Anda di halaman 1dari 72

0bat yang bekerja pada saluran

pernapasan

ISNAENI DTN
0bat yg bekerja pada saluran
pernapasan

Tujuan Pembelajaran mhs.


Memahami:
1. Jenisobat- obatan pada gangguan sistem
pernafasan
1. Lokasi efek kerja obat
2. Kontra dan Indikasi pemberian obat
3. Efek samping obat
4. Askep pemberian obat sistem
pernafasan

(Isnaeni DTN)
ANATOMY OF HUMAN RESPIRATORY
SYSTEM
Fungsi utama paru:
oksigenasi darah &
ekskresi CO2 & H2O

> Paru di Suplai darah:


oleh arteri bronkhial
(FK. UNSRI, 2009)
PERFUSI & VENTILASI

Alveolus menerima darah dari


ventrikel kanan  arteri
pulmunalis
Penghantaran darah ke
alveolus perfusi

Pertukaran gas tjd di alveolus


(CO2 dikeluarkan dari darah &
O2 dimasukkan kedlm darah)
 ventilasi
GANGGUAN PADA SALURAN PERNAPASAN
1. Batuk & ekpektorasi:
akibat inflamasi bronkhi disertai infeksi
virus/infeksi bronkhial, TBC paru, Ca &
asma bronkhiale
2. Dispneu / sesak nafas :
yg menyangkut sistem pernapasan &
kardiovaskuler
3. Nyeri dada:
akibat inflamasi pleura pd pneumonia,
tromboembolisme, miositis & iskhemia
miokard
4. Hemoptisis :
keluarnyua darah dari mulut akibat Ca
bronkhogenik, bronkhiektasis. Bronkhistis
& gangguan inflamasi lain.
Mengurangi obstruksi
dengan:
1. memperbaiki diameter
saluran nafas
2. menghilangkan sekresi
yang tertahan
3. memberantas infeksi
4. mengoreksi ventilasi
yang abnormal
Drugs affecting the Respiratory
Systems
 1. antitussives
 2. nasal decongestans
2. antihistamines
3. anti-inflammatory agents
4. Expectorants & mucolytic
5. bronchodilators
Drugs affecting the Respiratory
Systems
 Drugs for rhinitis, cough, & colds
1. antitussives
 2. nasal decongestans
2. antihistamines
3. anti-inflammatory agents
4. Expectorants & mucolytics
 Drugs for asthma
1. anti-inflammatory agents
2. bronchodilators
MANIFESTASI BATUK
Refleks paru:
inflamasi (edema mukosa) 
alergi zat kimia, asap rokok,
gas iritan, udara sangat Produktif /Batuk efektif
panas/dingin & rangsangan (batuk yg bermanfaat) 
mekanik (kompressi sal menghasilkan skreet/dahak
napas: tumor, radang, skreet
trakheobronkus)
BATUK

Reflek Central Tidak produktif (batuk kering)


menimbulkan kelelahan &
mengganggu istirahat/ tidur
 perlu Antitusif non narkotik:
Exp: dekstrometorfan,
Refleks luar paru:
Noskapin
radang sal napas atas,
toraks/pleura
Pemberian obat & efek kerja
ANTITUSIF : Benzonatat, kodein
- Penekan/menghambat b a t u k
(menghambat reflek batuk):
◦ EKSPECTORAN : guaifenesin, terpin
hidrar
◦ - Meningkatkan batuk produktif utk
membersihkan jalan nafas
◦ MUKOLITIK: Asetilsistein, dornase
alfa
◦ - me↗ skreet/ mengencerkan sekreet
&
- membantu membersihkan jalan
nafa
◦ DEKONGESTAN : Efedrin, oksimetazolin,
triamsinolon
- mengurangi aliran darah ke sal. napas bag
atas &
- menurunkan produksi mukus >>
◦ ANTIHISTAMIN : azatadin, azelastin,
bromfeniramin
- menghampat pelepasan /kerja histamin)
(Suatu zat kimia yg dilepas slm proses
inflamasi
- me↗ skreet & Mempersempit sal napas:
PENGGOLONGAN ANTITUSIF

Bekerja Sentral: Antitusif narkotik:


menekan reflek batuk: Menekan pusat batuk di
me↗ ambang rangsang Medula oblongata
pusat reflek batuk di Exp: Kodein (paling sering),
medula oblongata  shg < morfin, dihidromorfin
peka thd reflek batuk dsb
Exp: codein

Antitusif Antitusif non narkotik:


(obat penekan Me ↗ambang rangsang
batuk) pusat reflek batuk di
medula oblongata  shg <
Bekerja Perifer : peka Thd reflek batuk :
Bekerja pd reseptor sal nafas Exp: dekstrometorfan,
atas mel efek anestesi lokal Noskapin ,karamifen dll
Exp:
Lidocain, lignokain, tetrakain
& kokain & demulsen
KEMUNGKINAN KERJA ANTITUSIF
Pusat Batuk
(Medula oblongata)
(1)

Serabut aferen Serabut eferen


(sensorik) (motorik)

Reseptor Efektor (otot- otot


(sal. Nafas ) (2) Pernapasan)

Gambar:
(1). Menekan pusat batuk (Bekerja sentral)
(2). Menekan reseptor batuk (bekerja perifaer)
KERJA ANTITUSIF
 Bekerja langsung pd pusat batuk di medula
olongata dan menekan refleks batuk

 Bukan obat pilihan utk cedera kepala atau


mengalami kerusakan SSP
 Kontra indikasi:
 paska operasi dan pembedahan abdomen
dan thorax
 Hati-hati pd emfisema krn dg menekan batuk
bs terjadi penumpukan skreet dan hilangnya
cadangan pernapasan
Efek samping & Dosis berlebih
Antitusif
 Obat- Obat Opionid (narkotik)
- mempunyai efek Antitusif:kodein,morfin,
dihidromorfinon, morfolinil- etilmorfin dll
(yg sering digunakan adl. KODEIN)
- Bekerja menekan pusat batuk di Medula
Oblongata

a. Dosis kecil
 (10-30 mg) sering digunakan utk obat
batuk efek samping jarang

a. Efek Samping Antitusif Narkotik


mempunyai potensi ADIKSI
 (ketergantungan & potensi utk disalah-
gunakan)
EFEK MERUGIKAN ANTITUSIF

- Mengeringkan membran mukosa &


-dpt meningkatkan kekentalan skreet
saluran nafas
- Krn mempengauhi SSP  rasa kantuk dll
PENGKAJIAN
-Riwayat & pemeriksaan yg menyebabkan kontra
indikasi
- Adanya alergi obat yg dicampur dg obat antitusif
slm 1 minggu atau gx lain (kehamilan)
DX Keperawatan
-Ketidak efektifan jalan nafas yg berhub dg efek
obat yg berlebihan
- gangguan Pesepsi sensori berhub dgn efek pd SPP
- Kurang pengetauan ttg terapi pengobatan
ANTITUSIF : Benzonatat, kodein
- Penekan/menghambat b at u k
(menghambat reflek batuk):
EKSPECTORAN : guaifenesin,
terpin hidrar
- Meningkatkan batuk produktif
utk membersihkan
jalan nafas
MUKOLITIK: Asetilsistein, dornase
alfa
- me↗ skreet/ mengencerkan
sekreet & membantu
membersihkan jalan nafas:
EKSPEKTORAN

Merup. Obat yg memperbanyak batuk


produktif dengan meningkatkan volume skret
bronkhial
exp: Kalium Iodida, Sirup Ipekak, OBH, OBP

Mekanisme kerja:
Drugs for asthma
1. anti-inflammatory agents
2. bronchodilators
EKSPEKTORAN

 Bekerja scr refleks merangsang kelenjar skretori


saluran nafas bag bawah akibat iritasi pd mukosa
lambung
 tdk boleh digunakan >1mgg

uji klinik: menurunkan viscositas sputum atau


mempermudah ekpektorasi  disebut
Mukokinetik
(karena memperlancar pengeluaran mukus)
Efek merugiakan: GI (mual, muntah,anoreksia)
(FK. UNSRI, 2009)
Nursing diagnosis

