Anda di halaman 1dari 14

KONSEP TENTANG

PERATURAN, KEBIJAKAN,
DAN PERUNDANGAN YANG
BERLAKU DALAM PRAKTIK
KEKRITISAN
Kelompok 5

Muhammad Baihaqi N.I.P


Nia Novita Sari
Noviyanti Dyah Hestiningtyas
Trian Fajar Julianda
PERATURAN
Peraturan adalah “tata tertib yang selalu dilengkapi dengan
sanksi-sanksi tertentu yang berpuncak kepada pemberian
hukuman”. Adanya peraturan itu untuk menjamin kehidupan
yang tertib dan tenang, sehingga kelangsungan hidup sosial itu
dapat dicapai. (Soejanto, (2005:108)
KEBIJAKAN
Kebijakan adalah sebagai suatu keputusan
yang siap dilaksanakan dengan ciri adanya
kemantapan perilaku dan berulangnya
tindakan, baik oleh mereka yang
membuatnya maupun oleh mereka yang
harus mematuhinya. (Soenarko, 2003:41)
PERUNDANG-UNDANGAN
Pengertian dalam arti materil yang esensinya antara lain :
• Peraturan perundang-undangan berbentuk keputusan tertulis
 sebagai kaidah hukum tertulis (written law)
• Perundang-undangan dibentuk oleh pejabat atau
lingkungan jabatan yang mempunyai wewenang membuat
peraturan yang berlaku
• Peraturan perundang-undangan bersifat mengikat umum
TUJUAN
1. Untuk menjaga konsistensi dan tingkat penampilan kinerja secara optimal.

2. Sebagai acuan (check list) dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama
pekerja, supervisor, surveyor.

3. Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara efisien dan
efektif.

4. Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas yang
terkait,

5. Melindungi RS dan petugas bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan malpraktek
dan kesalahan administratif lainnya.
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
Beberapa undang-undang yang mengatur tentang kesehatan
terutama dalam bidang keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 585 tentang Persetujuan
Tindakan Medik;
3. UU Kesehatan 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan;
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1778/
MenKes/ SK/ XII/ 2010 Tentang Pedoman Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Intensive Care di Rumah Sakit
KONSEP TENTANG PERATURAN
DAN PERUNDANG-UNDANGAN

Tujuan dari adanya konsep tentang peraturan


dan perundang-undangan adalah sebagai
berikut:
1.Sebagai landasan dalam menjalankan
pekerjaan.
2.Sebagai acuan saat mengalami permasalahan
yang berkaitan dengan kondisi pasien.
3.Sebagai perlindungan jika terjerat masalah
KONSEP PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
BERKAITAN DENGAN KONSEP
PASIEN KRITIS
Peran perawat dan tenaga kesehatan dalam yang melakukan suatu
tindakan di ruang kritis dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan dan peraturan kebijakan yang dibuat masing-masing rumah
sakit bertujuan sebagai berikut disertai contoh implementasi pada suatu
kasus:
1. Supaya aman dari tuntutan keluarga pasien
2. Supaya tidak ragu – ragu
3. Supaya cepat mengambil keputusan
KEBIJAKAN PELAYANAN
INTENSIVE CARE UNIT
1. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien.
3. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar
prosedur opersinal yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati
hak pasien.
4. Ruang intensif penerimaan rujukan pasien dari rumah sakit lain sesuai
dengan standar dan fasilitas yang dimiliki
5. Setiap penggunaan peralatan medis diinformasikan kepada penanggung jawab pasien:

a. Seluruh fasilitas pelayanan yang ada di ICU baik medis maupun non medis menjadi
tanggung jawab KaRu termasuk pemeliharaan dan perbaikan berkoordinasi dengan
bagian teknisi.

b. Untuk pencegahan infeksi nosokomial, setiap petugas diwajibkan mencuci tangan


sebelum dan sesudah kontak dengan pasien

c. Indikasi pemeriksaan laboratorium dan radiologi berdasarkan permintaan dari DPJP


(Dokter penanggung Jawab Pasien) atau dokter konsulen lain berkoordinasi dengan
dokter penanggung jawab ICU

d. Setiap permintaan laboratorium dan radiologi dituliskan pada formulir yang sudah
ditentukan lalu di input oleh petugas administrasi untuk selanjutnya di informasikan
pada bagian terkait.

e. Prosedur konsul antar spesialis / konsulen


KEBIJAKAN PELAYANAN
PASIEN TAHAP TERMINAL
1. Peralatan di unit harus selalu dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

2. Pelayanan di unit harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan pasien.

3. Semua petugas unit wajib memiliki izin sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam K3


(Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

5. Setiap petuigas harus bekerja sesuai standar profesi, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
KEBIJAKAN PELAYANAN
PASIEN TAHAP TERMINAL
6. Pelayanan unit dilaksanakan dalam 24 jam.

7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.

8. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan


rapat rutin bulanan minimal 1 bulan sekali.

9. Setiap bulan wajib membuat laporan.

10. Assessmen ulang harus dilakukan secara individual untuk memenuhi


kebutuhan pasien dan keluarga pasien apabila apabila pasien
mendekati kematian menyesuaikan kondisi kehidupan.
PEDOMAN ICU

KepMenKes Republik Indonesia Nomor 1778/


MenKes/ SK/ XII/ 2010 Tentang Pedoman
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Intensive
Care di Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai