Skabiess

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 48

Muhammad Yusuf

16360219
UNIVERSITAS MALAHAYATI

Pembimbing:
Dr.Hj.Hervina,Sp.KK
STATUS ORANG SAKIT
I.IDENTIFIKASI
Nama : Sulastri
Umur : 45tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Suku: Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan Terakhir : -
Alamat : Jl.Caharu,kel.jati makmur
Hobby : Jalan-jalan
Keluhan Utama:
Gatal,panas,perih dikemaluan,nyeri sesudah
BAK,nyeri saat berhubungan intim,didapatkan
kemerahan di labia minor dan sekret berwarna
putihkekuningan sejak 2bulan ini.
 
Telaah :
Awalnya muncul gejala tsb 4bulan lalu dan
memberat 2bulan ini.

Keluhan Tambahan : Tidak ada.


Lokasitimbul lesipertama kali: Genitalia
Riwayat Pemakaian Obat (RPO):
-Dexamethason
-Metronidazol

Riwayat Penyakit Terahulu (RPT): -


Riwayat Penyakit Keluarga (RPK): -
III. PEMERIKSAAN / STATUS
DERMATOLOGI
Inspeksi Kulit
a. Lokasi : Genitalia
b. Distribusi : Tidak ada
c. Bentuk : Tidak ada
d. Susunan : Tidak ada
e. Batas : Tidak ada
f. Ukuran : Tidak ada
Efloresensi:
Primer :
- Hiperemis pada labia minor
Sekunder :
-Tidak ada
Ruam kuku : Tidak ada
Ruam rambut : Tidak ada

Ruam Genitalia :
 OUE : DUH atau sekret putih
kekuningan
 Vulva vagina : Hiperemis pada labia
minor
Pemeriksaan Penunjang :
1. Kerokan kulit dengan KOH
10%,40%
2. Media sabouroud
3. Fermentasi gula
RESUME

Seorang wanita datang ke Poliklinik kulit


dan kelamin RSUD Djoelham dengan
keluhan Gatal,panas,perih
dikemaluan,nyeri sesudah BAK,nyeri saat
berhubungan intim,didapatkan kemerahan
di labia minor dan sekret berwarna
putihkekuningan sejak 2bulan ini.
Awalnya muncul gejala tsb 4bulan lalu dan
memberat 2bulan ini.
DIAGNOSA SEMENTARA
Kandidosis vulvovaginitis

DIAGNOSA BANDING
1. Kandidosis vulvovaginitis
2. Trikomoniasis
3. Gonore
Penatalaksanaan.
 Medikamentosa :
1. Obat topikal untuk kandidiasis meliputi:
a.     Larutan ungu gentian ½-1% untuk
selaput lendir, 1-2% untuk kulit,
dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari,
b.    Nistatin: berupa krim, salap, emulsi,
c.     Amfoterisin B,
d.    Grup azol : mikonazol,tiokonazol
Sistemik
a.Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi
fokal dalam saluran cerna.
b.Amfoterisin B diberikan intravena untuk
kandidosis sistemik
c.Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan
kotrimazol 500 mg per vaginam dosis
tunggal, sistemik dapat diberikan
ketokonazol 2 x 200 mg selama 5 hari atau
dengan itrakonazol 2 x 200 mg dosis tunggal
atau dengan flukonazol 150 mg dosis
tunggal
KANDIDIASIS VAGINALIS
DEFINISI :

Kandidiasis adalah penyakit infeksi primer


atau sekunder yang menyerang kulit, kuku,
selaput lendir dan alat dalam yang disebabkan
oleh berbagai spesies Candida.
Etiologi

Penyebab yang tersering ialah Candida


albicans yang dapat diisolasi dari kulit,
mulut, selaput mukosa vagina.
Epidemiologi
Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia
menyerang semua umur
laki-laki maupun perempuan
insidensi diduga lebih tinggi di negara
berkembang
daerah tropis dengan kelembaban udara yang
tinggi
Faktor Risiko

1. Faktor endogen:
 Perubahan fisiologi
 Umur
2. Faktor eksogen :
 Iklim,panas,kelembaban tinggi
 Kebersihan
 kontak
Manifestasi Klinis

