PANCASILA
Oleh :
S.W. Dini Astari, S.Pd, M.Pd
2
FILSAFAT PANCASILA
3
1. Pengertian Filsafat
Pengetahuan, Ilmu dan Filsafat
Ciri-ciri berfikir ilmiah
2. Cakupan Kajian Filsafat
3. Fungsi Filsafat
4
PENGERTIAN FILSAFAT
PENGERTIAN ILMU
ILMU ADALAH SERANGKAIAN
KETERANGAN YANG TERATUR,
SISTEMATIS, RASIONAL, LOGIS,
EMPIRIS, UNIVERSAL, OBJEKTIF,
TERBUKA, DAPAT DIUKUR SERTA
DAPAT DIUJI KEBENARANNYA
BAIK SECARA TEORETIS DAN
EMPIRIS
ILMU
• Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat
koheren, empiris, sistematis, dapat diukur, dan
dibuktikan.
• ilmu tidak pernah mengartikan kepingan
pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya
ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang
mengacu ke obyek [atau alam obyek] yang sama
dan saling berkaitan secara logis.
• Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap
berkenaan dengan masing-masing penalaran
perorangan, sebab ilmu dapat memuat di
dalamnya dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan
teori-teori yang belum sepenuhnya dimantapan
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga, terbitan Balai Pustaka, Jakarta, 2001, ilmu
artinya adalah pengetahuan atau kepandaian.
Dari penjelasan dan beberapa contohnya, maka
yang dimaksud pengetahuan atau kepandaian
tersebut tidak saja berkenaan dengan masalah
keadaan alam, tapi juga termasuk “kebatinan”
dan persoalan-persoalan lainnya. Sebagaimana
yang sudah kita kenal mengenai beberapa
macam nama ilmu, maka tampak dengan jelas
bahwa cakupan ilmu sangatlah luas, misalnya ilmu
ukur, ilmu bumi, ilmu dagang, ilmu hitung, ilmu silat,
ilmu tauhid, ilmu mantek, ilmu batin (kebatinan),
ilmu hitam, dan sebagainya.
KRITERIA KEBENARAN ILMU
1. KOHERENSI (teori kebenaran yang mend asarkan
diri pada kriteria kebenaran tentang konsistensi
suatu argumentasi)---konsistensi berarti sistematis
dan sistemik
2. KORESPONDENSI (teori kebenaran yang
mendasarkan diri pada kriteria tentang
kesesuaian antara materi yang dikandung suatu
pernyataan dengan objek pernyataan)---manis,
tawar, asin
3. PRAGMATISME (teori kebenaran yang
mendasarkan diri pada kriteria tentang berfungsi
atau tidaknya suatu pernyataan DALAM
LINGKUP RUANG DAN WAKTU
PENGERTIAN PENGETAHUAN
1. Pengetahuan adalah keseluruhan yang diketahui
yang belum tersusun, baik mengenai metafisik
maupun fisik
2. Pengetahuan adalah informasi yang berupa
common sense (masuk akal) “masih terserak dan
umum”
3. Ilmu seperti lidi yang sudah diraut dan telah menjadi
sekumpulan sapu lidi, sedang pengetahuan seperti
lidi-lidi yang masih berserakan dipohon kelapa, di
pasar, dan tempat lain yang belum tersusun dengan
baik
PENGETAHUAN 10
PENGERTIAN ILMU
SEBAGAI PENGETAHUAN
Dari segi maknanya pengertian ilmu sekurang-
kurangnya merujuk tiga hal:
Pengetahuan
Aktivitas
metode
15
SIKLUS ILMU
ILMU AKTIVITAS
METODE PENGETAHUAN
DEFINISI
Ilmu Pengetahuan : Kumpulan pengetahuan
yang benar disusun dengan sistem dan metode
untuk mencapai tujuan yang berlaku universal
dan dapat diuji/diverifikasi kebenarannya
Ilmu Pengetahuan :
bukan satu, melainkan banyak (plural)
bersifat terbuka (dapat dikritik)
berkaitan dalam memecahkan masalah
17
Cabang
Ilmu Pengetahuan
Ilmu Humaniora
Ilmu (ilmu agama, filsafat,
Ilmu Peng. Alam
Kemasyarakatan Bahasa, seni, jiwa,
Sejarah dsb.)
FUNGSI ILMU
PENGETAHUAN
Fungsi ilmu pengetahuan adalah:
1. Deskriptif,
2. Pengembangan,
3. Prediksi,
4. Kontrol.
Tegasnya, fungsi ilmu pengetahuan adalah untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia di dalam pelbagai
bidangnya.
BATAS DAN RELATIVITAS
ILMU PENGETAHUAN:
1. Tidak semua persoalan manusia dapat dijawab oleh
ilmu pengetahuan.
2. Nilai kebenaran ilmu pengetahuan itu “positif”
(sampai saat ini) dan “relatif” (tidak mutlak).
3. Masalah-masalah yang di luar jangkauan ilmu
pengetahuan diserahkan kepada filsafat.
22
FILSAFAT
• Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar
mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar
dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan
menyeluruh dengan segala hubungan.
• Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani :
”philosophia”. Seiring perkembangan jaman akhirnya
dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti :
”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman,
Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa
Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan
“falsafah” فلسة, dalam bahasa Arab.
• Dalam bahasa ini, kata filsafat merupakan kata majemuk23
dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta
dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti
harafiahnya adalah seorang "pencinta kebijaksanaan"
atau "ilmu". Kata filosofi yang dipungut dari bahasa
Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih
mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang
yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".
• Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah
problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan
bahwa "falsafah" itu kira-kira merupakan studi tentang arti
dan berlakunya kepercayaan atau pengetahuan manusia
pada sisi yang paling dasar dan universal. Studi ini
didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen
dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan problem secara persis, mencari solusi untuk
itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk
solusi tertentu, serta akhir dari proses-proses itu dimasukkan
ke dalam sebuah proses dialektik.
24
CAKUPAN FILSAFAT
CAKUPAN FILSAFAT
A. MATERIAL
CAKUPANNYA BAIK YANG TAMPAK
MAUPUN TIDAK “METAFISIKA” ---ADA TIGA
BAGIAN: ALAM EMPIRIS, DALAM PIKIRAN
DAN DALAM KEMUNGKINAN
B. FORMAL
ADALAH CAKUPAN YANG MENYELURUH,
RADIKAL DAN RASIONAL TENTANG
SEGALA YANG ADA
LANJUTAN CAKUPAN FILSAFAT &
ILMU
1. Cakupan filsafat lebih luas dari ilmu, wilayah filsafat
mencakup yang wujud dan tidak wujud (empiris dan
non empiris) cakupan ilmu hanya empiris saja
2. Awal mulanya filsafat yang melakukan pembahasan
secara sistematis, rasional, logis dan empiris,
kemudian pada tataran berikutnya berkembang dan
bercabang sehingga menjadi ilmu yang lebih luas
dan berkesinambungan
3. Maka dari sinilah timbulnya pemahaman untuk
penyatuan filsafat dan ilmu menjadi filsafat ilmu, yakni
suatu kajian khusus tentang hakikat ilmu
pengetahuan
27
LANJUTAN
2. SISTEMATIS, yaitu berpikir melalui alur yang
sistemik sehingga ditemukan adanya
koheren (saling runtut), diantara satu
pertanyaan dengan pertanyaan lainnya.
3. RADIKAL, berpikir sampai kepada akar
masalah.
4. UNIVERSAL, berpikir secara umum bukan
khusus. Disini perbedaannya ilmu berpikir
secara khusus, filsafat berpikir secara
umum.
BERFILSAFAT HARUS MEMENUHI SYARAT-SYARAT BERPIKIR YAKNI :
• RASIONAL
Memakai akal sehat, menggunakan argumentasi
• KRITIS
Tidak cepat puas atas jawaban sendiri atau yang disodorkan
orang lain (apa sebab? Kenapa/mengapa? Bagaimana?) .
Mencari jawaban benar di tengah relativitas jawaban
• SISTEMATIS (RUNTUT)
Berpikir atau mengajukan jawaban dengan urutan tertentu,
dengan pola yang jelas. Menggunakan logika atau cara
berpikir yang teratur.
• MENYELURUH
• MENDALAM
• NORMATIF
PERSAMAAAN &
38
PERBEDAAN FILSAFAT,
ILMU, DAN
PENGETAHUAN
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA 39
Mengapa/Untuk
Apa ? Bagaimana?
Apa?
FUNGSI FILSAFAT
PEMBAHASAN PANCASILA
SECARA ILMIAH
• Pancasila sebagai kajian ilmiah harus
memenuhi syarat Ilmiah :
• Berobjek
• Bermetode
• Bersistem
• Bersifat Universal
64
Berobjek
• Objek forma’ Pancasila : suatu sudut pandang tertentu
dalam pembahasan pancasila (dari sudut pandang
apa pancasila dibahas). Ex : maral (moral Pancasila),
ekonomi (ekonomi pancasila), hokum kenegaraan
(Pancasila yuridis kenegaraan), filsafat (filsafat
pancasila)
• Objek Materia Pancasila: suatu objek sasaran
pembahasan dan pengkajian pancasila baik bersifat
empiris atau nonempiris. Ex : bangsa Indonesia dengan
segala aspek budayanya dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Objek material empiris ex:
hasil budaya kebendaan, Objek material nonempiris
ex: nilai. Moral, kepribadian, sifat, karakter dsb.
65
Bermetode
• Metode ; seperangkat cara atau system pendekatan
dalam rangka mendapatkan suatu kebenaran yang
objektif.
• Metode sangat bergantung pada karakteristik objek
forma’ dan material Pancasila. Salah satunya meode
“analitico syntetic” (perpaduan metode analisis dan
sintesis)
• Objek Pancasila banyak berkaitan dengan hasil
budaya dan sejarah, lazim menggunakan metode
“hermeneutika” (suatu metode untuk menemukan
makna di balik objek)
• Metode yang didasarkan atas hokum-hokum logika
dalam suatu penarikan kesimpulan.
66
Bersistem
Bersifat Universal
TINGKAT PENGETAHUAN
ILMIAH
PENGETAHUAN
DESKRIPTIF
• Bagaimana? ------------ pengetahuan deskriptif
• Jenis pengeth yang memberikan suatu keterangan,
penjelasan secara objektif tanpa unsur subjektivitas.
• Pancasila menguraikan secara objektif sesuai dengan
kenyataan pancasila sebagai hasil budaya bangsa
Indonesia.
• Kajian : sejarah perumusan, nilai-nilai, kedudukan dan
fungsi Pancasila.
• Ex: Pancasila sebagai kepribadian bangsa, dasar
Negara, ideology bangsa dsb…
70
PENGETAHUAN KAUSAL
• Mengapa? ------------ pengetahuan kausal
• Jenis Pengeth yang memberikan jawaban tentang
sebab dan akibat.
• Kajian: proses kausalitas terjadinya Pancasila yang
meliputi kausa materialistis, formalis, effisien dan finalis.
Pancasila sebagai sumber nilai yaitu sebagai sumber
segala norma dalam Negara, shg konsekuensinya
dalam segala realisasi dan penjabarannya senantiasa
berkaitan dengan hokum kausalitas.
71
PENGETAHUAN
NORMATIF
• Ke mana? --------------- pengetahuan normative
• Berkaitan dengan ukuran, parameter serta norma-
norma
• Perlu dikaji norma-norma karena Pancasila itu untuk
diamalkan, direalisasikan serta dikonkritisasikan.
Sehingga harus memiliki norma-norma yang jelas
terutama norma hokum, kenegaraan serta moral.
• Membedakan “das sollen” (pengamalan Pancasila
yang seharusnya dilakuakn) dengan “das sein”
(realisasi Pancasila dalam kenyataan faktualnya) yang
berkaitan dengan dinamika perkembangan zaman
PENGETAHUAN
ESSENSIAL
• Apa? ------------- Pengetahuan Essensial
• Tingkatan pengetahuan untuk menjawab suatu
pertanyaan yang terdalam tentang hakekat
segala sesuatu (dalam filsafat)
• Pancasila secara essensial pada hakikatnya untuk
mendapatkan suatu pengetahuan tentang inti sari
atau makna terdalam dari sila-silanya (ilmiah
filosofis mengkaji hakikat sila-sila Pancasila).
73
?
SEE U NEXT