Kelompok :
Makkatul Hikmah (P27820117062)
Veni Rochmawati (P27820117066)
Faizatus Sholihah (P27820117072)
Khofifah Q.A.N.F (P27820117073)
Intan Trianggriwarni (P27820117077)
Definisi Plasenta Previa
Plasenta previa adalah komplikasi kehamilan di
mana plasenta terletak dibagian bawah rahim, sebagian
atau seluruhnya menutupi leher rahim. Hal ini
menyebabkan perdarahan vagina tanpa rasa sakit dan
beberapa mengarah ke perdarahan.
Plasenta previa telah diklasifikasikan oleh tingkat
perambahan pada os. servikal internal. Dalam plasenta
previa, perdarahan lebih mungkin terjadi selama trimester
ketiga, sebagai konsekuensi dari perkembangan segmen
bawah rahim dan pelebaran leher rahim yang disebabkan
oleh kontraksi uterus, pemeriksaan vagina juga dapat
menyebabkan perdarahan antepartum.
Etiologi Plasenta Previa
Faktor-faktor predisposisi meliputi :
- Multiparitas (80% klien yang menderita adalah multipara)
- Usia ibu lanjut (lebih dari 35 tahun pada 33% kasus)
- Kehamilan multipel
- Riwayat kelahiran sesar sebelumnya
- Insisi uterus
- Riwayat plasenta previa sebelumnya (insidennya adalah
12 kali lebih besar pada wanita dengan riwayat plasenta
previa sebelumnya).
Patofisiologi Plasenta
Previa
Letak plasenta biasanya umumnya di depan
atau di belakang dinding uterus, agak ke atas ke arah
fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan
bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga
lebihbanyak tempat untuk berimplantasi.
Di tempat-tempat tertentu pada implantasi
plasenta terdapat vena-vena yang lebar (sinus) untuk
menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta di
beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas
untuk menampung darah yang berasal dari ruang
interviller di atas.
O Menurut Manuaba (2008) Implantasi plasenta di segmen
bawah rahim dapat disebabkan:
O Endometrium di fundus uteri belum siap menerima
implantasi
O Endometrium yang tipis sehingga diperlukan perluasan
plasenta untuk mampu memberikan nutrisi janin
O Villi korealis pada korion leave yang persisten
O Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen bawah
uterus akan lebih melebar lagi, dan serviks mulai
membuka. Apabila plasenta tumbuh pada segmen bawah
uterus, pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan
serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat
disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding
uterus. Pada saat itu mulailah terjadi perdarahan.
Darahnya berwarna merah segar berlainan dengan darah
yang disebabkan solusio plasenta yang berwarna
kehitam-hitaman. Sumber perdarahannya ialah sinus
uterus yang terobek karena terlepasnya plasenta dari
dinding uterus, atau karena robekan sinus marginalis dari
plasenta.
Pathway Plasenta Previa
Gejala Klinis Plasenta Previa
O Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri
O Perdarahan ini biasanya terjadi pada trimester ketiga,
darah biasanya berwarna merah segar. Dapat juga dipicu
oleh trauma, coitus (penetrasi penis), maupun
pemeriksaan bimanual/spekulum. Pendarahan pertama
(first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak fatal,
kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya,
sehingga pasien sempat dikirim ke rumah sakit. Tetapi
perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya
lebih banyak.Perdarahan ini umumnya akan berhenti
tanpa penanganan khusus sebelum kembali terjadi pada
beberapa hari atau beberapa minggu kemudian
O Bagian terdepan janin tinggi (floating). sering dijumpai
kelainan letak janin.
O Janin biasanya masih baik
Pemeriksaan Diagnostik
O Pemeriksaan darah : hemoglobin,
hematokrit
O Pemeriksaan ultra sonografi, dengan
pemeriksaan ini dapat ditentukan plasenta
atau jarak tepi plasenta terhadap ostium
O Pemeriksaan inspekkulo secara hati-hati
dan benar, dapat menentukan sumber
perdarahan dari karnalis servisis atau
sumber lain (servisitis, polip,keganasan,
laserasi/troma)
Komplikasi
O Plasenta abruptio. Pemisahan plasenta dari
dinding rahim
O Perdarahan sebelum atau selama melahirkan
yang dapat menyebabkan histerektomi
(operasi pengangkatan rahim).
O Plasenta akreta, plasenta inkreta, plasenta
perkreta
O Prematur atau kelahiran bayi sebelum
waktunya (< 37 minggu)
O Kecacatan pada bayi
Penatalaksanaan Plasenta
Previa
Penatalaksanaan plasenta previa dibagi dua, yaitu ekspektatif
(konservatif) dan aktif
O Konservatif : Dilakukan bila perdarahan sedikit, keadaan ibu
dan janin baik, berat janin < 2500 gram atau usia gestasi < 36
minggu. Bila terjadi perdarahan banyak atau gawat janin,
dilakukan tindakan aktif. Pemberian tokolitik hanya pada kasus
terpilih.
