Anda di halaman 1dari 65

ROZAIMAH ZAIN-HAMID

& SITI SYARIFAH

Departemen Farmakologi dan Terapeutik


Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
Tuberkulosis (TB)

Disebabkan oleh:
Mycobacterium tuberculosis

Bakteri tahan asam (BTA)

Eradikasi  Obat Anti TB (OAT)


Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
DIAGNOSA TB PARU

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


TB paru
si s
no
ag

• TB paru tersangka
Di

(Suspected pulmonary TB)


• TB paru
(Pulmonary TB)
• Pasca TB paru
(Post pulmonary TB)

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


•Klinis (+)
•Riwayat (-)
Kategori
pertama •Radiologi (+)
•Laboratorium
(-)

TB paru tersangka

•Klinis (+)
•Riwayat (+) Kategori
•Radiologi (+) pertama
•Laboratorium (-)
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
• Klinis (+)
Kategori kedua • Radiologi (+)
• Riwayat (+)
• Laboratorium
(+)

TB paru
• Klinis (+)
• Radiologi (+)
Kategori kedua
• Riwayat ( - )
• Laboratorium
(+)
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Pasca TB paru

•Klinis (-)
•Radiologi (-) or (+)
•Riwayat (+)
•Laboratorium (-)

Tidak diberi OAT


(No treatment)
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
PEDOMAN PENGGUNAAN
OAT di INDONESIA

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


PEDOMAN PENGGUNAAN OBAT ANTI TB

(TB control program in Indonesia,


based on WHO recommendation)
 Kategori pertama
(Kasus baru, BTA + , BTA – , Ro +, TB yang
berat)
(2 HRZE / 4 HR ) or ( 2 HRZE / 4 H3R3)

 Kategori kedua
(Kambuh, putus berobat, BTA +)
(2 HRZES + 1 HRZE / 5 H3R3E3) atau
(2 RHZES / 5 RHE )
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
PEDOMAN PENGGUNAAN OBAT ANTI TB

(TB control program in Indonesia,


based on WHO recommendation)
 Kategori ketiga
(Kasus baru, BTA – )
(2 HRZ / 4 H3R3 ) or ( 2 HRZ / 4 HR)

 Kategori keempat
(TB kronik)
(H seumur hidup)
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Dosis rekomendasi OAT lini pertama
pada dewasa
Obat Dosis Rekomendasi
Harian 3 Kali Per minggu
Rentang Maks. Rentang Maksimum
dosis (mg) dosis harian
(mg/kgBB) (mg/kgBB) (mg)
Isoniazid 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900
Rifampisin 10 (8-12) 600 10 (8-12) 900
Pyrazinamide 25 (20-30) - 35 (30-40) -
Ethambutol 15 (15-20) - 30 (25-35) -
Streptomycin 15 (12-18) - 15 (12-18) -
WHO, 2010
Dosis Rekomendasi OAT Lini
Pertama Pada Dewasa
Dosis Rekomendasi OAT Lini
Pertama Pada Dewasa
Dosis mg/kg BB/ hari
< 40 kg 40  60 kg > 60 kg
R 300 450 600
H 300 300 300
Z 750 1000 1500
E 750 1000 1500
S Sesuai BB 750 1000
Tuberkulosis: Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 2011.
OAT LINI PERTAMA
& OAT LINI KEDUA

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Antimycobacterium TB (OAT)

Lini pertama:
 Isoniazid / INH (H)
 Rifampicin (R)
 Ethambutol (E)
 Pyrazinamide (Z)
 Streptomycin (S)
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-
Antimycobacterium TB (OAT)

Lini kedua:
 Amikacin
 Capreomycin
 Cycloserine
 Ethionamide
 Fluoroquinolone
 Kanamycin
 p-aminosalicylic acid
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.

Antimycobacterium TB (OAT)

Lini kedua:
 Efektivitas < lini pertama
 E.S.O > lini pertama
Toleransinya < lini pertama
  morbiditas
  biaya pengobatan
 Frekwensi pemberian >
lini pertama  adherensi <
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Antimycobacterium TB (OAT)

Lini kedua:
 Resisten terhadap OAT lini pertama

 Gagal dengan terapi konvensional

 Pertimbangan terhadap efek toksik


OAT lini pertama
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
MASALAH
PADA PENGGUNAAN OAT

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Masalah pada penggunaan
Obat Anti TB (OAT)

 Pertumbuhan yang cepat


bakteri ekstraselular (H, R)
 Pertumbuhan yang lambat
bakteri intraselular di dalam makrofag (Z)

 Bakteri yang berada di dalam


granuloma kaseosa (R)
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Masalah pada penggunaan
Obat Anti TB (OAT)

 Resistensi kuman terhadap OAT MDR

 Kondisi dorman memerlukan


terapi jangka lama
 Toksisitas OAT
 Kepatuhan pasien terhadap
regimen pengobatan
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
OAT
LINI PERTAMA

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Isoniazid / INH (H)

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Isoniazid / INH
 Bakterisid
(terutama untuk bakteri di ekstraselular
yang sedang tumbuh dengan cepat)
 Mengganggu sintesa dinding sel,
sintesa asam nukleat,
metabolisme lipid bakteri

 Tersebar dengan cepat ke seluruh jaringan,


mempenetrasi sel bakteri &
dapat melintasi sawar darah otak
(blood brain barrier)
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Isoniazid / INH

 Diberikan peroral

 Di metabolisme di hepar
melalui reaksi acetylasi

 Golongan acetylator cepat:


T ½ : ≤1,5 jam
orang Asia, Jepang & Eskimo
(kegagalan pada terapi intermiten)
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Efek samping isoniazid / INH
(H)

 Hepatitis
 Neuropati periferal
‘Systemic Lupus Erythematosus’/
SLE-like rash’
 Gangguan mental
 Reaksi hypersensitivitas
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Rifampicin (R)

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Rifampicin (R)
 Bakterisid
(bakteri gram (+) & ( - ),
* Mycobacterium tuberculosis intraselular &
* sinergistik dengan INH
untuk bakteri ekstraselular
 Menghambat
‘DNA-dependent RNA polymerase’ bakteri
 Diabsorpsi di usus &
tersebar ke seluruh jaringan
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Rifampicin (R)
 Di metabolisme melalui reaksi deacetylasi

 Menginduksi sistem enzim metabolisme



 aktivitas obat yang dimetabolisme
di hepar
(methadone, coumarin, estrogen, kontrasepsi oral,
agen hipoglisemik & digoxin)

 Dieliminasi dengan cepat ke dalam empedu


& mengalami sirkulasi enterohepatik
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Efek samping rifampicin
(R)

 Hepatitis
 Trombositopenia
 Ikterus
 Gangguan saluran cerna
 Reaksi demam
 Warna jingga pada urin, air mata &
lensa kontak
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Ethambutol (E)

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Ethambutol (E)

 Bakteriostatik

 Menghambat sintesa arabinoglikan


bakteri
 80 % diabsorpsi di saluran cerna &
tersebar ke seluruh jaringan & cairan tubuh
termasuk cairan cerebrospinal & paru-paru

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Ethambutol (E)

 Di metabolisme di hepar

 50 % diekskresi dalam bentuk utuh


melalui urin

 20 % diekskresi dalam bentuk utuh


melalui feses

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Efek samping ethambutol
(E)

 Neuritis optik retrobulber


(hilang sensasi warna merah & hijau)

 Hypersensitivitas

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Pyrazinamide (Z)

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-UIU.


Pyrazinamide (Z)

 Bakterisid dalam makrofag


yang berada dalam lingkungan asam &
membasmi bakteri intraseluler,
sinergistik dengan INH
membasmi bakteri ekstraseluler

 Diabsorpsi di saluran cerna &


sebagian besar diekskresi dalam bentuk utuh
melalui filtrasi glomerulus

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Efek samping pyrazinamide
(Z)

 Hepatitis
 Demam karena obat
 Hyperuricemia
menghambat ekskresi renal asam urat

penyakit gout

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Streptomycin (S)

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Streptomycin (S)

 Bekerja terutama  bakteri ekstraseluler

 Menghambat ikatan
pada subunit 30S ribosom bakteri

menghambat sintesa protein

 Diberikan secara parenteral

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Efek samping streptomycin
(S)

 Ototoksisitas yang menetap


 Gangguan vestibular / keseimbangan
 Nefrotoksisitas

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


DASAR TEORI
TERAPI KOMBINASI

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Pola resistensi Mycobacterium tuberculosis
(Dasar teori terapi kombinasi)

“Rise & fall phenomena”


106 s
e r
Populasi kuman

n e
s s
i i
t s
i t
f e
n

+ + + + +
Waktu Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
TERAPI INTERMITEN
OAT

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


‘Lag phase’
Terhentinya metabolisme kuman
pada periode waktu tertentu

Mycobacterium tuberculosis
(72 jam )

Pemberian OAT

Sekali / hari Sekali / 2 atau 3 hari


(Intermitten therapy)
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
INTERAKSI
OAT

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


INTERAKSI OBAT ANTI TB

Isoniazide (H)

 Pemberian bersamaan dengan phenytoin



 Kadar kedua obat dalam darah

 Kombinasi dengan pyrazinamide (Z)



Pengobatan TB yang lebih baik
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
INTERAKSI OBAT ANTI TB
Rifampicin (R)

 Induksi sistem enzim hepatik


  ekskresi urin,  kadar plasma
gejala putus obat methadone
  eliminasi antikoagulan, kontrasepsi

  kadar ketoconazole, cyclosporine,


chloramphenicol dalam serum
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
BERBAGAI TEROBOSAN
UNTUK KEBERHASILAN TERAPI TB

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.C


‘Direct Observed Therapy Shortcourse’ /
(‘DOTS’)

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


‘Direct Observed Therapy Shortcourse’ /
(‘DOTS’)

Pengawas Minum Obat (PMO)

Diharapkan  kepatuhan minum obat


(compliance)

Keberhasilan terapi
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
KOMBINASI DOSIS TETAP
OBAT ANTI TB
(‘FIXED DOSE COMBINATIONS’/
(‘FDCs’)

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Kombinasi Dosis Tetap
Fixed Dose Combinations (FDCs)

 Bukan ‘Combipacks’, tetapi 2,3 atau 4 obat


dalam satu tablet

 Diharapkan dapat meningkatkan


kepatuhan (compliance) konsumsi OAT

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Kombinasi Dosis Tetap
Fixed Dose Combinations (FDCs)

 Problem utama  bioavailabiliti rifampicin


pada beberapa formula

 WHO  formula standard untuk


kajian bioavailabiliti

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Problem bioavailabiliti rifampicin
solusi
 Bahan baku yang baik

 Prosedur standard:
Cara Pembuatan Obat yang Baik / CPOB
(Good Manufacturing Practice/GMP/)

 Jaringan pengawasan kualitas obat


FDCs oleh WHO
(kajian bioavailabiliti)
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
DOTS FDC

 Compliance ?

Keberhasilan terapi TB?

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Compliance
Pasien patuh terhadap pengobatan,
tanpa disertai pemahaman
tentang berbagai aspek penyakitnya

Menghentikan pengobatan sebelum waktunya,


karena menyangka sudah sembuh
(pengobatan tidak adekuat)

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Penerapan konsep Adherence
pada pengobatan tuberkulosis

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Adherensi (Adherence)
Pasien patuh terhadap pengobatan,
karena mengerti & memahami
berbagai aspek tentang penyakitnya

Pasien memotivasi diri sendiri


(self motivation)
untuk kesembuhannya
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Penerapan konsep Adherensi

Terobosan baru   keberhasilan terapi

Terutama  penyakit kronis


(penyakit  pengobatan jangka panjang,
termasuk penyakit TB)

Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.


Kesimpulan
 Optimalisasi pengobatan TB Paru

memerlukan terapi kombinasi OAT

 Terapi kombinasi OAT



dapat  angka kegagalan
terapi
akibat resistensi bakteri  OAT
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Kesimpulan
 Program DOTS, FDCs, telah dilakukan

Keberhasilan terapi TB ?

Penerapan adherensi?
Zain-Hamid, R; Departemen Farmakologi & Terapeutik FK-USU.
Kasus

• Seorang wanita, 25 th, BB 45 kg,


KU: Batuk berdahak, dialami 3 minggu,
demam (), lemas (+), nafsu makan .
Pemeriksaan dahak : BTA (+)
• Pasien akan diberi terapi OAT
• Bagaimanakah penulisan resep OAT
selama 1 bulan untuk pasien ini?
PENULISAN RESEP OAT
Nama dokter: Tanggal:
Alamat:

R/ Tab. Rifampisin 450 mg No. XXX


S 1 dd tab I

R/ Tab. Isoniazid 300 mg No. XXX


S 1 dd tab I

R/ Tab. Pyrazinamide 500 mg No.LX


S 1 dd tab II
R/ Tab. Ethambutol 500 mg No.LX
S 1 dd tab II

Nama pasien:
Alamat:
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai