Anda di halaman 1dari 81

1

PANCASILA

Oleh :
S.W. Dini Astari, S.Pd, M.Pd
2
FILSAFAT PANCASILA
3

1. Pengertian Filsafat
 Pengetahuan, Ilmu dan Filsafat
 Ciri-ciri berfikir ilmiah
2. Cakupan Kajian Filsafat
3. Fungsi Filsafat
4

PENGERTIAN FILSAFAT
PENGERTIAN ILMU
ILMU ADALAH SERANGKAIAN
KETERANGAN YANG TERATUR,
SISTEMATIS, RASIONAL, LOGIS,
EMPIRIS, UNIVERSAL, OBJEKTIF,
TERBUKA, DAPAT DIUKUR SERTA
DAPAT DIUJI KEBENARANNYA
BAIK SECARA TEORETIS DAN
EMPIRIS
ILMU
• Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat
koheren, empiris, sistematis, dapat diukur, dan
dibuktikan.
• ilmu tidak pernah mengartikan kepingan
pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya
ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang
mengacu ke obyek [atau alam obyek] yang sama
dan saling berkaitan secara logis.
• Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap
berkenaan dengan masing-masing penalaran
perorangan, sebab ilmu dapat memuat di
dalamnya dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan
teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapan
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga, terbitan Balai Pustaka, Jakarta, 2001, ilmu
artinya adalah pengetahuan atau kepandaian.
Dari penjelasan dan beberapa contohnya, maka
yang dimaksud pengetahuan atau kepandaian
tersebut tidak saja berkenaan dengan masalah
keadaan alam, tapi juga termasuk “kebatinan”
dan persoalan-persoalan lainnya. Sebagaimana
yang sudah kita kenal mengenai beberapa
macam nama ilmu, maka tampak dengan jelas
bahwa cakupan ilmu sangatlah luas, misalnya ilmu
ukur, ilmu bumi, ilmu dagang, ilmu hitung, ilmu silat,
ilmu tauhid, ilmu mantek, ilmu batin (kebatinan),
ilmu hitam, dan sebagainya.
KRITERIA KEBENARAN ILMU
1. KOHERENSI (teori kebenaran yang mend asarkan
diri pada kriteria kebenaran tentang konsistensi
suatu argumentasi)---konsistensi berarti sistematis
dan sistemik
2. KORESPONDENSI (teori kebenaran yang
mendasarkan diri pada kriteria tentang
kesesuaian antara materi yang dikandung suatu
pernyataan dengan objek pernyataan)---manis,
tawar, asin
3. PRAGMATISME (teori kebenaran yang
mendasarkan diri pada kriteria tentang berfungsi
atau tidaknya suatu pernyataan DALAM
LINGKUP RUANG DAN WAKTU
PENGERTIAN PENGETAHUAN
1. Pengetahuan adalah keseluruhan yang diketahui
yang belum tersusun, baik mengenai metafisik
maupun fisik
2. Pengetahuan adalah informasi yang berupa
common sense (masuk akal) “masih terserak dan
umum”
3. Ilmu seperti lidi yang sudah diraut dan telah menjadi
sekumpulan sapu lidi, sedang pengetahuan seperti
lidi-lidi yang masih berserakan dipohon kelapa, di
pasar, dan tempat lain yang belum tersusun dengan
baik
PENGETAHUAN 10

• Pengetahuan adalah merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah


orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang
mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang
sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga
• Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi
pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang
secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
• pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali
benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau
dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan
yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang
bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
• Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan 11

dan pengalaman inderawi dikenal sebagai


pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori.
Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan
pengamatan dan observasi yang dilakukan secara
empiris dan rasional.
• Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang
menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat
melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan
gejala yang ada pada objek empiris tersebut.
Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui
pengalaman pribadi manusia yang terjadi
berulangkali.
• Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk
memimpin organisasi dengan sendirinya akan
mendapatkan pengetahuan tentang manajemen
organisasi.
12

• Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan


yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian
dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih
menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak
menekankan pada pengalaman.
• Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam
matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui
pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan
melalui sebuah pemikiran logis akal budi.
• Pengetahuan : Persepsi subyek (manusia) atas obyek (riil dan 13

gaib) atau fakta.


• Ada dua term pengetahuan, yaitu “pengetahuan ilmiah” dan
“Pengetahuan Biasa“.
• Pengetahuan Biasa (knowledge) diperoleh dari keseluruhan
bentuk upaya kemanusiaan, seperti perasaan pikiran,
pengalaman, pancaindera dan intuisi untuk mengetahui sesuatu
tanpa memperhatikan objek, cara dan kegunaannya.
• Sedangkan “Pengetahuan Ilmiah” (science) juga merupakan
keseluruhan bentuk upaya kemanusiaan untuk mengetahui
sesuatu, tetapi dengan memperhatikan obyek, cara yang
digunakan dan kegunaan dari pengetahuan tersebut. Dengan
kata lain, pengetahuan ilmiah memperhatikan obyek ontologis,
landasan epistemologis dan landasan aksiologis dari
pengetahuan itu sendiri.
• Baik Science atau knowledge pada dasamya keduanya
merupakan hasil observasi pada fenomena alam atau
fenomena sosial.
14