O Aktif : Dilakukan bila TBJ ³ 2500 gram atau usia gestasi ³ 36
minggu. Bila terjadi perdarahan banyak lakukan resusitasi
cairan, atasi anemia (transfusi), dan PDMO. Plasenta yang
terletak dua sentimeter dari OUI merupakan indikasi kontra
persalinan per vaginam (RCOG Evidence Base Level III). Cara
persalinan harus berdasarkan keputusan klinik disesuaikan
dengan fasilitas yang ada. Pada kasus sulit dengan
kemungkinan terjadi plasenta akreta, sebaiknya didampingi
spesialis obstetri dan ginekologi senior.
Penatalaksanaan/Terapi Spesifik :
O Terapi ekspektatif
Tujuan terapi ekspektatif adalah supaya janin tidak
terlahir prematur, pasien dirawat tanpa melakukan pemeriksaan
dalam melaui kanalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara
non invasif. Pemantauan klinis dilaksanakan secara ketat dan
baik. Syarat pemberian terapi ekspektatif :
• Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian
berhenti.
• Belum ada tanda-tanda in partu.
• Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam
batas normal)
• Janin masih hidup.
O Terapi aktif (tindakan segera)
Wanita hamil di atas 22 minggu dengan
perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak harus
segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang
maturitas janin. Untuk diagnosis placenta previa dan
menentukan cara menyelesaikan persalinan, setelah
semua persyaratan dipenuhi, lakukan PDOM jika :
• Infus / tranfusi telah terpasang, kamar dan tim
operasi telah siap
• Kehamilan ≥ 37 minggu (BB ≥ 2500 gram) dan in
partu
• Janin telah meninggal atau terdapat anomali
kongenital mayor (misal : anensefali)
• Perdarahan dengan bagian terbawah jsnin telah jauh
melewati PAP (2/5 atau 3/5 pada palpasi luar)
ASUHAN KEPERAWATAN
PLASENTA PREVIA
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumny aagar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah
pada kehamilansekarang. Riwayat obstetri meliputi:
• Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
• Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
• Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan
penolong persalinan
• Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
• Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi,
dan perdarahan.
• Komplikasi pada bayi
• Rencana menyusui bayi
a. Riwayat mensturasi
b. Riwayat Kontrasepsi
c. Riwayat penyakit dan operasi:
Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk
menetukan taksiran persalinan(TP). TP ditentukan
berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT).
Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt dapat
digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh,
bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan
Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat
buruk pada janin, ibu, ataukeduanya. Riwayat
kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada saat
kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral
sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang
tidak diketahui dapat berakibat buruk pada
pembentukan organ seksual pada janin.
Riwayat penyakit dan operasi:
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi,
dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan.
Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi,
prosedur operasi, dan trauma pada persalinan
sebelumnya harus di dokumentasikan
2. Pemeriksaan Fisik
Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu
hamil :
- Rambut dan kulit
Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan
linea nigra. Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah
abdomen dan paha. Laju pertumbuhan rambut berkurang.
- Wajah
Mata : pucat, anemis, Hidung, Gigi dan mulut
Leher
Buah dada / payudara
Peningkatan pigmentasi areola putting susu
Bertambahnya ukuran dan noduler
- Jantung dan paru
Volume darah meningkat, Peningkatan frekuensi nadi,
Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembuluh
darah pulmonal, Terjadi hiperventilasi selama kehamilan,
Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas,
Diafragma meningkat, Perubahan pernapasan abdomen
menjadi pernapasan dada.
- Abdomen
Menentukan letak janin, Menentukan tinggi fundus
uteri
- Vagina
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna
kebiruan ( tanda Chandwick), Hipertropi epithelium
- Sistem musculoskeletal
Persendian tulang pinggul yang mengendur, Gaya
berjalan yang canggung, Terjadi pemisahan otot rectum
abdominalis dinamakan dengan diastasis rectal
Khusus
- Tinggi fundus uteri
- Posisi dan persentasi janin
- Panggul dan janin lahir
- Denyut jantung janin
Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
b. Pemeriksaan USG, Hb, dan Hematokrit
Dengan USG dapat ditentukan implantasi plasenta
atau jarak tepi plasenta terhadap ostium. Bila jarak tepi kurang
dari 5 cm disebut plasenta letak rendah. Bila tidak dijumpai
plasenta previa, dilakukan pemeriksaan inspekulo untuk
melihat sumber perdarahan lain (Oyelese, 2006).
Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui
apakah perdarahan berasal dari ostium uetri eksternum
atau dari kelainan serviks dan vagina. Apabila
perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum, adanya
plasenta previa harus dicurigai (Johnson, 2003).
Transvaginal sonography (TVS)
TVS digunakan untuk menyelidiki lokasi plasenta
kapan saja saat hamil dan saat lokasi plasenta berada
dianggap rendah. Sonographers didorong untuk
melaporkan jarak sebenarnya dari tepi plasenta ke os
serviks internal di TVS.
Diagnosa Keperawatan
Penurunan cardiac output berhubungan
dengan perdarahan dalam jumlah yang
besar.
Ansietas berhubungan dengan perdarahan
kurangnya pengetahuan mengenai efek
perdarahan dan menejemennya.
Resiko tinggi cedera (janin) Ditandai dengan
Hipoksia jaringan / organ, profil darah
abnormal, kerusakan system imun
Intervensi Keperawatan
No. Tujuan/ Kriteria Hasil Intervensi Rasional
DX