Anda di halaman 1dari 34

SEDATIVE DAN ANESTESI

Nur Kholifatur R (11161040000004)


Nadia Ikhwani Parastuti (11161040000011)
Annisa Putri Utami (11161040000013)
Rizkiyah Ayu W (11161040000025)
Monalisa Putri (11161040000028)
Tutty Alawiyah (11161040000034)
Nur Wasilah (11161040000037)
Dwi Nur Royha (11161040000079)

PSIK 2016 A
SEDATIV
SEDATIF ADALAH ZAT-ZAT YANG DALAM DOSIS TERAPI
YANG RENDAH DAPAT MENEKAN AKTIVITAS MENTAL,
MENURUNKAN RESPONS TERHADAP RANGSANGAN
EMOSI SEHINGGA MENENANGKAN.
INTERAKSI OBAT
NO Obat A Obat B Mekanisme obat A Mekanisme obat B Interaksi Obat Nama Dagang

1 Barbiturat Alcohol Bekerja pada seluruh Mengganggu Alkohol memperberat Amobarbital


system saraf pusat tapi keseimbangan antara depresi SSP, memperberat (AMYTAL),
hanya berikatan dengan eksitasi dan inhibisi di hipotensi (pada pemakaian Aprobarbital
komponen-komponen otak karena parenteral), memperberat (ALURATE),
molekuler reseptor penghambatan atau kelemahan otot (pemakaian Butabarbital
GABAA penekanan saraf parenteral) (BUTISOL),
perangsangan Mefobarbital
(MEBARAL)