1.Kandidiasis selaput lendir


Trush:adanya lesi berwarna putih
menyerupai gumpalan keju atau susu
pada mukosa bukal mulut.
Perleche
Perleche merupakan suatu
infeksi Candida di sudut mulut
yang menyebabkan retakan dan
sayatan kecil.
Kandidiasis vulvovagina

Keluhan utama ialah gatal di daerah


vulva. Pada yang berat terdapat pula rasa
panas, nyeri sesudah BAK, dan nyeri saat
senggama.
Sekret putih kekuningan disertai
gumpalan seperti susu berwarna putih
kekuningan
tampak kemerahan di bibir vagina dan vagina terutama
1/3 bagian bawah
Balanitis

bersisik pada bagian bawah penis


menimbulkan nyeri
gatal, timbulnya bercak putih pada
glans penis, dan mudah berdarah
2.Kandidiasis kutis
 Kandidiasis intertriginosa
 Gejalanya berupa bercak kemerahan
berbatas tegas, bersisik, basah, dan
dikelilingi lesi-lesi satelit berupa vesikel-
vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula
yang bila pecah meninggalkan daerah
yang erosif dengan pinggir yang kasar
dan berkembang seperti lesi primer.
Kandidiasis perianal

Lesiberupa maserasi seperti infeksi


dermatofit tipe basah. Penyakit ini
menimbulkan pruritus ani
Kandidiasis kutis generalisata

biasanya juga pada lipat payudara,


intergluteal dan umbilikus.
biasanya juga pada lipat payudara,
intergluteal dan umbilikus.
Paronikia dan onikomikosis (jamur
pada kuku)
Infeksi jamur pada kuku dan jaringan
sekitarnya ini menyebabkan rasa nyeri
dan peradangan sekitar kuku
Lesi berupa kemerahan, pembengkakan
yang tidak bernanah, kuku menjadi tebal,
mengeras dan berlekuk-lekuk, kadang-
kadang berwarna kecoklatan, tidak rapuh.
Kandidiasis granulomatosa

Kelainan ini merupakan bentuk yang


jarang dijumpai. Manifestasi kulit
berupa pembentukan granuloma
yang terjadi akibat penumpukan
krusta serta hipertrofi setempat.
3. Kandidiasis sistemik
Endokarditis
Meningitis

4. Reaksi id (Kandidid)
Penegakkan Diagnosis

Diagnosiskandidiasis dapat ditegakkan


berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
serta pemeriksaan penunjang.
Diagnosis Banding
1.Kandidiasis kutis lokalisata dengan:2
Eritrasma
Dermatitis intertriginosa
Dermatofitosis ( tinea )

2.Kandidiasis kuku dengan tinea unguium

3.Kandidiasis vulvovaginitis dengan :


Trikomonas vaginalis
Gonore akut
 
Penatalaksanaan
 Medikamentosa :
1. Obat topikal untuk kandidiasis meliputi:
a. Larutan ungu gentian ½-1% untuk
selaput lendir, 1-2% untuk kulit,
dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari,
b. Nistatin: berupa krim, salap, emulsi,
c. Amfoterisin B,
d. Grup azol : mikonazol,tiokonazol
Sistemik
a.Tablet nistatin untuk menghilangkan
infeksi fokal dalam saluran cerna.
b.Amfoterisin B diberikan intravena untuk
kandidosis sistemik
c.Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan
kotrimazol 500 mg per vaginam dosis
tunggal, sistemik dapat diberikan
ketokonazol 2 x 200 mg selama 5 hari atau
dengan itrakonazol 2 x 200 mg dosis
tunggal atau dengan flukonazol 150 mg
dosis tunggal.
Edukasi
◦ Menghindari atau menghilangkan faktor
predisposisi :
Pemakaian antibiotik secara hati-hati
Menghindari obesitas
Menghindari bekerja pada tempat-tempat
yang lembap/banyak air
◦ Higiene sanitasi yang baik :
◦ Menghentikan pemakaian obat-obatan yang
tidak perlu
◦ Mengobati penyakit sistemik yang mendasari
Trikomoniasis
Definisi
◦ Trikomoniasis merupakan infeksi saluran
urogenital bagian bawah pada wanita
maupun pria, dapat bersifat akut maupun
kronik, disebabkan oleh Trichomonas
vaginalis dan penularannya biasanya
melalui hubungan seksual.
Etiologi