PENGERTIAN ILMU
SEBAGAI PENGETAHUAN
Dari segi maknanya pengertian ilmu sekurang-
kurangnya merujuk tiga hal:
Pengetahuan
Aktivitas
metode
15

SIKLUS ILMU

ILMU AKTIVITAS

METODE PENGETAHUAN
DEFINISI
Ilmu Pengetahuan : Kumpulan pengetahuan
yang benar disusun dengan sistem dan metode
untuk mencapai tujuan yang berlaku universal
dan dapat diuji/diverifikasi kebenarannya

Ilmu Pengetahuan :
bukan satu, melainkan banyak (plural)
bersifat terbuka (dapat dikritik)
berkaitan dalam memecahkan masalah
17

MENURUT THE LIANG GIE (1987),


ILMU PENGETAHUAN DICIRIKAN :
• Empiris, artinya pengetahuan diperoleh berdasarkan
pengamatan dan percobaan;
• Sistematis, artinya berbagai keterangan dan data yang
tersusun sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai
hubungan yang teratur
• Objektif, artinya ilmu pengetahuan itu bebas dari prasangka
perseorangan dan kesukaan pribadi;
• Analitis, artinya pengetahuan ilmiah berusaha membeda-
bedakan pokok soalnya dan peranan dari bagian-bagian
itu
• Verifikatif, artinya dapat diperiksa kebenarannya oleh
siapapun
Fungsi ilmu adalah untuk keselamatan, kebahagiaan,
pengamanan manusia dari segala sesuatu yang menyulitkan.
OBJEK ILMU
PENGETAHUAN
1. Objek materia: seluruh lapangan atau bahan yang
dijadikan objek penyelidikan suatu ilmu.
2. Objek forma: objek materia yang disoroti oleh suatu
ilmu, sehingga membedakan ilmu satu dengan ilmu
lainnya, jika berobjek materia sama.
Pada garis besarnya, objek ilmu pengetahuan ialah
alam dan manusia.
CABANG ILMU PENGETAHUAN

Cabang
Ilmu Pengetahuan

Ilmu Humaniora
Ilmu (ilmu agama, filsafat,
Ilmu Peng. Alam
Kemasyarakatan Bahasa, seni, jiwa,
Sejarah dsb.)
FUNGSI ILMU
PENGETAHUAN
Fungsi ilmu pengetahuan adalah:
1. Deskriptif,
2. Pengembangan,
3. Prediksi,
4. Kontrol.
Tegasnya, fungsi ilmu pengetahuan adalah untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia di dalam pelbagai
bidangnya.
BATAS DAN RELATIVITAS
ILMU PENGETAHUAN:
1. Tidak semua persoalan manusia dapat dijawab oleh
ilmu pengetahuan.
2. Nilai kebenaran ilmu pengetahuan itu “positif”
(sampai saat ini) dan “relatif” (tidak mutlak).
3. Masalah-masalah yang di luar jangkauan ilmu
pengetahuan diserahkan kepada filsafat.
22

FILSAFAT
• Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar
mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar
dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan.
• Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani :
”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya
dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti :
”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman,
Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa
Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan
“falsafah” ‫فلسة‬, dalam bahasa Arab.
• Dalam bahasa ini, kata filsafat merupakan kata majemuk23
dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta
dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti
harafiahnya adalah seorang "pencinta kebijaksanaan"
atau "ilmu". Kata filosofi yang dipungut dari bahasa
Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih
mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang
yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".
• Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah
problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan
bahwa "falsafah" itu kira-kira merupakan studi tentang arti
dan berlakunya kepercayaan atau pengetahuan manusia
pada sisi yang paling dasar dan universal. Studi ini
didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen
dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan problem secara persis, mencari solusi untuk
itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk
solusi tertentu, serta akhir dari proses-proses itu dimasukkan
ke dalam sebuah proses dialektik.
24

CAKUPAN FILSAFAT
CAKUPAN FILSAFAT

A. MATERIAL
CAKUPANNYA BAIK YANG TAMPAK
MAUPUN TIDAK “METAFISIKA” ---ADA TIGA
BAGIAN: ALAM EMPIRIS, DALAM PIKIRAN
DAN DALAM KEMUNGKINAN
B. FORMAL
ADALAH CAKUPAN YANG MENYELURUH,
RADIKAL DAN RASIONAL TENTANG
SEGALA YANG ADA
LANJUTAN CAKUPAN FILSAFAT &
ILMU
1. Cakupan filsafat lebih luas dari ilmu, wilayah filsafat
mencakup yang wujud dan tidak wujud (empiris dan
non empiris) cakupan ilmu hanya empiris saja
2. Awal mulanya filsafat yang melakukan pembahasan
secara sistematis, rasional, logis dan empiris,
kemudian pada tataran berikutnya berkembang dan
bercabang sehingga menjadi ilmu yang lebih luas
dan berkesinambungan
3. Maka dari sinilah timbulnya pemahaman untuk
penyatuan filsafat dan ilmu menjadi filsafat ilmu, yakni
suatu kajian khusus tentang hakikat ilmu
pengetahuan
27

• Filsafat juga merupakan ilmu yang kajiannya tidak


hanya terbatas pada fakta-fakta saja melainkan
sampai jauh diluar fakta hingga batas
kemampuan logika manusia. Batas kajian ilmu
adalah fakta sedangkan batas kajian filsafat
adalah logika atau daya pikir manusia. Ilmu
menjawab pertanyaan “why” dan “how”
sedangkan filsafat menjawab pertanyaan “why,
why, dan why” dan seterusnya sampai jawaban
paling akhir yang dapat diberikan oleh pikiran
atau budi manusia (munkin juga pertanyaan-
pertanyaannya terus dilakukan sampai never
ending).
Dari sisi filsafat sebagai ilmu
• Plato, fisuf besar Yunani mengatakan, filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang berusaha mencapai
kebenaran yang asli, karena kebenaran mutlak di
tangan Tuhan. Atau dengan singkat dikatakan
pengetahuan tentang segala yang ada.
• Aristoteles, murid Plato mengatakan, filsafat
adalah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu
matafisika, logika, retorika, politik, sosial budaya
dan estetika.
• Alfarabi, Filsuf besar muslim dengan gelar
Aristoteles ke 2, mengatakan Filsafat adalah
pengetahuann tentang yang ada menurut
hakikatnya yang sebenarnya.
WILL DURAN DALAM
JUJUN, 2005
1. Filsafat bagaikan pasukan marinir yang merebut
pantai untuk pendaratan pasukan infantri (pasukan
infantri adalah sebagai ilmu dan pengetahuan)
2. Filsafat menyediakan tempat berpijak bagi kegiatan
keilmuan, selanjutnya ilmu berkembang sesuai
dengan spesialisasi masing-masing, membelah
gunung, merambah hutan belantara
3. Setelah duduknya ilmu, maka filsafat kembali
kepangkalan laut lepas untuk berspekulasi dan
bereksplorasi dengan ilmu yang lain
LANJUTAN CAKUPAN & PERKEMBANGAN

• Perkembangan filsafat tidak hanya menjadi


induk dan sumber ilmu, tetapi pada tataran
berikutnya, dia berkembang menjadi ilmu itu
sendiri
• Dalam perkembangan ini filsafat bukan lagi
menyeluruh atau komprehensif, tapi menjadi
sektoral sesuai sektor ilmu masing-masing
• Contoh ilmu yang dilahirkan dari filsat: filsafat
agama, filsafat hukum, filsafat ilmu, dll.
PERTANYAAN IMANUEL KANT
SEPUTAR FILSAFAT
•1. APA YANG DAPAT SAYA KETAHUI?
•2. APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN?
•3. APA YANG DAPAT SAYA HARAPKAN?
•4. APAKAH MANUSIA ITU?

SEMUA PERTANYAAN ITU MENGACU PADA


MANUSIA, KARENA MENURUT KANT
MANUSIALAH YANG DAPAT MENGAJUKAN
PERTANYAAN DAN MENJAWABNYA
• Immanuel Kant, Filsuf barat dengan gelar raksasa
pemikir Eropa, mengatakan filsafat adalah ilmu
pokok dan pangkal segala pengetahuan yang
mencakup di dalamnya empat persoalan:
1. apa dapat kita ketahui, dijawab oleh metafisika
2. apa yang boleh kita kerjakan, dijawab oleh etika
3. apa yang dinamakan manusia, dijawab oleh
antropologi.
4. sampai dimana harapan kita, dijawab oleh agama.
OBJEK POKOK FORMAL FILSAFAT
(DALAM KONTEKS PERTANYAAN KANT)

• 1. Kenyataan manusia yang hidup (filsafat manusia)


• 2. Yang hidup di dunianya (filsafat alam, kosmologi)
• 3. Mengembara menuju akhirat/allah (filsafat
ketuhanan)
• 4. Susunan dasar terdalam dari segala yang ada
(metafisika)
• 5. Disadari atau diketahui (filsafat ilmu)
• 6. Keterarahan atau penujuan (etika)
Filsafat sebagai suatu aktifitas
• Filsafat adalah sebagai suatu proses
berpikir untuk memperoleh jawaban-
jawaban dari berbagai problem.
• Titus dkk, memberikan 3 pengertian filsafat
sbg aktifitas:
- Filsafat adlah suatu proses kritik atau
pemikiran terhadap kepercayaan diri dari
sikap yang sangat kita junjung tinggi.
- Filsafat adalah sebagai analisi logis dari
bahasa serta penjelasan tentang arti kata
dan konsep.
- Filsafat adalah suatu usaha untuk
memperoleh gambaran keseluruhan
35

BERDASARKAN KONSEP DAN TEORI


TERSEBUT PROSES BERFILSAFAT
TERSEBUT MELALUI EMPAT TAHAP
1. LOGIS, yaitu berpikir dengan
menggunakan logika (undang-undang
berpikir) yaitu melalui tiga tahap;
pemahaman, keputusan dan
argumentasi
contoh;:
- Alam berubah-ubah (premis minor)
- Setiap berubah-ubah baru (premis
mayor)
- Alam baru (simpulan)
36

