Anda di halaman 1dari 9

Oleh : YOHANA

NIM : 1711221010
Kebijakan pemerintah di bidang pangan Instrumen Kebijakan Pemerintah
adalah sebuah bentuk campur tangan Secara Garis Besar dibedakan menjadi 3, yaitu:
terhadap sistem ekonomi pasar.
Tujuan dari kebijakan pemerintah adalah untu Kebijakan Harga:
k melindungi: • Floor Price (sekarang disebut denganHPP=Harga
– produsen pangan Pembelian Pemerintah)
– konsumen pangan • Ceiling Price (HET=Harga Eceran Tertinggi)
– mencapai swasembada produk tertentu dll
Tidak terbatas negara berkembang, pada Kebijakan Subsidi:
negara maju dengan alasan tertentu • Subsidi Faktor Produksi
yangbersifat politis juga menerapkan: • Subsidi harga pangan
governmentfood policy)
Kebijakan Pajak:
• Pajak impor
• Pajak Ekspor
• Pajak penjualan dll.
Kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga dan pendapatan hasil pertanian :
• Membatasi Jumlah Produksi (quota)
• Campur tangan dalam Jual Beli
1. Menstabilkan Harga pada Kesetimbangan Pasar
2. Menetapkan Harga yang Lebih Tinggi dari Harga Kesetimbangan
Pasar(penetapan harga minimum)
3. Menstabilkan Pendapatan dengan Subsidi
Program Pangan mulai beroperasi di Indonesia sejak 40 tahun lalu. Sempat menutup operasinya tahun 1996,
Program Pangan balik lagi ke Indonesia menyusul kekeringan yang sangat parah, krisis ekonomi dan kekisruhan
politik tahun 1998. (Harun Mahbub)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Ketahanan
Pangan

Keamanan Diversifikasi
Pangan Pangan

Jenis-jenis
program pangan

Usaha
Kelembagaan
Pengolaan
Pangan
Pangan

Pola
Konsumsi
Pangan
1. Peningkatan pendidikan gizi
• Menyiapkan kerangka kebijakan dan menyusun strategi pendidikan gizi
masyarakat
• Mengembangkan materi KIE gizi
• Menyebarluaskan materi pendidikan melalui institusi pendidikan formal, non
formal, dan institusi masyarakat
• Menyelenggarakan promosi secara berkelanjutan
• Meningkatkan kemampuan melalui pelatihan teknis dan manajemen
• Pembinaan dan peningkatan kemampuan petugas dalam program perbaikan gizi.

2. Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium
(GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya :
• Pemantauan dan promosi pertumbuhan
• Intervensi gizi yang meliputi pemberian makanan tambahan, suplementasi obat program, dan fortifikasi bahan
makanan
• Tatalaksana kasus kelainan gizi
• Pengembangan teknologi pencegahan dan penanggulangan masalah gizi kurang
• Melakukan pendampingan.
3. Penanggulangan gizi lebih
 Penyusunan kebijakan penanggulangan gizi
lebih
 Konseling gizi 5. Pemberdayaan masyarakat untuk
 Pengembangan teknologi pencegahan dan pencapaian keluargasadar gizi
penanggulangan masalah gizi lebih • Fasilitasi upaya pemberdayaan keluarga antara
lain melalui kader keluarga, positif deviant (pos
gizi), kelas ibu
4. Peningkatan surveilens gizi • Menjalin kemitraan dengan lintas sektor, LSM,
dunia usaha dan masyarakat
 Melaksanakan dan mengembangkan PSG, PKG,
serta pemantauan status gizi lainnya • Mengembangkan upayaupaya pemberdayaan
ekonomi kader dan keluarga
 Meningkatkan sistem kewaspadaan dini dan • Fasilitasi revitalisasi Posyandu
penanggulangan KLB • Advokasi program gizi
 Meningkatkan SKPG secara lintas sektor • Mengembangkan pemberdayaan masyarakat di
bidang gizi
 Pemantauan dan evaluasi program gizi

 Mengembangkan jejaring informasi gizi


Pada setiap proses perencanaan program pangan dan gizi setidak-tidaknya terdapat empat
langkah pokok yang harus dilalui.

Penilaian status
kini

Penetapan
Penahapan
tujuan dan
pelaksanaan
sasaran

Penyusunan
strategi
program
 Ali Khomsan,2004.Peranan Pangan dan Gizi Untuk Kualitas Hidup.PT Grasindo.Jakarta
 Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia. Jakarta.
 Anonymous. 2011-a. Gizi dan Pembangunan Bangsa indonesia. http: //indonesiafile.com/ content/
view/726/43/. diakses tanggal 05 Februari 2019
 Beddu, Amang. 1995. Kebijakan Pangan Nasional. Jakarta: Dharma Karsa Utama
 Kardin J. Analisis Terhadap Pemerintah di Bidang Pangan: academia.edu; 2015.
 Kuncoro, Mudrajad. 2009. Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
 Kosuke Kawai , Donna Spiegelman , Anuraj H Shankar & Wafaie W Fawzi. Maternal multiple
micronutrient supplementation and pregnancy outcomes in developing countries: meta-analysis and
meta-regression, Bulletin of the World Health Organization

Anda mungkin juga menyukai