◦ Penyebab trikomoniasis ialah


Trichomonas vaginalis .
Gejala Klinis
Pada wanita

◦ Yang diserang dinding vagina dapat bersifat akut


maupun kronis.
◦ Sekret seropurulen berwarna kekuning
kuningan,kuning hijau,berbau tidak
enak(malodorous) dan berbusa.
◦ Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab.
◦ Abses kecil pada dinding vagina dan serviks yang
tampak sebagai granulasi berwarna merah di kenal
sbg STRAWBERRY APPEARANCE.
◦ Dispareunia
◦ Perdarahan pasca coitus.
Gejala Klinis
Pada laki laki
◦ Pada laki-laki yang diserang terutama
uretra, kelenjar prostat, kadang-
kadang preputium, vesikula seminalis,
dan epididimis.
◦ dysuria,polyuria, dan secret uretra
mukoid atau mukopurulen.
◦ Urin biasanya jernih, tetapi kadang-
kadang ada benang-benang halus.
Penatalaksanaan
1.Secara topikal:
◦ Bahan cairan berupa irigasi, misalnya
hydrogen peroksida 1-2% dan larutan asam
laktat 4%.
◦ Bahan berupa supsitoria bubuk yang bersifat
tikomoniasidal.
◦ Jel dan krim, yang berisi zat trikomoniasidal.
2. Secara sistemik (oral):
 Metronidazole : dosis tunggal 2 gram atau 3
x 500 mg per hari selama 7 hari
 Nimorazol : dosis tunggal 2 gram
 Tinidazol : dosis tunggal 2 gram
 Omidazol : dosis tunggal 1.5 gram
Edukasi
 menghindari hubungan seksual
dengan pasangan yang beresiko.
GONORE
Definisi

gonorrhoeae adalah penyakit infeksi yang


disebabkan oleh kuman Neisseria
gonorrheae yang sebagian besar kasus
ditularkan melalui hubungan seksual.
Tanda dan Gejala
 rasa gatal, disuria, polakisuria, keluar
duh tubuh mukopurulen dari ujung
uretra yang kadang-kadang dapat
disertai darah dan rasa nyeri pada saat
ereksi.
 Pada pemeriksaan orifisium uretra
eksternum tampak kemerahan, edema,
ekstropion dan pasien merasa panas.
Tanda dan Gejala
Pada wanita, gejala subjektif jarang
ditemukan dan hampir tidak pernah
didapati kelainan objektif. Adapun gejala
yang mungkin dikeluhkan oleh penderita
wanita adalah rasa nyeri pada panggul
bawah, dan dapat ditemukan serviks
yang memerah dengan erosi dan
sekret mukopurulen.
Penatalaksanaan
1. Medikamentosa :
◦ Untuk sebagian besar infeksi, penicillin G
dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr probonesid
per-oral sebelum penyuntikan penicillin
merupakan pengobatan yang memadai.
Spectinomycin berguna untuk penderita
yang alergi penisilin, penyakit gonokokus
yang resisten dan penderita yang juga
tersangka menderita sifilis karena obat ini
tidak menutupi gejala sifilis . Dosis: 2 gr IM
untuk pria dan 4 gr untuk wanita

◦ Kanamisin baik untuk penderita yang


alergi penisilin, gagal dengan pengobatan
penisilin dan tersangka sifilis. Dosis : 2 gr
IM
Edukasi
Semua pasien dengan infeksi gonore seharusnya
melibatkan pasangan seksualnya dalam evaluasi
dan pengobatan.
Pasien seharusnya menghindari kontak seksual
sampai pengobatan selesai dan juga sampai
pasangan seksualnya selesai dievaluasi dan diobati.
Penjelasan pada pasien dengan baik dan benar
sangat berpengaruh pada keberhasilan pengobatan
dan pencegahan karena gonore dapat menular
kembali dan dapat terjadi komplikasi apabila tidak
diobati secara tuntas.
Penggunaan kondom masih dianggap yang paling
baik.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai