Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 2 :

• Bhara Bhuend Barenys


• Cahya Fajri Muharrama
• Devi Sukma Cahyani
• Egi Wahyu Pratama
• El Niendy Al Quds
A.Integritas untuk Kedaulatan Sebuah Negara
Sejak kemerdekaan diproklamirkan, Indonesia dengan cepat menyusun alat
kelengkapan negara melalui PPKI, sidang PPKI dilaksanakan 18-22 Agustus
dan megnhasilkan beberapa keputusan, antara lain;
1. Sidang pertama pada 18 Agustus 1945 :
a. Mengesahkan dan menetapkan UUD 45 sebagai konstitusi
negara.
b. Memilih Ir.Soekarno sebagai presiden dan Moh.Hatta
sebagai wakil presiden.
c. Untuk sementara waktu dalam menjalankan tugasnya
presiden akan dibantu oleh sebuah komite nasional.

2. Sidang kedua pada 19 Agustus 1945 :


a. Membentuk 12 departemen sekaligus
pemimpinnya(menteri).
b. Menetapkan pembagian wilayah NKRI menjadi 8
provinsi.
c. Memutuskan agar tentara kebangsaan segera dibentuk.
3. Sidang ketiga pada 20 Agustus 1945 :
a. Membahas tentang Badan
Penolong Keluarga Korban
Perang
b. Menghasilkan 8 pasal
ketentuan. Salah satunya
berisi tentang pembentukan
Badan Keamanan Rakyat(BKR)
4. Sidang Keempat pada 22 Agustus 1945 :
Membahas pembentukan lembaga-lembaga
negara, yaitu Komite Nasional,
Partai Nasional, dan Badan Keamanan
Rakyat.Setelah lembaga-lembaga negara
tersebut terbentuk, PPKI resmi
dibubarkan pada 23 Agustus 1945.
B.Disintegrasi Bangsa
1. Masa Revolusi Fisik (1945-1950)
Disintegrasi yang muncul pada periode ini dilatarbelakangi maraknya konflik
ideologi.Kekalahan negara fasisme seperti Jerman dan Jepang pada PD II
(1939-1945).Wilayah Eropa Barat dan sejumlah negara bekas jajahan di Asia dan Afrika
dipimpin Amerika Serikat menganut Kapitalisme-demokrasi liberal.Adapun wilayah Eropa
Timur dan beberapa negara bekas jajahan di Asia dan Afrika dipimpin Uni Soviet menganut
marxisme-komunisme.Contoh dari konflik ideologi kedua negara adidaya tersebur di
Indonesia adalah kasus pemberontakan PKI Madiun (1948).Selain konflik ideologi,
disintegrasi pada masa ini terjadi juga karena adanya konflik militer dan konflik politik
di Indonesia.

a. Pemberontakan PKI Madiun b. DI/TII


Sebuah konflik kekerasan yang terjadi di Madiun, Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia
Jawa Timur pada September 1948. Pemberontakan merupakan gerakan yang berawal dari gagasan
ini dimpimpin oleh Muso, seorang tokoh partai Kartosuwirjo.Tujuannya adalah memisahkan diri
Komunis Indonesia yang ingin membentuk Republik dari NKRI dan membentuk negara Islam
Soviet Indonesia, pemberontakan pecah ketika Indonesia, gerakan ini juga muncul sebagai
Muso membentuk pemerintahan Front Nasional bentuk penolakan terhadap Perjanjian
dengan merebut objek penting di wilayah Renville. Gerakan ini baru berhasil ditumpas
Madiun,seperti kantor,bank,markas polisi militer sepenuhnya ketika Kartosuwirjo ditangkap pada
4 Juni 1962 didaerah Majalaya, Jawa barat.
c. Pembentukan RIS
Pembentukan RIS merupakan strategi Belanda dalam melakukan perubahan untuk negara
Indonesia.Bentuk negara Indonesia diubah dari negara kesatuan menjadi negara federal berdasarkan
hasil Konfrensi Meja Bundar (KMB) pada 2 November 1949. Negara federal ini hanya berlangsung
sekitar 8 bulan, yaitu pada 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950, daerah Irian Barat sesuai hasil
perundingan KMB belum masuk wilayah Republik Indonesia. Penundaan ini merupakan strategi lain
Belanda, yang ingin membentuk negara Irian Barat diluar pemerintahan Indonesia. Setelah melalui
pemerintahan sementara PBB dan UNTEA, pada 1962 bendera Merah Putih dapat dikibarkan di Irian
Barat, meskipun lembaga Internasional (PBB) telah mengakui wilayah ini sebagai bagian NKRI, masih
terdapat ancaman integrase dari dalam negri.Usaha Irian Barat untuk melepaskan diri dari NKRI
masih berlangsung hingga kini. Bahkan, upaya ini didukung oleh gerakan bersenjata yang menyebut
dirinya sebagai Organisasi Papua Merdeka(OPM)

d. Gerakan APRA
Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) dipimpin oleh Raymond Westerling. Ia
adalah seorang prajurit militer Belanda yang dikirim untuk membantu
mengoordinasikan tawanan sekutu di Indonesia.Pada 23 Januari 1950,
Westerling menggerakkan pasukan APRA berkekuatan lebih dari 800 orang
untuk menyerang kota Bandung dan berhasil dihentikan setelah Westerling
mendapat kecaman dari media massa seperti Kantor Berita Agence France
Presse, majalah Amerika bernama Life, dan kantor Berita Reuters.
e. Gerakan Andi Azis
f. Republik Maluku Selatan (RMS)
Gerakan separatis yang berlangsung di Gerakan separatis yang menolak
Makassar ini dilatarbelakangi oleh sikap integrasi ini ingin membentuk negara
penolakan Andi Azis terhadap masuknya sendiri yang lepas dari Negara
pasukan APRIS/TNI ke wilayah Sulawesi
Indonesia Timur (NIT) maupun
Selatan. Andi Azis adalah seorang mantan
perwira KNIL yang tergabung dalam pasukan NKRI.Gerakan yang dipimpin oleh
APRIS. Pasukan ini menghendaki Dr.Soumokil ini memilik basis di
dipertahkannya Negara Indonesia Timur Ambon dengan nama Republik Maluku
(NIT).Gerakan diawali dengan kegiatan Selatan(RMS), RMS menganggap
pasukan APRIS dengan kekuatana KL dan KNIL kemerdekaan RI adalah hadiah dari
yang sering melakukan provokasi dan konflik pemerintah jepang. Selain itu, RMS
dengan pasukan APRIS/TNI.Mereka melakukan menolak kedatangn tentara APRIS/TNI
tindakan kekerasan terhadap penduduk yang ke wilayah Maluku, hal ini
tinggal didekat markas KNIL dan juga anggota
disebabkan kedatang APRIS/TNI
APRIS/TNI. Pertempuran antara keduanya
meletus pada 5 Agustus 1950. Tentara APRIS tersebut bertujuan melucuti senjata
berhasil dikalahkan oleh APRIS/TNI dengan bekas tentara KNIL yang masih ada di
mengerahkan seluruh pasukan darat,laut,udara Maluku
2. Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
Pada masa Demokrasi Liberal, sistem pemerintahan menggunakan sistem parlementer.Artinya, yang
menjalankan pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan presiden hanya sebagai symbol negara.Pada
masa ini, Indonesia juga menggunakan UUDS 1950 sebagai dasar konstitusi RIS dan RI pada 19 Mei
1950.Kelemahan sistem parlementer adalah mudahnya sebuah kabinet dijatuhkan sehinggan sebuah cabinet
tidak dapat bekerja hingga akhir masa kerjanya (4-5 tahun).Umumnya sebuah kabinet dapat jatuh
disebabkan oleh dua hal, yaitu;
1.adanya perpecahan diantara partai-partai yang tergabung dalam koalisi.
2.dijatuhkan oleh partai oposisi dengan menggalang kekuatan di dalam parlemen untuk tidak lagi
memberikan dukungan pada kabinet yang memerintah atau mosi tidak percaya.

a. Terbentuknya dewan-dewan daerah


Pergolakan daerah yang juga berpotensi sebagai upaya disintegrasi
terjadi pada masa kabinet Ali Sastroamidjojo II.
Pergolokan yang muncul diSumatera dan Sulawesi dipicu oleh
ketidakpuasan terhadap alokasi dana pembangunan yang diterima dari
pemerintahan pusat.Ketidakpuasan ini memunculkan rasa
ketidakpercayaan terhadap pemerintah.Selain itu, mereka merasa
menemui kesulitan untuk menyampaikan aspirasinya kepada parlemen
dalam mengubah kebijakan.Akhirnya mereka menempuh jalan nonparlemen
dengan membentuk dewan di daerah
b. PRRI/Permesta
Pergolakan daerah yang terjadi melemahkan kedudukan kabinet Ali Sastoramidjojo II yang
akhirnya menyerahkan mandatnya kepada Presiden.Kondisi dan situasi politik yang semakin
tidak menentu ini, memaksa presiden untuk menyatakan negara dalam keadaan
bahaya.Pernyataan ini dimaksud agar angkatan perang memperoleh wewenang khusus untuk
mengamankan negara.
Presiden pun mengajak partai politik yang ada untuk membentuk pemerintahan baru.Soekarno
menunjuk Ir.Djuanda, seorang tokoh nonpolitik menjadi perdana mentri dan bersamanya
membentuk Kabinet Karya.
Panglima Teritorial VII, Letnan Kolonel Ventje Sumual pimpinan Dewan Manguni akhirnya
memproklamirkan berdirinya Perjuangan Rakyat Semesta(Permesta) pada 2 Maret 1957. Piagam
pendirian gerakan tersebut ditandatangani oleh 51 tokoh maskyarat Indonesia Timur.Di
Sumatera diproklamasikan juga Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) oleh
Achmad Husain, yang merupakan pimpinan Dewan Banteng pada 15 Februari 1958.PRRI kemudian
mengankat Syarifuddin Prawiranegara sebagai perdana menteri dan mendapat dukungan dari
sejumlah dewan yang ada di Sumatera.
3.Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Demokrasi Terpimpin diperkenalkan oleh Soekarno melalui Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959.Melalui dekrit
presiden tersebut dan atas persetujuan Kabinet karya pimpinan Perdana Mentri Djuanda, akhirnya UUD 1945
diberlakukan kembali.Dengan tampilnya Soekarno sebagai kepala negara, diharapkan keadaan pemerintahan
menjadi lebih baik.Namun, pada masa ini disintegrasi masih saja terjadi, bahkan dalam skala yang lebih
hebat.
G30S/PKI merupakan gerakan yang terjadi pada malam 30 September 1965.Gerakan ini bertujuan mengambil
alih kekuasaan atau kudeta yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia.
Gerakan 30 September yang terjadi pada 1965 merupakan upaya disintegrasi terkahir pada masa
Soekarno.Peristiwa ini berujung pada terbunuhnya 6 Jendral angkatan darat dan satu orang letnan satu,
sebagai berikut;
a. Letnan Jenderal Ahmad Yani
b. Mayor Jenderal R.Suprapto
c. Mayor Jenderal M.T.Haryono
d. Mayor Jenderal S.Parman
e. Brigadir Jenderal DI.Panjaitan
f. Brigadir Jenderal sutoyo Siswomiharjo
g. Letnan Satu Pierre Andreas Tendean
C.Tokoh Pejuang yang
Mempertahankan Integrasi Bangsa
1.Soekarno
Presiden pertama Indonesia, yang dikenal juga sebagai sosok
“penyambung lidah rakyat” dan sosok pejuang yang tangguh.Selain
berhasil mengantarkan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan, tokoh yang
memperjuangkan hak-hak masyarakat dunia, khususnya negara Asia-Afrika.

2. Mohammad Hatta
Bung Hatta merupakan salah satu founding father Indonesia, dan
wakil presiden RI pertama. Selain itu, Hatta mempunyai sumbangan
pemikiran penting bagi masyarakat Indonesia mengenai koperasi.Oleh
karena itu, Hatta juga sering dikenal sebagai Bapak Koperasi.

3. Abdul Haris Nasution


Pada tahun 1948, A.H Nasution diangkat menjadi komandan Divisi III Tentara
Keaman Rakyat (TKR).Pada tahun yang sama, Nasution dipindahkan ke Yogyakarta
dan menjadi kepala staf Operasi Markas Besar Perang dan pada tahun 1949
menjadi Panglima Komando Jawa.Jasa dan pengabdiannya terhadap perjuangan
tentu tidak perlu diragukan.Selama menjabat sebagai Panglima Komando Jawa, ia
telah berhasil memadamkan pemberontakan PKI di Madiun pada 1948
4. Ahmad Yani
Ahmad yani tergabung dalam PETA (Pembela Tanah Air) pada 1943 dan menjalankan latihan di
Magelang. Selanjutnya, pada masa kemerdekaan ia pun bergabung dengan tentara republik
melawan Belanda.Setelah kemerdekaan, Ahmad Yani menjadi komandan TKR Purwokerto.Pada saat
Agresi Militer Belanda I, pasukan yang dipimpinnya berhasil menahan serangan pasukan
Belanda di daerah Pingit.Pada saat Agresi Militer Belanda II, ia pun dipercaya memegang
jabatan Komandan Wehrkreise II di daerah Kedu.Tak hanya sebatas berjuang melawan penjajah,
Ahmad Yani pun berperan dalam perjuangan mempertahankan integrase bangsa.

5. Sri S sultan Hamengkubuwono IX


Memilikin nama asli Bendoro Raden Mas Dorodjatun. Beliau lahir di
Yogyakarta pada tahun 1912, merupakan putra sulung Sri Sultan
Hamengkubuwono VIII.Walaupun pendidikan Belanda sangat melekat pada
dirinya, tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi perilaku
kesehariannya. Dalam sikap politiknya, ia sangat menentang Belanda dan
ketidaksetujuannya dengan penjajah terus berlanjut ketika Jepang
berkuasa di Indonesia.Pasca-kemerdekaan Indonesia, ia terus aktif di
dunia politik dan pernah menjabat sebgai menteri negara. Pada 25 Maret
1973, ia diangkat sebagai wakil presiden kedua pada masa Orde Baru
Terima Kasih atas perhatiannya, Salam damai!

Anda mungkin juga menyukai