Anda di halaman 1dari 98

EMBRYOLOGI KHUSUS

dr. Nurlis Mahmud, MM.


I. SUSUNAN SKELETAL (CRANIUM,
EXTREMITAS, COLLUMNA VERTEBRALIS)

Berkembang dari lapisan benih mesoderm, dimulai


pada minggu ke tiga. Lapisan ini membentuk
kelompok jaringan mesodermal, disebut somit.

Somit berdifferensiasi menjadi:


sklerotom, dibagian ventromedial → pada akhir
minggu ke-4 menjadi polimorf, disebut mesenkim
→ fibroblas, chondroblas, atau ossifikasi
enchondral.
dermomyotom, di bagian dorsolateral
Cranium
Cranium terbagi dalam:
neurocranium, yang terdiri dari:
1. neurocranium membranosa, berkmbang dari
mesenkim yang mengelilingi otak → ossifikasi
membranosa → membentuk sejumlah tulang
pipih yang ditandai adanya spikula tulang.

Pada waktu lahir, tulang pipih cranium


dipisahkan oleh sutura, dan pada pertemuan
lebih dari dua tulang sutura melebar →
fontanella. Sutura dan fontanella ini berperan
pada moulage selama proses kelahiran.
Neurocranium cartilaginosa/chondrocranium →
membentuk tulang-tulang basis cranii
Dasar os occipitalis dibentuk oleh cartilago para chordal dan badan
ke-3 sklerotom occipital. Ke arah mulut dari lempeng dasar
occipital ditemukan cartilago hypophisis dan trabecula cranii.
Cartilago menyatu → corpus ossis sphenoidalis dan ethmoidalis.

Pemadatan mesenkim pada kanan-kiri lempeng tengah membentuk:


Ujung ke arah mulut → ala orbitalis → ala magna ossis sphenoidalis
Ujung caudal → ala temporalis → ala parva ossis sphenoidalis
Simpai periotic → pars petrosa dan pars mastoidea ossis temporalis.

2. Viscerocranium, terdiri atas tulang wajah dan terutama dibentuk


oleh cartilago 2 arcus pharynx pertama.
Arcus/lengkung pharynx I → bagian dorsal, yaitu processus
maxillaris → os maxilla, os zygomaticum, dan sebagian os
temporalis.
Bagian ventral → cartilago meckel/processus mendibularis →
mandibula. Kemudian cartilago meckel menghilang kecuali pada
ligamentum sphenomandibulare. Ujung dorsal processus
mandibularis bersama arcus pharynx II → incus, malleus, dan
stapes, ketiganya merupakan tulang yang pertama kali mengalami
proses ossifikasi
Extremitas

Mulai berkembang pada awal minggu ke-5 membentuk tunas


menyerupai bentuk dayung, terdiri dari sebuah inti mesenkim
dan suatu lapisan ektoderm yang meliputinya. Ektoderm pada
bagian ujung tunas agak menebal, disebut rigi ektodermal
puncak yang berfungsi menginduksi mesenkim disekitarnya.

Pada mudigah usia 6 minggu, terbentuk lempeng tangan dan


kaki pada bagian ujung tunas. Sementara itu mesenkim di
dalam tunas akan memadat menjadi model kartilago
hialin pertama, dan akan berlanjut dengan ossifikasi
extremitas yang termasuk ossifikasi enchondral. Pusat
penulangan primer timbul pada semua os longum extremitas,
disebut diaphysis.

Ossifikasi enchondral meluas ke arah distal. Saat lahir pada


bagian distal tulang tetap berbentuk cartilago, disebut
epiphysis. Diantara diaphysis dan epiphysis masih terdapat
lempeng cartilago yang berperan penting dalam pertumbuhan
panjang tulang, yang disebut lempeng epiphysialis.
Collumna vertebralis

Pada perkembangan minggu ke-4, sel-sel sklerotom


pindah dari tempatnya untuk mengelilingi medulla
spinalis dan chordadorsalis. Sklerotom ini berproliferasi
secara segmental → corpus vertebrae pracartilaginosa.

Sedangkan sel mesenkim yang berada di antara tiap


segmen sklerotom, akan membentuk discus
intervertebralis.sementar chordadorsalis akan
menghilang di bagian corpus vertebralis dan pada
bagian discus intervertebralis ia akan mengalami
degenerasi mukoid → nucleus pulposus, yang dikelilingi
serabut melingkar yang disebut annulus fibrosus.

Penyusunan kembali sklerotom menjadi vertebra tetap,


menyebabkan miotom menjembatani discus
intervertebralis, hal ini memungkinkan digerakkannya
collumna vertebralis.
II. SUSUNAN OTOT

Susunan Otot Serat-Lintang


Berkembang dari lapisan benih mesoderm, dan somit akan memegang
peranan penting pada awalperkembangan. Saat somit berdifferensiasi,
sel-sel myotom membelah dan memanjang, serta berbentuk
kumparan → myoblas.

Menjelang akhir bulan ke-3, tampak serat-lintang yang khas untuk


serabut otot rangka, proses perkembangan ini terjadi pada dinding
ventrolateral tubuh.

Pada akhir inggu ke-5 susunan otot dinding tubuh terbagi dala:
bagian dorsal (epimer), membentuk otot extensor collumna vertebralis
bagian ventral (hipomer), membentuk otot flexor lateral dan ventral.
Otot hipomer akan terbagi menjadi tiga lapisan:
bagian dada: m. intercostalis externa, m. intercostalis interna, dan m.
transversus thoracis
dinding abdomen: m. obliqus externus, m. obliqus internus, dan m.
transversus abdominis.
Selain ketiga lapisan otot ventrolateral tersebut, pada ujung ventral
hipomer timbul suatu kolom ventral yang memanjang, membentuk:
m. rectus abdominis, pada daerah abdomen
m. sternalis pada dada (hanya sebagian kecil)
susunan mm. infrahyoid pada daerah leher.
Otot Lidah
Berasal dari empat pasang somit occipital.

Susunan Otot Arcus Pharynx


Berkembang dari sel mesoderm yang terletak pada arcus pharynx →
otot pengunyah, otot wajah, otot pharynx dan larynx.

Susunan Otot Extremitas


Dimulai pada minggu ke-7, berasal dari mesoderm somatik → terjadi
pemadatan mesenkim dekat dengan pangkal tunas → otot flexor
dan otot extensor.

Susunan Otot Polos


Berkembang dari mesoderm splancnic yang mengelilingi saluran
gastrointestinal dan derivatnya. Dan mesenkim di seluruh
tubuhmerupakan sumber potensial bagi jaringan otot polos, kecuali
m. sphincter pupillae dan m. dilatator pupillae yang berdifferensiasi
dari ektoderm optic cup.

Otot Jantung
Berkembang dari lapisan mesoderm splancnic yang mengelilingi
endotel tabung jantung.
III. RONGGA BADAN DAN MEMBRANA
SEROSA

Pembentukan Rongga Selom

Pada akhir minggu ke-3, mesoderm intra-embryonal


berdifferensiasi menjadi bagian paraxial, bagian
itermediet, dan lempeng lateral. Kemudian lempeng
lateral terbagi menjadi lapisan mesoderm somatik
dan lapisan mesoderm splancnic, keduanya bersama
mesoderm dinding kandung telur akan membentuk
selom intra-embryonal. Selanjutnya sel mesoderm
somatik → mesotel → lapisan parietal membrana
serosa → membatasi bagian luar rongga
peritoneum, pleura, dan pericardium.

Sel mesoderm splancnic → lapisan visceral membrana


serosa → melapisi organ abdominal, pulmo, dan
jantung.
Diaphragma dan Cavum Thorax

Sptum transversum membagi rongga selom intra-embryonal menjadi


cavum thorax dan rongga peritoneum, dan terdapat canalis
pericardioperitoneal di tiap sisi foregut.
Dengan meluasnya pulmo, mesoderm dinding tubuh terbagi atas:
dinding dada tetap
membrana pleuropericardiale, yang mengandung v. cardinalis
communis dan n. phrenicus dan akan menjadi pericardium fibrosa.

Selanjutnya akibat turunnya jantung dan perubahan letak sinus


venosus, rongga dada terbagi menjadi:
rongga pericardium tetap
2 rongga pleura tetap, dengan batas caudalnya adalah lipatan
pleuroperitoneal. Sehingga hubungan antara bagian dada dan perut
rongga selom tertutup oleh selaput pleuroperitoneal.

Sebagai ringkasan, diaphragma berasal dari:


Septum transversum → centrum tendineum diaphragma
Dua selaput pleuroperitoneal
Komponen otot dinding tubuh lateral dan dorsal
Mesenterium oesophagus → crura diaphragmatica.
Mesenterium dan Cavum Abdomen

Pada mudigah 8 mm, bagian caudal foregut, midgut,dan sebagian


besar hindgut digantungkan oleh mesenterium dorsal ke dinding
abdomen.

Perubahan yang terjadi pada mesenterium ventral:

Mesenkim septum di antara dinding ventral abdomen dan hepar →


ligamentum falciforme, di mana tepi bebasnya mengandung v.
umbilicalis → ligamentum rotundum hepatis/ligamentum teres
hepatis

Mesenkim septum yang terbentang antara hepar dan margo ventral


gaster dan duodenum → omentum minus, dan tepi bebasnya
mengandung ductus choledocus, v. porta, dan a. hepatis
Margo inferior omentum minus → margo superior foramen
epiploicum winslowi
Hepar akan diliputi oleh peritoneum, kecuali facies superior hepar
yang dikenal sebagai pars affixa hepatis (bare area of the liver)
Mesenterium dorsalis terbagi atas:

Mesogastrium dorsalis/omentum majus, di daerah gaster


Mesoduodenum dorsalis, di daerah duodenum di mana sebagian
besar duodenum dan caput pancreas berubah kedudukan
dari intraperitoneal → retroperitoneal.

Mesocolon dorsalis, di daerah colon


Mesenterium yang sebenarnya, dari jerat jejunum dan ileum
yang terbentang mulai dari flexura duodenojejunalis hingga
muara ileum ke dalam caecum (ostium ileocaecal).

Pada minggu ke-4, timbul celah antara sel mesenkim dorsal dan
gaster → bursa omentalis. Pembentukan bursa omentalis
mempengaruhi kedudukan dari mesogastrium dorsalis dan
organ disekitarnya, antara lain:
Lien tetap mempertahankan kedudukan intraperitoneum,
kemudian melalui ligamentum lienorrenalis berhubungan
dengan ren sinistra, serta melalui ligamentum gastrolienalis
dengan gaster.
Pancreas akan berubah kedudukannya pada bagian cauda
pancreatis → retroperitoneum.
IV. SUSUNAN CARDIOVASCULAR

Perkembangan susunan pembuluh darah/vascular dimulai pada


minggu ke-3, di mana sel mesenkim dalam lapisan mesoderm
splancnic mudigah prasomit lanjut → kelompok angiogenetik.
Pembentukan dan Kedudukan Buluh Jantung

Awalnya bagian tengah daerah cardiogenik terletak di depan lempeng


prachordal dan lempeng saraf. Karena pertumbuhan SSP yang cepat
→ lempeng cardiogenik terdorong ke depan dan berputar 180o
melalui sumbu transversal → lempeng cardiogenik dan rongga
pericardium terletak ventro-caudal membrana bucco-pharyngeal.
Kemudian kedua buluh jantung berendotel menyatu → buluh
endocard tunggal, yang tergantung pada dinding dorsal rongga
pericardium melalui mesocardium dorsale → menghilang.

Kemudian mesoderm sekeliling buluh endocard menebal → lapis


epimyocardium, yang dipisahkan dari buluh endocard oleh cardiac
jelly. Selanjutnya dinding buluh jantung terdiri dari:
Endocardium, membentuk lapis endotel jantung
Myocardium, dinding otot
Epicardium/pericardium, melapisi bagian luar buluh jantung.
Pembentukan Jerat Jantung

Mulanya buluh jantung berbentuk lurus di dalam rongga pericardium dan


bagian buluh ini disebut bagian bulboventricular. Sedangkan bagian
atrial dan sinus venosus masih terletak di luar pericardium.

Karena pertumbuhan bagian bulboventricular yang lebih cepat dibandingkan


rongga pericardium → buluh jantung melengkung ke arah ventro-caudal
dan agak ke kanan, sedangkan bagian caudal bergeser ke arah dorsocranial
dan agak ke kiri.

Perubahan yang terjadi sewaktu pembentukan jerat jantung:

Kedua bagian atrial membentuk suatu atrium communis dan masuk ke dalam
rongga pericardium
Persambungan atrioventricular → saluran atrioventricular, yang
menghubungkan atrium communis dan ventrikel sederhana
Bulbus cordis → bagian ventrikel dextra yang berdinding kasar (trabeculasi)
Conus cordis, bagian tengah bulbus → saluran keluar kedua ventrikel
Truncus arteriosus, bagian distal bulbus → pangkal dan bagian proximal aorta
dan a. pulmonalis
Sulcus bulboventricularis → foramen interventricukare primarius.
Pada akhir pembentukan jerat jantung, terjadi trabeculasi dinding buluh
jantung pada daerah proximal dan distal foramen interventriculare
primarius → ventrikel sinistra et dextra sederhana.
Perkembangan Sinus Venosus

Pada pertengahan minggu ke-4, sinus venosus terdiri dari suatu bagian
melintang dan cornu dextra et sinistra, yang setiap cornu menerima
darah dari:
1. v. vitellina/ v. omphalomesenterica
2. v. umbilicalis
3. v. cardinalis communis

Selanjutnya sinus bergeser ke kanan, terutama disebabkan hubungan


langsung darah dari kiri ke kanan (left to right shunt), sehingga terjadi
perubahan:
1. v. umbilicalis sinistra dan v. vitellina sinistra menutup → cornu sinus
venosus sinistra menjaidi tidak berarti.
2. V. cardinalis communis sinistra menutup, dan bagian distal cornu
sinus venosus sinistra → v. obliqua dari atrium sinistra dan sinus
coronarius.

Pelebaran cornu sinus venosus dextra membentuk hubungan dengan


atrium dextra, dengan muara orificium sinu-atriale yang diapit
valvulae/katup dextra et sinistra vena, dan di ujung dorsocranial →
septum spurium. Selanjutnya bagian inferior valvulae dextra
berkembang menjadi; valvulae vena cava inferior dan valvulae sinus
coronarius.
Pembentukan Sekat Jantung

Terbentuk antara hari ke-27 dan ke-37, yang


disebabkan proliferasi sel yang terjadi dalam
saluran atrioventriculare.

Pembentukan Sekat Dalam Atrium Communis


Pada akhir minggu ke-4, terbentuk rigi dari atap
atrium communis ke dalam rongga jantung →
septum primum, meluas ke arah bantalan
endocardium serta mamiliki celah yang disebut
ostium primum → menutup dan menyisakan ostium
sekundum.

Selanjutnya terbentuk lipatan baru yang disebut


septum sekundum, terletak di dalam rongga atrium
dan memiliki lubang → foramen ovale.
Differensiasi Atrium Lebih Lanjut
Perkembangan dinding atrium selanjutnya:
v. pulmonalis sederhan → bagian dinding licin atrium
sinistra
atrium sederhan → bagian atrium dextra et sinistra
yang bertrabeculasi
cornu sinus dextra → dinding licin atrium dextra.

Pembentukan Sekat Dalam Canalis


Atrioventricularis
Pada akhir minggu ke-4, terbentuk bantalan
endocardium atrioventricularis pada tepi superior
dan inferior canalis atrioventricularis. Juga
terbentuk bantalan atrioventricularis lateralis pada
tepi dextra dan sinistra canalis atrioventricularis.
Keempat bantalan ini akan membagi canalis
atrioventricularis → orificium/canalis
atrioventricularis dextra et sinistra.
Valvulae Atrioventriculares
Setiap orificium atrioventricularis dikelilingi proliferasi
setempat dari jaringan mesenkim → valvulae
atrioventricularis, yang dihubungkan dengan mm.
papillaris oleh chorde tendineae. Pada bagian sinistra
terbentuk valvulae bicuspidalis/valvulae mitralis, dan
pada canalis atrioventricularis dextra → valvulae
tricuspidalis.

Pembentukan Sekat Dalam Ventrikel


Pada akhir minggu ke-4, dinding medial ventrikel
meluas dan berhimpitan → septum
interventriculare pars muscularis. Sedangkan
lubang yang terbentuk di antara septum tersebut
akan menutup oleh septum interventriculare
pars membranaceae.
Pembentukan Sekat Dalam Truncus Arteriosus
dan Conus Cordis

Selam minggu ke-5, terbentuk rigi truncus di bagian


sefalik truncus terdiri dari:
rigi truncus superior dextra, tumbuh ke distal dan sinistra
rigi truncus inferior sinistra, tumbuh ke distal dan dextra.
Kedua rigi → septum aorticopulmonale, membagi
truncus menjadi saluran aorta dan saluran pulmonalis

Pada saat yang sama terbentuk rigi pada dinding dorsal


dextra dan ventral sinistra conus cordis yang akan
bergabung dengan sekat truncus. Rigi conus dextra
berakhir pada margo superior orificium
atrioventricularis dextra. Rigi conus sinistra meluas ke
proximal sepanjang sisi kanan kaki depan septum
interventriculare pars muscularis. Sementara itu tampak
tonjolan pada rigi truncus → katup pada saluran aorta
dan saluran pulmonalis → valvulae semilunaris.
Pembentukan Susunan Konduksi Jantung

Nodus sino-striale berasal dari sinus venosus.


Sedangkan nodus atrioventricularis dan bundle
his berasal dari:

1. sel-sel dalam dinding kiri sinus venosus


2. sel-sel dari canalis atrioventricularis.
Susunan Pembuluh Nadi
Arcus Aorta

Pada minggu ke-4 & 5, setiap arcus branchialis (pharynx) menerima saraf
otak dan arcus aorta yang berasal dari saccus aorticus (bagian paling distal
dari truncus srteriosus).

Perubahan yang terjadi pada arcus aorta:


1. arcus aorta I, sebagian besar → menghilang, dan sebagian kecil → a.
maxillaris.
2. arcus aorta II, sisanya → a. hyoidea dan a. stapedia.
3. arcus aorta III → a. carotis communis dan bagian pertama a. carotis
interna. Sedangkan bagian lain dari a. carotis interna berasal dari bagian
cranial aorta dorsalis. Cabang arcus aorta III → a. carotis externa.
4. arcus aorta IV dextra →bagian proximal a. subclavia dextra, sedangkan
bagian distal oleh aorta dorsalis dextra dan a. intersegmentalis VII. Arcus
aortae IV sinistra → menetap → aorta.
5. arcus aorta V → menghilang.
6. arcus aorta VI (arcus pulmonal) → bagian proximal a. pulmonalis dextra.
Pada sisi sinistra → ductus srteriosus, selama masa kandungan.
Perubahan lain yang terjadi adalah:

a) ductus caroticus (bagian aorta dorsalis antar arcus


aorta III dan IV) → menutup.

b) Bagian aorta dorsalis dextra di antara pangkal a.


segmentalis VII dan pertemuannya dengan aorta
dorsalis sinistra → menghilang.

c) Penurunan jantung → pemanjangan a. carotis dan


a. brachiocephalica. Serta berakibat tertanamnya
ujung distal a. subclavia sinistra pada pangkal
lengan. Penurunan ini juga menyebabkan n.
laryngeus recurrens dextra mengait ke a. subclavia
dextra.
A.Vitellinae dan A. Umbilicales

a. vitellina berasal dari sepasang pembuluh nadi


yang memvascularisasi yolk sac → bersatu
membentuk pembuluh nadi pada mesenterium
dorsale usus. Sisa a. vitellina pada orang
dewasa; a.coeliaca, a. mesenterica superior et
inferior.

a. umbilicales dari sepasang cabang ventral aortae


dorsales → pada minggu ke-4 memperoleh
hubungan dengan a. iliaca communis. Setelah
lahir, bagian proximal a. umbilicales → a. iliaca
interna dan a. vesicalis superior, sedangkan
bagian distal → ligamentum umbilicale laterale
dextra et sinistra.
Susunan Pembuluh Vena
V. Vitellina

V. vitellina mengangkut darah dari yolk sac ke


sinus venosus akan membentuk sinusoid
hepatis, dan terbentuk bagian posthepatik v.
cava inferior. Bagian proximal v. vitellinae
sinistra → menghilang. Sedangkan jalinan
anastomose di sekitar duodenum → v. porta.
Dan v. mesenterica superior dianggap sebagai
penerus v. vitellinae dextra.
V. Umbilicales

Yang menetap hanya v. umbilicalis sinistra, dan


terbentuk ductus venosus yang menghubungkan
v. umbilicalis sinistra dan saluran hati-jantung
kanan yang melintasisinusoid hepatis. Setelah
kelahiran, v. umbilicalis sinistra → ligamentum
teres hepatis, dan ductus venosus →
ligamentum venosum.
V. Cardinales

V. cardinalis anterior mengalirkan bagian sefalik


mudigah, dan bagian lain dialirkan oleh v.
cardinalis posterior. Kedua vena bersatu → v.
cardinales communis.
Pada minggu ke-5 & 7 akan terbentuk:
vv. Subcardinales, mengalirkan darah ren.
vv. Sacrocardinales, dari extremitas inferior
vv. Supracardinales mengalirkan darah dari
dinding tubuh melalui vv. Subcostales.
Anastomose di antara vena-vena menghasilkan:

antara vv. Cardinales anterior → v. brachiocephalica sinistra. Bagian distal v.


cardinalis posterior sinistra → v. intercostalis superior sinistra yang
mengalirkan darah dari ICS (inter costal space)-II dan III. V. cardinalis
aommunis dan bagian proximal v. cardinalis anterior dextra → v. cava
superior.

Antara vv. Subcardinales → v. renalis sinistra.bagian distal v. subcardinalis


sinistra → v. gonadalis sinistra, dan v. subcardinalis dextra → pars renalis v.
cava inferior. Antara vv. Sacrocardinales → v. iliaca communis sinistra,
sedangkan v. iliaca communis sinistra → pars sacrocardinalis v. cava
inferior. Sehingga v. cava inferior terdiri dari:
1. pars hepatica
2. pars renalis
3. pars sacrocardinalis.

vv. Intercostales IV-XI mengalirkan darah → v. supracardinalisdextra yang


bersama sebagian v. cardinalis posterior membentuk v. azygos. Pada sisi
kiri, vv. Intercostales IV-VII bermuara ke dalam v. supracardinalis sinistra,
yang selanjutnya dikenal sebagai v. hemiazygos
Peredaran Darah Janin

Darah dari plasenta yang kaya O2 → v. umbilicalis →


janin → sebagian besar menuju ductus venosus → v.
cava inferior. Sebagian kecil lainnya → sinusoid
hepatis dan bercampur dengan darah yang berasal
dari daerah usus. Di dalam ductus venosus terdapat
sphincter yang mengatur arus darah v. umbilicalis
melalui sinusoid hepatis.

Dari v. cava inferior → atrium dextra → foramen


ovale → atrium sinistra → ventriculus sinistra →
aorta ascendens → a. coronaria & a. carotis → otot
jantung dan otak.
Darah yang banyak mengandung CO2 dari v. cava
superior → atrium dextra → ventriculus dextra →
ductus arteriosus → aorta ascendens → aa.
Umbilicales → plasenta.
Percampuran darah plasenta kaya O2 dan darah
yang mengandung CO2 terjadi pada daerah:

1. dalam hepar, bercampur dengan darah dari


susunan v. portae
2. v. cava inferior, mengangkut darah dari
extremitas inferior, pelvis, dan ren
3. atrium dextra, bercampur dengan darah dari
extremitas superiordan capitis
4. muara ductus arteriosus botalli ke dalam aorta
ascendens.
Perubahan Saat Lahir

Perubahan susunan pembuluh setelah lahir:


1. penutupan aa. Umbilicales, bagian distal →
ligamenta umbilicales medialis, dan bagian
proximal → aa. Vesicales superiores.

2. penutupan v. umbilicalis → ligamentum teres


hepatis, dan ductus venosus → ligamentum
venosum.

3. penutupan ductus arteriosus → ligamentum


arteriosum.

4. penutupan foramen ovale.


V. SUSUNAN RESPIRATORIUS

Primordium susunan pernapasan pada mudigah usia 4


minggu, tampak sebagai pertumbuhan ke luar dari
dinding ventral foregut (usus depan). Hal ini
menyebabkan epitel lapisan dalam larynx, trachea,
dan bronchi, serta pulmo seluruhnya berasal dari
entoderm. Sedangkan unsur tulang rawan dan otot
trachea serta pulmo berasal dari mesoderm
slanchnic yang mengelilingi foregut.

Awalnya divertikulum respiratorius memiliki hubungan


yang terbuka luas dengan foregut. Tetapi saat
diverticulum meluas ke kaudal, ia terpisah dari foregut
akibat perkembangan rigi-rigi oesophagotrachealis
→ selanjutnya membentuk septum
oesophagotrachealis. Maka foregut akan terbagi
menjadi; oesophagus di bagian dorsal, dan trachea
serta tunas paru-paru pada bagian ventral.
Larynx
Lapisan dalam larynx entoderm, sedangkan
cartilago dan otot larynx berasal dari mesenkim
arcus pharynx. Mesenkim arcus pharynx ini
akan berubah menjadi:
1. cartilago thyroidea
2. cartilago cricoidea
3. cartilago arytenoidea.
Sedangkan epitel larynx akan mengalami proses
vacuolisasi dan rekanalisasi, dan membentuk
sepasang ventriculus laryngealis, yang
dibatasi oleh plica vocalis dan plica
ventricularis
Trachea, Bronchi, dan Paru-Paru

Selama pemisahan dengan foregut, primordium respiratorius


membentuk trachea dan dua kantong lateral, yaitu tunas
paru-paru. Tunas paru kanan membelah menjadi 3 cabang,
yaitu bronchus principalis. Sedangkan tunas paru kiri
memberikan 2 cabang.

Tunas paru-paru berkembang ke arah caudal dan lateral,


menembus ke dalam rongga selom, dikenal sebagai canalis
pericardioperitonealis. Mesoderm yang meliputi paru-
paru → pleura visceralis, dan lapisan mesoderm somatik
yang melapisi dinding dalam tubuh → pleura parietalis.
Sedangkan ruangan di antara kedua pleura disebut rongga
pleura/cavum pleura.

Bronchus principalis akan terus membelah selam masa


perkembangannya, dan menjelang akhir bulan ke-6 terbentuk
lebih kurang 17 generasi anak cabang. Akan tetapi sebelum
susunan percabangan bronchus mencapai bentuk akhirnya,
terbentuk 6 anak cabang tambahan dan baru tampak selama
kehidupan setelah lahir.
Pematangan Paru-Paru

Pada bulan ke-7 sel bronchiolus respiratorius berubah


dari sel kubus menjadi sel gepeng yang tipis, dan
berhubungan erat dengan kapiler dan limfe →
saccus terminalis/alveoli sederhana.
Selama 2 bulan terakhir, jumlah saccus terminalis
meningkat dan dilapisi oleh sel-sel epitel alveoli
(jenis I) → sawar darah udara.

Pada akhir bulan ke-6 timbul sel epitel alveoli


(jenis II), yang menghasilkan surfactant. Lapisan
surfactant akan mencegah suatu antar fase udara
darah dengan tegangan permukaan yang tinggi →
mencegah kuncupnya alveoli selama ekspirasi
(atelectasis).
VI. SUSUNAN DIGESTIVUS

Akibat pelipatan mudigah ke arah cephalocaudal dan


lateral, rongga yang dibatasi antoderm → usus
sederhan di dalam mudigah, yang terdiri dari foregut,
midgut, dan hindgut.
Perkembangan usus sederhan dan derivatnya terbagi
dalam:
1. pharyngeal gut/pharynx, dari membrana
buccopharyngeal s/d divertikulum tracheobronchiale.
2. foregut, dari caudal kantong pharynx s/d tunas hati.
3. midgut, caudal tunas hati s/d gerbang hindgut.
4. hindgut, dari gerbang hindgut s/d membrana
cloacalis.

Entoderm membentuk epitel saluran digestivus, hepar


dan pancreas. Mesoderm splanchnic → unsur otot
dan peritoneum usus sedrehana
Foregut/Usus Sederhana Depan
Oesophagus

Ketika mudigah 4 minggu, terbentuk divertikulum


tracheobronchiale dan mulai terpisah dari
bagian dorsal fregut melalui septum
oesophagotracheale, sehingga foregut terbagi
menjadi:

1. primordium pernapasan di ventral


2. oesophagus di bagian dorsal
Gaster

Mulai minggu ke-4 gaster timbul dari pelebaran


foregut, dan akan berputar 90o searah jarum jam
pada sumbu longitudinal dan sumbu antero-
posterior. Perputaran gaster ini mengakibatkan
perubahan:
n. vagus sinistra menginnervasi dinding anterior
gaster, dan n. vagus dextra akan menginnervasi
dinding posterior
pembentukan curvatura major et minor
membantu pembentukan bursa omentalis
bagian caudal/pylorus bergerak ke kanan dan
atas, sedangkan bagian cephalic/cardia bergerak
ke kiri & bawah.
Duodenum Berasal dari bagian caudal foregut
dan bagian cephalic midgut, dengan titik
pertemuan tepat distal terhadap asal tunas hati.
Sementara gaster berputar, duodenum
melengkung seperti huruf C dan akhirnya
terletak retroperitoneal.
Hepar dan Vesica Fellea
Pada pertengahan minggu ke-3, pertumbuhan epitel
endoterm pada ujung distal foregut → primordium
hepar, disebut diverticulum hepatis → menembus
septum transversum. Sedangkan hubungan antara
diverticulum hepatis dengan foregut mengecil →
ductus choledocus, yang memiliki penonjolan ke
ventral → vesica fellea dan ductus cysticus.

Perkembangan bagian hepar:


tali-tali epitel hepar bercampur dengan v. vitellina
dan vv. Umbilicales → sinusoid hepatis
tali-tali hepatis berdifferensiasi → parenkim hepatis
mesoderm septum transversum → sel-sel
hemopoetik, sel kupffer, dan jaringan penyambung.
Midgut/Usus Sederhana Tengah

Pada mudigah 5 mm, midgut berhubungan dengan yolk sac


melalui ductus vitellinus, dan midgut divaskularisasi oleh a.
mesenterica superior.
Perkembangan midgut → jerat usus primer, yang memiliki:
1. bagian cranial → distal duodenum, jejunum, & sebagian
ileum
2. bagian caudal → bagian bawah ileum, caecum, appendix,
colon ascendens, dan ⅔ proximal colon transversum.
3. Batas bagian cranial dan caudal ditandai oleh diverticulum
meckeli/diverticulum ileal.
Bersamaan dengan pertumbuhan memanjangnya, jerat usus
sederhana berputar 270o berlawanan arah jarum jam pada
poros yang dibentuk a. mesenterica superior.

Pada akhir bulan ke-3, jerat usus yang mengalami herniasi


kembali ke dalam cavum abdomen, diduga disebabkan oleh:
1. Menghilangnya mesonefros
2. Berkurangnya pertumbuhan hepar
3. Pertambahan luas cavum abdomen.
Hindgut/Usus Sederhana Belakang

Hindgut akan membentuk ⅓ distal colon transversum, colon


descendens, colon sigmoideum, rectum, pars superior canalis
analis. Hindgut bermuara ke dalam cloaca, dan pertemuan
antara entoderm dan ektoderm → membrana cloacalis.

Perubahan yang terjadi pada perkembangan hindgut:


1. Terbentuk septum urorectale di antara allantois dan hindgut
→ membagi cloaca atas sinus urogenitalis sederhan di
anterior, dan canalis anorectalis di posterior.
2. Pada mudigah 7 minggu, septum urorectale mencapai
membrana cloacalis → perineum
3. Membrana cloacalis terbagi menjadi membrana analis di
posterior, dan membran urogenitale di anterior.
4. Minggu ke-8 terbentuk proctodeum/lubang anus pada dasar
lekukan ektoderm membrana anlis → terbuka pada minggu
ke-9.
5. Pars superior canalis analis divascularisasi oleh a. mesenterica
inferior, sedangkan pars inferior canalis analis divascularisasi
oleh aa. Rectales cabang dari a. pudenda interna.
VII. SUSUNAN UROGENITALIA

Susunan Kemih

Pembentukan Kesatuan Ekskresi


Pada awal minggu ke-4, mesoderm intermediet
daerah cervical terputus dari somit → sel
bersegmen, yang disebut nefrotom. Nefrotom
tumbuh ke lateral dan memperoleh rongga →
saluran nefros dengan bagian medial bermuara
ke dalam selom intra-embryonal, dan ujung
lateral tumbuh ke arah caudal.
Cabang-cabang kecil aorta dorsalis masuk ke dinding
saluran nefron dan rongga selom → glomerulus
internus dan externus → bersama saluran nefros →
kesatuan ekskresi.

Mesoderm intermediet daerah thoracalis, lumbal, dan


sacral:
1. terputus hubungannya dengan rongga selom
2. susunan segmennya menghilang
3. membentuk beberapa saluran ekskresi pada setiap
segmen.

Akibatnya glomerulus externus berdegenerasi,


bersama mesoderm tak bersegmen → tali-tali
jaringan nefrogenik → rigi-rigi kemih kelamin di
dinding dorsal selom.
Sususan Ginjal
Pronefros
Pada manusia seluruh susunan pronefros
menghilang pada akhir minggu ke-4.

Mesonefros
Dari bagian ini akan terbentuk:
1. jerat menyerupai huruf S, dan memperoleh
glomerulus pada ujung medialnya → simpai
bowman.
2. Simpai bowman + glomerulus → corpusculus
mesonephricus (renalis), bermuara ke dalam
saluran mesonefros (saluran wolff).
3. Rigi urogenital.
Metanefros/Ginjal Tetap
Tampak pada minggu ke-5 dari mesoderm
metanephricus, dan akan berkembang menjadi:
1.Susunan pengumpul
Berasal dari tunas ureter yang menembus jaringan
mesonefros → pelvis renalis sederhana, yang terbagi
menjadi calices majores, yang pada bagian ini
terbentuk pyramis renales.

2.Susunan ekskresi
Nefron sebagai satuan ekskresi, yang pada ujung
proximalnya terbentuk simpai bowman. Sedangkan
bagian distal membentuk tubulus contortus
proximal, ansa henle, dan tubulus contortus distal
yang bermuara ke saluran pengumpul.
Kedudukan Ginjal

Semula ginjal terletak di daerah pelvis, kemudian


bergeser ke arah cranial menuju abdomen yang
disebabkan:
1. Suatu pengecilan kelengkungan tubuh
2. Pertumbuhan daerah lumbal dan sacral.

Metanefros/ginjal tetap mulai berfungsi pada


trimester II kehamilan
Vesica Urinaria dan Urethra

Pada minggu ke-4 hingga ke-7, septum urorectale


membagi cloaca menjadi saluran anorectal dan sinus
urogenitalis sedrehana.
Sedangkan selaput cloaca terbagi menjadi membrana
urogenitalis di anterior, dan membrana analis di
posterior.

Sinus urogenitalis sederhana terbagi atas:


1. Vesica urinaria, pada bagian atas. Awalnya
berhubungan dengan allantois → menutup menjadai
urachus di bagia apex → ligamentum vesico-umbilicale
mediale.
2. Bagian sinus urogenitalis yang terletak di dalam
panggul → urethra pars prostatica dan pars
membranaceae.
3. Sinus urogenitalis tetap/bagian sinus urogenitalis yang
terletak di dalam penis.
Selama pembagian cloaca, bagian caudal saluran
mesonefros diserap ke dalam dinding vesica
urinaria → ureter memasuki vesica urinaria secara
terpisah. Saluran mesonefros memasuki urethra
pars prostatica → ductus ejaculatorius.

Mucosa vesica urinaria di daerah trigonum vesicae


lieutaudi berasal dari mesoderm → diganti oleh
epitel entoderm yang melapisi bagian lain mucosa
vesica urinaria.

Epitel urethra berasal dari entoderm, sedangkan


mesoderm splanchnic akan membentuk jaringan
penyambung dan otot polos urethra. Pada akhir
bulan ke-3, epitel pars prostatica berproliferasi →
glandula prostata pada pria, dan glandula urethra
dan paraurethra pada wanita
Susunan Genitalia
Kelenjar kelamin mulai berkembang pada minggu ke-
7 berasal dari proliferasi epitel selomdan pemadatan
mesenkim di sekitarnya → rigi kelamin/rigi kelenjar
kelamin.

Kelenjar Kelamin
Pada minggu ke-6, akiabat proliferasi epitel selom dan
pemadatan mesenkim di sekitarnya terbentuk rigi
kelamin/rigi kelenjar kelamin. Sel-sel benih
primordial yang terdapat di dinding yolk sac dekat
allantois akan bermigrasi ke dalam rigi kelamin dan
memulai perkembangan ovarium atau testis.
Sebelum berkembang menjadi ovarium atau testis,
epitel selom rigi kelamin berproliferasi → tali-tali
kelamin sederhana atau kelenjar kelamin indiferen.
Testis
Di bawah pengaruh kromosom Y, tali kelamin
sederhan berproliferasi → tali-tali testis, yang ke
arah hilus kelenjar → rete testis. Tali-tali testis
kemudian akan diliputi oleh jaringan ikat fibrosa,
yaitu tunica albuginea.

Pada bulan ke-4, terdapat keadaan:


1. Tali-tali testis berbentuk tapal kuda, dan ujungnya
berhubungan dengan rete testis
2. Tali-tali testis terdiri dari sel-sel benih primordial
dan sel-sel penunjang sertoli dari permukaan
kelenjar
3. Mesenkim di antara tali-tali testis → sel-sel
interstitial leydig
4. Testis mulai mempengaruhi differensiasi genitalia
dari saluran genitalia dan genitalia externa
Ovarium

Pada mudigah kromosom XX, tali-tali kelamin


terpecah terletak di dalam medulla ovarium →
berdegenerasi, digantikan stroma pembuluh
darah → medulla ovarium.
Pada minggu ke-7 epitel permukaan kelenjar
kelamin → cortical cords, yang pada bulan ke-4
akan terpecah dikelilingi oleh sel benih
sederhana → oogonia.
Sel epitel disekitar oogonia → sel-sel follikuler.
Saluran Kelamin

Terdapat dua pasang saluran kelamin:


1. Saluran paramesonefros, dari invaginasi
memanjang epitel selom pada permukaan antero-
lateral rigi urogenital.di cranial bermuara pada
rongga selom, dan di caudal berjalan lateral
terhadap saluran mesonefros, kemudian menyilang
ke ventral → caudomedial, dan bersatu → saluran
rahim, menonjol ke dalam dinding posterior sinus
urogenitalis → tuberculum
paramesonephricus/tuberculum mulleri.

2. Saluran mesonefros, bermuara ke dalam sinus


urogenitalis pada sisi lain tuberculum mulleri
Differensiasi Susunan Saluran
Testes janin akan menghasilkan:
1. Zat non steroid mullerian inhibiting substance
(MIS) → kemunduran saluran paramesonefros.
2. Hormon androgen → merangsang pembentukan
penis, urethra pars cavernosa, penyatuan scrotum,
perkembangan prostat dan vesicula seminalis.
3. Testosteron merangsang differensiasi saluran
mesonefros.

Pada wanita, pengaruh estrogen ibu dan plasenta


mengakibatkan:
1. Saluran paramesonefros → tabung rahim dan
uterus
2. Saluran mesonefros → berdegenerasi
3. Genitalia externa indiferen → labia majora, labia
minora, clitoris, dan sebagian vagina.
Saluran Genitalia Masculina

Sebagian saluran ekskresi (saluran epigenital) →


berhubungan dengan tali rete testis → ductuli
efferentes testis. Sedangkan saluran ekskresi di
kutub caudal testis (saluran paragenital) → tidak
bersatu dengan tali rete testis. Sisa saluran dikenal
sebagai paradidymis.

Saluran mesonefros akan membentuk saluran


kelamin utama, tepat di bawah tempat masuk
ductuli efferentes → (ductus) epididymis,
dilanjutkan oleh ductus deferens, dan kemudian
ductus ejaculatorius di luar vesicula seminalis.

Saluran paramesonefros → berdegenerasi →


appendix testis. Bagian caudal saluran
paramesonefros → utriculus prostaticus.
Saluran Genitalia Feminina

Saluran paramesonefros membentuk saluran


genitalia utama:
1. Bagian cranial vertical yang bermuara ke dalam
rongga selom
2. Bagian horizontal, menyilang saluran mesonefros
→ bersama bagian pertama → saluran telur
3. Bagian caudal vertical bersatu dengan
pasangannya dari sisi yang berlawanan → saluran
rahim → corpus uteri dan cervix uteri.
Vagina

Segera setelah ujung saluran paramesonefros


mencapai sinus urogenitalis → bulubs sinovaginalis,
yang berproliferasi pada bagian cranial → pada
bulan ke-5 seluruhnya akan berongga.

Perluasan vagina yang berasala dari paramesonefros


mengelilingi ujung rahim → fornices vaginae.
Sehingga vagina memiliki bagian:
1. ⅓ proximal dari paramesonefros (saluran rahim)
2. ⅔ distal dari sinus urogenitalis

Sisa mesonefros yang ditemukan pada mesovarium


membentuk epoophoron dan paroophoron.
Genitalia Externa

Dalam minggu ke-3, sel mesenkim dari daerah


luar alur sederhan bermigrasi ke sekitar
membrana cloacalis → lipatan cloaca, di bagian
cranial bersatu → tuberculum genitale.

Minggu ke-6, membrana cloaca terbagi menjadi


membrana urogenitalis dan membrana analis.
Lipat cloaca terbagi menjadi lipatan urethralis di
anterior dan lipatan analis di sebelah posterior.
Tonjolan kelamin mulai tampak pad kedua sisi
lipatan urethralis → tonjolan scrotum pada pria
dan labia majora pada wanita.
Genitalia Externa Masculina

Perkembangannya dipengaruhi hormon androgen yang


disekresikanoleh testes janin, dan terjadi beberapa
perubahan:
1. Tuberculum genitale memanjang → phallus
2. Pembentukan phallus menyebabkan tertariknya lipatan
urethra ke anterior → dinding lateral alur urethra,
namun tidk mencapai bagian distal phallus yang
disebut glans.
3. Entoderm → melapisi alur urethra → lempeng urethra
4. Akhir bulan ke-3, terbentuk urethra pars cavernosa
5. Bulan ke-4, sel ectoderm dari ujung glans menembus ke
dalam membentuk tali epitel → berongga → orificium
urethrae externum definitivum
6. Tonjolan scrotum awalnya di daerah inguinal → caudal
da pada akhirnya kedua belahan scrotum dipisahkan
oleh sekat scrotum.
Genitalia Externa Feminina

Perkembangannya dibawah pengaruh hormon


estrogen yang dihasilkanoleh plasenta dan ibu.
Perubahan yang terjadi:

1. Lipatan urethra tidak bersatu → labia minora


2. Tonjolan kelamin → labia majora
3. Alur urogenitalis terbuka pada permukaan →
vestibulum vagina.
Gerak Turun Testis

Menjelang akhir bulan ke-2, testis dan mesonefros dilekatkan


pada dinding posterior abdomen melalui mesenterium
orugenitale, yang ke arah caudal → ligamentum genitale
caudale yang bersama pita mesenkim dan pemadatan
mesenkim dalam scrotum → gubernaculum testis.

Awal bulan ke-3, testis terletak dekat daerah inguinal,


diakibatkan pertumbuhan tubuh yang cepat dan kegagalan
gubernaculum testis untuk memanjang, sehingga descencus
testis bukan suatu migrasi aktif.

Sementara itu peritoneum rongga selom membentuk procesus


vaginalis yang mengikuti perjalanan gubernaculum testis ke
dalam tonjolan scrotum → canalis inguinalis, dengan
gubernaculum testis di bagian ventral dan di luar processus
vagialis.

Lapisan peritoneum yang meliputi testis:


1. Tunica vaginalis testis lamina visceralis, di bagian dalam
2. Tunica vaginalis testis lamin parietalis, pada bagian luar.
Gerak Turun Ovarium

Gerak turun/descensus ovarium sangat jarang


terjadi, danovarium akhirnya terletak tepat
dibatas bawah pelvis vera. Sedangkan ligamen
yang terdapat di sekitar ovarium:
1. Ligamentum genitale bagia cranial →
ligamentum suspensorium ovarii
2. Ligamentumgenitale bagian caudal →
ligamentum ovarii proprium dan ligamentum
teres uteri.
COLLI DAN CAPITIS
Pada perkembangan colli dan capitis terbentuk
arcus brachialis/arcus pharynx, yang tampak
pada minggu ke-4 dan ke-5. Arcus pharynx ini
akan dipisahkan oleh celah brachial/celah
pharynx. Serentak dengan perkembangan arcus
pharynx, sejumlah kantong pharynx tampak
disepanjang dinding lateral pharynx. Kantong
pharynx ini merupakan bagian paling cranial
dari usus sederhana depan/foregut.
• Pada akhir minggu ke-4, pusat wajah dibentuk
oleh stomodeum dikelilingi oleh arcus pharynx
I. ketika mudigah 4 ½ minggu, ditemui 5
tonjolan mesenkim, yaitu:
• tonjolan mandibula (lengkung pharynx I),
caudal dari stomodeum
• sama dengan no. 1
• yonjolan maxilla (bagian dorsal lengkung
pharynx I), cranial terhadap stomodeum
• sama dengan no. 3
• eminentia frontalis, cranial terhadap
stomodeum
Arcus Pharynx I
• Cartilago arcus pharynx I terdiri dari:
• processus maxillaris, di bagian dorsal → incus
• processus mandibularis/cartilago meckel, di bagian ventral →
malleus
• Mesenkim processus maxillaris melalui osifikasi membranosa
membentuk premaxilla, maxilla, os zygomaticum, dan sebagian os
temporalis. Mesenkim yang mengelilingi cartilago meckel melalui
ossifikasi membranosa → mandibula.
• Susunan otot arcus pharynx I:
• otot pengunyah (m. temporalis, m. masseter, dan m.
pterygoideus)
• venter anterior m. digastricus
• m. mylohyoideus
• m. tensor tympani
• m. tensor veli palatini
Innervasi arcus pharynx I hanya dari r. mandibularis N. V. Innervasi
sensorik kulit wajah dari rr. Opthalmica, maxillaris, danmandibulais
N. V.
• Arcus Pharynx II
• Disebut juga arcus hyoid/cartilago reichert akan membentuk:
• stapes
• processus styloideus ossis temporalis
• ligamentum stylohyoideum
• bagian ventral →cornu minus dan pars superior corpus ossis hyoidei.

• Otot-otot arcus hyoid:
• m. stapedius
• m. stylihyoideus
• venter posterior m. digastricus
• m. auricularis
• mm. facialis
• seluruh otot tersebut diinnervasi oleh N. VII.

• Arcus Pharynx III
• Membentuk pars inferior corpus dan cornu majus ossis hyoidei. Susunan otot:
m. stylopharyngeus dan pars superior m. constrictor pharyngeus.
• Innervasi: N. IX.
Arcus Pharynx IV dan VI
• Unsur cartilago keduanya bergabung membentuk:
cartilago thyroidea, cricoidea, arytenoidea, corniculata,
dan cuneiforme larynx.
• Otot-ototnya:
• m. cricothyroideus
• m. levator veli palatini
• mm. constrictor pharyngei.
• Innervasi:
• ramus laryngeus superior N. X, dari arcus IV
• ramus laryngeus recurrens N. X, dari arcus VI → otot
intrinsik larynx.
Kantong Pharynx

Kantong Pharynx I
• recussus tubotympanicus → meatus auditorius externus.
• Bagian distal → cavum tympani sederhana/auris media sederhana
• Bagian proximal → tuba pharyngotympanica
• Epitel cavum tympani → membrana tympani

• Kantong Pharynx II
• Epitel dari kantong pharynx II berproliferasi → primordium dari
tonsilla palatina, dan pada orang dewasa sisa kantong ditemukan
sebagai fossa tonsillaris.

• Kantong Pharynx III
• Perubahan pada kantong pharynx III:
• Pada minggu ke-5 epitel sayap dorsal → glandula parathyroidea
inferior
• Sayap ventral → thymus → bermigrasi ke caudo-medial → posterior
sternum.
Kantong Pharynx IV
Epitel sayap dorsal kantong pharynx IV → glandula
parathyroidea superior.

Kantong Pharynx V
Menghasilkan corpus ultimobranchialis → tercakup ke
dalam glandula thyroidea → sel parafolliculer atau sel C
glandula thyroidea → mensekresi calsitonin
• Celah Pharynx
• Mudigah 5 minggu ditandai oleh adanya 4 celah
pharynx, di mana bagian dorsal celah pharyx I → meatus
auditorius externus
• Sedangkan celah II-IV membentuk rongga yang dilapisi
epitel ectoderm → sinus cervicalis → menghilang.
Linguae
• Mulai tampak pada mudigah 4 minggu berupa dua tonjolan lidah
lateral dan satu tuberculum impar di bagian medial, ketiganya
berasal dari arcus pharynx I.
• Mesoderm arcus pharynx II, III, dan sebagian ke IV → tonjolan
medial ke-2, copula/eminentia hypobranchialis.
• Bagian posterior arcus IV → tonjolan ke-3, epiglottis dan di
belakangnya terdapat aditus laryngeus, diapit tonjolan arytenoid.

• Bagian –bagian linguae berasal dari perkembangan:
• Tonjolan lidah lateral → ⅔ anterior linguae/corpus linguae,
diinnervasi r. mandibularis N. V. Bagian ini dipisahkan dengan ⅓
posterior oleh sulcus terminalis
• Arcus pharynx II, III, dan sebagian IV →radix linguae. Persarafan
sensoris dilayani oleh N. IX.
• Sebagian arcus IV → bagia paling belakang lidah, diinnervasi n.
laryngeus superior
• Myoblas somit occipital → mm. linguae, diinnervasi N. XII
Glandula Thyroidea
• Tampak sebagai suatu proliferasi epitel di dasar
pharynx pada titik yang kelak ditandai oleh foramen
caecum → migrasi ke depan pharyngeal gut sebagai
diverticulum yang terbagi dua dan tetap
berhubungan dengan lidah oleh ductus
thyreoglossus → kelak menghilang.

• Pada minggu ke-7 glandula thyroidea mencapai
kedudukan tetap di anterior os hyoideus dan
cartilagines larynx. Glandula thyroidea terdiri dari
dua lobus lateral dan sebuah isthmus.

• Tonjol-tonjol Wajah dan Bibir Atas
• Perkembangan tonjol wajah terutama dari pasangan
arcus pharynx I, yaitu:
• Tonjol maxilla di lateral stomodeum
Tonjol mandibulae di caudal stomodeum
Tepat di atas stomodeum terjadi penebalan ectoderm permukaan →
lempeng hidung
Pada minggu ke-5, timbul tonjol hidung lateral dan medial, dan
dipisahkan dari tonjol maxilla oleh sulcus nasolacrimalis.

• Segmen Antar Maxilla


• Terdiri dari:
• Sebuah unsur labia → philtrum labia superior
• Sebuah unsur maxilla, megandung 4 incisivus
• Sebuah unsur palatum → palatum primer

• Palatum Sekunder
• Pada minggu ke-6 timbul penonjolan, daun palatina → bersatu
membentuk palatum sekunder → bersatu dengan palatum primer,
dengan batas di linea mediana adalah foramen incisivum.
Rongga-rongga hidung
Selama minggu ke-6, lubang hidung bertambah dalam
dan
• dipisahkan dari cavum oris sederhana oleh
membrana oronasalis → pecah, membentuk
choanae sederhana → choanae tetap.
• Sinus paranasales berkembang sebagai
siverticula dinding lateral hidung dan meluas ke
dalam os maxilla, os ethmoidalis, os frontalis,
dan os sphenoidalis.
Gigi-geligi
Pada minggu ke-6, lapisan dasar epitep cavum ori →
lamina dentis
→ primordia unsur ectoderm gigi.
Bagian dentis memiliki perkemangan:
Mesenkim → papilla dentis → odontoblas → dentin
Sel epitel luar → ameloblas → email sel mesenkimpada
bagian luar gigi dan bersentuhan dengan dentin radix
dentis → sementoblas → sementum
Mesenkim juga menghasilkan ligamentum periodontalis.
Sedangkan pembentukan tunas gigi defenitif terjadi pada
bulan ke-3. erupsi dentes decidui terjadi 6-24 bulan
setelah lahir.
IX. TELINGA
• Perkembangan dimulai pada hari ke-22, sebagai penebalan
ectoderm permukaan pada kedua sisi rhombencephalon →
lempeng telinga → berinvaginasi membentuk gelembung
telinga (otokista).
• Selanjutnya otokista akan membentuk:
• sacculus dan ductus cochlearis, dari unsur ventral
• utriculus, canalis semicircularis, dan ductus endolymphaticus, dari
unsur dorsal, yang secara keseluruhan dikenal sebagai labyrinthus
membranaceae.

• Auris Media
• Cavum tympani yang terdapat pada auris media berasal dari
entoderm. Rongga ini berasal dari kantong pharynx pertama.
Kantong pharynx ini akan membentuk:
• recessus tubotympanicus di bagian distal → cavum tympani
sederhana
• tuba auditiva/tuba eustachii pada bagian proximal.
Pada perkembangan selanjutnya cavum tympani meluas ke
dorsal → anthrum tympani.
• Ossicula auditiva yang terdiri dari malleus dan incus
berasal dari rawan arcus pharynx pertama, dan stapes
dari arcus pharynx kedua.

• Auris Externa
• Meatus acusticus externus berkembang dari bagian
dorsal celah pharynx pertama. Membran tympani
dibentuk dari:
• epitel ectoderm yang melapisi dasar meatus acusticus
externus
• epitel entoderm yang melapisi cavum tympani
• jaringan ikat longgar pada lapisan tengah → stratum
fibrosa
Auricula berkembang dari enam buah mesenkim yag
berproliferasi, terletak pada ujung dorsal lengkung pharynx
pertama dan kedua, serta mengelilingi celah pharynx pertama.
• X. MATA
• Perkembangan mata tampak pada mudigah 22 hari sebagai
sepasang lekukan dangkal pada tiap-tiap sisi otak depan → menjadi
gelembung mata. Selanjutnya gelembung mata berinvaginasi
membentuk optic cup (cawan mata) yang berdinding rangkap.
Invaginasi dari optic cup ini akan menghasilkan fissura
chorioidea → pada akhirnya akan membentuk pupil.

• Sementara itu sel-sel ectoderm permuakaan akan membentuk
lempeng lensa → gelembung lensa. Selama minggu ke-5
gelembung lensa terlepas dari ectoderm permukaan dan terletak di
dalam mulut optic cup.
• Lapisan dalam optic cup akan berkembang menjadi:
• pars optica retinae
• pars caeca retinae, yang dibagi menjadi pars iridica retinae dan pars
ciliaris retinae
• Pada akhir minggu ke-5, primordium mata dikelilingi oleh
mesenkim jarang, yang akan berdifferensiasi menjadi:
• pars optica retinae
• pars caeca retinae, yang dibagi menjadi pars iridica
retinae dan pars ciliaris retinae
• Pada akhir minggu ke-5, primordium mata
dikelilingi oleh mesenkim jarang, yang akan
berdifferensiasi menjadi:
• choroidea
• camera oculi anterior, setelah melewati proses
vacuolisasi
• membrana iridopupillaris, yang pada bagian depan
lensa akan menghilang
• substantia propria cornea.
• Sebagian dari mesenkim akan menyusup ke dalam
optic cup melalui fisura choriodea dan membentuk
corpus vitreum
XI. SISTEM INTEGUMEN
• Terdiri dari dua lapisan:
1.Epidermis
• Berasal dari ectoderm permukaan, berkembang mulai bulan
kedua dengan membentuk selapis sel-sel gepeng, disebut
periderm/epitrichium. Pada akhir bulan ke-4, terbentuk
lapisan dengan susunan tetap, yaitu:
 Stratum germinativum: lapisan dasar yang akan
menghasilkan sel-sel baru
 Stratum spinosum: lapisan tebal, banyak mengandung
tonofibril halus
 Stratum granulare: sel-selnya mengandung keratohyalin
 Stratum corneum: membentuk permukaan epidermis,
keras dan menyerupai sisik.
• Selam tiga bulan pertama perkembangan, epidermis disusupi
melanosit yang berasal dari crista neuralis dan membentuk
pigmen melanin.
2.Dermis
• Berasal dari mesoderm somatik,selam bulan ke-3
dan ke-4, disebut corium → membentuk papilla
dermis, yang mengandung kapiler danalat ujung
saraf sensorik. Lapisan dermis yang lebih dalam,
disebut subcorium mengandung jaringan lemak
dalam jumlah besar.
• Perkembangan lain adalah rambut yang tampak
sebagai proliferasi epidermis padat yang menembus
demis dibawahnya. Pada ujung-ujung bawahnya,
tunas rambut akan berinvaginasi yang disebut
papilla rambut. Papilla rambut akan diisi oleh
mesoderm yang akan berkembang menjadi
pembuluh darah dan ujung saraf.
Glandula Mammae

• Terjadi penebalan epidermis menyerupai pita yang


disebut rigi puting susu pada mudigah 7 minggu. Rigi
ini terbentang pada tiap sisi tubuh dari pangkal lengan
hingga daerah paha. Sebagian besar rigi putting susu ini
akan menghilang, kecuali yang berada di daerah dada
akan berkembang dan menembus mesenkim yang
mendasarinya → terbentuk
• 16-24 buah tunas. Menjelang akhir kehidupan sebelum
lahir, epitel tunas berongga → membentuk ductus
lactiferus.
XII. SUSUNAN SARAF PUSAT
• Perkembangan susunan saraf pusat timbul pada awal minggu ke-3
sebagai penebalan ectoderm yang disebut lempeng saraf, terletak
di daerah dorsal di medial dan anterior blastoporus. Tepi lateral
lempeng saraf akan meninggi membentuk lipatan-lipatan saraf.
Pada akhirnya akan terbentuk tabung saraf, dengan ujung cranial
memiliki 3 gelembung otak primer yang terdiri dari:
• prosencephalon atau otak depan, pada minggu ke-5 terbagi
menjadi:
▫ telencephalon/ujung otak, dibentuk oleh bagian tengah dan
lateral (hemispheria cerebri sederhana)
▫ diencephalon
• mesencephalon atau otak tengah, dipisahkan dari rhombencephalon
oleh isthmus rhombencephali
• rhombencephalon atau otak belakang, yang terdiri dari:
• metencephalon, yang akan membentuk pons dan cerebellum
• myelencephalon, kedua bagian ini dibatasi oleh flexura pontis
• rhombencephalon atau otak belakang, yang terdiri dari:
• metencephalon, yang akan membentuk pons dan
cerebellum
• myelencephalon, kedua bagian ini dibatasi oleh
flexura pontis
• Rongga medulla spinalis/canalis centralis
meneruskan diri dengan gelembung otak, di mana:
• rongga rhombencephalon disebut ventrikel keempat
• rongga diencephalon sebagai ventrikel ketiga,
berhubungan dengan ventrikel ke-4 melalui rongga
mesencephalon yang menipis → aquaeductus sylvii
• rongga hemispherium cerebri sebagai ventrikel lateral,
berhubungan dengan ventrikel ke-3 melalui foramina
interventricularis monroi.
Medulla Spinalis

• Dinding tabung saraf yang baru terbentuk akan


dilapisi oleh lapisa neuroepitel/neuroepitelium,
yang akan membentuk neuroblas. Neuroblas
kemudian membentuk lapisan mantel di
sekeliling lapisan neuroepitel, yang akan
menjadi substantia grissea medulla spinalis.
Sedangkan serabut saraf yang keluar neuroblas
pada lapisan luar → lapisan marginal, yang
mengalami myelinisasi → substantia alba
medulla spinalis.
Pertambahan neuroblas pada lapisan mantel,
menyebabkan penebalan tiap sisi tabung saraf yang
membentuk:
• lamina basalis, di bagian ventral berisi sel motorik
cornu anterior → daerah motorik medulla spinalis
• lamina alaris, di bagian dorsal → daerah sensorik, dan
dibatasi dengan daerah motorik oleh sulcus limitans.
• Lempeng atap dan lantai, tidak mengandung
neuroblas dan berperan sebagai jalan menyilang dari
tiap sisi serabut saraf
• Di antara cornu motorik ventral dan cornu sensorik
dorsal, terbentuk cornu intermediet yang
mengandung neuron susunan saraf otonom.
Perubahan Letak Medulla Spinalis
• Pada bulan ke-3, medulla spinalis terbentuk di
sepanjang mudigah, dan pada saat lahir akibat lebih
cepatnya pertumbuhan collumna vertebralis → ujung
caudal medulla spinalis setinggi ruas lumbal III. Pada
orang dewasa, medulla spinalis berakhir setinggi L-II,
selanjutnya bagian caudal SSP diwakili filum terminale
internum, yang keseluruhan dikenal sebagai cauda
equina.

• Otak
• Lamina basalis pada otak mewakili daerah motorik, dan
lamina alaris untuk sensorik dapat terlihat jelas di
sekitar linea mediana, dan sulcus limitans terdapat pada
rhombencephalon dan mesencephalon.
Rhombencephalon
Terdiri dari:
• Rhombencephalon
• Terdiri dari:
• Myelencephalon, paling caudal
• Metencephalon, dari flexura pontis s/d isthmus
rhombencephali.

• Myelencephalon
• Membentuk medulla oblongata, yang terdiri dari:
• Lamina basalis, mengandung inti motorik:
▫ Kelompok medial somatik eferen → lanjutan cornu anterior
di daerah kepala → disebut batang motorik somatik eferen,
pada N. XII.
▫ Kelompoktengah visceral eferen khusus, eluas ke dalam
metencephalon → batang motorik visceralis eferen khusus
→ N. IX, N. X, dan N. XI → menginnervasi otot serat
lintang arcus pharynx.
▫ Kelompok lateral visceral eferen umum, neuron
motorik untuk otot polos tractus respiratorius,
tractus digestivus, dan jantung.
1.Lamina alaris, mengandung inti penghubung
sensorik:
a.Kelompok lateral, somatik aferen → melalui N. VII
dan N. V, menerima rangsang telinga dan
permukaan kepala.
b.Kelompok intermedius, visceral aferen khusus →
menerima rangsang dari papillae linguae dan
palatum, oropharynx, serta epiglottis.
c.Kelompok medial, visceral aferen umum →
menerima rangsang interoseptif tractus digestivus
dan jantung.
Metencephalon
• Terdiri dari:
1.lamina basalis, mengandung 3 kelompok neuron motorik:
a.kelompok medial somatik eferen → nukleus N. VI
b.kelompok visceral eferen khusus, mengandung inti N. V
dan N. VII yang menginnervasi susunan otot lengkung
pharynx I dan II.
c.Kelompok visceral eferen umum, menginnervasi
glandula submandibularis dan glandula sublingual.
• Lapisan marginal lamina baslis metencephalon
menghubungkan cortex cerebri dancortex cerebelli dengan
medulla spinalis, dan dikenal sebagai pons.
• Pons mengandung serabut saraf, inti-inti pons dari lamina
alaris metencephalon dan myelencephalon.
2.lamina alaris, mengandung 3 kelompok inti
sensorik:
a.kelompok lateral somatik aferen, mengandung
neuron N. V
b.kelompok visceral aferen khusus
c.kelompok visceral aferen umum

• Cerebellum
• Bagian dorsolateral lamina alaris metencephalon →
rhombic lips → lempeng otak kecil, pada mudigah
12 minggu terdiri dari vermis dan dua bagian lateral
(hemispheria) yang selanjutnya berkembang
menjadi cerebellum.
• Mesencephalon
• Merupakan gelembung otak yang paling sederhana, memiliki:
• lamina basalis, mengandung 2 inti motorik:
• kelompok medial somatikeferen, diwakili N. III & N. IV
menginnervasi otot mata
• kelompok visceral eferen umu, oleh nucleus edinger westphal,
menginnervasi m. sphincter pupillae.
• Lamina marginal tiap lamina basalis membentuk crura
cerebri, yang berperan sebagai jalan serabut saraf untuk turun
dari cortex cerebri ke pons dan medulla spinalis.

• lamina alaris, terdapat 2 peninggian yang berubah menjadi:
• colliculus anterior (superior), berfungsi sebagai penghubung
dan pusat refleks rangsang penglihatan
• colliculus posterior (inferior), berfungsi sebagai tempat
penghubung sinaptik untuk refleks pendengaran.
Diencephalon
Berasal dari bagian median prosencephalon, yang
terdiri dari:
• lempeng atap, terdiri dari satu lapisan sel
ependim yang ditutupi mesenkim berpembuluh
darah → keduanya membentuk plexus
chorioideus ventrikel ketiga. Bagian caudal
lempeng atap → corpus pineale/epiphysis.
• Lamina alaris membentuk dinding lateral
diencephalon, yang dibagi oleh sulcus
hypothalamicus menjadi thalamus di bagian
dorsal dan hypothalamus di bagian ventral.
Thalamus berproliferasi → menonjol ke dalam
rongga diencephalon, terkadang membentuk massa
intermedia/connexus interthalamicus.
• Hypothalamus membentuk bagian bawah lamina alaris →
sejumlah daerah inti, salah satunya corpus mammilare.
Hypophisis/glandula pituitari berkembang dari:
• sebuah kantong ectoderm stomodeum di anterior membrana
buccopharyngealis (kantong rathke), berkembang mulai
minggu ke-3, dan pada akhir bulan ke-2 berhubungan erat
dengan infundibulum. Dinding depan kantong rathke → lobus
anterior hypophisis/adenohypophisis, perluasannya → pars
tuberalis. Dinding belakang kantong rathke → pars
intermedia.
• perluasan diencephalon ke bawah (infundibulum) → tangkai
hypophsis dan pars nervosa/lobus posterior hypophisis
(neurohypophisis) yang terdiri atas sel-sel neuroglia.
Telencephalon
• Bagian paling rostral dari gelembung otak, terdiri dari:
• hemispheria cerebri, 2 kantong lateral
• timbul pada minggu ke-5, dari pertumbuhan keluar dinding
lateral prosencephalon, tumbuh cepat sehingga tampak
bergaris-garis → corpus striatum. Sementara plexus
chorioideus berkmbang ke arah ventrikel lateral sepanjang
fissura chorioidea, dan tepat di atasnya dinding hemispheria
menebal → hippocampus.
• Corpus striatum yang merupakan bagian dinding hemispheria
terbagi menjadi:
• nuleus caudatus, di bagian dorsomedial
• nucleus lentiformis, pada ventrolateral
Berkas serabut yang terbentuk disebut capsula interna.
Sementara itu pertumbuhan hemispheria cerebri membentuk
lobus frontalis, lobus
temporalis dan lobus occipitalis, serta insula. Permukaan
hemispheria cerebri membentuk gyri, dipisahkan oleh fissurae
dan sulci.
• Cortex cerebri berkembang dari:
• palleopallium/archipallium
• neopallium
• Cortex cerebri akibat differensiasi neuroblas, tampak
bergaris-garis dan mengandung:
• cortex motorik dengan sel-sel pyramidalis dalam jumlah
besar
• cortex sensorik, ditandai sel-sel granuler.

• lamina terminalis, satu bagian medial
• Pada orang dewasa, hemispherium cerebri dextra dan
sinistra dihubungkan oleh commissurae yang
menggunakan lamina terminalis.
Commissurae yang timbul terdiri dari:

• commissurae anterior, menghubungkan serabut bulbus


olfactorius yang belawanan
• commissurae hippocampi/commissurae fornicis, berasal
dari hippocampus → lengkung di luar fissura chorioidea
→ corpus mammilare dan hypothalamus.
• Corpus callosum, timbul pada minggu ke-10,
menghubungkan cortex cerebri dextra dengan sinistra.
• Commissurae lainya adalah:
• Commissurae posterior dan commissurae nabenulare,
tepat di bawah dan rostral tangkai glandula pinealis
• Chiasma opticum, pada dinding rostral diencephalon.
Susunan Saraf Otonom
• Pada minggu ke-5, sel dari crista neuralis daerah
dada → bermigrasi pada sisi medulla spinalis →
tepat di posterior aorta dorsalis → rantai ganglia
simpatik.
• Beberapa ganglia yag terbentuk, antara lain:
• neuroblas simpatik bermigrasi ke anterior aorta
→ ganglia praaortik; ganglia coeliaca dan
ganglia mesenterica.
• neuroblas bermigrasi ke jantung, pulmo, dan
tractus digestivus → plexus smpatik organ
Susunan yang terbentuk pada rantai simpatik
adalah:
• serabut dari cornu intermedius segmen thoraco-
lumbal menembus rantai simptik → sinapsis,
yang kemudian disebut serabut pra-ganglionik,
memiliki selubung myelin → rami
communicantes albi setinggi segmen thoracal I-
lumbal II.
• Axon sel ganglion simpatik → serabut post
ganglionik, tanpa selubung myelin → rami
communicantes grisei, ditemukan pada semua
tingkat medulla spinalis
Susunan Saraf Parasimpatik
• Asal-usul ganglia parasimpatik memiliki beberapa teori,
antara lain:
• Ganglia yang bermigrasi keluar dari SSP mengikuti
serabut praganglionik dari N. III, N. VII, N. IX, dan N. X.
• El-sel saraf parasimpatik berasal dari neuroblas ganglia
sensorik N. V, N. VII, dan N. IX.
• Serabut post-ganglionik ganglia parasimpatik berjalan
menuju:
• Arcus pharynx
• Jantung, pulmo, dan usus

Anda mungkin juga menyukai