1. Ineffective airway clearance related to


mucus accumulation manifested by cough
& ronchi
2. Risk for infection related to build up of
respiratory secretions
3. Risk for injury related to CNS
depression
MUKOLITIK
 Merup. Obat yang membantu menurunkan viskositas
sputum khususnya dari saluran nafas bawah
Kerja Obat
- mengurangi/menghilangkan benang-benang muko
protein yg tdpt dlm sputum (skret jadi kental)
Manfaat:
- mengencerkan skreet/sputum yg kental & liat
- mencegah penumpukan skreet yg berlebihan pd sal
nafas (krn radang paru, asma, kolap paru dll)
exp: Bromheksin  scr oral
Asetilsistein (sifat mukolitik &anti oksidan)
Pemberian: scr inhalasi/oral/Nebulizer
KONTRA INDIKASI:
Hati- hati pd bronkhospasme akut, ulkus
peptikum & varises eosofagus, karena
peningkatan skret dpt memperburuk

EFEK MERUGIKAN
Adanya gangguan Gastro Intestinal(GI):
stomatitis, rinorea, bronkospasme

PENGKAJIAN
- Kaji yg berhub.Kontra indikasi, riwayat
alergi thd obat bronkospasme akut,
- Kaji fisik: data dasar keefektifan obat &
efek merugikan warna kulit, lesi kulit -
- pantau efek merugikan
Diagnosis Keperawatan

1. Nyeri akut yg berhub. Dg efek obat pd GI,


SSP dan kulit
2. Gangguan persepsi sensori yg berhub. Dg
efek pd SSP
3. Ketidak efektifan bersihan JALAN napas yg
berhubungan dg bronkhospasme
4. Kurang PENGETUAN MENGENAI TERAPI OBAT

IMPLEMENTASI
- Hindari kombinasi obat dg obat lain
- Lakukan konsentrat dg air steril utk injeksi
- Kaji penggunaan Nebulizer
- Beri penyuluhan scr menyelutuh ttg dosisi
tindakan dll
- Beri dukungan & dorongan pasien menjalani
program pengobatan
EVALUASI KEPERAWATAN

1. Pantau respon pasien thdp obat


(perbaikan
gx pd sistem pernapasan, skret
mdh di keluarkan)
2. Pantau adanya efek merugikan
(efek SSP, bronkospasme, ketidak
nyamanan pd GI)
3. Evaluasi keefektifan renc
penyuluhan
4. Pantau keefektifan tindakan
memberi rasa nyaman
PEMILIHAN OBAT BATUK
1.1. Tindakan
Tindakan operatif
operatif
(ca
(ca paru,
paru, polipektomi
polipektomi dll)
dll)
2.
2. Kemoterapeutika
Kemoterapeutika pdpd infeksi
infeksi
paru paru (bronkitis,pneumonia,
(bronkitis,pneumonia, TB)TB)
TERAPI SPESIFIK
3. Pengeluaran benda asing.
Bila aspirasi benda asing
4. Penghentian merokok pd bronkitis
kronis
BATUK PATOLOGIS -
(menetap & mengganggu)
Batuk tdk produktif & berdarah
(haemoptosisi) : antitusif,
ekpektoran/mukolitik tgt jenis batuk