2 Benzodiazepi Disulfiram Berinteraksi dengan Mengganggu Disulfiram menghambat Diazepam (VALIUM),


n reseptor penghambat metabolisme alkohol metabolism golongan Lorazepam (ATIVAN),
neurotransmitter yang dengan menghambat benzodiazepin dihati Midazolam (VERSED),
diaktifkan oleh GABA. enzim aldehid sehingga meningkatkan Alprazolam (XANAX),
dehidrogenase. kadar benzodiazepin dalam Klordiazepoksid
darah. (LIBRIUM),
Klonazepam
(KLONOPIN).
3 Benzodiazepin Simetidin Berinteraksi dengan Menghambat Simetidin Diazepam (VALIUM),
reseptor penghambat reseptor H2 secara menghambat Lorazepam (ATIVAN),
neurotransmitter yangselektif dan metabolism golonganMidazolam (VERSED),
diaktifkan oleh reversible sehingga benzodiazepin dihati Alprazolam (XANAX),
GABA. menghambat sekresi sehingga Klordiazepoksid
asam lambung. meningkatkan kadar (LIBRIUM),
benzodiazepin dalam Klonazepam
darah. (KLONOPIN).
4 Benzodiazepin Valproat Berinteraksi dengan Meningkatkan kadar Valproat menurunkan Diazepam (VALIUM),
reseptor penghambat GABA dalam otak glukuronidasi Lorazepam (ATIVAN),
neurotransmitter yang benzodiazepine yang Midazolam (VERSED),
diaktifkan oleh GABA. secara utama Alprazolam (XANAX),
dimetabolisme Klordiazepoksid
konjugasi glukuronida (LIBRIUM),
sehingga Klonazepam
meningkatkan efek (KLONOPIN).
benzodiazepin.
5 Fenobarbital Asam Valproat Bekerja pada seluruh Meningkatkan kadar Asam Valproat Asam Valproat
system saraf pusat tapi GABA dalam otak meningkatkan kadar (DEPAKENE, IKALEP),
hanya berikatan dengan fenobarbital 40% Fenobarbital
komponen-komponen karena terjadinya (BELLAPHEEN,
molekuler reseptor penghambatan PHENTAL, PIPTAL
GABAA hidroksilasi PDIATRIC, SIBITAL)
fenobarbital.
KLASIFIKASI SEDATIF
Benzodiazepin adalah obat yang memiliki lima efek
farmakologi sekaligus, yaitu anxiolisis, sedasi, antikonvulsi,
relaksasi otot melalui medula spinalis, dan amnesia
retrograde.
a. Mekanisme Kerja
Efek farmakologi benzodiazepine merupakan akibat
aksi Gamma Amino Butyric Acid (GABA) sebagai
neurotransmitter penghambat diotak. Benzodiazepine tidak
mengaktifkan reseptor GABA melainkan meningkatkan
kepekaan reseptor GABA terhadap neurotransmitter
penghambat sehingga kanal klorida terbuka dan terjadi
hiperpolarisasi post sinaptik membran sel dan mendorong
post sinaptik membran sel tidak dapat dieksitasi. Hal ini
menghasilkan efek anxiolisis, sedasi, amnesia retrograde,
potensiasi alkohol, antikonvulsi dan relaksasi otot skeletal.
Efek sedatif timbul dari aktivasi reseptor GABA.
b. Efek Samping
Kelelahan dan mengantuk adalah efek samping
yang biasa pada penggunaan lama benzodiazepine. Sedasi
akan menggangu aktivitas setidaknya selama 2 minggu.
Penggunaan yang lama benzodiazepine tidak akan
mengganggu tekanan darah, denyut jantung, ritme
jantung dan ventilasi, namun penggunaannya sebaiknya
hati-hati pada pasien dengan penyakit paru kronis.
Penggunaan benzodiazepine akan mengurangi kebutuhan
akan obatanestesi inhalasi ataupun injeksi.
c. Contoh Preparat Benzodiazepin :
1. Midazolam
Midazolam merupakan benzodiazepine yang larut
air dengan struktur cincin imidazole yang stabil dalam
larutan dan metabolisme yang cepat. Obat ini telah
menggantikan diazepam selama operasi dan memiliki
potensi 2-3 kali lebih kuat. Selain itu afinitas terhadap
reseptor GABA 2 kali lebih kuat dibanding diazepam.
Efek amnesia pada obat ini lebih kuat dibanding efek
sedasi sehingga pasien dapat terbangun namun tidak
akan ingat kejadian dan pembicaraan yang terjadi selama
beberapa jam. Larutan midazolam dibuat asam dengan
pH < 4 agar cincin tidak terbuka dan tetap larut dalam
air. Ketika masuk ke dalam tubuh, akan terjadi
perubahan pH sehingga cincin akan menutup dan obat
akan menjadi larut dalam lemak. Larutan midazolam
dapat dicampur dengan ringer laktat atau garam asam
dari obat lain
 Metabolisme
Midazolam dimetabolisme dengan cepat oleh hepar
dan enzim cytochrome P-450 usus halus menjadi metabolit
yang aktif dan tidak aktif. Metabolit utama yaitu 1-hidroksi
midazolam yang memiliki separuh efek obat induk.
Metabolit lainnya yaitu 4-hidroksi midazolam tidak terdapat
dalam plasma pada pemberian IV. Kecepatan kliren shepatic
midazolam lima kali lebih besar daripada lorazepam dan
sepuluh kali lebih besar daripada diazepam.
 Efek pada Sistem Organ
Midazolam menurunkan kebutuhan metabolik
oksigen otak dan aliran darah ke otak seperti barbiturat dan
propofol. Midazolam juga memiliki efek yang kuat sebagai
antikonvulsan untuk menangani status epilepticus.
 Penggunaan Klinik
Midazolam sering digunakan sebagai premedikasi
pada pasien pediatrik sebagai sedasi dan induksi anestesia.
Midazolam juga memiliki efek antikonvulsan sehingga dapat
digunakan untuk mengatasi kejang grand mal.
2. Diazepam
Diazepam adalah benzodiazepine yang sangat larut lemak
dan memiliki durasi kerja yang lebih panjang di banding
midazolam. Diazepam dilarutkan dengan pelarut organik
(propilenglikol, sodium benzoate) karena tidak larut dalam
air. Larutannya pekat dengan pH 6,6-6,9 injeksi secara IV
atau IM akan menyebabkan nyeri.
 Farmakokinetik
Diazepam cepat diserap melalui saluran cerna dan
mencapai puncaknya dalam 1 jam (15-30 menit pada anak-
anak). Kelarutan lemaknya yang tinggi menyebabkan Vd
diazepam besar dan cepat mencapai otak dan jaringan
terutama lemak.
 Metabolisme
Diazepam mengalami oksidasi N-demethylation oleh
enzim mikrosom hati menjadi desmethyl diazepam dan
oxazepam serta sebagian kecil temazepam.
Desmethyldiazepam memiliki potensi yang lebih rendah serta
di metabolisme lebih lambat dibanding oxazepam sehingga
menimbulkan keadaan mengantuk pada pasien 6-8 jam
setelah pemberian.
 Waktu Paruh
Waktu paruh diazepam orang sehat antara 21-37 jam dan
akan semakin panjang pada pasien tua, obesitas dan gangguan
fungsi hepar serta digunakan bersama obat penghambat enzim
sitokrom P-450. Dibandingkan lorazepam, diazepam memiliki waktu
paruh yang lebih panjang namun durasi kerjanya lebih pendek
karena ikatan dengan reseptor GABA lebih cepat terpisah. Waktu
paruh desmethyldiazepam adalah 48-96 jam. Pada penggunaan lama
diazepam dapat terjadi akumulasi metabolit di dalam jaringan dan
dibutuhkan waktu lebih dari seminggu untuk mengeliminasi
metabolit dari plasma.
 Efek pada Sistem Organ
Diazepam hampir tidak menimbulkan efek depresi napas.
Namun, pada penggunaan bersama dengan obat penekan CNS lain
atau pada pasien dengan penyakit paru obstruktif akan
meningkatkan resiko terjadinya depresi napa.
 Penggunaan Klinis
Penggunaan diazepam sebagai sedasi pada anestesi telah
digantikan oleh midazolam. Sehingga diazepam lebih banyak
digunakan untuk mengatasi kejang. Efek anti kejang didapatkan
dengan menghambat neurotransmitter GABA. Dibanding barbiturat
yang mencegah kejang dengan depresi non selektif CNS, diazepam
secara selektif menghambat aktivitas di system limbik, terutama di
hippo kampus.
Barbiturat adalah derivat asam barbiturat. Asam
barbiturat (2,4,4-trioksoheksahidropirimidin)
merupakan hasil reaksi kondensasi antara ureum
dengan asam malonat.
a. Farmakokinetik
Barbiturat secara oral diabsorpsi cepat dan
sempurna dari lambung dan usus halus kedalam darah.
Secara IV barbiturat digunakan untuk mengatasi status
epilepsi dan menginduksi serta mempertahankan
anastesi umum. . Barbiturat yang mudah larut dalam
lemak, misalnya tiopental dan metoheksital, setelah
pemberian secara IV, akan ditimbun di jaringan lemak
dan otot. Hal ini akan menyebabkan kadarnya dalam
plasma dan otak turun dengan cepat.
b. Indikasi
Penggunaan barbiturat sebagai hipnotik sedatif telah menurun
secara nyata karena efek terhadap SSP kurang spesifik yang telah banyak
digantikan oleh golongan benzodiazepine. Penggunaan pada anastesi masih
banyak obat golongan barbiturat yang digunakan, umumnya tiopental dan
fenobarbital.
1. Tiopental
 Di gunakan untuk induksi pada anestesi umum.
 Operasi yang singkat (reposisi fraktur, insisi, jahit luka).
 Sedasi pada analgesik regional
 Mengatasi kejang-kejang pada eklamsia, epilepsi, dan tetanus
2. Fenobarbital
 Untuk menghilangkan ansietas
 Sebagai antikonvulsi (pada epilepsi)
 Untuk sedatif dan hipnotik
c. Kontra Indikasi
Barbiturat tidak boleh diberikan pada penderita alergi barbiturat,
penyakit hati atau ginjal, hipoksia, penyakit parkinson. Barbiturat juga tidak
boleh diberikan pada penderita psikoneurotik tertentu, karena dapat
menambah kebingungan di malam hari yang terjadi pada penderita usia
lanjut.
d. Efek Samping
 Hangover
Gejala ini merupakan residu depresi SSP setelah efek hipnotik berakhir.
Dapat terjadi beberapa hari setelah pemberian obat dihentikan. Efekresi mungkin
berupa vertigo, mual, atau diare. Kadang kadang timbul kelainan emosional dan fobia
dapat bertambah berat.
 Eksitasi paradoksal
Pada beberapa individu, pemakaian ulang barbiturat (terutama fenoberbital
dan N-desmetil barbiturat) lebih menimbulkan eksitasi dari pada depresi. Idiosinkrasi
ini relatif umum terjadi diantara penderita usia lanjut dan lemah.
 Rasa nyeri
Barbiturat sesekali menimbulkan mialgia, neuralgia, artalgia, terutama pada
penderita psikoneurotik yang menderita insomnia. Bila diberikan dalam keadaan
nyeri, dapat menyebabkan gelisah, eksitasi, dan bahkan delirium.
 Alergi
Reaksi alergi terutama terjadi pada individu alergik. Segala bentuk hipersensitivitas
dapat timbul, terutama dermatosis. Jarang terjadi dermato siseksfoliativa yang
berakhir fatal pada penggunaan fenobarbital, kadang-kadang disertai demam,
delirium dan kerusakan degeneratif hati.
 Interaksi Obat
Reaksi obat, kombinasi barbiturat dengan depresan SSP lain misal etanol akan
meningkatkan efek depresinya antihistamin, isoniasid, metilfenidat, dan penghambat
MAO juga dapat menaikkan efek depresi barbiturat.
Non barbiturat – Non benzodiazepin
a. Propofol
Propofol adalah zat subsitusi isopropylphenol (2,6 diisopropylphenol)
yang digunakan secara intravena sebagai 1% larutan pada zat aktif
yang terlarut,serta mengandung 10% minyak kedele, 2,25% gliserol,
dan 1,2% purified egg phosphatide.
 Mekanisme Kerja

Propofol relatif bersifat selektif dalam mengatur reseptor


Gamma Amino Butyric Acid (GABA) dan tampaknya tidak
mengatur ligandgate ion channel lainnya. Propofol dianggap
memiliki efek sedatif hipnotik melalui interaksinya dengan reseptor
GABA. Ketika reseptor GABA diaktivasi, penghantar klorida trans
membran meningkat dan menimbulkan hiperpolarisasi di membran
sel post sinaps dan menghambat fungsi neuron post sinaps.
Interaksi propofol (termasuk barbiturat dan etomidate) dengan
reseptor komponen spesifik reseptor GABA menurunkan
neurotransmitter penghambat. Ikatan GABA meningkatkan durasi
pembukaan GABA yang teraktifasi melaui chloride channel
sehingga terjadi hiperpolarisasi dari membran sel.
 Farmakokinetik
Propofol didegradasi di hati melalui metabolisme
oksidatif hepatik oleh cytochrome P-450. Namun,
metabolisme tidak hanya dipengaruhi hepatic tetapi juga
ekstra hepatik. Metabolisme hepatik lebih cepat dan
lebih banyak menimbulkan inaktivasi obat dan terlarut
air sementara metabolisme asam glukoronat
diekskresikan melalui ginjal.
 Penggunaan Klinis

Propofol menjadi pilihan obat induksi terutama


karena cepat dan efek mengembalikan kesadaran yang
komplit. Infus intravena propofol dengan atau tanpa obat
anestesia lain menjadi metode yang sering digunakan
sebagai sedasi atau sebagai bagian penyeimbang atau
anestesi total iv.
b. Ketamin
Ketamin adalah derivat phencyclidine yang
menyebabkan “disosiati veanesthesia” yang ditandai dengan
disosiasi EEG pada talamokortikal dan sistem limbik.
Disosiative anesthesia ini menyerupai kedaan kataleptik
dimana mata pasien terbuka dan di ikuti nistagmus yang
lambat. Berbagai derajat hipertonus dan perpindahan otot
yang tanpa tujuan sering terjadi pada proses pembedahan
c. Dextromethorphan
Dextromethorphan (d-isomer dari levophanol) adalah
NMDA antagonis dengan afinitas ringan yang sering
digunakan sebagai penghambat respon batuk disentral. Obat
ini memiliki efek yang seimbang dengan kodein sebagai
antitusif tetapi tidak memiliki efek analgesik tidak seperti
kodein, obat ini tidak menimbulkan efek sedasi atau gangguan
sistem gastrointestinal. DMP memiliki efek euforia sehingga
sering di salah gunakan. Tanda dan genjala penggunaan
berlebihan DMP adalah hipertensi sistemik, takikardia,
somnolen, agitasi, ataxia, diaporesis, kaku otot, kejang, koma,
penurunan suhu tubuh. Hepatotoksisitas meningkat pada
pasien yang mendapat DMP dan asetamenofen.
OBAT GENERIK
No Nama Obat Indikasi Kontraindikasi Efek samping Dosis/Sediaan
(Merk Dagang)
1 Diazepam Hipnosis-sedasi, anti Hipersensitivitas, Pusing, mengantuk Tablet 2 mg, 5 mg, 10
(Valium) konvulsi, ralaksasi pasien koma, mg; injeksi 5mg/ml;
otot dan antiansietas. glaucoma sudut suppositoria 2 mg, 5
sempit, kehamilan mg, 10 mg dan 20 mg.
dan laktasi.
2 Midazolam Premedikasi, induksi Bayi prematur, Jarang terjadi efek Injeksi IM premedikasi
(Versed) anestesi dan miastenia gravis samping pada sebelum operasi:
penunjang anestesi kardiorespirasi, mual, Dewasa 0,07-0,1 mg/kg
umum; sedasi untuk muntah, nyeri kepala, bb: Anak 0,15-0,2
tindakan diagnostik cegukan, mg/kg bb. Injeksi IV
& anestesi lokal. laringospamus, premedikasi sebelum
dispnea, halusinasi, diagnostik/intervensi
mengantuk berlebihan, bedah 2,5-5 mg,
ataksia, ruam kulit, selanjutnya 1 mg bila
reaksi paradoksikal, diperlukan.
episode amnesia.

3 Nitrazepam Hipnosis-sedasi, anti Depresi pernafasan, Pada penggunaan lama Tablet 5 mg


(Alodorm, konvulsi, ralaksasi miastenia gravis, terjadi akumulasi
Dumolid) otot dan antiansietas. kondisi fobia atau dengan efek sisa,
obsesi, psikosis gangguan koordinasi
kronik, gangguan dan melantur.
hati berat.
4 Flunitrazepa Hipnosis-sedasi, anestesi Hipersensitivitas, Amnesia (hilang Tablet 1 mg
m premedikasi operasi. gangguan pernapasan ingatan)
(Rohypnol) parah, sleep apnea
syndrome, Ginjal
berat dan / atau
insufisiensi hati,
myasthenia,
keracunan etanol
akut.

5 Kloralhidrat Insomnia Penyakit jantung berat, Merusak mukosa Insomnia 0,5-1 g


gangguan faal hati dan lambung dan ketagihan. (maksimal 2 g) dengan
ginjal yang jelas, minum banyak air pada
gastritis, kondisi hamil waktu sebelum tidur. Untuk
dan menyusui. anak 30-50 mg/kg bb
sampai maksimal dosis 1 g.

6 Klordi Ansietas, penanganan Hipersensitivitas, Kebingungan, depresi, Ansietas: 10 mg 3 kali


ketergantungan alcohol, pasien koma, glaucoma keinginan kuat untuk sehari dinaikkan bila perlu
azepok anestesi premedikasi
sudut sempit, bunuh diri atau melukai sampai 60-100 mg/hari
sid kehamilan dan laktasi. diri sendiri, dosis terbagi. LANSIA atau
(Librium) Otot tegang pada mata, debil setengah dosis
lidah, rahang atau leher dewasa. ANAK: tidak
Hiperaktif, dianjurkan.
Berhalusinasi,
Jaundice (kulit dan mata
menguning)
7 Fenobarbital Epilepsi, tetanus, Depresi pernafasan Adiksi dan habituasi, Tablet 30,50, dan 100 mg;
(Luminal) dan keracunan berat, porfiria mengantuk, letargi, injeksi 100 mg/ml
striknin. depresi mental, ataksia,
nistagmus, iritabel dan
hiperaktif.
pada anak: agitasi, resah
dan bingung. pada lansia;
reaksi alergi pada kulit,
hipoprotrom binemia,
anemia megaloblastik.

8 Natrium Induksi anestesi Penderita alergi Aritmia, depresi miokard, Injeksi IV 2,5%, pada pasien
Tiopental umum; anestesi barbiturate, penyakit spasme laring, batuk, dewasa sehat dengan
(Pentothal) jangka waktu hati/ginjal, hipoksia, bersin, reaksi premedikasi, awalnya 100-150
singkat. penyakit Parkinson. hipersensitivitas, ruam, mg (dikurangi pada pasien
reaksi pada tempat lansia atau sakit berat) selama
penyuntikan; dosis berlebih 10-15 detik (lebih lama pada
dikaitkan dengan pasien lansia atau sakit berat)
hipotermia dan cenderung dilanjutkan dengan dosis
menyebabkan gangguan tambahan bila perlu tergantung
fungsi serebral. respons setelah 30-60 detik;
atau hingga 4 mg/kg bb; anak:
untuk induksi: 2-7 mg/kg bb.
ANESTESI
ANESTESI ARTINYA ADALAH PEMBIUSAN, BERASAL
DARI BAHASA YUNANI AN ARTINYA “TIDAK ATAU
TANPA" DAN AESTHĒTOS, "ARTINYA PERSEPSI ATAU
KEMAMPUAN UNTUK MERASA".
TUJUAN DAN MANFAAT
 Tujuan :
Tujuannya untuk menghalau rasa sakit di bagian
tubuh tertentu, dan tujuan utama dari pemberian obat
premedikasi adalah untuk memberikan sedasi psikis,
mengurangi rasa cemas dan melindungi dari stress
mental atau factor-faktor lain yang berkaitan dengan
tindakan anestesi yang spesifik.
 Manfaat

1. Digunakan sebagai terapi

2. Digunakan untuk kepentingan perioperatif dan


postoperasi.
3. Digunakan untuk kepentingan postoperasi.
TIPE ANESTESI

 Anestesi umum
Klien yang mendapatkan anestesi umum akan
kehilangan seluruh sensasi dan kesadarannya. Relaksasi
otot akan mempermudah manipulasi anggota tubuh.
 Anestesi lokal

Anestesi lokal menyebabkan hilangnya sensasi


pada tempat yang diinginkan. Obat anestesi
menghambat konduksi saraf sampai obat terdifusi ke
dalam sirkulasi.
JENIS-JENIS ANESTASI
 Anestesi permukaan.
Sebagai suntikan banyak digunakan sebagai penghilang rasa oleh
dokter gigi untuk mencabut geraham atau oleh dokter keluarga untuk
pembedahan kecil seperti menjahit luka di kulit.
 Anestesi Infiltrasi.
Tujuannya untuk menimbulkan anestesi ujung saraf melalui injeksi
pada atausekitar jaringan yang akan dianestesi sehingga mengakibatkan
hilangnya rasa dikulit dan jaringan yang terletak lebih dalam, misalnya daerah
kecil di kulit atau gusi (pada pencabutan gigi).
 Anestesi Blok
Cara ini dapat digunakan pada tindakan pembedahan maupun untuk
tujuan diagnostik dan terapi
 Anestesi Spinal adalah pemberian obat anestetilokal ke dalam ruang
subarachnoid
 Anestesi Epidural
Anestesia atau analgesia epidural adalah blokade saraf dengan
menempatkan obat di ruang epidural.
 Anestesia Kaudal
Anestesi kaudal sebenarnya sama dengan anestesi epidural, karena
kanalis kaudalis adalah kepanjangan dari ruang epidural dan obat ditempatkan
di ruang kaudal melalui hiatus sakralis.
MEKANISME KERJA OBAT ANESTESI
anestesia terjadi karena adanya perubahan
neurotransmisi diberbagai bagian SSP (sistem saraf
pusat). Kerja neurotransmiter di pascasinaps akan
diikuti dengan pembentukan second messenger.
Dalam hal ini cAMP (siklik adenosin
monofosfat/adenosin monophosphat cyclic) yang
selanjutnya mengubah transmisi di neuron.
CARA PEMBERIAN DAN PENGGUNAAN
ANESTESI
a. Anestesi Umum
1. Parenteral
Anastesi umum yang diberikan secara parenteral baik intravena
maupun intra muscular biasanya digunakan untuk tindakan yang singkat/
untuk tindakan yang singkat atau untuk indikasi anesthesia.
2. Perektal
Anastesi umum yang diberikan melalui rectal kebanyakan dipakai
pada anak, terutama untuk induksi anesthesia atau tindakan singkat.
3. Perinhalasi, melalui pernafasan
Anastesia inhalasi ialah anesthesia dengan menggunakan gas atau
cairan anestetika yang mudah menguap (volatile agent) sebagai zat anestetika
melalui udara pernafasan. Zat anestetika yang dipergunakan berupa suatu
campuran gas (dengan O2) dan konsentrasi zat anestetika tersebut tergantung
dari tekanan parsial dalam jaringan otak menentukan kekuatan daya
Anastasia, zat anastetika disebut kuat bila dengan tekanan parsial rendah
sudah mampu memberi anastesia yang adekuat. Anestetik inhalasi berbentuk
gas atau cairan yang menguap berbeda-beda dalam hal potensi, keamanan dan
kemampuan untuk menimbulkan analgesia dan relaksasi otot rangka.
b. Anestesi Lokal
 Anestesi Infiltrasi, suntikan diberikan di tempat yang
dibius ujung-ujung syarafnya. Misal pada daerah kecil
kulit atau pada gusi untuk pencabutan gigi.
 Anestesi Penyaluran Saraf, penyuntikan dilakukan
pada tempat banyak saraf berkumpul, hingga tercapai
anestesi pada bagian yang lebih luas. Misal pada
lengan atau kaki
 Anestesi Permukaan, biasanya digunakan untuk
menghilangkan rasa nyeri atau gatal. Misalnya dalam
bentuk suppositoria untuk penyakit ambein.
EFEK SAMPING

a. Anestesi Umum
 Reaksi alergi terhadap obat anestetik

 Rasa mual dan muntah-muntah

 Kerusakan gigi

 Penurunan suhu tubuh hingga hipotermia

 Sakit kepala

 Nyeri punggung

 Kegagalan fungsi sistem pernapasan

 Tersadar ditengah-tengah proses operasi


b. Anastesi lokal
 Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat sangat rentan terhadap toksisitas anastesi lokal dan
merupakan tempat tanda – tanda pertanda dari overdosis ada pasien terjaga. Gejala
awal adalah mati rasa circumoral, paresthesia lidah, dan pusing. Keluhan sensory
mungkin termasuk tinnitus dan penglihatan kabur. Tanda – tanda rangsang (
kegelisahan, agitasi, paranoia) sering mendahului depresi system saraf pusat ( bebicara
cadel, mengantuk, pingsan) berkedut otot pembawa timbulnya kejang tonik – klonik.
Dengan penurunan aliran darah otak dan paparan obat, benzodiazepines dan
hiperventilasi meningkatkan ambang kejang yang disebabkan anastesi lokal.
 System pernafasan
Lidokain menekan drive hipoksia ( respon ventilasi untuk PaO2 rendah ). Apne
dapat hasil dari kelumpuhan saraf frenik dan interkostal atau depresi pusat pernafasan
medural berikut kontak lansung dengan agen anestesi lokal
 Jantung dan System kardiovaskuler
Secara umum, semua bius lokal menekan otomatisitas miokard ( fase
depolarisasi IV spontan ) dan mengurangi durasi periode refraktori. Kontraktilitas
miokard dan kecepatan konduksi juga tertekan pada kontrasi yang lebih tinggi. Hasil ini
efek dari peubahan langsung membrane otot jantung ( natrium blockade saluran jantung
) dan penghambat system saraf otonom. Semua anatesi lokal kecuali kokain
menghasilkan relaksasi otot polos, yang menyebabkan beberapa derajat vasodilatasi
arteriol.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
a. Anestesi lokal terhadap agen anestesi lokal.
Keuntungan  - Dapat diberikan tanpa memindahkan pasien dari
 Penyembuhan nyeri cepat posisi terlentang.

 Mobilisasi dini  - Dapat disesuaikan dengan mudah dengan durasi


prosedur yang tak terduga.
 Berkurangnya penggunaan analgesik seperti
morphine  - Dapat diberikan dengan cepat dan bersifat
reversibel.
 Nausea dan vomiting kurang
Kekurangan
Kerugian
 - Membutuhkan peningkatan kompleksitas
 Berkurangnya kebutuhan anestesi perawatan dan biaya terkait. - Membutuhkan
 Resiko infeksi beberapa derajat persiapan pasien sebelum
operasi.
 Efek samping individual blok
 - Dapat menyebabkan fluktuasi fisiologis yang
 Berpotensi meningkatkan kerusakan saraf yang
memerlukan intervensi aktif. - Terkait dengan
mana biasanya dilakukan di bawah anestesi
komplikasi yang kurang serius seperti mual atau
umum
muntah, sakit tenggorokan, sakit kepala,
b. Anastesi Umum menggigil, dan tertunda kembali ke fungsi mental
Keuntungan yang normal.

 - Mengurangi kesadaran dan ingatan intraoperatif -Terkait dengan malignant hyperthermia,


pasien. kejadian langka, dimana kondisi otot terhadap
paparan beberapa agen anestesi umum dapat
 - Memungkinkan relaksasi otot yang diperlukan menghasilkan peningkatan suhu akut dan
untuk jangka waktu yang lama. berpotensi mematikan, hiperkarbia, asidosis
 - Memfasilitasi kontrol penuh terhadap jalan metabolik, dan hyperkalemia
napas, pernapasan, dan sirkulasi.
 - Dapat digunakan dalam kasus-kasus kepekaan
PENGGUNAAN OBAT DALAM ANASTESI
1. Anestesi Umum
Anastesi umum adalah obat yang menimbulkan
keadaan yang bersifat reversibel dimana seluruh perasaan
dan kesadaran ditiadakan.
 Obat Anestesik Gas (Inhalasi)
Pada umumnya anestetik gas berpotensi rendah,
sehingga hanya digunakan untuk induksi dan operasi ringan.
Contoh obat anestesik inhalasi yaitu :
- Dinitrogen Monoksida (N2O atau gas tertawa)
Dinitrogen Monoksida merupakan gas yang tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan lebih berat daripada
udara
- Siklopropan
Siklopropan merupakan anestetik gas yang kuat,
berbau spesifik, tidak berwarna, lebih berat daripada udara
dan disimpan dalam bentuk cairan bertekanan tinggi
 Obat Anestesi yang Menguap
Anestetik yang menguap (volatile anesthetic) mempunyai 3 sifat
dasar yang sama yaitu berbentuk cairan pada suhu kamar, mempunyai
sfat anestetik kuat pada kadar rendah dan relatif mudah larut dalam
lemak, darah dan jaringan.
Contoh obat anestesik yang menguap yaitu :
- Eter
Eter merupakan cairan tidak berwarna, mudah menguap, berbau
mudah terbakar, mengiritasi saluran nafas dan mudah meledak. Sifat
analgesik kuat sekali, dengan kadar dalam darah arteri 10-15 mg %
sudah terjadi analgesik tetapi penderita masih sadar.
- Halotan
Merupakan cairan tidak berwarna, berbau enak, tidak mudah
terbakar dan tidak mudah meledak meskipun dicampur dengan oksigen.
Halotan bereaksi dengan perak, tembaga, baja, magnesium, aluminium,
brom, karet dan plastik. Karet larut dalam halotan, sedangkan nikel,
titanium dan polietilen tidak sehingga pemberian obat ini harus dengan
alat khusus yang disebut fluotec. Efek analgesic halotan lemah tetapi
relaksasi otot yang ditimbulkannya baik.
- Metoksifluran
Merupakan cairan jernih, tidak berwarna, bau manis seperti
buah, tidak mudah meledak, tidak mudah terbakar di udara atau dalam
oksigen. Pada kadar anestetik, metoksifluran mudah larut dalam darah.
 Obat Anestesi Intravena (Anestetik Parenteral)
Obat ini biasa digunakan sendiri untuk prosedur pembedahan singkat dan
kebanyakan obat anestetik intravena dipergunakan untuk induksi. Kombinasi
beberapa obat mungkin akan saling berpotensi atau efek salah satu obat dapat
menutupi pengaruh obat yang lain. Termasuk golongan obat ini adalah:
- Barbiturat
Barbiturat menghilangkan kesadaran dengan blockade system sirkulasi
(perangsangan) di formasio retikularis.
- Ketamin
Merupakan larutan larutan yang tidak berwarna, stabil pada suhu kamar
dan relatif aman. Ketamin mempunyai sifat analgesik, anestetik dan kataleptik
dengan kerja singkat. Sifat analgesiknya sangat kuat untuk system somatik, tetapi
lemah untuk sistem visceral.
- Droperidol dan fentanil
Tersedia dalam kombinasi tetap, dan tidak diperguna-kan untuk
menimbulkan analgesia neuroleptik.
- Diazepam
Menyebabkan tidur dan penurunan kesadaran yang disertai nistagmus dan
bicara lambat, tetapi tidak berefek analgesik. Juga tidak menimbulkan potensiasi
terhadap efek penghambat neuromuscular dan efek analgesik obat narkotik. Diazepam
digunakan untuk menimbulkan sedasi basal pada anesthesia regional, endoskopi dan
prosedur dental, juga untuk induksi anestesia terutama pada penderita dengan
penyakit kardiovascular.
2. Anestesi Lokal
 Senyawa Ester
Adanya ikatan ester sangat menentukan sifat anestesi lokal sebab pada degradasi dan
inaktivasi di dalam tubuh, gugus tersebut akan dihidrolisis. Karena itu golongan ester umumnya
kurang stabil dan mudah mengalami metabolisme dibandingkan golongan amida. Contohnya:
tetrakain, benzokain, kokain, prokain dengan prokain sebagai prototip.
 Senyawa Amida
Contohnya senyawa amida adalah dibukain, lidokain, mepivakain dan prilokain.
Jenis anestesi lokal dalam bentuk parenteral yang paling banyak digunakan adalah:
a) Anestesi permukaan
Sebagai suntikan banyak digunakan sebagai penghilang rasa oleh dokter gigi untuk
mencabut geraham atau oleh dokter keluarga untuk pembedahan kecil
b) Anestesi Infiltrasi
Tujuannya untuk menimbulkan anestesi ujung saraf melalui injeksi pada atau sekitar
jaringan yang akan dianestesi sehingga mengakibatkan hilangnya rasa di kulit dan jaringan yang
terletak lebih dalam, misalnya daerah kecil di kulit atau gusi (pada pencabutan gigi).
c) Anestesi Blok
Cara ini dapat digunakan pada tindakan pembedahan maupun untuk tujuan diagnostik
dan terapi.
d) Anestesi Spinal
Obat disuntikkan di tulang punggung dan diperoleh pembiusan dari kaki sampai
tulang dada hanya dalam beberapa menit. Anestesi spinal ini bermanfaat untuk operasi perut
bagian bawah, perineum atau tungkai bawah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai