Anda di halaman 1dari 17

IDENTITAS NASIONAL

YANDY NOVIANDRI, S.Sos, MM


 BOEDI OETOMO (1908)  berbasis subkultur jawa
 SERIKAT DAGANG ISLAM (1911) kaum entrepreneur islam
yg bersifat ekstrovert dan politis
 MUHAMMADIYAH (1912)  subkultur islam modernis yg
bersifat introvert dan sosial
 INDISCHE PARTY (1912)  subkultur campuran Indo
Belanda, Indo Chinese, Indo Arab dan Indonesia asli yg
mencerminkan elemen politis nasionalisme non rasial yg
berslogan “Tempat yang memberi nafkah yg menjadikan
Indonesia sebagai tanah airnya”
 INDISCHE SOCIAL DEMOCRATISCHE VERENIGING (1913)
mengejawantahkan nasionalisme politik radikal &
berorentasi Marxist

SEJARAH KELAHIRAN FAHAM NASIONALISME


INDONESIA
 TRIKORO DHARMO (1915) sebagai embrio JONG JAVA
(1918) & INDONESIA MUDA (1931)  berbasis
subkultur Jawa
 NAHDATOEL OELAMA (1926) subkultur santri dan
ulama
 JONG AMBON, JONG SUMATRA, JONG CELEBES

LAIRLAH

PERGERAKAN NASIONALISME
YG BERJATI DIRI “INDONESIANESS”

AKTUALISASI TEKAD POLITIKNYA DALAM


SUMPAH PEMUDA
 MANIFESTO POLITIK (1925)  Mahasiswa Indonesia di
Belanda
 DARI KEANEKARAGAMAN SUBKULTUR
TERKRISTALISASI  CORE CULTURE BASIS
EKSISTENSI NATION-STATE INDONESIA 
NASIONALISME

APAPUN SUBKULTURNYA, MEREKA


MERASA BERNUSA SATU, BERBANGSA
SATU, BERBAHASA SATU- INDONESIA
 INDENTITAS NASIONAL
KARAKTERISTIK IDENTITAS NASIONAL
A. Unsur Unsur Identitas Nasional
Identitas Nasional : hakekatnya merupakan
manifestasi nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu
bangsa (NATION) dg ciri ciri khas suatu bangsa
berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan
kehidupannya
 Di Indonesia  Identitas Nasional : merupakan
manifestasi nilai budaya yg sudah tumbuh dan
berkembang sebelum masuknya agama di Nusantara
dlm berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku 
dihimpun dalam SATU KESATUAN INDONESIA 
kebudayaan nasional dg acuan PANCASILA dg roh
BHINEKA TUNGGAL EKA sbg dasar dan arah
pengembangannya dlm kehidupan berbangsa dan
bernegara
B. Pelaksanaan Unsur Identitas Nasional
Hakekat Identitas Nasional  pancasila
Aktualisasinya : Tercermin dlm berbagai penataan
kehidupan misalnya dalam : - Pembukaan, UUD, sistem
pemerintahan, nilai nilai etik, moral, tradisi, mitos dan
ideologi yg secara normatif diterapkan dlm pergaulan
baik tataran nasional-internasional
 Nilai budaya yg tercermin dlm identitas nasional bukan
barang jadi yg sudah selesai “mandheg” dlm kebekuan
normatif dan dogmatis  tetapi “terbuka” cenderung
terus menerus bersemi sejalan dg hasrat menuju
kemajuan yg dimiliki masyarakat
 Konsekuensinya & Implikasinya : suatu yg terbuka,
dinamis dan dialektis utk ditafsir dg diberi makna baru
agar tetap relevan dan fungsional dlm kondisi aktual yg
berkembang di masyarakat
 Krisis multidimensi  menyadarkan utk
melestariakan budaya sbg upaya mengembangkan
Identitas Nasional.
* Pembukaan
* pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya
* UUD 1945 yg diamandemenkan
 Secara konstitusi pengembangan kebudayaan utk
membina dan mengembangkan Identitas Nasioanl

PEMBERDAYAAN IDENTITAS NASIONAL


a. Tantangan Globalisasi
 bersifat disintegrasi dan mengancam eksistensi
bangsa & negara kesatuan yg berdasar ideologi
pancasila
 tantangan bersifat CENTRIFUGAL bersumber dari
faktor : 1. Ekternal
2. Internal
EKSTERNAL
 Proses globalisasi yg melahirkan :
1. Neoliberalisme boderless world/
2. Kapitalisme one world development

melalui berbagai kesepakatan dlm bentuk :


GATT
WTO
APEC implikasinya: tumbuhnya tata sosial
AFTA baru

 Fenomena globalisasi  neoliberalisme & kapitalisme


 keterkaitan, saling berkepentingan yg menembus
batas geografis suatu negara  melahirkan
interdependensi namun tdk menciptakan integrasi dlm
bidang sosial, politik, ekonomi dll
 Era Globalisasi  4 ilmu yg sangat berkembang
1. Ruang Angkasa
2. Ilmu Nuklir
3. Bioteknologi
4. Mikroteknologi

 Entrepreneur :
1. Mampu melihat peluang bisnis yg tdk dilihat
atau tdk diperhitungkan org lain
2. Melakukan inovasi, mengubah keadaan yg
kurang menyenangkan menjadi keadaan yg dia
ingnkan
3. Pengambil resiko yg bersifat finansial (rugi)
ataupun mental (gagal)
 Dengan 3 ciri tsb seorang entrepreneur :
1. perintis kawasan baru
2. penjelajah rimba raya Rugi
3. Pendaki gunung Malu
Terkenal
 Jangan tinggalkan, tetapi justru gunakan pendidikan
formal utk mempelajari lebih banyak hal demi
mewujudkan entrepreneur, SEBAB mengandalkan bakat
saja tdk cukup harus didukung ilmu dan pengetahuan

 Lewat Tangan Entrepreneur :


1. Daerah Grogol (pusat copet)  mall dan hotel
2. Tanah di Pondok Indah yg jauh jakarta perumahan elit
3. Tanah bekas kebun karet jauh dari Jakarta  Bumi Serpong
Damai
4. Lakarsantri  Citra Raya  The Singapore of Surabaya
INTERNAL
 Konsekuensi runtuhnya ORBA  32 tahun menegakkan
persatuan & kesatuan mll pendekatan sekuriti  memasung
hak konstitusi rakyat dg berbagai kebijakan
 Apatisme, budaya diam, pasrah dan nrimo ing pandum
 mencapai puncak kesabaran  melapau batas
ambang
 Maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme disegala
lapisan maka etos keadilan dan kebebasan
merupakan kekuatan moral utk mematahkan belenggu
kekuasaan yg merampas hak asasi
 Runtuhnya ORBA  mendorong pendulum dari kutub
“keterpasungan demokrasi” menuju “kebebasan
demokrasi”
 Sayangnya tdk didukung INFRASTRUKTUR MENTAL yg
kondusif  Sehingga 
1. Demokrasi yg mengarah anarki
2. Demokrasi yg kebablasen
 Eksesnya adalah timbul dlm pelaksanaan otonomi
daerah dan desentralisasi pemerintah daerah semakin
hari semakin mengarah ke disintegrasi dan kerancuan
dlm memahami arti dan makna identitas nasional.
 Ernest Renan dlm buku Qu’est ce qu’une nation :
hakekat nasionalisme adl le desire vivre ensemble
(keinginan utk hidup bersama), bertumpu pd kesadaran
akan adanya jiwa dan prinsip spiritual (une ame, un
prinsipe spirituel) yg berakar pd kepahlawanan masa
lalu yg tumbuh karena kesamaan penderitaan dan
kemuliaan di masa lalu.
 Kini yg dirasakan adl berkembangnya suasana
kecurigaan disertai hilangnya kepercayaan (trust) antar
sesama baik vertikal maupun horisontal, sejalan dg
menjalarnya korupsi dan manipulasi di semua lini dan
tingkatan birokrasi.

b. Revitalisasi Pancasila Sebagai Pemberdayaan Indentitas


Nasional
 Agar identitas nasional di fahami generasi penerus 
maka harus tetap bermakna dlm arti relevan dg dan
fungsional bagi kondisi yg sedang berkembang dlm
masyarakat
 Abad XXI  zaman baru yg sarat dg nilai baru yg tdk
saja berbeda, ttp juga bertentangan dg nilai lama
sebagaimana diwariskan nenek moyang.
 Abad XXI
 zaman baru dimana manusia semakin sadar utk
berfikir dan bertindak secara baru.
 manusia menjadikan rasio sebagi mitos, sebagai
sarana yg handal dlm bersikap dan bertindak dlm
memecahkan masalah yg dihadapi dlm kehidupan
 kesahihan tradisi, juga niali spiritual yg dianggap
sakral kini dikritisi dan dipertanyakan berdasrkan visi
dan harapan tentang masa depan yg lebih baik.
 Nilai budaya yg kita warisi tdk sebagai barang sudah
jadi yg mandheg dlm kebekuan normatif dan nostalgik,
melainkan terus menerus harus ditumbuhkembangkan
dlm demensi ruang dan waktu yg terus berkembang
dan berubah.
 Konsekuensi dan implikasinya adalah : pemberdayaan
identitas nasional perlu revitalisasi nilai yg terkandung
dlm pancasila
 Maknanya adalah : pancasila harus diletakkan dlm
satu keutuhan tafsir dlm PEMBUKAAN sebagai “Start
Fundamental Norm” yg dieksplorasikan pd demensi
yg melekat padanya, yitu :
1. Realitasnya : nilai yg terkandung didalamnya
dikonkretisasikan dlm hidup keseharian sebagai cerminan
kondisi objektif yg tumbuh dan berkembang dlm
masyarakat kampus utamanya.
2. Idealitasnya : idealisme yg terkandung didlmnya bukan
suatu utopi tanpa makna, melainkan di objektivasikan sbg
kata kerja utk membangkitkan gairah dan optimisme
masyarakat guna melihat hari depan secara prospektif,
menuju hari esok yg lebih baik
3. Fleksibilitasnya : pancasila bukan barang jadi yg sudah
selesai dan tertutup menjadi sesuatu yg sakral, melainkan
terbuka bagi tafsir baru utk memenuhi kebutuhan zaman
yg terus berkembang.
 Dengan demikian tanpa kehilangan nilai hakikinya nilai
nilai pancasila menjadi tetap aktual, relevan serta
fungsional sebagai tiang penyangga bagi kehidupan
bangsa dan negara dg jiwa dan semangat Bhineka
Tunggal Ika.

 Pada akhirnya revitalisasi pancasila sebagai manifestasi


idenstitas nasional harus diarahkan pada PEMBINAAN
DAN PENGEMBANGAN MORAL

 Moralitas pancasila dpt menjadi dasar dan arah


mengatasi krisis dan disintegrasi yg sudah menyentuh
semua segi dan sendi kehidupan

 Perlu diasadari bahwa : moralitas pancasila akan


menjadi tanpa makna, menjadi karikatur apabila tdk
disertai dukungan suasana kehidupan di bidang hukum
secara kondusif dan suprematif.
 Moralitas dan hukum ada korelasi yg erat.
dlm arti bahwa :

1. moralitas yg tdk didukung oleh kehidupan hukum yg


kondusif akan menjadi subjektivitasnya satu sama
lain akan berbenturan.
2. Ketentuan hukum yg disusun tdk disertai dasar dan
alasan moral akan elahirkan suatu legalisme yg
represif, kontra produktif dan bertentangan dg niali
pancasila

Anda mungkin juga menyukai