Anda di halaman 1dari 33

ASITES

Rosmayda Ria Julianti


1813020012

Pembimbing:
dr. Rastri Mahardika P., Sp.PD, FINASIM
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. N
• Umur : 57 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu rumah tangga
• Alamat : Dusun Bawangan RT 04 RW 03,
Reksosari, Suruh.
• Tanggal Masuk : 26 Januari 2019
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA
• Sesak nafas

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


• Pasien datang ke IGD RSUD Salatiga dengan keluhan sesak nafas setelah
melakukan hemodialisa. Keluhan sesak nafas dirasakan sangat berat dan
mendadak. Demam, nyeri perut, mual, muntah disangkal. Pasien rutin melakukan
hemodialisa pada hari Rabu dan Sabtu. Sebelumnya pasien sudah pernah dirawat
di RSUD Salatiga 5 hari yang lalu. Pasien dirawat karena akan dilakukan HD rutin,
saat dirawat pasien mengeluhkan perutnya tiba-tiba membesar, namun tidak nyeri,
tidak mual dan muntah. BAB dan BAK lancar.
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PERSONAL
DAHULU (RPD) KELUARGA (RPK) SOSIAL (RPSos)
• Pasien mengaku memiliki • Keluarga pasien tidak • Pasien tidak pernah
riwayat hipertensi sejak ada yang mengeluh sakit mengkonsumsi alkohol.
10 tahun yang lalu. serupa. Riwayat penyakit Penggunaan obat-obatan
Setiap bulan rutin ke DM, hipertensi, stroke injeksi, tato, transfusi,
puskesmas dan alergi, dan sakit jantung riwayat hepatitis atau
mendapatkan obat untuk pada keluarga disangkal. ikterik dan bertempat
mengatasi hipertensinya. tinggal di area yang
Kurang lebih dua tahun endemik hepatitis
yang lalu pasien disangkal.
didiagnosa menderita
gagal ginjal kronik
stadium V dan harus
mendapatkan terapi
hemodialisa.
• Riwayat penyakit
jantung, hepatitis, ikterik
disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS GENERALISATA
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan tanggal 26 Januari 2019
PEMERIKSAAN EKG
Pemeriksaan tanggal 26 Januari 2019
Hasil:
Irama jantung sinus
Frekuensi 120x/ menit
Aksis 60o
Gelombang P < 0,12 mm
Interval PR < 0,2 mm
Kompleks QRS tidak
menunjukan Q patologis
Segmen ST tidak
menggambarkan elevasi maupun
depresi
Terdapat gelombang T inverted
di lead II, II, avF, V2, V3, V4, V5,
V6
Gelombang U dalam batas
normal
SV1 + r V5/V6 < 35
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pemeriksaan tanggal 26 Januari 2019 Hasil: Kesimpulan:

- Tampak opasitas homogen di - Efusi pleura bilateral dengan


hemithorax dextra et sinistra odema pulmonum
- Tampak corakan vaskular pulmo - Kalsifikasi di proyeksi setinggi
meningkat dengan hilar haze (+) costa 4 sinistra aspek posterior,
- Tampak pelebaran pleural space diameter lk. 2cm
bilateral - Besar cor tak valid dinilai
- Tak tampak pembesaran limfonodi
hilus bilateral
- Diafragma bilateral licin dan tak
mendatar
- Cor, CTR tak valid dinilai o/k batas
kanan-kiri tertutup opasitas di
hemithorax
- Tampak kalsifikasi di proyeksi
setinggi costa 4 sinistra aspek
posterior, diameter lk. 2cm
- Sisterna tulang yang tervisualisasi
intak
DIAGNOSIS

1.Gagal ginjal kronik

2.Efusi pleura bilateral

3.Asites
PENATALAKSANAAN

IGD (26 Januari 2019) PLANNING


• -Infus D 5% 500 mL (8 tpm) • -EKG
• -O2 4 liter/menit • -Rontgen thorax
• -Injeksi Furosemide 10 mg 1 amp • Pemeriksaan laboratorium (Darah
IV rutin, Ureum, Kreatinin,
• -Injeksi ranitidin 1 amp IV SGOT/SGPT, GDS dan Elektrolit
• -CaCO3 3x1
• -Prorenal tab 2x1
• -Amlodipin 10 mg 1x1
• -ISDN 5 mg 3x
• Asam folat tab 3x1
PENATALAKSANAAN
BANGSAL

27-01-2019 28-01-2019
• -Infus D 5% 500 mL (8 tpm) • -Infus NS lini
• -O2 4 liter/menit • -Injeksi ceftriaxone 2x1 gram IV
• -Injeksi Furosemide 10 mg 1 amp • -ISDN 3x1
IV • -CaCO3 3x1
• -Injeksi ranitidin 1 amp IV • -Injeksi furosemid 2x1 amp
• -CaCO3 3x1 • -Injeksi amynophylin SP 0,7
• -Prorenal tab 2x1 mikrogram
• -Amlodipin 10 mg 1x1 • -Injeksi ranitidin 2x1 amp
• ISDN 5 mg 3x1 • -Injeksi bisolvon 3x1 amp
• -Konsul dr. Aprilludin, Sp.P
PENATALAKSANAAN
BANGSAL
29-01-2019 30-01-2019
• -Pungsi cairan pleural ±500 ml • -Telah dilakukan HD
• - Infus NS lini • -Terpasang O2 3 liter/menit
• -Injeksi ceftriaxone 2x1 gram IV • - Infus NS lini
• -ISDN 3x1 • -Injeksi ceftriaxone 2x1 gram IV
• -CaCO3 3x1 • -ISDN 3x1
• -Injeksi furosemid 2x1 amp • -CaCO3 3x1
• -Injeksi amynophylin SP 0,7 • -Injeksi furosemid 2x1 amp
mikrogram • -Injeksi amynophylin SP 0,7
• -Injeksi ranitidin 2x1 amp mikrogram
• Injeksi bisolvon 3x1 amp • -Injeksi ranitidin 2x1 amp
• -Injeksi bisolvon 3x1 amp
PENATALAKSANAAN
BANGSAL
31-01-2019
• - Infus NS lini
• -Injeksi ceftriaxone 2x1 gram IV
• -ISDN 3x1
• -CaCO3 3x1
• -Injeksi furosemid 2x1 amp
• -Injeksi amynophylin SP 0,7
mikrogram
• -Injeksi ranitidin 2x1 amp
• -Injeksi bisolvon 3x1 amp
TINJAUAN PUSTAKA
ASITES

Definisi
• Merupakan penimbunan secara abnormal di
rongga peritoneum. Istilah asites pertama
kali diperkenalkan oleh Trevisa pada tahun
1938, berasal dari bahasa Yunani “askos”
yang berarti kantong yang menggembung
atau balon (Moore dan Aithal, 2006).
Etiologi
Patofisiologi
Teori underfilling

Tekanan Volume cairan Terjadi Terjadi


Hipertensi porta hidrostatik vena intravaskuler mekanisme reabsorpsi Terbentuk asites
>>> <<< neurohormonal natrium
Patofisiologi
Teori overfilling

Peningkatan
aktifitas
hormon anti-
diuretik (ADH)
Penurunan Reabsorpsi air Ekspansi Terbentuk
dan
fungsi hati oleh ginjal cairan plasma asites
penurunan
aktifitas
hormon
natriuretik
Patofisiologi
Teori vasodilatasi perifer

Tekanan
Terjadi Terjadi Terjadi
Gangguan transudasi di
vasokonstriksi peningkatan Vasodiatasi hipertensi Masuk rongga
fungsi hati dan sinusoid dan Asites
dan fibrotisasi resistensi splanchnic bed porta yang peritoneum
ginjal kapiler usus
sinunoid sistem porta menetap
meingkat

Cairan yang terakumulasi


merembes dari kompartemen
intravaskular ke rongga
peritoneum

Dipengaruhi Mempengaruhi
Terjadi Aktivasi sistem Retensi
oleh sirkulasi
vasodilatasi saraf simpatik natruim dan
vasodilator arterial
perifer dan RAAS dair
endogen sistemik
Klasifikasi asites
Berdasarkan gradien serum
Berdasarkan volume cairan albumin asites
• Grade I (minimal) Gr adien tinggi Gr adien r endah
– Jumlah sangat kecil dan terdeteksi Sirosis hati Karsinomatosis peritoneum
hanya dengan USG Gagal hati akut Peritonitis tuberkulosa
Metastasi hati masif Asites surgikal
• Grade II (moderate) Sindrom Budd-Chiari Asites biliaris
– Tampak distensi abdomen yang Penyakit veno-okslusif Penyakit jaringan ikat

simetris Miksedma Sindrom nefrotik


Asites pankreatik
• Grade III (large)
– Tampak distensi abdomen yang
nyata
Diagnosis
Pemeriksa
Anamnesi Pemeriksa
an
s an fisik
• Pembes • Perut penunjang
• Parasint
aran membun esis
lingkar cit • Warna
perut seperti • Gradien
• Faktor katak nilai
risiko • Bising albumin
• Riwayat usus serum
menurun
Penatalaksanaan
• Pasien tidur telentang dengan kaki
sedikit diangkat selama beberapa jam • Jika tidak berhasil dengan pengobatan
Tirah setelah minum diuretika
• Perbaikan aliran darah ginjal dan filtrasi
konservatif
• Dapat dilakukan parasintesis sebanyak
baring glomerular --> aktivitas simpatis dan
sistem renin-angiotensin-aldosteron Parasintesis 5-10 liter/hari namun harus dilakukan
infus albumin sebanyak 6–8 gr/l cairan
menurun asites yang dikeluarkan
• Pemberian terapi konvensional setelah
parasintesis.
Diet
• Pembatasan konsumsi garam 40-60
rendah meq/hari
• Asites merupakan komplikasi
garam Terapi dari berbagai macam penyakit
penyakit yang dapat diobati dengan
yang menyembuhkan penyakit
tersebut sehingga dapa
mendasari menyembuhkan asitesnya.
Diuretik • Spironolakton 100-600 mg/hari
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
PEMBAHASAN

Pasien Pasien memilki


2 tahun yang
mengeluhkan riwayat
Ny. N 57tahun lalu pasien
5 hari yang lalu perutnya tiba- Hipertensi±10
datang dengan didiagnosis
pasien dirawat tiba membesar tahun dan
keluhan sesak gagal ginjal
untuk dan kedua sudah
nafas setelah kronik dan
persiapan HD tangan dan mendapatkan
melakukan HD memerlukan
kakinya pengobatan
hemodialisa
bengkak ruitn

Didapatkan Didapatkan
- Peningkatan kreatinin - Penurunan SDV paru
sebesar 3,4 mg/dl Dilakukan terutama dibagian
- Peningkatan kalsium pemeriksaan basal
penunjang DIlakukan
sebesar 12,1 mg% - Terdapat asites
pemeriksaan fisik
- Terdapat efusi pleura (Laboratorium, dan - Terdapat edema pada
foto thorax) keempat ekstremitas
- Terdapat kalsifikasi
pada apex posterior - Undulasi dan shifting
sinistra dullnes (+)
PEMBAHASAN

- O2 3 liter per menit


- Infus NS lini
- Injeksi ceftriaxone 2x1 - Injeksi ranitidin 2x1 amp
Diagnosis: gram IV - Injeksi bisolvon 3x1 amp
Gagal ginjal kronik - ISDN 3x1 - DIlakukan pungsi pleura
Ditatalaksana
dengan efusi pleura dan - CaCO3 3x1 2 kali (1000 ml cairan
asites Injeksi furosemid 2x1 amp dievakuasi)
- Injeksi amynophylin SP - DIlakukan HD
0,7 mikrogram
Mekanisme terjadinya efusi pleura pada pasien ini
Hasil foto
rontgen thorax Kemungkinan
menunjukan pasien
Terjadi infeksi Antigen TB Terjadi Limfosit akan
efusi pleura menderita atau
pada parenkim memasuki interaksi melepaskan
bilateral dan pernah
paru rongga pleura dengan limfosit limfokin
kalsifikasi pada menderita TB
apex paru paru
sinistra

Terjadi peningkatan
Mengendap pada permeabilitas
Terbentuk eksudat
rongga pleura kapiler paru
terhadap protein
Mekanisme terjadinya edema pada pasien ini

Pasen Terjadi Terjadi


Fungsi filtrasi Terjadi
menderita penurunan ekspansi Terbentuk
glomerulus reabsorpsi air
gagal ginjal massa nefron cairan edema
menurun dan garam
kronik ginjal intravaskuler
Mekanisme terjadinya asites pada pasien ini

Tekanan
Pasien Terjadi Terjadi Terjadi
Gangguan Vasodiatasi transudasi di
mendeita vasokonstriksi peningkatan hipertensi Masuk rongga
fungsi hati dan splanchnic sinusoid dan Asites
gagal ginjal dan fibrotisasi resistensi porta yang peritoneum
ginjal bed kapiler usus
kronik sinunoid sistem porta menetap
meingkat

Cairan yang terakumulasi


merembes dari kompartemen
intravaskular ke rongga
peritoneum

Dipengaruhi Mempengaruhi
Terjadi Aktivasi sistem Retensi
oleh sirkulasi
vasodilatasi saraf simpatik natruim dan
vasodilator arterial
perifer dan RAAS dair
endogen sistemik
• Asites yang terjadi pada pasien ini belum dapat dipastikan penyebabnya,
dikarenakan tidak dilakukan pemeriksaan USG dan parasintesis untuk
mengetahui gradien serum albumin asitesnya.
Tatalaksana yang diberikan
• Injeksi ceftriaxone 2x1 gram per hari
• Tirah baring – Mencegah terjadinya infeksi sistemik
• Infus NS lini 8 tpm • Injeksi ranitidine 2x1 ampul
• Injeksi furosemid 2x1 ampul per hari – Merupakan antasida
– Menghambat reabsorpsi aktif ion korida di • Injeksi bisolvon 3x1 ampul
ascending limb lengkung henle – Mengandung bromhexin hydrochloride
– Meningkatkan ekskresi atrium, klorida, untuk mengurangi lendir atau dahak
kalium, hidrogen, kalsium, magnesium,
amonium, bikarbonat dan mungkin fosfat.
• CaCO3 3x1
– Menurunkan serum fosfat dengan cara
menurunkan abosrpsi fosfat pada usus
• ISDN 3x1
• Injeksi aminofilin 0,7 mikrogram SP
– Cbat bronkodilator yang berkerja untuk
merangsang pembukaan saluran nafas
KESIMPULAN
• Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang pasien pada kasus ini didiagnosis menderita gagal ginjal kronik
dengan efusi pleura dan asites.
• Asites yang terjadi pada pasien ini mungkin dikarenakan gagal ginjal kronik
yang diderita pasien.
• Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini yaitu tirah baring,
pembatasan intake garam, dan obat-obatan diuretik.
• Beberapa pemeriksaan penunjang yang seharusnya dilakukan untuk
mendiagnosis asites pada pasien ini tidak dilakukan karena berbagai alsan
dan kondisi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai