05 Persediaann
05 Persediaann
PERSEDIAAN
PSAK 14 (Revisi 2008) mendefinisikan persediaan sbb.:
• Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih mana yang
lebih rendah (the lower of the cost and net realizable value)
PERSEDIAAN
Klasifikasi Persediaan
Klasifikasi persediaan berbeda antara satu entitas dgn entitas lainnya.
Perusahaan dagang mencatat persediaan sebagai persediaan barang dagang
(merchandise inventory). Persediaan ini merupakan barang yg dibeli oleh
perusahaan dagang untuk dijual kembali dalam usaha normalnya.
Perusahaan manufaktur, klasifikasi persediaan lebih beraneka ragam. Misal
perusahaan yg memproduksi suku cadang otomotif dgn membeli material
produk, melakukan proses produksi, dan menjual suku cadang tsb. Kedealer
Bagi perusahaan spt ini, persediaan mencakup persediaan barang jadi
(finished goods) yg merupakan barang yg sdh siap dijual, persediaan barang
dalam penyelesaian (work in process inventory) yg merupakan brg setengah
jadi, dan persediaan bahan baku (raw material inventory) yg merupakan
bahan ataupun perlengkapan yg akan digunakan dalam proses produksi.
Bagi perusahaan jasa, biaya jasa yg belum diakui pendapatannya
diklasifikasikan sebagai persediaan.
Paragraf 18 PSAK 14 (Revisi 2008), biaya persediaan pemberi jasa meliputi
biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya yg secara langsung
menangani pemberian jasa, termasuk personalia penyelia, dan overhead yg
dpt diatribusikan.
PERSEDIAAN
Cakupan Barang Dalam Persediaan
Salah satu masalah yg sering dihadapi oleh perusahaan adalah terkait dgn
pengakuan kepemilikan atas persediaan. Secara tehnis, seharusnya
perusahaan mencatat pembelian atau penjualan atas persediaan ketika tlh
mendapatkan atau melepaskan hak kepemilikan atas barang tsb. Namun
seringkali penentuan atas perpindahan hak kepemilikan tsb. relatif sulit
dilakukan. Klasifikasi dr barang dlm persediaan mencakup: 1. Brg yg ada
pd suatu entitas dan merupakan miliknya; 2. Brg yg ada pd suatu entitas ttp
bukan miliknya; dan 3. Brg milik suatu entitas ttp tdk ada pd entitas tsb.
Pada klasifikasi no.2 dan no.3 seringkali suatu entitas mengalami kesulitan
dlm menentukan perpindahan hak kepemilikan atas barang. Kesulitan
penentuan tsb. terjadi pd barang dalam transit dan barang konsinyasi.
Barang Dalam Transit
Dalam proses pembelian barang, bisa terjadi dimana barang masih berada pd
posisi transit – belum diterima oleh pembeli ttp sdh dikirim oleh penjual –
pd akhir periode fiskal. Pada dasarnya suatu barang diakui sebagai
persediaanoleh suatu entitas yg memiliki tanggung jawab finansial thdp
biaya transportasi. Tanggung jawab finansial ini dpt diindikasikan dari
istilah pengiriman (shipping term) yg biasanya diistilahkan sebagai FOB.
PERSEDIAAN
Penjualan Konsinyasi
Pada kerja sama penjualan konsinyasi, pemilik barang(consignor) mengirimkan
barang kepada penjual (consignee), dimana penjual setuju utk menerima
barang tanpa ada kewajiban apapun, kecuali perawatan dan penjagaan
terhadap kehilangan dan kerusakan, hingga barang tsb terjual kpd pihak lain.
Barang atas Penjualan dengan Perjanjian Khusus
Dalam perjanjian penjualan, perusahaan seringkali hrs melihat substansi atas
penjualan tsb. Ketika transaksi dilakukan dan hak kepemilikan tlh beralih
maka resiko dan manfaat kepemilikan itu seharusnya juga beralih dr penjual
kpd pembeli. Namun bisa terjadi dimana penjual msh memegang resiko dan
manfaat atas kepemilikan atas barang tsb. Dalam kondisi itu mka penjual
masih hrs mengakui kepemilikannya dan tdk terjadi pengurangan atas
persediaan penjual. Beberapa perjanjian khusus semacam itu adalah :
1. Penjualan dgn perjanjian pembelian kembali. Disini pembeli tdk dpt meng-
akui perjanjian tsb. sebagai penjualan dan tdk mengurangi barang tsb. dari
persediaannya.
2. Penjualan dgn tingkat pengembalian tinggi. Disini penjual memiliki dua
pilihan, pertama adalah mencatat penjualan pd nilai penuh dan membentuk
PERSEDIAAN
akun penyisihan atas estimasi pengembalian penjualan, kedua adalah tidak
PENGUKURAN PERSEDIAAN
Salah satu masalah utama persediaan adalah mengukur nilai persediaan tsb.
PSAK 14 (Revisi 2008) menyatakan bhw persediaan diukur berdasarkan
biaya atau nilai realisasi neto, mana yg lebih rendah.
PERSEDIAAN
PENGUKURAN PERSEDIAAN
Salah satu masalah utama persediaan adalah mengukur nilai persediaan tsb.
PSAK 14 (Revisi 2008) menyatakan bhw persediaan diukur berdasarkan
biaya atau nilai realisasi neto, mana yg lebih rendah.
• Biaya persediaan meliputi :
– Biaya pembelian
– Biaya konversi
– Biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan
tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and
condition)
• Biaya pembelian meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya
kecuali yang dapat ditagih kembali kepada kantor pajak, biaya
pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yg secara langsung
dpt diatribusikan pd perolehan brg jadi, bahan dan jasa.
• Biaya konversi meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit
yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variable yang
dialokasikan secara sistematis dlm mengkonversi bahan menjadi brg jadi.
PERSEDIAAN
• Biaya lainnya. Biaya lain yg dpt dibebankan sebagai biaya persediaan
adalah biaya yg timbul agar persediaan tersebut berada dalam kondisi dan
lokasi saat ini. Yang termasuk biaya lainnya misalnya biaya desain dan
biaya praproduksi yg ditujukan utk konsumen yg spesifik. Sedangkan
biaya-biaya seperti penelitian dan pengembangan, biaya administrasi dan
penjualan, biaya pemborosan, biaya penyimpanan tidak dapat
dibebankan sebagai biaya persediaan.
PERSEDIAAN
Penilaian Persediaan
Ada dua metode penilaian fisik persediaan :
1. Metode Periodeik (physical method)
2. Metode Kartu (Perpetual Method).
Ad.1. Metode Periodik
Dalam metode ini unit fisik persediaan diketahui dr perhitungan akhir
periode, sedangkan rupiah per unit diketahui berdasarkan asumsi aliran
persediaan.Jadi nilai persediaan bisa diketahui dengan perhitungan :
Unit Fisik x Rupiah per unit
Dari perhitungan fisik akhir periode Berdasarkan asumsi aliran harga
persediaan
- FIFO
- LIFO
- Rata – Rata
Contoh :
Dari PT. ABC pd Desember 2008 diperoleh informasi persediaan sbb.:
PERSEDIAAN
1 Desember Persediaan awal 1.000 unit @ Rp.500
10 Desember Pembelian 800 unit @ Rp.550
20 Desember Pembelian 700 unit @ Rp.600
18 Desember Penjualan 900 unit
27 Desember Penjualan 500 unit
31 Desember Persediaan akhir 1.100 unit
a. Metode Periodik FIFO (First In First Out)
Dengan anggapan aliran harga persediaan adalah FIFO, maka nilai
persediaan sebesar 1.100 unit dihitung sbb.:
Urutan Aliran Unit per Aliran Harga Per Unit Jumlah Harga Keterangan
I 1.000 Rp.500 Rp.500.000 Dijual pada
II 400 Rp.550 Rp.220.000 Bln Desember
Step
Step 1:
1: Menentukan
Menentukan rasio
rasio biaya
biaya
thd
thd harga
harga eceran.
eceran.
Retail
Retail Inventory
Inventory Method
Method
Cost Retail
Merchandise inventory, Jan. 1 $19,400 $ 36,000
Purchases in January (net) 42,600 64,000
Merchandise available for sale $62,000 $100,000
Sales for January (net) 70,000
Merchandise inventory, January 31, at retail $ 30,000
Step
Step 2:
2: Menentukan
Menentukan persediaan
persediaan
akhir
akhir menurut
menurut hrg
hrg eceran.
eceran.
Retail
Retail Inventory
Inventory Method
Method
Cost Retail
Merchandise inventory, Jan. 1 $19,400 $ 36,000
Purchases in January (net) 42,600 64,000
Merchandise available for sale $62,000 $100,000
Sales for January (net) 70,000
Merchandise inventory, January 31, at retail $ 30,000
Merchandise inventory, January 31, at cost
($30,000 x 62%) $18,600
Step
Step 3:
3: Menghitung
Menghitung estimasi
estimasi
persediaan
persediaan akhir.
akhir.
Gross Profit Method of Estimating
Inventory Cost
1. Prosentase Laba kotor diestimasikan dari tk aktual tahun
sebelumnya yg disesuaikan dgn setiap perubahan dlm hrg pokok
& hrg jual selama periode berjalan.
2. Estimasi laba kotor = tk estimasi laba kotor x aktual penjualan
bersih.
3. Estimasi HP Penjualan = aktual penjualan bersih – estimasi laba
kotor.
4. Estimasi Persediaan akhir = HP Brg tersedia dijual –
HPPenjualan.
Gross
Gross Profit
Profit Method
Method
Merchandise inventory, January 1 $ 57,000
Purchases in January (net) 180,000
Merchandise available for sale $237,000
Sales in January (net) $250,000
Less: Estimated gross profit
($250,000 x 30%) 75,000
Estimated cost of merchandise sold 175,000
Estimated merchandise inventory, January 31 $ 62,000
Metode
Metode Laba
Laba kotor
kotor berguna
berguna untuk
untuk estimasi
estimasi
persediaan
persediaan pada
pada lap
lap keuangan
keuangan bulanan
bulanan atau
atau
triwulanan
triwulanan dalam
dalam sistem
sistem persediaan
persediaan periodik.
periodik.