

Pada prosedur ini, dokter akan memasukkan jari yang sudah dibungkus
sarung tangan dan diolesi pelumas ke dalam rektum untuk memeriksa
kelenjar prostat yang posisinya di sebelah rektum. Jika dokter
menemukan ketidaknormalan pada tekstur, bentuk, maupun ukuran
kelenjar prostat, maka harus diadakan tes lanjutan.
 Tes PSA (prostate-specific antigen atau antigen khusus prostat)
Tes darah PSA berfungsi mengukur kadar PSA dalam darah. Tes PSA
tidak spesifik untuk mendeteksi kanker prostat, karena kondisi lain
seperti peradangan pada prostat juga menyebabkan meningkatnya PSA
dalam darah. Selain itu, ada sebagian penderita kanker prostat yang tidak
mengalami peningkatan kadar PSA. Hanya sekitar 45% penderita kanker
prostat memiliki kadar PSA yang tinggi.
DIAGNOSIS

 Uji ultrasound transrektal (TRUS)
Pada uji ini, sebuah alat kecil akan diberi pelumas dan
ditempatkan pada anus pasien. Alat kecil ini akan
memancarkan gelombang suara pada prostat dan merekam
gema dari gelombang suara tersebut. Gema akan diproses
sehingga menjadi citra prostat pasien.
 Biopsi
Prosedur biopsi adalah pengambilan sampel jaringan prostat
untuk diteliti lebih jauh apakah terdapat sel kanker. Ini adalah
langkah yang paling bisa diandalkan dalam mendiagnosis
kanker prostat
EPIDEMIOLOGI

Data di AS menunjukkan bahwa lebih dari 90%
Kanker prostat ditemukan pada stadium dini dan
regional, dengan angka harapan hidup 5 tahun
mendekati 100%. Angka ini jauh lebih baik
dibandingkan dengan 25 tahun lalu, yang hanya
mencapai 69%. Rasio insidensi terhadap mortalitas
sebesar 5.3 pada tahun 2000. Angka mortalitas juga
berbeda pada tiap negara, yang tertinggi di Swedia
(23 per 100.000 penduduk) dan terendah di Asia
(<5 per 100.000 penduduk).
Di Asia, insiden kanker prostat rata-rata adalah 7,2
per 100.000 pria per-tahun. Di Indonesia, jumlah
penderita kanker prostat di tiga RS pusat
pendidikan (Jakarta, Surabaya dan Bandung)
selama 8 tahun terakhir adalah 1.102 pasien
dengan rerata usia 67,18 tahun. Stadium penyakit
tersering saat datang berobat adalah stadium
lanjut sebesar 59,3% kasus, dan terapi primer yang
terbanyak dipilih adalah orkhiektomi sebesar 31,1
%, obat hormonal 182 (18%), prostatektomi radikal
89 (9%), radioterapi 63 (6%), sisanya adalah
pemantauan aktif, kemoterapi dan kombinasi.
Modalitas diagnostik yang digunakan terutama
biopsi 57.9%.6.
PENCEGAHAN

Primordial
Peraturan Daerah No. 6 Tahun 2014 Tentang Kawasan
Tanpa Rokok (KTR)
Kebijakan Pemerintah untuk menginkatkan nilai cukai
rokok. Karena rokok salah satu faktor resiko kanker
penis.
Kebijakan Pemerintah dengan memberikan sarana
kesehatan yang bisa dipakai masarakat umum (seperti:
lapangan untuk olaraga)
 Primer
 Adanya peringatan dilarang merokok
 Menganjurkan orang untuk berhenti merokok
 Menganjurkan orang untuk berolahraga
 Menganjurkan orang untuk tidak mengkonsumsi makanan
yang tinggi lemak tetapi dengan tetap makan makanan sehat
 Sekunder
- Melakukan Pembedahan:
1. Eksisi local (dilakukan jika kanker masih terbatas pada
prostat dan masih kecil)
2. Microsurgery (pembedahan pada tumor prostat dengan
mikroskop untuk menghilangkan jaringan tumor)
3. Penektomi (pemotongan penis sebagian atau total)
Tersier
- Kemoterapi
menggunakan obat-obatan seperti: bleomycin,
cisplatin, fluorouracil, dan methotrexate.
- Terapi Radiasi
Pengobatan pelengkap dari pembedahan yang
bertujuan untuk mengurangi terjadinya risiko
kekambuhan.
PENGOBATAN
 Operasi Kanker Prostat
Berikut ini adalah beberapa cara dan juga prosedur operasi yang
bisa dilakukan untuk mengatasi kanker prostat.
 TURP atau trans-urethral resection
TURP adalah prosedur operasi dalam memotong bagian dari
kelenjar prostat. TURP dilakukan dengan cara anastesi umum atau
anastesi tulang belakang, agar Anda tidak merasakan rasa sakit
selama pembedahan berlangsung. Tujuan dari operasi adalah
meringankan atau menghilangkan gejala buang air kecil yang
terganggu akibat kanker prostat
 Prostatektomi radikal
Prostatektomi radikal adalah prosedur operasi untuk mengangkat
kelenjar prostat dan jaringan di sekitarnya. Prostatektomi radikal
bisa menyembuhkan kanker prostat pada pria jika kanker belum
menyebar keluar dari kelenjar prostat. Tapi terdapat kemungkinan
kecil bahwa tidak semua sel-sel kanker bisa terangkat. Ada
kemungkinan sel kanker akan kembali pasca operasi.
KANKER KOLOREKTAL

• Kanker kolorektal adalah keganasan yang berasal dari
jaringan usus besar, terdiri dari kolon (bagian
terpanjang dari usus besar) dan atau rektum (bagian
kecil terakhir dari usus besar sebelum anus).
• Menurut American Cancer Society, kanker kolorektal
(KKR) adalah kanker ketiga terbanyak dan
merupakan kanker penyebab kematian kedua
terbanyak pada pria dan wanita di Amerika Serikat
JENIS JENIS

1. Adenokarsinoma
Sebagian besar kanker kolorektal (98%) adalah tipe
adenokarsinoma. Kanker muncul dari sel epitel
kelenjar di lapisan dalam usus yang dapat
menyebar ke dalam dinding kolon dan berpotensi
untuk metastasis ke kelenjar getah bening (KGB).
Adenokarsinoma muncul dari lapisan epitel
kelenjar sehingga mensekresi mukus untuk
melubrikasi bagian dalam kolon dan rektum.
2. Karsinoid Tumor
Kurang dari 2% keganasan kolorektum adalah jenis karsinoid
tumor. Tumor ini terbentuk dari sel Kulchitsky yang
memproduksi hormon pada dinding usus yaitu 5-
hidroksitriptamin. Karsinoid tumor sering ditemukan pada
rektum dan apendiks namun biasanya asimptomatik dan
jarang bermetastasis, walaupun mungkin memperlihatkan
penyebaran lokal yang ekstensif.
3. Gastrointestinal Stromal Tumor (GISTs)
 Tumor ini terbentuk dari sel spesifik pada dinding kolon
disebut intestinal cells of Cajal. Tumor ini adalah tumor
mesenkim yang menyerang traktus digestivus yang berasal
dari sel ganglion myenteric. Tumor ini sering ditemukan di
bagian traktus digestivus atas, namun pada kolon hanya
sekitar 5%.
FAKTOR RISIKO

 Pengaruh usia: Risiko kanker kolorektal akan meningkat
seiring bertambahnya usia. Kanker ini diperkirakan diidap
oleh 9 di antara 10 orang yang berusia 50 tahun atau lebih.
 Faktor keturunan: Orang dengan anggota keluarga yang
mengidap kanker atau polip kolorektal memiliki risiko
lebih tinggi untuk mengidap kanker kolorektal.
 Pengaruh gaya hidup: seperti kurang olahraga,
kekurangan asupan serat, konsumsi minuman keras,
kelebihan berat badan, obesitas, atau merokok.
 Mengidap penyakit Crohn dan kolitis ulseratif lebih
dari 9 tahun
EPIDEMIOLOGI

• Menurut data WHO (2012) terdapat 746.000 kasus kanker
kolorektal pada pria (10% dari total kasus kanker pada
pria) dan 614.000 kasus pada wanita dengan presentase
9,2% dari total seluruh kasus kanker wanita di dunia.
• Hampir 55% kasus kanker kolorektal terjadi di negara
maju.
• Ada variasi geografis dalam insiden di dunia,
diperkirakan kasus tertinggi berada di Australia/Selandia
Baru dengan Age Standardized Rate (ASR) 44,8 pada pria
dan 32,2 pada wanita per 100.000.
• Angka kematian pada kasus kanker kolorektal lebih
rendah yaitu 694.000 kematian (8,5% dari total).
• Tingkat kematian pasien kanker kolorektal tertinggi
diperkirakan di Eropa Tengah dan Timur dengan ASR
20,3 per 100.000 untuk laki-laki dan 11,7 per 100.000
untuk perempuan.
• Tingkat kematian terendah terdapat di Afrika Barat
dengan ASR 3,5 per 100.000 untuk laki-laki dan 3,0
per 100.000 untuk perempuan (WHO, 2012).
Estimated age-standardised rates (World) per 100,000 kanker kolorektal
tahun 2012


Di Indonesia kanker kolorektal adalah keganasan yang
sering terjadi baik pada pria dan wanita setelah kanker
prostat dan kanker payudara dengan persentase 11,5%
dari jumlah seluruh pasien kanker di Indonesia.
Insidensi kanker kolorektal pada pria sebanding dengan
wanita dan lebih banyak terjadi pada usia produktif.
Perbandingan insidensi pada laki-laki dan perempuan
adalah 3 berbanding 1 dan kurang dari 50% kanker
kolon dan rektum ditemukan di rektosigmoid.
Angka kematian kanker kolorektal telah berkurang
sejak 20 tahun terakhir yang berhubungan dengan
meningkatnya deteksi dini dan kemajuan pada
penanganan kanker kolorektal.
Patofisiologi

Kanker kolon dan rektum terutama ( 95 % ) muncul dari lapisan
epitel usus . Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan
menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas ke dalam sturktur
sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke
bagian tubuh yang lain ( paling sering ke hati).
Pertumbuhan kanker menghasilkan efek sekunder, meliputi
penyumbatan lumen usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding
usus serta perdarahan. Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi
dan abses, serta timbulnya metastase pada jaringan lain. Prognosis
relative baik bila lesi terbatas pada mukosa dan submukosa pada saat
reseksi dilakukan, dan jauh lebih jelek bila telah terjadi metastase ke
kelenjar limfe
Kanker kolorektal

PENCEGAHAN

Primordial
 Membuat Undang-undang tentang pelarangan
industri minuman beralkohol.
 Membuat kebijakan tentang pelarangan perokok
ditempat umum atau kawasan bebas asap rokok,
menaikan harga cukai rokok, membuat
poster/gambar penyakit yang diakibatkan apabila
merokok
 Kebijakan yang membatasi peredaran industri pangan
yang mengandung banyak kalori melalui badan
pengawas yaitu BPOM (Badan Pengawas Obat Dan
Makanan).
Primer
 Selalu rutin melakukan aktifitas olahraga minimal 3 kali dalam
seminggu
 Makan makanan yang bergizi salah satunya dengan
mengkonsumsi tinggi daging merah.
 Menghindari minuman yang beralkohol dan merokok,serta jauhi
paparan asap rokok
Sekunder
 Dilakukan Scrining bertujuan untuk menemukan dan eradiksi
polip, dan juga melalui deteksi kanker bertujuam menemukan
KKR stadium awal (1 dan 2). Pilihan pemeriksaan skrining :
1. Colok dubur
2. FOBT atau FIT setiap 1 tahun 

3. Sigmoidoskopi fleksibel setiap 5 tahun 

4. Kolonoskopi setiap 10 tahun 

5. Barium enema dengan kontras ganda setiap 5tahun 

6. CT kolonografi setiap 5 tahun 

Tersier
Pencegahan tersier dapat dilakukan setelah kanker
selesai diobati, dengan cara mengambil langkah-
langkah untuk mencegah terjadinya kekambuhan
kanker tersebut termasuk pengaturan pola makan
dan cara hidup sehat. Pada penderita kanker
colorectal dapat dilakukan ostomi yaitu operasi
untuk membuat lubang keluar dari saluran tubuh
yang mengalami obstruksi.
KANKER TESTIS