TERAPI SIMMPATOMATIK Faring /diatas laring:  demulsen, isap/


Hilangkan gx batuk antitusif seckpnya
(antitusif, ekspektoran - Me↗kan sekresi bronkial/mencairakan
/mukolitik tgt jenis batuk) skret: inhalasi dg/tanpa menthol,
- Utk bronkostiksi:  encerkan mukus
DEKONGESTAN
 Obat adrenergik/simpatomemetik (meniru efek saraf
simpatis)
- utk menimbulkan vasokonstriksi lokal & me< edema &
imflamasi & membran nasal
Kerja:
- menurunkan aliran darah pd iritasi kapiler membran
mukosa sal nazal & rongga sinussaluran hidung terbuka
- membuka sal hidung yg tersumbat krn oedema
- meredakan ke tdk nyamanan (hidung tersumbat)
- meningkatkan kekosongan sktret &
- memperbaiki aliran udara
Sediaan: oral, topikal
Efek Merugikan:
bila sering/lama pakai rebound congestion (rinitis
medikamentosa reaksi refleks thdp vasokonstriksi),
DEKONGESTAN NASAL TOPIKAL
 Cara kerja
- obat simpatomemetik (meniru efek saraf
simpatis) utk menimbulkan vasokonstriksi
- menyusutkan membran mukosa nasal dg
menstimulasi reseptor α adrenergik di
membran mukosa nasal (pilek, sinusitis&
rinitis alergi)
- me < ngi edema & imflamasi & membran nasal
bekerja menghambat efek imflamasi membran
mukosa hidung
- menghambat pembengkakan &
- me↗ produksi skreet efek imflamasi  sal.
Hidung terbuka & aliran udara meningkat
- Perlu bbrp minggu utk efektif pd rinitis
kronis
DEKONGESTAN NASAL TOPIKAL
 Preparat:
al. Efredrin, oksimetazolin, fenilefrin
 sering dijual bebas
Tersedia: juga Semprotan hidung:
utk rinitis alergi, sinusitis, pilek (3-5hr)
 rebound congestion
- mengurangi tdk nyaman krn adanya kongesti
hidung (selesma, sinusitis & rinitis alergi)
Sediaan: Pseudoefredin (Darcol, Decofed)
Asma adalah suatu keadaan di mana
saluran nafas mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan
tertentu, yang menyebabkan peradangan;
penyempitan ini bersifat sementara.

DEKONGESTAN
 DEKONGESTAN NAZAL TOPIKAL 
FARMAKOKINETIK
- umumnya tdk diabsorbsi sistemik,
- mengalami metabolisme dlm hepar &
- diekskresi melalui urin
Kontra Indikasi:
- kombinasi siklopropan (anestesi halotan)
sist cardio vaskuler, infeksi kandida
- perhatikan utk Ps. yg ada lesi/erosi pd membran
mukosa, infeksi akut TB  absorbsi sistemik
- Waspada pd pasien Aktivitas simpatis,
glaukoma, hipertensi, DM, tyroid, jantung
koroner, prostad
Efek merugikan:
- rasa tersengat lokal & rasa terbakar pertama
kali stl bbrp kali
 FARMAKOKINETIk: Preparat: Pseudoefredrin
- di absorbsi pd puncaknya 20-45 menit, -
- umumnya tdk diabsorbsi sistemik,
- mengalami metabolisme dlm hepar & diekskresi
melalui urin
Indikasi: - menghambat pembekakan/inflamasi
Efek Merugikan: rebound congestion,
- efek simpatis : rasa cemas, tegang,gelisah,
tremor, hipertensi, aritmia, berkeringat& pucat
Kotra Indikasi:
hipertensi,glukoma, DM, jantung koroner,
msl prostat.
Lanj… DEKONGESTAN ORAL
 Merupakan Obat- obatan Digunakan utk
- mengurangi kongesti nazal krn pilek,
rinitis alergi, sinusitis 
- vasokonstriksi lokal menurunkan aliran
darah area teriritasi
- Mengurangi nyeri dan kongesti akibat
Otitis Media (OM)
- Pembukaan saluran nazal memperbaiki
drainase pd tuba eustachii

Karena obat-obatan sistemik


 efek merugikan bs stimulasi jantung,
perasaan cemas
kemasan: pseudoefedrin: dorcol, decofed
dll)
PENGKAJIAN DEKONGESTAN
ORAL

Riwayat & Pemeriksaan


- kontra indikasi
- kewaspadaan ttg alergi
- komponen obat
- glaukoma
- hipertensi, DM, Jantung,
thyroid &
- msl prostad
Dx Keperawatan (decongestan)

1. Nyeri akut berhub dg efek


obat pd GI, SPP & kulit
2. Peningkatan Curah jantung
berhub dg aksi simpatomemtik
obat
3. Gggn persepsi Sensori berhub
dg efek SSP
4. Kurang pengetahuan menegenai
terapi obat
Implementasi Keperawatan
decongestan
 1. Perhatikan bhw obat mdh didapat di
pasaran bebas trtm obat kombinasi
(cegah over dosis)
2. Lalukan bila ada efek SSP
3. Pantau P, T, R, respon jantung thd
obat, trtama Riski
4. Saran tdk gunakan obat > 1 mingg
5. HE ttg Nama obat, dosis, tindakan
menghindari efek samping
6. Tingkatkan kepatuhan thd pemakaian
obat
6. Support menghadapi penyakit
Evaluasi decongestan

1. Pantau respon thdp obat dekongestan


2. Pantau efek merugikan (reaksi
simpatomemetik, peningkatan P, BP,
pucat, keringat, Perasaan cemas,
kulit kering
3. Pantau keefektifan obat
menghindari efek samping
6. Tingkatkan kepatuhan thd pemakaian
obat
6. Support menghadapi penyakit
Dekongestan STEROID Nasal Topikal

PREPARAT:
al. Efredrin, oksimetazolin, fenilefrin
Decongestan Nazal topikal sering dijual bebas

Cara kerja
- obat simpatomemetik (meniru efek saraf
simpatis) utk menimbulkan vasokonstriksi
kurangnya edema & imflamasi & membran nasal

Tersedia: juga Semprotan hidung:


utk rinitis alergi, sinusitis, pilek (3-5hr)
 rebound congestion
- mengurangi tdk nyaman krn adanya kongesti
hidung (selesma, sinusitis & rinitis alergi)
BRONKODILATOR
&
OBAT- OBAT ASMA
PENGOBATAN PD ASMA BRONKHIAL
1. Bronkhodilator (simpatomemetik:
salbutamol, metilsantin, teofilin,
antikolinergik: apratropium, bromide),
2. Kortrikosteroid (prensisolon,
budesonide)
3. Ekspektoran (guaifenesin)
4. Mukolitik (bromheksin),
5. Antihistamin (ketotifen)
6. Utk memaksimalkan  digunakan
kombinasi bbrp obat
7. Sediaan : oral, parenteral & inhalasi
BRONKHODILATOR
ANTI ASMATIKUS,  obat utk mendilatasi/jalan
nafas
Tujuan:
- meredakan gx atau mencegah asma
bronkial
bronkospasme pd PPOK (Penyakit Paru
obstruksi Kronis)
Pemberian:
oral & langsung (nebulizer) diabsorbsi
sistemik
Efek merugikan oral:
sistemik, bl mel nebulizer  menguntungkan
krn tdk merugikan sistemik
FARMAKOKINETIK:
- Diabsorbsi dg cepat dlm sal cerna (GI) puncaknya
dlm 2 jam
- Didistribusikan sistemik, metabolisme dlm hepar &
- Dieksresi melalui urin
exp: Xantin, aminofilin, Teofilin, kafein, teobromin
Cara kerja:
- efek langsung pd otot polos di sal pernapasan (pd
bronkus
- & pembuluh darah
Hati- hati
- pd ibu hamil krn dpt menembus ke plasenta, GI, -
- peny. Koroner, ginjal & liver, hipertiroidism,
disfungsi pernapasn
Sediaan: oral & parenteral  sebaiknya pemb oral
(mengurangi efek cepat sistemik)
ANTI HISTAMIN

Kerja : secara selektif


-menghambat efek histamin di
tempat
receptor Histamin
-Menurunkan respon alergi

Digunakan untuk:
-meredakan gejala rinitis alergi,
konjungtivitis alergi, urtikaria dll
-Mengurangi alergi pd produksi
darah
-Meredakan ketidak nyamanan
berkaitan dermatografi dll
ANTIHISTAMIN
 Obat antihistamin oral diabsorpsi scr oral dg efek
mulai 1-3 jam Dimetabolisme dlm hati & diekresi
mel feses & Urin

