Anda di halaman 1dari 61

GANGGUAN

CEMAS
GANGGUAN CEMAS

CEMAS
Perasaan yang difus, tidak
menyenangkan, & disertai gejala
otonom.

Sinyal sensor terhadap keadaan yang


tidak menguntungkan, yang
memungkinkan seseorang bertindak
antisipatif
Faktor yang mempenragurhi

• Sosialisasi •Pikirannya
dengan sendiri.
lingkungan

EKSTERNAL INTERNAL
Bingung
Rasa Kognitif & • Distorsi
persepsi
cemas persepsi • Gejala Otonom
PATOFISIOLOGI GANGGUAN
CEMAS

Teori
psikoanalitik

Teori Teori
eksistensi perilaku
Sistem saraf
Norepinephrine
otonom
ASPEK BIOLOGIS

Neurotransmiter Serotonin

Korteks serebri GABA

NEUROANATOMIS

Sistem Limbik
KLASIFIKASI GANGGUAN CEMAS
(DSM IV)
(1) Serangan panik dengan atau tanpa agoraphobia;

(2) Agoraphobia dengan atau tanpa Serangan panik;

(3) Fobia spesifik;

(4) Fobia sosial;

(5) Gangguan Obsesif-Kompulsif;

(6) Post Traumatic Stress Disorder ( PTSD );

(7) Gangguan Stress Akut;


(8) Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety
Disorder).
F40–F48 GANGGUAN NEUROTIK, GANGGUAN
SOMATOFORM DAN GANGGUAN YANG BERKAITAN
DENGAN STRES
F40 Gangguan Anxietas Fobik F42 Gangguan Obsesif-Kompulsif
F40.0 Agorafobia F42.0 Predominan pikiran obsesional atau
.00 Tanpa gangguan panik pengulangan
.01 Dengan gangguan panik F42.1 Predominan tindakan kompulsif
(obsesional ritual)
F40.1 Fobia sosial
F42.2 Campuran tindakan dan pikiran
F40.2 Fobia khas (terisolasi) obsesional
F40.8 Gangguan anxietas fobik lainnya F42.8 Gangguan obsesif kompulsif lainnya
F40.9 Gangguan anxietas fobik YTT F42.9 Gangguan obsesif kompulsif YTT

F41 Gangguan Anxietas Lainnya F43 Reaksi Terhadap Stres Berat dan
Gangguan Penyesuaian (F43.0-F43.9)
F41.0 Gangguan panik (anxietas paroksismal
episodik) F44 Gangguan Disosiatif (Konversi) (F44.0-
F44.9)
F41.1 Gangguan anxietas menyeluruh
F45 Gangguan Somatoform (F45.0-F45.9)
F41.2 Gangguan campuran anxietas dan
depresif F48 Gangguan Neurotik Lainnya (F48.0-
F48.9)
F41.3 Gangguan anxietas campuran lainnya
F41.8 Gangguan anxietas lainnya YDT
F41.9 Gangguan anxietas YTT
GANGGUAN ANXIETAS
MENYELURUH
Definisi Gangguan Cemas Menyeluruh
(Generalized Anxiety Disorder, GAD)
• Kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan
kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan tidak
realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari serta
tidak terbatas pada atau hanya menonjol pada setiap lingkungan
tertentu saja.
• Dialami hampir sepanjang hari, berlangsung sekurang-kurangnya
selama 6 bulan.
• Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan dan berhubungan
dengan gejala-gejala somatik dan kegelisahan → penderitaan &
gangguan dalam fungsi sosial & pekerjaan.
• Ketakutan bahwa dirinya atau anggota keluarganya akan mengalami
kecelakaan atau mengalami sakit dalam waktu dekat, merupakan
keluhan yang sering kali diungkapkan, bersamaan dengan berbagai
kekhawatiran dan firasat lain.
Epidemiologi Gangguan Anxietas Menyeluruh

• Angka prevalensi : 3-8%


• Ratio perempuan dan laki-laki = 2:1
Teori
Biologi

Teori
Teori
Kognitif ETIOLOGI
Genetik
Perilaku

Teori
Psiko -
Analitik
Tanda dan Gejala Klinis Gangguan Anxietas
Menyeluruh

Anxietas

Ketegangan motorik

Hiperaktivitas otonom

Kewaspadaan kognitif dalam bentuk


iritabilitas
Pedoman Diagnostik Gangguan Anxietas Menyeluruh
(ICD 10)

1. Penderita harus menunjukkan gejala primer anxietas yang


berlangsung hampir setiap hari selama beberapa minggu, bahkan
biasanya sampai beberapa bulan.
2. Gejala-gejala ini biasanya mencakup hal-hal berikut :
a) Kecemasan tentang masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan
gelisah seperti di ujung tanduk, sulit berkonsentrasi, dan sebagainya) ;
b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai) ;
c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, takikardi,
takipneu, keluhan epigastrik, pusing kepala, mulut kering, dan
sebagainya).
3. Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk
ditenangkan serta keluhan somatik berulang-ulang.
Menurut DSM-IV-TR

1. Kecemasan dan kekhawatiran berlebihan (harapan yang mengkhawatirkan),


terjadi lebih banyak dibandingkan tidak selama paling kurang 6 bulan, tentang
sejumlah peristiwa atau aktivitas (seperti pekerjaan atau prestasi sekolah).
2. Orang kesulitan untuk mengendalikan kekhawatiran.
3. Kecemasan dan kekhawatiran adalah dihubungkan dengan tiga (atau lebih)
dari enam gejala berikut (dengan paling kurang beberapa gejala terjadi lebih
banyak dibandingkan tidak selama 6 bulan terakhir).

Catatan : Hanya satu gejala yang diperlukan pada anak-anak :


• Gelisah atau perasaan tegang atau cemas
• Merasa mudah lelah
• Sulit berkonsentrasi atau pikiran menjadi kosong
• Iritabilitas
• Ketegangan otot
• Gangguan tidur (kesulitan untuk memulai atau tetap tertidur, atau tidur yang
gelisah dan tidak memuaskan)
4. Fokus kecemasan dan kekhawatiran adalah tidak dibatasi pada
gambaran utama gangguan Aksis I, misalnya, kecemasan atau
ketakutan adalah bukan suatu Serangan Panik (seperti pada Gangguan
Panik), merasa malu di depan umum(seperti pada Fobia Sosial),
terkontaminasi (seperti pada Gangguan Obsesif Kompulsif), merasa
jauh dari rumah atau kerabat dekat (seperti pada Gangguan Cemas
Perpisan), pertambahan berat badan (seperti pada Anoreksia Nervosa),
menderita berbagai keluhan fisik (seperti pada Gangguan Somatisasi),
atau menderita penyakit serius (seperti pada Hipokondriasis), serta
kecemasan dan kekhawatiran tidak terjadi secara eksklusif selama
Gangguan Stres Pascatrauma
5. Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala fisik menyebabkan
penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan pada
fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

6. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat


(misalnya, penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu kondisi
medis umum (misalnya hipertiroidisme) dan tidak terjadi secara
eksklusif selama suatu Gangguan Mood, Ganguan Psikotik, atau
Gangguan Perkembangan Pervasif.
Diagnosis Banding Gangguan Anxietas
Menyeluruh
Kecemasan Akibat Kondisi Medis Umum

Gangguan Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Zat.

Gangguan Panik

Fobia

Gangguan Obsesif Kompulsif

Hipokondriasis

Gangguan Somatisasi

Gangguan Penyesuaian Dengan Kecemasan

Gangguan Kepribadian
TATALAKSANA GANGGUAN CEMAS
MENYELURUH - FARMAKOTERAPI
SSRI (Selective
Benzodiazepin Buspiron Serotonin Reuptake
Inhibitor)
• 1ST Choice • Lebih efektif dalam • Efektif terutama
• Dimulai dosis memperbaiki gejala pada pasien
terendah dan kognitif dibanding gangguan anxietas
ditingkatkan dengan gejala menyeluruh +
sampai mencapai somatik. riwayat depresi.
respon terapi, • Tidak • Sertraline dan
• Lama pengobatan menyebabkan paroxetine
rata-rata adalah 2-6 withdrawl. merupakan pilihan
minggu. • Kekurangan : efek yang lebih baik
klinis terasa setelah daripada
2-3 minggu. fluoksetin.
TATALAKSANA GANGGUAN CEMAS
MENYELURUH - PSIKOTERAPI
Terapi Kognitif Psikoterapi
Terapi Suportif
Perilaku Berorientasi Tilikan
• Pendekatan • Pasien diberikan • Terapi ini
kognitif mengajak reassurance dan mengajak pasien
pasien secara kenyamanan, untuk mencapai
langsung • digali potensinya penyingkapan
mengenali • didukung egonya, konflik bawah
distorsi kognitif sadar, menilik
•↓
dan pendekatan egostrength,
perilaku, • Adaptasi optimal relasi obyek,
mengenali gejala dalam fungsi serta keutuhan
somatik, secara sosial dan self pasien.
langsung. pekerjaannya.
Prognosis Gangguan Anxietas Menyeluruh

• Merupakan suatu keadaan kronis yang mungkin berlangsung seumur


hidup.
• 25% → gangguan panik, ataupun depresi mayor.
FOBIA
DEFINISI FOBIA

Ketakutan :
• Irasional
• Jelas
• Menetap
• Berlebihan

Terhadap :
• Objek spesifik
• Keadaan atau situasi.
Epidemiologi Fobia

• Fobia : ± 5 – 10 % dari seluruh populasi


• Fobia spesifik >> fobia sosial.
• Prevalensi perempuan : pria = 2 : 1
• Puncak onset : 5 – 9 tahun (darah-suntikan-sakit)
• Lainnya : 20 tahun
• Fobia sosial
• Epidemiologi : 3 – 13 %.
• Perempuan >> fobia sosial
• Puncak onset : masa remaja (±5 -35 th)
Etiopatogenesis Fobia

Faktor perilaku
• Fobia  kecemasan akibat stimuli
menakutkan yang muncul bersamaan
dengan stimuli netral lainnya
• Teori klasik stimulus-respon

Faktor psikoanalitik (Sigmund


Freud)
• konflik yg tidak terselesaikan 
repression  displacement 
symbolization
Tanda dan Gejala Fobia

• Pemikiran dan ketakutan yang tidak logis terhadap suatu stimulus



(Saat terpapar)
• Rasa cemas yang hebat
• Serangan panik
DSM-IV-TR 300.29 FOBIA SPESIFIK

A. Ketakutan yang jelas dan menetap yang berlebihan atau tidak beralasan,
ditandai oleh adanya atau antisipasi dari suatu obyek atau situasi spesifik
(misalnya, naik pesawat terbang, ketinggian, binatang, mendapat
suntikkan, melihat darah).

B. Pemaparan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan respon kecemasan


segera, dapat berupa serangan panik yang berhubungan dengan situasi
atau predisposisi oleh situasi.
Catatan : pada anak-anak, kecemasan dapat diekspresikan dengan menangis,
tantrum, diam membeku, atau melekat erat menggendong.

C. Orang menyadari bahwa ketakutan adalah berlebihan atau tidak beralasan


.
Catatan : pada anak-anak, gambaran ini mungkin tidak ditemukan
D. Situasi fobik dihindari atau kalau dihadapi adalah dengan kecemasan atau dengan penderitaan
yang jelas.

E. Penghindaran, kecemasan antisipasi, atau penderitaan dalam situasi yang ditakuti secara
bermakna mengganggu rutinitas normal, fungsi pekerjaan (atau akademik), atau aktivitas
sosial atau hubungan dengan orang lain, atau terdapat penderitaan yang jelas karena menderita
fobia.

F. Pada individu yang berusia dibawah 18 tahun, durasi paling sedikit 6 bulan.

G. Kecemasan, serangan panik, atau penghindaran fobik dihubungkan dengan objek atau situasi
spesifik tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, seperti Gangguan Obsesif-
Kompulsif (misalnya,seseorang takut kotoran dengan obsesi tentang kontaminasi), Gangguan
Stres pascatrauma (misalnya,penghindaran stimulus yang berhubungan dengan stresor yang
berat0, Gangguan Cemas Perpisahan (misalnya,menghindari sekolah), Fobia Sosial
(misalnya,menghindari situasi sosial karena takut merasa malu), Gangguan Panik dengan
Agorafobia, atau Agorafobia Tanpa Riwayat Gangguan Panik.
Sebutkan tipe :
 Tipe Binatang

 Tipe Lingkungan Alam (misalanya, ketinggan, badai, air)

 Tipe Darah, Injeksi, Cedera

 Tipe Situasional (misalnya, pesawat udara, elevator, tempat tertutup)

 Tipe Lainnya (misalnya, ketakutan tersedak, muntah, atau mengidap


penyakit ; pada anak-anak, ketakutan pada suara keras atau karakter
bertopeng).
Acrophobia Takut akan ketinggian
Agoraphobia Takut akan tempat terbuka
Ailurophobia Takut akan kucing
Hydrophobia Takut akan air
Claustrophobia Takut akan tempat tertutup
Cynophobia Takut akan anjing
Mysophobia Takut akan kotoran dan kuman
Pyrophobia Takut akan api
Xenophobia Takut akan orang yang asing
Zoophobia Takut akan hewan
DSM-IV-TR Diagnostic Criteria for Social
Phobia
A. Ketakutan yang jelas dan menetap terhadap satu atau lebih situasi sosial atau
memperlihatkan perilaku dimana orang bertemu dengan orang asing atau kemungkinan
diperiksa oleh orang lain. Ketakutan bahwa ia akan bertindak dengan cara (atau
menunjukkan gejala kecemasan) yang akan menghinakan atau memalukan.
Catatan : pada anak-anak, harus terbukti adanya kemampuan sesuai usianya untuk
melakukan hubungan sosial dengan orang yang telah dikenalnya dan kecemasan hanya
terjadi dalam lingkungan teman sebaya, bukan dalam interaksi dengan orang dewasa.

B. Pemaparan dengan situasi sosial yang ditakuti hampir selalu mencetuskan kecemasan, dapat
berupa seragan panik yang berhubungan dengan situasi atai dipredisposisi oleh situasi.
Catatan : pada anak-anak, kecemasan dapat diekspresikan dengan menangis tantrum
diam membeku, atau bersembunyi dari situasi sosial dengan orang asing.
C. Orang menyadari bahwa ketakutan adalah berlebihan atau tidak beralasan.

Catatan : pada anak-anak, gambaran ini mungkin tidak ditemukan

D. Situasi sosial atau memperlihatkan perilaku dihindari atau kalau dihadapi


adalah dengan kecemasan atau dengan penderitaan yang jelas

E. Penghindaran, kecemasan antisipasi, atau penderitaan dalam situasi yang


ditakuti secara bermakna mengganggu rutinitas normal, fungsi pekerjaan
(atau akademik), atau aktivitas sosial atau hubungan dengan orang lain, atau
terdapat penderitaan yang jelas karena menderita fobia.

F. Pada individu yang berusia dibawah 18 tahun, durasi paling sedikit 6 bulan.
F.Kecemasan atau penghindaran fobik bukan karena efek fisiologis langsung dari zat
(misalnya, penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu kondisi medis umum dan
tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain ( misalnya, Gangguan Panik
Dengan atau Tanpa Agorafobia, Gangguan Cemas Perpisahan, Gangguan Dismorfik
Tubuh, Gangguan Perkembangan Pervasif, atau Gangguan Kepribadian Skizoid).

G.Jika terdapat suatu kondisi medis umum atau gangguan mental dengannya misalnya
takut adalah bukan gagap, gemetar pada penyakit Parkinson, atau memperlihatkan
perilaku makan abnormal pada Anoreksia Nervosa atau Bulimia Nervosa.

Sebutkan Jika :

Menyeluruh : jika ketakutan termasuk situasi yang paling sosial (juga pertimbangkan
diagnosis tambahan Gangguan Kepribadian Menghindar)
Menurut Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ)
Agorafobia Anxietas yang timbul harus terutama
terjadi dalam sekurang2nya dua dari
Semua kriteria ini harus dipenuhi
situasi berikut :
untuk :
 Banyak orang
Gejala psikologis/otonomik yang  Tempat-tempat umum

timbul harus merupakan  Bepergian keluar rumah

manifestasi primer dari anxietas  Bepergian sendiri

dan bukan merupakan gejala lain  Menghindari situasi fobik harus/sudah


merupakan gambaran yang menonjol
yang sekunder seperti waham atau
pikiran obsesif.
Fobia Sosial
Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk suatu diagnosis
pasti:
• Gejala-gejala psikologis, perilaku /otonomik harus merupakan
manifestasi primer dari anxietas dan bukan sekundari gejala lain
seperti waham / pikiran obsesif
• Anxietas harus hanya terbatas / menonjol pada situasi sosial tertentu
saja
• Penghindaran dari situasi fobik harus merupakan gambaran yang
menonjol
Fobia Khas (Terisolasi)
Semua kriteria yang dibawah ini untuk diagnosis :
• Gejala psikologis atau otonomik harus merupakan manifestasi primer
dari anxietas, dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti
waham atau pikiran obsesif
• Anxietas harus terbatas pada adanya objek situasi fobik tertentu
• Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya.
Diagnosa Banding Fobia

Diagnosis fobia harus dapat dibandingkan dengan rasa takut yang


wajar dan malu yang umum.

Menurut DSM-IV-TR :
 rasa takut atau malu yang dialami pasien telah mengganggu kemampuan
berfungsi orang tersebut.

DD/ fobia :
 Keadaan medis lain non-psikiatrik :
Penggunaan zat-zat terlarang
Tumor sistem saraf pusat
Penyakit serebrovaskuler
 Skizofrenia
• Fobia spesifik : • Fobia sosial :
• Hipokondriasis • Gangguan depresi berat
• Gangguan obsesif-kompulsif • Gangguan kepribadian schizoid.
• Gangguan kepribadian paranoid.
Perjalanan Penyakit & Prognosis Fobia

Kecenderungan kronis dan terjadi komorbid (depresi,


penyalahgunaan alkohol, dan obat) bila tidak diterapi.

Fobia spesifik :
 75% teratasi dengan terapi kognitif perilaku
Fobia sosial :
 80% teratasi dengan farmakoterapi, terapi kognitif perilaku atau kombinasi
Agorafobia dengan gangguan panik yang diterapi :
 30-40% : bebas gejala untuk waktu yang lama
 50% : gejala ringan
 10-20% : tidak membaik
TATALAKSANA FOBIA
Desensitisasi
sistematis
Terapi
perilaku
Image
flooding
Psikoterapi

TATA Hipnosis
LAKSANA
Modalitas Terapi
terapi lainnya suportif

Terapi
Psikofarmaka
keluarga
Terapi Perilaku

• Kesuksesan bergantung pada :


• komitmen pasien dengan terapi
• permasalahan dan tujuan terapi yang jelas
• berbagai strategi yang dapat digunakan untuk menangani masalah.
Terapi Psikofarmaka

• Antagonis reseptor α-2 adrenergik


Fobia • Benzodiazepine
• Psikoterapi
Spesifik • Terapi kombinasi

• Psikoterapi

Fobia • Farmakoterapi
• Obat-obatan yang dapat digunakan :
• Selective Serotonin Reuptake Inhibitor

Sosial • Benzodiazepine
• Venlafaxine
• Buspirone
OBSESIF
KOMPULSIF
DEFINISI OBSESIF KOMPULSIF

Gagasan, bayangan, pikiran


Obsesif atau impuls secara berulang

Kompulsif Perilaku yang sterotipik


 meredakan kecemasan.

Obsesif Kompulsif/OCD
EPIDEMIOLOGI

• Prevalensi gangguan obsesi kompulsif sebesar 2-2,4%.


• Sebagian besar dialami pada saat remaja atau dewasa muda (umur
18-24 tahun),
• Bisa terjadi pada masa kanak.
• Perbandingan laki-laki : perempuan berimbang,
• Seringkali dilatar belakangi oleh ciri kepribadian anankastik yang
menonjol.
Etiologi Gangguan Obsesif Kompulsif
Neurotransmitt
Faktor Biologik er

Neuroimunnolo
Genetik gi

Etiologi
Data anatomis
dari
Neuroimaging

Faktor
Faktor Psikodinamik
Kebiasaan

Faktor
Faktor Personalitas
Psikososial
Gambaran Klinis Gangguan Obsesif Kompulsif

1. Adanya ide atau impuls yang terus-menerus menekan


ke dalam kesadaran individu.
2. Perasaan cemas/takut akan ide atau impuls yang
aneh
3. Obsesi dan kompulsi yang egoalien
4. Pasien mengenali obsesif dan kompulsif merupakan
sesuatu yang abstrak dan irasional
5. Individu yang menderita obsesi kompulsif merasa
adanya keinginan kuat untuk melawan
4 pola gejala utama gangguan obsesi
kompulsif
1. Kontaminasi
2. Sikap ragu-ragu yang patologik
3. Pikiran yang intrusif
4. Simetri

Pola yang lain : obsesi bertema keagamaan, trichotilomania, dan


menggigit-gigit jari.
Pedoman Diagnostik Menurut International
Classification of Disease X (ICD-10)
Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesional dan tindakan
kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari selama
sedikitnya dua minggu berturut-turut, dan merupakan sumber distres
dan gangguan aktivitas. Gejala-gejala obsesional harus memiliki ciri-ciri
berikut :
a) Harus dikenal/disadari sebagai pikiran atau impuls dari diri individu
sendiri;
b) Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil
dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita;
c) Pikiran untuk melaksanakan tindakan tersebut di
atas bukan merupakan hal yang memberi kepuasan
atau kesenangan (sekadar perasaan lega dari
ketegangan atau anxietas tidak dianggap sebagai
kesenangan seperti dimaksud di atas);
d) Pikiran, bayangan, atau impuls tersebut harus
merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan.
Termasuk :
c) Neurosis anankastik
d) Neurosis obsesional
e) Neurosis obsesif-kompulsif
Menurut Diagnostic and Statistical Manual
of Mental Disorders IV ( DSM-IV-TR)
Kriteria Diagnosis berdasarkan DSM-IV TR
A. Salah satu obsesi atau kompulsi :
1. Obsesi seperti yang didefinisikan oleh (1),(2),(3), dan (4)
:
2. Pikiran, impuls, atau layangan yang berulang dan
menetap yang dialami, pada suatu saat selama
gangguan, dirasakan mengganggu dan tidak sesuai, dan
menyebabkan kecemasan dan penderitaan yang jelas.
3. Pikiran, impuls, atau bayangan tidak hanya
kekhawatiran berlebihan tentang masalah kehidupan
yang nyata.
Kompulsi seperti yang didefinisikan oleh (1) dan (2) :
• Perilaku berulang (misalnya, mencuci tangan, mengurutkan,
memeriksa) atau tindakan mental (misalnya, berdoa,
menghitung, mengulangi kata-kata dalam hati) yang
dirasakannya mendorong untuk melakukan sebagai respon
terhadap suatu obsesi, atau menurut dengan aturan yang
harus dipatuhi secara kaku.
• Perilaku atau tindakan mental ditujukan untuk mencegah atau
mengurangi penderitaan atau mencegah suatu kejadian atau
situasi yang menakutkan; akan tetapi, perilaku atau tindakan
mental tersebut tidak dihubungkan dengan cara yang realistik
dengan apa yang mereka maksudkan untuk menetralkan atau
mencegah, atau secara jelas berlebihan.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders IV ( DSM-IV-TR)...
B. Pada suatu waktu selama perjalanan
gangguan, orang menyadari bahwa obsesi atau
kompulsi adalah berlebihan atau tidak
beralasan. Catatan : hal ini tidak berlaku untuk
anak-anak.
C. Obsesi atau kompulsi menyebabkan
penderitaaan yang jelas, menghabiskan waktu
(lebih dari 1 jam sehari), atau secara bermakna
mengganggu rutinitas normal, fungsi
pekerjaan (atau akademik), atau kegiatan atau
hubungan sosial biasanya.
D. Jika terdapat gangguan Aksis I lainnya, Isi obsesi atau kompulsi tidak
terbatas padanya (misalnya, preokupasi dengan makanan yang
terdapat pada Gangguan Makan; mencabut rambut yang terdapat
pada Trikotilomania; perhatian pada penampilan yang terdapat pada
Gangguan Dismorfik Tubuh; preokupasi dengan zat yang terdapat
pada suatu Gangguan Penggunaan Zat; preokupasi dengan menderita
suatu penyakit serius yang terdapat pada Hipokondriasis; preokupasi
dengan dorongan atau fantasi seksual yang terdapat pada Parafilia;
atau perenungan bersalah yang terdapat pada Gangguan Depresi
Mayor.
E. Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari zat
(misal, penyalahgunaan zat, pengobatan) atau suatu kondisi medis
umum
Sebutkan Jika :
Dengan tilikan buruk : jika, selama sebagian besar waktu episode
terakhir, orang tidak menyadari bahwa obsesi dan kompulsi adalah
berlebihan atau tidak beralasan.
Diagnosa Banding Gangguan Obsesif
Kompulsif
• Gangguan depresi dan gangguan Obsesif dan Kompulsif
sering kali terjadi bersamaan.
• Dalam episode akut, diutamakan gejala-gejala yang
timbul lebih dahulu.
• Apabila kedua jenis ada tetapi tidak ada yang menonjol,
yang terbaik adalah untuk menganggap depresi sebagai
diagnosis primer.
• Gangguan yang kronis  prioritas diberikan pada gejala
yang paling sering bertahan saat gejala yang lain
menghilang.
Perjalanan Penyakit/Prognosis Gangguan
Obsesif Kompulsif
• >50% gejala awalnya muncul mendadak
• Permulaan gangguan dari gangguan yang menimbulkan stress.
• Perjalanan penyakit lebih sering berlangsung panjang
Penatalaksaan Gangguan Obsesif Kompulsif

Pada Kasus
Farmakoterapi Terapi perilaku
Ekstrem
• SSRI sebagai • Exposure and • Elektro-
terapi lini response konvulsi
pertama prevention • Bedah psikis
• antidepresan • Desensitisasi
trisiklik • Thought
seperti stopping
clomipramine • Thought
flooding

Anda mungkin juga menyukai