Ranggiasanka (2010:26) menyatakan, “Kanker
testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam
testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis
membesar atau menyebabkan adanya benjolan di
dlam skrotum (kantung zakar).”
Kanker testis relatif jarang dan terjadi sekitar
1% dari semua kanker laki-laki. Sekitar 2.268 pria
yang didiagnosis dengan kanker testis setiap tahun
di inggris. Biasanya menyerang pria pada usia 15-
44 tahun.
PENYEBAB KANKER
TESTIS

Penyebab Kanker Testis belum dapt
diketahui dengan jelas. Namun terdapat faktor
yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
kanker testis.
FAKTOR RESIKO
KANKER TESTIS



JENIS-JENIS KANKER
TESTIS

1. Seminoma : 30-40% dari semua jenis tumor testis.
Biasanya ditemukan pada pria berusia 30-40 tahun
dan terbatas pada testis.
2. Non-seminoma : merupakan 60% dari semua jenis
tumor testis. Dibagi lagi menjadi beberapa
subkategori :
 Karsinoma embrional : sekitar 20% dari kanker
testis, terjadi pada usia 20-30 tahun dan sangat
ganas. Pertumbuhannya sangat cepat dan
menyebar ke paru-paru dan hati.
Tumor yolk sac : sekitar 60 % dari semua jenia
kanker testis pada anak laki-laki.
Teratoma : sekitar 7% dari kanker testis pada pria
dewasa dan 40% pada anak laki-laki.
Tumor sel stroma : tumor yang terdiri dari sel-sel
Leydig (pelengkap dari tubulus seminiferus pada
testis yang memproduksi testosteron dan selalu
berhubungan dengan sistem saraf), sel Sertoli dan
sel granulosa.
PATOFISIOLOGI

Tumor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang
akhinya mengenai seluruh parenkim testis. Sel-sel tumor
kemudian menyebar ke rete testis, epididimis, funikulus
spermatikus, atau bahkan ke kulit scrotum. Tunika albugenia
merupakan barrier yang sangat kuat bagi penjalaran tumor testis
ke organ sekitarnya, sehingga kerusakan tunika albugenia oleh
invasi tumor membuka peluang sel-sel tumor untuk menyebar
keluar testis.
Kecuali kariokarsinoma, tumor testis menyebar melalui
pembuluh limfe menuju ke kele-njar limfe retroperitoneal (para
aorta) sebagai stasiun pertama, kemudian menuju ke kelenjar me-
diastinal dan supraclavikula, sedangkan kariokarsinoma
menyebar secara hematogen ke paru, he-par, dan otak.
GEJALA KLINIS

Gejala Umum yang terjadi
 Benjolan atau pembengkakan di salah satu
testis. Yang disebabkan oleh pembengkakan
pembuluh darah
 Rasa sakit yang tajam pada testis dan skrotum
 Skrotum terasa berat
 Penimbunan cairan dalam skrotum
 Nyeri di perut atau selangkangan terasa panas
GEJALA KLINIS

Gejala kanker yang telah bermetastasis (penyebaran
kanker pada organ lain) :
 Nyeri pada dada, batuk, sulit bernafas karena kanker
telah menyebar ke paru-paru
 Pembengkakan atau pembesaran dada pria
dikarenakan sel kanker mengeluarkan hormon HCG
[Hormon Chorionic Gonadotropin] yang merangsang
pertumbuhan payudara
 Nyeri punggung bagian bawah karena kanker telah
menyebar ke kelenjar getah bening
 Sakit kepala karena kanker menyebar pada otak
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaaan oleh dokter dengan menanyakan gejala, riwayat
1.

penyakit dan memeriksa kondisi testis
• Ultrasound Skrotum
• Menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk
2. menghasilkan gambaran anatomi testis
• Tes Darah
• Tes darah dilakukan untuk mengetahui adanya hormon “penanda”
3. kanker testis. AFP (Alfa fetoprotein), HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin), LDH (Lactate dehydrogenate)
• Biopsi
4. • Dilakukan dengan cara mengambil sampel sel dari tumor untuk
diperiksa di laboratorium
• X Ray dada, CT Scan, MRI
5. • Diugunakan untuk mengetahui penyebaran kanker
EPIDEMIOLOGI

 Keganasan testis relatif jarang ditemukan, <1% dari
semua tumor ganas pada laki-laki. Umumnya tumor
testis (>90%) berasal dari sel germinal dan ditemukan
pada usia 15-45 tahun.1,2 Puncak kedua keganasan
testis terjadi pada usia 80-90 tahun dan kebanyakan
merupakan tumor metastasis.
 Germ cell tumor dibagi atas seminoma dan non-
seminoma. Seminoma mencakup 30-40% dari semua
tumor testis.3 Pada tahun 2001 sekitar 12.500 kasus
baru germ cell tumor didiagnosis di Amerika Serikat.
 Tumor testis merupakan keganasan terbanyak pada pria
berusia diantara 15-35 tahun dan merupakan 1-2 % dari
semua neoplasma pada pria. Insidensi tumor sel embrional
maligna di Belanda adalah kira-kira 4 per 100.000 laki-laki
tiap tahun. Diperkirakan 8.590 kasus baru dari tumor testis di
Amerika Serikat pada tahun 2012. Insidens bervariasi
menurut area geografi, insidens tertinggi sekitar 9 per 100.000
populasi laki-laki di Denmark dan Swis Tumor sel germinal
merupakan tumor yang paling banyak mengenai testis pada
usia antara 15 dan 34 tahun. Di seluruh dunia, angka
kejadian tumor testis telah meningkat dua kali lipat dalam 40
tahun terakhir.
 Di berbagai negara di Eropa insidens meningkat sekitar 2-5%
per tahun sedangkan di Amerika Serikat insidens meningkat
52% dari pertengahan ta-hun 1970 sampai pertengahan tahun
1980
PENCEGAHAN

 Primordial
1. Perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang banyak
mengandung serat dan vitamin mineral, klorofil yang
bersifat antikarsinogenik dan radioprotektif, serta
antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas, berbagai
zat kimia dan logam berat serta melindungi tubuh dari
bahaya radiasi.
2. Menghindari keterpaparan radiasi berlebihan pria yang
bekerja dibagian radiasi menggunakan alat pelindung diri.
3. Pengontrolan berat badan dengan berolah raga seimbang
dapat mengurangi risiko terkena kanker.
4. Hindari alkohol, rokok, dan stress primordial.
PENCEGAHAN

 Primer
- Melakukan sirkumsisi (sunat)
- Menghindari merokok
- Berhenti berhubungan seks bebas. Untuk mencegah infeksi HPV
- Menjaga higiene area intim
- Vaksin HPV
 Sekunder
- Melakukan Pembedahan:
1. Eksisi local (dilakukan jika kanker masih terbatas pada testis dan
masih kecil)
2. Microsurgery (pembedahan pada tumor testis dengan mikroskop
untuk menghilangkan jaringan tumor)
3. Penektomi (pemotongan penis sebagian atau total)
PENCEGAHAN

 Tersier
- Kemoterapi
menggunakan obat-obatan seperti: bleomycin,
cisplatin, fluorouracil, dan methotrexate.
- Terapi Radiasi
Pengobatan pelengkap dari pembedahan yang
bertujuan untuk mengurangi terjadinya risiko
kekambuhan.
PENGOBATAN

Kanker testis adalah suatu bentuk yang jarang dari kanker
yang dapat diobati dan biasanya dapat disembuhkan. Operasi adalah
pengobatan yang paling umum untuk kanker testis dan melibatkan
pengambilan satu atau kedua testis melalui sayatan di selangkangan.
Dalam beberapa kasus, dokter juga dapat mengambil beberapa
kelenjar getah bening di perut dan selangkangan. Radioterapi,
pengobatan menggunakan sinar berenergi tinggi untuk menyerang
kanker, dan kemoterapi, yang menggunakan obat untuk membunuh
kanker, merupakan pilihan pengobatan lain.
Mengambil satu testis seharusnya tidak menyebabkan
masalah dengan berhubungan seks atau fertilitas (kesuburan). Testis
yang tersisa akan terus membuat sperma dan hormon testosteron pria.
Untuk menciptakan kembali penampilan normal selepas testis
diambil, seorang pria mungkin dapat memiliki prostesis testis operasi
yang ditanamkan di skrotum yang terlihat dan terasa seperti testis
normal.
KANKER PENIS
 Penis

(zakar) adalah alat kelamin luar laki-laki yang
diselubungi oleh kulit bagian kepala & prepusium.
 Kanker penis merupakan suatu pertumbuhan sel yang
sangat ganas pada jaringan dan atau wilayah diluar
daripada penis.
 Tumor seringkali dianggap sebagai tahap awal kanker.
 Tumor yang jinak dapat berbentuk condylomas (kutil
kelamin berbentuk seperti kubis bunga) atau bowenoid
papulosis (berwarna kemerahan atau kecoklatan).
 Tumor ganas pada penis karsinoma sel skuamosa
(Kanker penis)
Bowenoid papulosis Condylomas
(berwarna kemerahan atau (kutil kelamin berbentuk seperti
kecoklatan dan tumbuh di

kubis bunga)
bagian batang penis)
PENYEBAB KANKER
PENIS

Penyebab pasti kanker penis masih belum bisa
dipastikan. Namun, seperti jenis kanker lainnya, kanker
penis dideteksi dengan adanya sel tubuh yang tumbuh
secara abnormal.

Meskipun belum diketahui penyebab pastinya,


kanker penis mempunyai faktor yang dapat
meningkatkan resiko penyakit kanker.
FAKTOR RESIKO
1. HPV

Infeksi HPV biasanya disebabkan karena hubungan
seksual dengan orang yang terkena infeksi HPV. Jenis
HPV seperti HPV 16 dan HPV 18 biasanya ditemukan
pada pri yang terjangkit kanker penis.

2. Usia
Kanker Penis biasanya terjadi pada pria yang berusia di
atas 60 tahun.
3. Merokok
Merokok meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker penis
karena zat kimia yang terkandung dalam rokok, salah satunya
benzyrene yang merupakan sumber kanker.
4. Sunat
Kanker penis bisa terjadi pada laki-laki yang tidak disunat dan
bisa menyebabkan kematian sebesar 25%. Karena Penis yang
tidak disunat akan sulit dibersihkan, sehingga bisa menyebabkan
peradangan yang menjadi penyebab umum kanker.
5. Higiene Personal
Jarang membersihkan penis sehingga menyebabkan kuman atau
virus mudah berkembang
6. Berhubungan seksual dengan banyak orang
Seringnya berganti pasangan membuat seorang pria mudah
terserang virus penyakit
PATOFISIOLOGI

Kanker penis biasanya dimulai sebagai lesi kecil pada
glans atau kepala penis. Kanker penis berkisar dari putih-
abu-abu, tidak teratur, exophytic, massa endofit datar dan
ulserasi. Sel kanker berangsur-angsur tumbuh secara lateral
di sepanjang permukaan penis dan bisa menutupi seluruh
kelenjar serta preputium sebelum menyerang corpora dan
keseluruhan batang penis. Semakin luas lesi, semakin besar
kemungkinan invasi lokal dan metastasis nodal. Kanker
penis mungkin papilari dan exophytic atau datar serta
ulseratif. Jika kanker penis ini tidak diobati secara dini
makan dapat terjadi autoamputasi.
GEJALA KLINIS
1. Penebalan kulit penis
2. Bagian kulup(kulit khitan) ketat, menipis, mengkilap
3. Muncul papula, bisul, kutil dan sebagainya di bagian penis ataupun
bagian kulup, jika disentuh bisa terasa nyeri.
4. Muncul bisul yang berkepanjangan
5. Bagian kulup sering mengeluarkan nanah dan sekresi yang berbau
6. Bagian kulup dan phimosis penis tidak bisa bergerak, ketika
dipegang bagian kulut terdapat benjolan, nodul dan terasa nyeri.
7. Nyeri saat buang air kecil, tidak lancar, tidak dapat menahan
kencing ataupun dapat terjadi fistula(koneksi abnormal) kandung
kemih.
8. Penurunan berat badan, anemia, dan kehilangan nafsu makan
9. Terdapat benjolan kelenjar getah bening di inguinalis (pangkal
paha).
DIAGNOSIS
1. pemeriksaan gambar medis

(1) limfografi : sangat membantu dalam diagnosa, umumnya
tidak dijadikan pemeriksaan rutin. Rasa pemeriksaan dapat
melalui punggung kaki, bagian penis, kelenjar getah bening
sperma untuk melakukan pengambilan gambar.
(2)B USG: Untuk memastikan hati, rongga perut dengan
atau tanpa metastasis
(3)CT, MRI: periksa bagian peritoneum dan organ lain
misalnya bagian lain dari metastasis.
2. Tes lain
Ketika belum terjadi perpecahan, seperti kulit penis yang
menutupi, hanya pemeriksaan biopsy yang dapat memperjelas
pemeriksaannya.
EPIDEMIOLOGI
Prevalensi

 Kanker penis merupakan kanker pada laki-laki yang jarang
terjadi.
 Prevalensi bervariasi antara wilayah geografis, 0,5-1,5 per
100.000 orang diseluruh negara-negara Eropa. Satu dari
setiap 100.000 laki-laki akan didiagnosis dengan penyakit
kanker penis.
 Data di Asia bervariasi mulai dari 0.04 % di Israel, 0.15% di
Iran hingga 0.2% di Jepang.
 Data di Indonesia (RS Hasan Sadikin) pada tahun 1975-1984
didapatkan prevalensi 6%. Umumnya usia terbanyak
ditemukan di Indonesia pada usia 40-50 tahun (26.1%),
Distribusi
- Usia
Bertambahnya usia adalah faktor dalam perkembangan
kanker penis. Kanker penis lebih sering didiagnosis pada
pria usia 60 keatas.
- Jenis Kelamin
Kanker penis jelas menyerang pada pria.
- Waktu
Lebih banyak menyerang pada usia tua.
- Tempat
Angka kejadiannya lebih tinggi 10 kali pada pria di Afrika
dan Asia.
PENCEGAHAN
Primordial 
- Kebijakan Pemerintah untuk meningkatkan nilai cukai rokok.
Karena rokok salah satu faktor risiko kanker penis.
- Peraturan Pemerintah untuk program vaksin HPV.
- Kebijakan kawasan bebas asap rokok
Primer
- Melakukan sirkumsisi (sunat)
- Menghindari merokok
- Berhenti berhubungan seks bebas. Untuk mencegah infeksi HPV
- Menjaga higiene area intim
Spesific protection : Vaksin HPV
Sekunder
Early diagnosis : screening, deteksi dini

Tersier
- Kemoterapi
menggunakan obat-obatan seperti: bleomycin, cisplatin,
fluorouracil, dan methotrexate.
- Terapi Radiasi
Pengobatan pelengkap dari pembedahan yang bertujuan
untuk mengurangi terjadinya risiko kekambuhan.
PENGOBATAN

1. Operasi : operasi cocok untuk kanker penis stadium awal
yang ukuran tumornya masih kecil, dan belum ada
metastasis.
2. kemoterapi : kemoterapi pada kanker penis sangat efektif,
apalagi jika dikombinasi dengan operasi / pembedahan
hasilnya akan meningkat.
3. Radioterapi : radioterapi pada kanker penis umumnya
hasilnya akan lebih efektif dilakukan setelah operasi
4. Pengobatan minimal invasif : tanpa operasi, sedikit
perdarahan dan lebih efektif membunuh sel tumor, mencegah
metastasis dan kekambuhan dari sel tumor.
DAFTAR PUSTAKA
[1]

Rasjidi, Imam. 2010. Epidemiologi Kanker pada Wanita. Jakarta: Sagung Seto.
[2]Putra, Andi Darma. 2011. Kanker Endometrium, (online),

(http://andidp.com/blog/kanker-endometrium.htm, diakses 26 September


2017 )
[3]id, Bugar web. 2011. Kanker Endomertium, (online),

(http://bugar.web.id/kanker_endometrium.html, diakses 26 September 2017)


[4]Guide, Health. 2007. Endometrial Cancer, (online)

(http://health.nytimes.com/health/guides/disease/endometrial-cancer/news-
and-features.html, diakses 26 september 2017 )
[5]HOLMAN, L, LU, K, GLOB. LIBR. WOMEN'S MED., (ISSN: 1756-2228) 2012; DOI

10.3843/GLOWM.10236. 2012. THE EPIDEMIOLOGY OF ENDOMETRIAL


CANCER, (ONLINE),
(HTTP://WWW.GLOWM.COM/SECTION_VIEW/ITEM/236, DIAKSES 26
SEPTEMBER 2017)

Anda mungkin juga menyukai