 Kontra indikasi:
- Pada kehamilan & menyusui (krn obat
menembus plasenta & ASI) ada riwayat aritmia
(interval memanjang
- Perhatian pd pasien kerusakan ginjal, hati

 Efek Merugikan : mengantuk & sedasi,


- membran mukosa saluran nafas & GI kering,
- ke tdk nyamanan GI: mual, aritmia, disuria, -
- kerusakan kulit & gatal krn kekeringan
0bat yg bekerja pada saluran
pernapasan
ANTITUSIF
MUKOLITIK Anti histamin
Mengencerkan
DECONGESTAN
Menghambat kerja
me↘ produksi mukus, me
skreet Simpatomemetik histamin pd proses
< aliran darah
infl, me < jalan nafas
(mendilatasi bronkhus &
me↗ kecepatan &
kedalaman pernapasan

EKSPEKTORAN
Anti kolinergik me↗ batuk produktif utk
(menghambat aktivasi membersihkan jaklan nafas
syaraf & mendilatasi
bronkhus)

BRONKODILATOR

SURFAKTAN
Pengganti
surfaktan alveolus

ANTIHISTAMIN
menghambat kerja
STEROID histamin (anti inflamsi)
menhambat inflamasi
pd mukosa sal napas
PENGKAJIAN
 Kaji berhub kontra indikasi riwayat alergi thdp
antihistamin, kehamilan, laktasi

 Kontra indikasi: kerusakan ginjal/hati


 Pengkajian fisik:
- untuk mendapatkan data dasar guna
- memperoleh keefektifan atau Waspada

 Dx Keperawatan:
- Nyeri akut yg berhub dgn efek obat pd GI, SPP
- dan kiulit
- Ggn persepsi sensori yg berhub dg effek pd SsP
- Kurang pengetahuan mengenai terapi obat
KORTIKOSTEROID INHALASI
Kortikosteroid
Agen kimia: yg lrt dlm lemak (lipid
soluble): exp:
beclomethasone, budesonide,
flunisolide, flunisolide, fluticasone,
triamcinolone
(bukan menyembuhhkan asma tdk
efektif terapi tunggal stl pemakaian slm
2 thn.

Kort inhalasi keuntungan


1. Dlm dosis kecil scr langsung ke sal.
pernapasan (efek lokal) shg tdk
efek samping sistemik yg serius,
2. Bl dg inhalasi tdk cukup + diberikan
scr oralatau + obat lain
(bronkhodilator)
Inhalasi
Inhalasi: cara penggunaan adrenergika dan kortikosteroida
yang memberikan beberapa keuntungan.
Efeknya: lebih cepat, dosisnya jauh lebih rendah dan tidak
diresorpsi ke dalam darah sehingga resiko efek sampingnya
ringan sekali. Dalam sediaan inhalasi, obat dihisap sebagai
aerosol (nebuhaler) atau sebagai serbuk halus (turbuhaler).

Inhalasi dilakukan
- 3-4 kali sehari 2 semprotan, sebaiknya pada saat-saat
tertentu, seperti sebelum atau sesudah mengelularkan
ternaga, setelah bersentuhan dengan zat-zat yang
merangsang (asap rokok, kabut, alergan, dan saat sesak
napas).

Contoh obat : minyak angin (aromatis), Metaproterenol


dosis: isoproterenol atau isuprel: 10-20 mg setiap 6-
8 jam (dewasa). 5-10 mg setiap 6-8 jam.
STEROID INHALASI
 Efektif atasi bronkhospasme (beklometasone atau beklovent,
budesonid/pulmicort
Cara kerja: steroid utk: mengurangi respon inflamasi
pembengkakan dan penyempitan akibat respon inflamasi dgn
meningkatkan aliran udara dan memfasilitasi pernafasan
Inhalasi steroid menurunkan efek sistemik, utk pencegahan&
terapi asma bronkhiale yg diabsorbsi cepat dlm tbh 2-3 mgg
utk mencapai puncaknya.
Indikasi: menghambat pembengkakan/inflamasi
Sediaan: oral, topikal
Efek merugikan: sering sakit tenggorokan,batuk, mulut
kering & infeksi jamur di faring & laring
SURFAKTAN PARU
 Merup senyawa/lipoprotein alami yg
mengandung lipid dan apoprotein yg
menurunkan tegangan permukaan dlm
alveolus utk ekspansi alveolus utk
pertukaran gas
 Exp: sediaan beraktan (exosur Neonatal),
poractan (curosif)
 Digunakan utk mengganti surfaktan yg hilang
dlm paru2 nenonatus yg mengalami RDS &
profilaksis pd bayi resiko mengalami RDS
 Kaji suhu, warna kulit, pernafasan
Diagnosis Keperawatan terapi
Surfaktan Paru
 1. Potensi penurunan curah jantung
yg berhub. Efek obat pd jantung
dan sistem cardio vaskuler
2. Risiko cedera berhub dgn
Prematuritas dan risiko infeksi
3. Ketidak efektifan jalan nafas
berhub dg kemungkinan sumbatan
jalan nafas
4. Kurang pengetahuan menegenai
terapi obat
Implementasi Keperawatan
Surfaktan
1. Pantau pasien scr kontinu pemb
sampai pasien stabil
2. Perhatikan bhw obat mdh didapat
di pasar bebas trtm obat kombinasi
ant obat flu- alergi (mencegah over
dosis)
3. Lakukan bila ada efek SSP
4. Pantau P, T, R, respon jantung thd
obat, trtama Riski
5. Saran tdk gunakan obat > 1 mingg
6. HE ttg Nama obat, dosis, tindakan
menghindari efek samping
7. Tingkatkan kepatuhan thd pemakaian obat
8. lanjutkan Support menghadapi penyakit
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

1. Perhatikan bhw obat mdh didapat


pd dasar bebas trtm obat kombinasi
ant obat flu- alergi (mencegah over
dosis)
2. Lalukan bila ada efek SSP
3. Pantau P, T, R, respon jantung thd
obat, trtama Riski
4. Saran tdk gunakan obat > 1 mingg
5. HE ttg Nama obat, dosis, tindakan
menghindari efek samping
6. Tingkatkan kepatuhan thd pemakaian
obat
6. Support menghadapi penyakit
EVALUASI SURFAKTAN
PARU

1. Pantau respon thdp obat utk


lebih baik (alveolus mengembang
2. Pantau efek merugikan
(pneumothoraxs, bradikardia dsb)
3. Evaluiasi keefektifan, renc HE &
dukung pasen sesuai kemampuan
4. Pantau keefektian tindakan lain yg
mendukung
Kesimpulan

KERJA OBAT
Antitusif Kodein di medula oblongata
decongestan nazal,
steroid di sekitar nazal
mukolitik, antitusif di sal
nafas
steroid di bronchus
antagonis reseptor: leukotrin di bronhus
surfaktan paru di alveolus
ANTAGONIS KOLINERGIK
 Obat antikolinergik relatif kurang efektif
dibandingkan agonis ß adrenergik. Obat ini
bekerja menghambat kontraksi otot polos
saluran nafas yang diatur oleh nervus vagus
dan sekresi mukus.
 Contoh: ipratropium inhalasi (derivat atropin).
Antagonis kolinergik digunakan untuk yang
tidak bisa mentolerir agonis adrenergik.
 Onset sangat lambat dan relatif tidak ada efek
samping.
TEOFILIN
 Teofilin: bronkodilator yang membebaskan
obstruksi saluran nafas pada asma kronis,
mengurangi gejala penyakit kronik. Terapi
teofilin telah digantikan secara luas oleh
agonis ß adrenergik dan kortikosteroid.

 Teofilin diabsorpsi oleh saluran pencernan.


Kelebihan dosis dapat menyebabkan kejang
dan aritmia yang dapat menyebabkan
kematian (rentang terapeutik yang sempit).
 Obat ini juga memiliki interaksi negatif
dengan banyak obat.
Atur nuhun

Anda mungkin juga menyukai