LANJUTAN
2. SISTEMATIS, yaitu berpikir melalui alur yang
sistemik sehingga ditemukan adanya
koheren (saling runtut), diantara satu
pertanyaan dengan pertanyaan lainnya.
3. RADIKAL, berpikir sampai kepada akar
masalah.
4. UNIVERSAL, berpikir secara umum bukan
khusus. Disini perbedaannya ilmu berpikir
secara khusus, filsafat berpikir secara
umum.
BERFILSAFAT HARUS MEMENUHI SYARAT-SYARAT BERPIKIR YAKNI :

• RASIONAL
Memakai akal sehat, menggunakan argumentasi
• KRITIS
Tidak cepat puas atas jawaban sendiri atau yang disodorkan
orang lain (apa sebab? Kenapa/mengapa? Bagaimana?) .
Mencari jawaban benar di tengah relativitas jawaban
• SISTEMATIS (RUNTUT)
Berpikir atau mengajukan jawaban dengan urutan tertentu,
dengan pola yang jelas. Menggunakan logika atau cara
berpikir yang teratur.
• MENYELURUH
• MENDALAM
• NORMATIF
PERSAMAAAN &
38

PERBEDAAN FILSAFAT,
ILMU, DAN
PENGETAHUAN
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA 39

ILMU DAN PENGETAHUAN


PERSAMAAN PERBEDAAN
• Ilmu dan Pengetahuan pada dasarnya • ilmu adalah kerangka konseptual atau teori
memiliki arti yang sama yaitu analisa uang saling berkaitan yang memberi tempat
terhadap suatu hal berdasarkan pengkajian dan pengujian secara kritis
metode ilmiah hanya saja dengan metode ilmiah oleh ahli-ahli lain
penggunaannya tergantung dari sifat dalam bidang yang sama, dengan demikian
dan tujuan yang hendak dicapai dalam bersifat sistematik, objektif, dan universal.
kegiatan keilmuan tersebut. Sedang pengetahuan adalah hasil
• Keduanya sangat sulit untuk dipisahkan pengamatan yang bersifat tetap, karena tidak
karena merupakan pengetahuan memberikan tempat bagi pengkajian dan
tentang sesuatu hal atau fenomena, pengujian secara kritis oleh orang lain, dengan
baik yang menyangkut alam atau sosial demikian tidak bersifat sistematik dan tidak
(kehidupan masyarakat), yang objektif serta tidak universal.
diperoleh manusia melalui proses • Ilmu adalah sesuatu yang dapat kita peroleh
berfikir. Itu artinya bahwa setiap ilmu melalui proses yang disebut pembelajaran
merupakan pengetahuan tentang atau dengan kata lain hasil dari
sesuatu yang menjadi objek kajian dari pembelajaran, berbeda dengan
ilmu terkait. Pengetahuan yangdapat kita peroleh tanpa
melalui proses pembelajaran.
• Ilmu merupakan kumpulan dari berbagai
pengetahuan, dan kumpulan pengetahuan
dapat dikatakan ilmu setelah memenuhi
syarat-syarat objek material dan objek formal
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN 40

ANTARA FILSAFAT DAN ILMU


PERSAMAAN PERBEDAAN
• Keduanya mencari rumusan yang • Obyek material [lapangan] filsafat itu bersifat
sebaik-baiknya menyelidiki obyek universal [umum], yaitu segala sesuatu yang ada
selengkap-lengkapnya sampai ke-akar- [realita] sedangkan obyek material ilmu
akarnya [pengetahuan ilmiah] itu bersifat khusus dan empiris.
Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang
• Keduanya memberikan pengertian masing-masing secara kaku dan terkotak-kotak,
mengenai hubungan atau koheren sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam
yang ada antara kejadian-kejadian disiplin tertentu
yang kita alami dan mencoba Obyek formal [sudut pandangan] filsafat itu bersifat
menunjukkan sebab-akibatnya non fragmentaris, karena mencari pengertian dari
segala sesuatu yang ada itu secara luas, mendalam
• Keduanya hendak memberikan sistesis, dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris,
yaitu suatu pandangan yang spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu
bergandengan bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide
manusia itu mengadakan penyatuan diri dengan
• Keduanya mempunyai metode dan realita
sistem
• Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan
• Keduanya hendak memberikan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan
penjelasan tentang kenyataan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset
seluruhnya timbul dari hasrat manusia lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai
[obyektivitas], akan pengetahuan yang ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan
lebih mendasar. kegunaan filsafat timbul dari nilainnya
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA 41

FILSAFAT DAN PENGETAHUAN


PERSAMAAN PERBEDAAN
• Keduanya mencari rumusan yang • Filsafat berusaha mencoba
sebaik-baiknya menyelidiki objek merumuskan pertanyaan atas
selengkap-lengkapnya sampai keakar- jawaban. mencari prinsip-prinsip
akarnya. umum, tidak membatasi segi
• Keduanya memberikan pengertian pandangannya bahkan cenderung
mengenai hubungan atau koheren memandang segala sesuatu secara
yang ada antara kejadian-kejadian umum dan keseluruhan sedangkan
yang kita alami dan mencoba Pengetahuan adalah penguasaan
menunjukan sebab-sebanya. lingkungan hidup manusia.

• Keduanya hendak memberikan sintesis, • Filsafat hanya Bertugas


yaitu suatu pandangan yang mengintegrasikan ilmu-ilmu sedangkan
bergandengan. pengetahuan dapat
mengkajinya sampai pada kebenaran
• Keduanya mempunyai metode dan melalui kesimpulan logis dari
sistem. pengamatan empiris
• Keduanya hendak memberikan
penjelasan tentang kenyataan
seluruhnya timbul dari hasrat manusia
(objektivitas), akan pengetahuan yang
lebih mendasar.
PERBEDAAN KETIGANYA
Pengetahuan Filsafat Ilmu Pengetahuan
Yang dipelajari Mencoba merumuskan cenderung kepada hal
terbatas,karena hanya pertanyaan atas jawaban. yang di pelajari dari
sekedar kemampuan Mencari prinsip-prinsip sebuah buku panduan
yang ada dalam diri kita umum, tidak membatasi
untuk m,engetahui segi pandangannya
sesuatu hal bahkan cenderung
memandang segala
sesuatu secara umum dan
keseluruhan
Obyek penelitian yang Keseluruhan yang ada Ilmu pengetahuan
terbatas adalah kajian tentang
dunia material.

Tidak menilai obyek dari Menilai obyek renungan Ilmu pengetahuan


suatu sistem nilai dengan suatu makna, adalah definisi
tertentu. misalkan , religi, kesusilaan, eksperimental
keadilan dsb.

Bertugas memberikan Bertugas mengintegrasikan Ilmu pengetahuan


jawaban ilmu-ilmu dapat sampai pada
kebenaran melalui
kesimpulan logis dari
pengamatan empiris
PERSAMAAN KETIGANYA
Ketiganya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki
objek selengkap-lengkapnya sampai keakar-akarnya.

Ketiganya memberikan pengertian mengenai


hubungan yang ada antara kejadian-kejadian yang kita
alami dan mencoba menunjukan sebab-sebabnya.

Ketiganya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu


pandangan yang bergandengan.

Ketiganya mempunyai metode dan sistem.

Ketiganya hendak memberikan penjelasan tentang


kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia
(objektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar.
Landasan Filsafat Ilmu

Ontologi Epistemologi Aksiologi

Mengapa/Untuk
Apa ? Bagaimana?
Apa?

Realitas Metodologi Tujuan/NIlai


MEMBANGUN FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
“TERTENTU”
Jika Ilmu Pengetahuan Tertentu dikaji dari ketiga
aspek (ontologi, epistemologi dan aksiologi), maka
perlu mempelajari esensi atau hakikat yaitu inti
atau hal yang pokok atau intisari atau dasar atau
kenyataan yang benar dari ilmu tersebut.
Contohnya :
Membangun Filsafat Ilmu perlu menelusuri dari aspek :
Ontologi  eksistensi (keberadaan) dan essensi
(keberartian) ilmu-ilmu.
Epistemologi  metode yang digunakan untuk
membuktikan kebenaran ilmu-ilmu
Aksiologi  manfaat dari ilmu-ilmu.
ASPEK ONTOLOGI
Aspek ontologi dari ilmu pengetahuan tertentu hendaknya
diuraikan secara :
a. Metodis; Menggunakan cara ilmiah
b. Sistematis; Saling berkaitan satu sama lain secara
teratur dalam suatu keseluruhan
c. Koheren; Unsur-unsurnya tidak boleh mengandung
uraian yang bertentangan
d. Rasional; Harus berdasar pada kaidah berfikir yang
benar (logis)
e. Komprehensif; Melihat obyek tidak hanya dari satu
sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional –
atau secara keseluruhan (holistik)
f. Radikal; Diuraikan sampai akar persoalannya, atau
esensinya
g. Universal; Muatan kebenarannya sampai tingkat umum
yang berlaku di mana saja.
ASPEK EPISTEMOLOGI
Epistemologi juga disebut teori pengetahuan atau kajian
tentang justifikasi kebenaran pengetahuan atau
kepercayaan.
Untuk menemukan kebenaran dilakukan sebagai berikut
[AR Lacey] :
1. Menemukan kebenaran dari masalah
2. Pengamatan dan teori untuk menemukan kebenaran
3. Pengamatan dan eksperimen untuk menemukan
kebenaran
4. Falsification atau operasionalism (experimental
opetarion, operation research)
5. Konfirmasi kemungkinan untuk menemukan kebenaran
6. Metode hipotetico – deduktif
7. Induksi dan presupposisi/teori untuk menemukan
kebenaran fakta
Lanjutan . . .
Untuk memperoleh kebenaran, perlu dipelajari teori-teori
kebenaran. Beberapa alat/tools untuk memperoleh atau
mengukur kebenaran ilmu pengetahuan adalah sbb. :
Rationalism; Penalaran manusia yang merupakan alat
utama untuk mencari kebenaran
Empirism; alat untuk mencari kebenaran dengan
mengandalkan pengalaman indera sebagai pemegang
peranan utama
Logical Positivism; Menggunakan logika untuk
menumbuhkan kesimpulan yang positif benar
Pragmatism; Nilai akhir dari suatu ide atau kebenaran
yang disepakati adalah kegunaannya untuk
menyelesaikan masalah-masalah praktis.

Ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang dinamis,


tersusun sebagai teori-teori yang saling mengeritik,
mendukung dan bertumpu untuk mendekati kebenaran
ASPEK AKSIOLOGI

Tujuan dasarnya : menemukan kebenaran atas


fakta “yang ada” atau sedapat
mungkin ada kepastian
kebenaran ilmiah
Contohnya :
Pada Ilmu Mekanika Tanah dikatakan bahwa kadar air
tanah mempengaruhi tingkat kepadatan tanah tersebut.
Setelah dilakukan pengujian laboratorium dengan simulasi
berbagai variasi kadar air ternyata terbukti bahwa teori
tersebut benar.
50

ARTI FILSAFAT MELIPUTI BERBAGAI MASALAH


DAPAT DIKELOMPOKKAN MENJADI 2 MACAM
Pertama : Filsafat sebagai produk yang :
mencakup pengertian, yaitu :
1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu,
konsep, pemikiran-pemikiran dari para
filsuf pada zaman dahulu yang lazimnya
merupakan suatu aliran atau sistem filsafat
tertentu, misalnya rasionalisme,
materialisme, pragmatisme dan lain
sebagainya.
2. Filsafat sebagai suatu jenis problema yang
dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari
aktivitas berfilsafat. Jadi manusia mencuri
suatu kebenaran yang timbul dari
persoalan
Kedua : Filsafat sebagai suatu proses yang dalam hal51
ini filsafat diartikan dalam bentuk aktivitas
berfilsafat, dalam proses pemecahan masalah
dengan menggunakan suatu cara dan metode
tertentu sesuai dengan objeknya
Cabang-cabang Filsafat yang pokok :
1. Metafisika, membahas hal-hal yang bereksistensi
dibalik fisis, meliputi bidang-bidang: ontologi,
kosmologi dan antropologi
2. Epistemologi, berkaitan dengan persoalan hakikat
pengetahuan
3. Metodologi, berkaitan dengan persoalan hakikat
metode dalam ilmu pengetahuan
4. Logika, berkaitan dengan persoalan filsafat
berfikir, yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil berfikir
yang benar.
5. Etika, berkaitan dengan moralitas, tingkah laku
manusia
6. Estetika, berkaitan dengan persoalan hakikat
keindahan
Teori
Teori merupakan pengetahuan ilmiah mencakup
penjelasan mengenai suatu sektor tertentu dari suatu
disiplin ilmu, dan dianggap benar
Teori biasanya terdiri dari hukum-hukum, yaitu :
pernyataan (statement) yang menjelaskan hubungan
kausal antara dua variabel atau lebih
Teori memerlukan tingkat keumuman yang tinggi, yaitu
bersifat universal supaya lebih berfungsi sebagai teori
ilmiah
Tiga syarat utama teori ilmiah :
1. Harus konsisten dengan teori sebelumnya
2. Harus cocok dengan fakta-fakta empiris
3. Dapat mengganti teori lama yang tidak cocok
dengan pengujian empiris dan fakta
Beberapa istilah yang biasa digunakan dalam komunikasi
ilmu pengetahuan :
Axioma
pernyataan yang diterima tanpa pembuktian karena
telah terlihat kebenarannya
Postulat
suatu pernyataan yang diterima “benar” semata-mata
untuk keperluan berkomunikasi
Presumsi
suatu pernyataan yang disokong oleh bukti atau
percobaan-percobaan, meskipun tidak konklusif
dianggap sebagai benar walaupun kemungkinannya
tinggi bahwa pernyataan itu benar
Asumsi
suatu pernyataan yang tidak terlihat kebenarannya
maupun kemungkinan benar tidak tinggi
Filsafat Ilmu Pengetahuan selalu memperhatikan :
dinamika ilmu, metode ilmiah, dan ciri ilmu pengetahuan.

1. Dinamis : dengan aktivitas/perkembangan


pengetahuan sistematik dan rasional yang
benar sesuai fakta
dengan prediksi dan hasil
ada aplikasi ilmu dan teknologi, dinamika
perkembangan karena ilmu pengetahuan
bersimbiose dengan teknologi

2. Metode Ilmiah : dengan berbagai ukuran riset yang


disesuaikan.

3. Ciri Ilmu : perlu memperhatikan dua aspek, yaitu :


sifat ilmu dan klasifikasi ilmu
Lanjutan . . .
Sistematik
Konsisten (antara teori satu dengan
yang lain tak bertentangan)
Sifat ilmu Eksplisit (disepakati dapat secara
universal, bukan hanya
dikalangan kecil)
Ilmiah, benar (pembuktian dengan
metode ilmiah
Salah satu Klasifikasi Ilmu :
Ilmu Alam (Natural Wissenschaft)
Ilmu Alam / Eksakta
Ilmu
Pengetahuan
Ilmu Sosial
Ilmu Moral
Ilmu Humaniora
TUJUAN DAN FUNGSI FILSAFAT ILMU
1. Mengetahui struktur logis yang bekerja dibalik ilmu
(ilmu alam, ilmu sosial, ilmu humaniora, dan juga
ilmu agama).
2. Memberi pendasaran logis terhadap metode suatu
kegiatan ilmiah
3. Sarana pengujian penalaran ilmiah sehingga orang
tidak menerima begitu saja suatu hasil dari kegiatan
ilmiah
4. Usaha merefleksi dan mengkritik asumsi dan metode
keilmuwan, bagi suatu kegiatan ilmiah
PERANAN FILSAFAT ILMU
a. Mengarahkan kajiannya pada hakikat dari
ilmu khusus seperti hakikat ilmu alam,
hakikat sosial, dsb.
b. Berperan memahami pola pikir para filosof
dan aliran pemikiran mereka
c. Pada kehidupan sosial, filsafat ilmu
berperan dalam melahirkan pola hidup
bahkan pandangan hidup masyarakat di
era tertentu.
TUJUAN, FUNGSI DAN GUNA
Tugas filsafat bukanlah sekedar mencerminkan
semangat masa di mana kita hidup melainkan
membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif,
menetapkan nilai, menempat-kan tujuan, menentukan
arah dan menuntun pada jalan-jalan baru. Filsafat
hendaknya mengilhamkan keyakinan kepada kita
untuk menopang dunia baru, mencetak manusia-
manusia yang menjadikan penggolongan-penggo-
longan berdasarkan nasional, rasial dan keyakinan ke-
agamaan mengabdi kepada cita-cita mulia
kemanusiaan. Filsafat tidak ada artinya sama sekali
apabila tidak universal, baik dalam ruang lingkupnya
maupun dalam semangatnya.
59

FUNGSI FILSAFAT

• Alat untuk menelusuri kebenaran segala hal-hal yang


dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat
diterangkan serta dinilai secara ilmiah.
• Memberikan pengertian tentang cara hidup dan
pandangan hidup.
• Panduan tentang ajaran moral dan etika.
• Sumber ilham dan panduan untuk menjalani berbagai
aspek kehidupan.
• Sarana untuk mempertahankan, mendukung,
menyerang atau juga tidak memihak terhadap
pandangan filsafat lainnya.
60

• Sedangkan Ismaun (2001) mengemukakan fungsi


filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan
filosofikdalam memahami berbagi konsep dan
teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali
kemampuan untuk membangun teori ilmiah.
Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu
tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai
confirmatory theories yaitu berupaya
mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis
dengan evidensi dan theory of explanation yakni
berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil
ataupun besar secara sederhana.
61

• JADI, Filsafat merupakan telaah


kefilsafatan yang ingin menjawab
pertanyaan mengenai hakikat ilmu.
• Dengan demikian, filsafat ilmu
sangatlah penting peranannya bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.
• Tentu juga filsafat ilmu sangat
bermanfaat bagi manusia untuk
menjalani berbagai aspek
kehidupan
PANCASILA SEBAGAI
HASIL BERFIKIR
SECARA ILMIAH-
FILSAFATI
63

PEMBAHASAN PANCASILA
SECARA ILMIAH
• Pancasila sebagai kajian ilmiah harus
memenuhi syarat Ilmiah :
• Berobjek
• Bermetode
• Bersistem
• Bersifat Universal
64

Berobjek
• Objek forma’ Pancasila : suatu sudut pandang tertentu
dalam pembahasan pancasila (dari sudut pandang
apa pancasila dibahas). Ex : maral (moral Pancasila),
ekonomi (ekonomi pancasila), hokum kenegaraan
(Pancasila yuridis kenegaraan), filsafat (filsafat
pancasila)
• Objek Materia Pancasila: suatu objek sasaran
pembahasan dan pengkajian pancasila baik bersifat
empiris atau nonempiris. Ex : bangsa Indonesia dengan
segala aspek budayanya dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Objek material empiris ex:
hasil budaya kebendaan, Objek material nonempiris
ex: nilai. Moral, kepribadian, sifat, karakter dsb.
65

Bermetode
• Metode ; seperangkat cara atau system pendekatan
dalam rangka mendapatkan suatu kebenaran yang
objektif.
• Metode sangat bergantung pada karakteristik objek
forma’ dan material Pancasila. Salah satunya meode
“analitico syntetic” (perpaduan metode analisis dan
sintesis)
• Objek Pancasila banyak berkaitan dengan hasil
budaya dan sejarah, lazim menggunakan metode
“hermeneutika” (suatu metode untuk menemukan
makna di balik objek)
• Metode yang didasarkan atas hokum-hokum logika
dalam suatu penarikan kesimpulan.
66

Bersistem

• Pengetahuan ilmiah harus suatu yang bulat dan utuh,


antar bagian saling berhubungan interelasi (saling
hubungan) maupun interdependensi (saling
ketergantungan).
• Pancasila = “majemuk tunggal” artinya lima sila
(rumusan, isi dan inti) dari sila-sila itu merupakan satu
kesatuan dan kebulatan.
• Pancasila merupakan suatu system dalam dirinya,
objek pembahasan ilmiah senantiasa bersifat koheren
(runtut), tanpa ada pertentangan didalamnya, sila-sila
merupakan satu kesatuan yang sistematik.
67

Bersifat Universal

• Kebenaran tidak terbatas ruang,


waktu, keadaan, situasi, kondisi
maupun jumlah tertentu.
• Nilai-nilai pancasila bersifat universal
(inti sari, essensi atau makna yang
terdalam dari sila-sila pancasila pada
hakekatnya bersifat universal.
68

TINGKAT PENGETAHUAN
ILMIAH

• Pengetahuan Deskriptif -------- bagaimana?


• Pengetahuan Kausal ----------- mengapa?
• Pengetahuan Normatif -------- ke mana?
• Pengetahuan Essensial -------- apa?
69

PENGETAHUAN
DESKRIPTIF
• Bagaimana? ------------ pengetahuan deskriptif
• Jenis pengeth yang memberikan suatu keterangan,
penjelasan secara objektif tanpa unsur subjektivitas.
• Pancasila menguraikan secara objektif sesuai dengan
kenyataan pancasila sebagai hasil budaya bangsa
Indonesia.
• Kajian : sejarah perumusan, nilai-nilai, kedudukan dan
fungsi Pancasila.
• Ex: Pancasila sebagai kepribadian bangsa, dasar
Negara, ideology bangsa dsb…
70

PENGETAHUAN KAUSAL
• Mengapa? ------------ pengetahuan kausal
• Jenis Pengeth yang memberikan jawaban tentang
sebab dan akibat.
• Kajian: proses kausalitas terjadinya Pancasila yang
meliputi kausa materialistis, formalis, effisien dan finalis.
Pancasila sebagai sumber nilai yaitu sebagai sumber
segala norma dalam Negara, shg konsekuensinya
dalam segala realisasi dan penjabarannya senantiasa
berkaitan dengan hokum kausalitas.
71

PENGETAHUAN
NORMATIF
• Ke mana? --------------- pengetahuan normative
• Berkaitan dengan ukuran, parameter serta norma-
norma
• Perlu dikaji norma-norma karena Pancasila itu untuk
diamalkan, direalisasikan serta dikonkritisasikan.
Sehingga harus memiliki norma-norma yang jelas
terutama norma hokum, kenegaraan serta moral.
• Membedakan “das sollen” (pengamalan Pancasila
yang seharusnya dilakuakn) dengan “das sein”
(realisasi Pancasila dalam kenyataan faktualnya) yang
berkaitan dengan dinamika perkembangan zaman
PENGETAHUAN
ESSENSIAL
• Apa? ------------- Pengetahuan Essensial
• Tingkatan pengetahuan untuk menjawab suatu
pertanyaan yang terdalam tentang hakekat
segala sesuatu (dalam filsafat)
• Pancasila secara essensial pada hakikatnya untuk
mendapatkan suatu pengetahuan tentang inti sari
atau makna terdalam dari sila-silanya (ilmiah
filosofis mengkaji hakikat sila-sila Pancasila).
73

 Ada dua pengertian filsafat, yaitu:


Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti
produk.
Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat
sebagai pandangan hidup
Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti
praktis.
 Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam
arti produk, sebagai pandangan hidup, dan dalam
arti praktis.
 Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam
sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan
sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara bagi bangsa Indonesia.
74

 Pengertian Filsafat Pancasila


 Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai,
dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi
pembentukan ideologi Pancasila.
 Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas
sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila
sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa,
dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
 Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila
merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang
dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan
dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).
 Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian
ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasla (Notonagoro).
Aliran Pemikiran Pancasila
Arus Legitimatif
Pancasila sebagai legitimasi berdirinya NKRI. Pancasila sebagai
Dasar Negara (Notonagoro; kaidah Dasar Negara, staats-fundamental
norm). Dengan demikian seluruh norma dan rumusan hukum positif
indonesia dibuat berdasarkan dasar negara (substansi hukum yang
menentukan legalitas dan melegitimasi baik sistem dan struktur dalam
bangsa dan negara). Dengan demikian dasar negara berfungsi
sebagai ‘asas legitimasi’ bagi NKRI. Konsekuensinya, jikan kaidah dasar
ini diganti, bangunan negara di atasnya juga harus berubah.
Aliran Pemikiran Pancasila
Arus Humanistik
Pancasila sebagai pemikiran humanistik atas keberadaan
manusia.

“ Pancasila adalah inheren(melekat) kepada eksistensi manusia


sebagai manusia, lepas dari keadaan yang tertentu pada konkretnya.
Sebab itu, dengan memandang kodrat manusia ’quatalis’ kita juga
akan sampai kepada Pancasila” (N.Driyarkara).

Pancasila secara Inheren ada dalam kodrat manusia. Arus ini


merupakan jalur pemaknaan diri manusia Indonesia. Arus ini tidak
membutuhkan legitimasi bagi keberadaan manusia Indonesia.
Pendekatan Pancasila sebagai falsafah hidup (weltanschauung),
dengan demikian Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi tidak lagi
berwacana di bidang legitimasi politik yanng hegemonistik.
KUIS
• Apakah Pancasila dapat diubah/diganti/ditiadakan?
• Mengapa?
JAWABAN
•Tidak
•Karena, itu berarti ;
1. Mengubah NKRI (lihat; arus legitimatif)
2. Menyalahi ‘kebenaran’ (lihat; arus
humanistik)
PERMASALAHAN
• Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan
dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara bagi bangsa
Indonesia.
• BAGAIMANA IMPLEMENTASINYA DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI?
80

?
SEE U NEXT

Anda mungkin juga menyukai