Anda di halaman 1dari 41

Persalinan macet (Distosia)

Gangguan kemajuan persalinan (kala 1) yang diukur dalam batasan waktu 2


jam sejak pemeriksaan terakhir atau setelah dilakukan pimpinan persalinan
(kala 2)

Persalinan macet atau distosia terjadi ketika uterus berkontraksi dengan


normal, namun bayi belum juga keluar dari panggul selama persalinan karena
jalan keluar terhalangi.
Mampu mengenali secara dini, menentukan diagnosis dan
menyelesaikan hambatan kemajuan persalinan yang diakibatkan
oleh:

 Kelainan letak bayi

 Malpresentasi atau presentasi majemuk

 Disproporsi sefalo-pelvik atau feto-pelvik

 Kelemahan tenaga ekspulsi atau gangguan kontraksi uterus

 Monstrum atau kelainan pada janin lahir


Kala i Memanjang

Persalinan yang fase latennya berlangsung lebih dari 8 jam


dan pada fase aktif laju pembukaannya tidak adekuat atau
bervariasi.
Menurut Mochtar (2011), sebab-sebab terjadinya partus lama
yaitu:

 Kelainan letak janin

 Kelainan-kelainan panggul

 Kelainan his

 Janin besar atau ada kelainan kongenital

 Primitua

 Ketuban pecah dini


Kala I memanjang diklasifikasikan menjadi 2

Fase Laten Memanjang (Prolonged latent phase)

Fase Aktif Memanjang (Prolonged Active Phase)


Faktor-faktor

o Letak janin sungsang

o Letak lintang

o Presentasi muka, dahi

o Puncak kepala

o Pelvis terlalu kecil

o CPD (cephalo pelvic disproportion)

o Kelainan his seperti inersia uteri, incoordinate uteri action.


Penilaian Klinik

 Tentukan kondusi dan kekuatan kontraksi


 Tentukan kemampuan ibu dalam menghasilkan tenaga ekspulsu
 Tentukan kondisi janin
 Di dalam atau di luar rahim
 Jumlahnya
 Letaknya
 Presentasi dan penurunan bagian terbawah janin
 Posisi, moulase dan kaput susedaneum
 Bagian kecil janin dusamping presentasi (tangan, tali pusat, dll)
 Anomalu kongenital yang dapat menghalangu proses ekspulsi bayi
 Taksiran berat janin
 Janin mati atau hidup, gawat janin atau tidak
o Tentukan ukuran panggul dan imbangan feto-pelvik

o Tentukan ada atau tidaknya tumor pada jalan lahir yang dapat
menghalangi persalinan pervaginam
Berdasarkan hasil penilaian, tentukan dengan segera etiologi gangguan
kemajuan proses persalinan selama kala pembujaan ataupun saat kala
pengeluaran
2. Koreksi yang kemudian dilanjutkan dengan akselerasi kala 2
(ekstraksi vakum atau cunam) atau seksio sesar pada kasus
malpresentasi atau asinklitismus
3. Manuver sekrup atay penekanan bahu secara eksternal untuk
Distosia bahu
4. Pacu kontraksi apabila inersia uteri bukan disebabkan oleh
disproporsi
5. Rehidrasi dan pemberian kalori untuk restorasi ibu yang
mengalami kelelahan
Komplikasi pada Ibu dan Janin
Komplikasi pada Ibu

1. Ketuban pecah dini

2. Sepsis Puerperalis

Infeksi merupakan bahaya serius bagi ibu dan janin pada kasus persalinan lama, terutama karena selaput
ketuban pecah dini. Bahaya infeksi akan meningkat karena pemeriksaan vagina yang berulang-ulang.

3. Ruptur Uterus

4. Cedera dasar panggul

5. Dehidrasi

6. Pemeriksaan dalam

7. Perdarahan pasca bersalin


Komplikasi pada Janin

Persalinan dengan kala I lama dapat menyebabkan:

1. Detak jantung janin mengalami gangguan, dapat terjadi takikardi sampai bradikardi.

2. Pada pemeriksaan dengan menggunakan NST atau OCT menunjukkan asfiksia


intrauterin.

3. Adanya kaput suksidaneum yang besar (pembengkakan kulit kepala) seringkali


terbentuk pada bagian kepala yang paling dependen, dan molase (tumpang tindih
tulang-tulang kranium) pada kranium janin mengakibatkan perubahan bentuk
kepala.
DISTOSIA BAHU
Pengertian

Distosia Bahu adalah suatu keadaan diperlukanya tambahan Manuver Obstetrik oleh karena
dengan tarikan biasa ke arah belakang pada kepala bayi tidak berhasil untuk melahirkan bayi.

Pada persalinan presentasi kepala, setelah kepala bayi lahir bahu tidak dapat dilahirkan
dengan cara pertolongan biasa dan tidak didapatkan sebab lain dari kesulitan tersebut.

 Distosia Bahu didefinisikan sebagai jarak waktu antara lahirnya kepala dengan lahirnya badan
bayi lebih dari 60 detik

 Persalinan normal 24 detik

 Distosia bahu 79 detik


FAKTOR RISIKO

o Bayi Makrosomia
o DOPE
o Diabetes
o Obesity
o Prolonged Pregnancy
o Excessive fetal size or maternal weight gain
Tanda – tanda

 Kepala akan tertarik ke dalam dan tidak dapat mengalami putar paksi luar yang normal
 Ukuran kepala dan betuk pipi menunjukkan bahwa bayi gemuk dan besar
 Postur tubuh ibu yang biasa obese
 Usaha untuk melakukan putar paksi luar, fleksi lateral dan traksi tidak berhasil melahirkan
bahu
Diagnosis

Distosia Bahu dapat dikenali apabila didapatkan adanya

 Kepala bayi sudah lahir, tetapi bahu tertahan dan tidak


dapat dilahirkan

 Kepala bayi sudah lahir, tetapi tetap menekan vulva dengan


kencang

 Dagu tertarik dan menekan perineum

 Traksi pada kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang tetap


tertahan di kranial simfisis pubis. (Tirtle Sign)
Penanganan

Diagnosis

Hentikan traksi pada kepala, segera memanggil bantuan

Manuver McRobert
(Posisi McRobert, episiotomi bila pelru, tekanan suprapubik, tarikan kepala)

Manuver Rubin
(Posisi tetap McRobert, rotasikan bahu, tekanan suprapubik, tarikan kepala)

Lahirkan bahu posterior, atau posisi merangkak, Manuver Wood


Langkah Pertama
(1) Manuver McRobert’s

 Ibu telentang, memfleksikan kedua paha sehingga lutut menjadi


sedekat mungkin ke dada, dan rotasikan kedua kaki ke arah luar
(abduksi).

 Lakukan episiotomi yang cukup lebar.

 Penekan suprasimfisis ke arah posterior menggunakan pangkal


tanganya untuk menekan bahu anterior agar mau masuk di
bawah simfisis.

 Tarikan pada kepala janin ke arah posterokaudal dengan


mantap.

Distosia bahu ringan – sedang


TEKANAN Suprapubic

Untuk mendorong bahu


anterior ke belakang
sehingga terbebas dari
os.pubis. Tekanan yang
menyaping akan menggeser
posisi bahu pada posisi obliq
sehingga tersedia ruangan
yang cukup untuk mobilitas
bahu
Langkah Kedua
(2) Manuver Rubin

Mengubah posisi bahu dr posteroanterior ke oblik/transversa

 Masukan tangan pada bagian posterior vagina, tekanlah daerah ketiak bayi sehingga bahu
berputar menjadi posisi oblik atau transversa.

 Ketika dilakukan penekanan suprapubik pada posisi punggung janin anterior akan membuat
bahu lebih abduksi, sehingga diameternya mengecil.

 Dengan bantuan tekanan suprasimfisis ke arah posterior, lakukan tarikan kepala kearah
posterokaudal dengan mantap untuk melahirkan bahu anterior.
A. Diameter bahu terlihat antara kedua tanda panah

B. Bahu anak yang paling mudah dijangkau didorong kearah dada anak sehingga
diameter bahu mengecil dan membebaskan bahu anterior yang terjepit
LANGKAH KETIGA

 Melahirkan bahu posterior


 Posisi Merangkak
 Manuver Wood
Langkah Ketiga
(3) Melahirkan bahu posterior

 Masukkan tangan penolong yang bersebrangan dengan


punggung bayi (punggung kanan berarti tangan kanan,
punggung kiri berarti tangan kiri) ke vagina. Temukan
bahu posterior, telusuri lengan atas dan buatlah sendi siku
menjadi fleksi (bisa dilakukan dengan menekan fossa
kubiti).
 Peganglah lengan bawah dan buatlah gerakan
mengusap kearah dada bayi.
 Langkah ini akan membuat bahu posterior lahir dan
memberikan ruang cukup bagi bahu anterior masuk
kebawah simfisis.
 Dengan bantuan tekanan suprasimfisis ke arah posterior,
lakukan tarikan kepala kearah posterokaudal dengan
mantap untuk melahirkan bahu anterior.
(3) Manuver Wood

 Dua jari dari tangan yang bersebrangan dengan punggung bayi


(punggung kanan berarti tangan kanan, punggung kiri berarti
tangan kiri) yang diletakkan dibagian depan bahu posterior.

 Bahu posterior dirotasi 180 derajat.

 Dengan demikian, bahu posterior menjadi bahu anterior dan


posisinya berada dibawah arkus pubis, sedangkan bahu anterior
memasuki pintu atas panggul dan berubah menjadi bahu
posterior.

 Dalam posisi seperti itu, bahu anterior akan dengan mudah dapat
dilahirkan.
(3) Posisi merangkak

Manfaat posisi merangkak didasarkan


asumsi fleksibilitas sendi sakroiliaka bisa
meningkatkan diameter sagital pintu atas
panggul sebesar 1-2 cm dan pengaruh gravitasi
akan membantu bahu posterior melewati
promontorium.
KOMPLIKASI

Janin

 fraktur tulang (Klavikula dan Humerus)

 Cedera pleksus brakhialis

 hipoksia yang dapat menyebabkan kerusakan permanen di otak

 Dislokasi tulang servikalis yang fatal juga dapat terjadi akibat melakukan tarikan dan putaran pada
kepala dan leher.

Ibu

 Perdarahan akibat laserasi jalan lahir (Episiotomi)

 Atonia uteri
Cedera Pleksus Brakhialis
Panic
Push

DO NOT Pull
Pivot
ALARMER

o Ask for help

o Lift – bokong dan kaki

o Anterior disimpaction of shoulder

o Rotation of the posterior shoulder – manuver Wood

o Manual removal of posterior arm

o Episiotomy

o Roll Over

Anda mungkin juga menyukai