Anda di halaman 1dari 26

Dewi Kurnia, M.

Si

REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA


CAKUPAN MATERI

 REAKSI REDOKS
 BILANGAN OKSIDASI

 PENYETARAAN REAKSI REDOKS

 REAKSI AUTOREDOKS

 SEL GALVANI

 SEL ELEKTROLISIS
REAKSI REDOKS
Merupakan gabungan dari dua reaksi, yaitu reaksi
oksidasi dan reaksi reduksi.

REDUKSI OKSIDASI
Pengambilan oksigen dari oksida Reaksi penggabungan dengan
logam: oksigen:
2HgO Hg2 + O2 2Mn + O2 2MnO
Zat yang mudah melepaskan Zat yang mudah bereaksi dengan
oksigen: oksigen:
2KClO3 2KCl + 3O2 C3H8 + 5O2 3CO2 + 4H2O
Proses penerimaan elektron Proses pelepasan elektron
BILANGAN OKSIDASI
Biloks diartikan sebagai muatan atom dalam suatu molekul
atau ion.
Biloks suatu unsur menunjukan muatan yang disumbangkan
oleh atom unsur tersebut pada molekul atau ion yang
dibentuknya.

OKSIDASI : NAIKNYA BILOKS


REDUKSI : TURUNNYA BILOKS
ATURAN PENENTUAN BILANGAN
OKSIDASI
ATURAN CONTOH

1.Bilangan oksidasi unsur 1.Bilangan oksidasi atom-atom


bebas adalah nol. pada Ne, H2, O2, Cl2, P4, S8,
C, Cu, Fe,dan Na adalah nol.

2.Bilangan oksidasi monoatom 2.Bilangan oksidasi Na+ = +1,


sama dengan muatan bilangan oksidasi Mg2+= +2,
ionnya. bilangan oksidasi S2-= -2

3.Jumlah bilangan oksidasi


3.Jumlah bilangan oksidasi
atom S dan atom O dalam
atom-atom pembentuk ion SO42- adalah -2
poliatom sama dengan
muatan ion poliatom
tersebut.
4.Jumlah bilangan oksidasi 4.Jumlah bilangan oksidasi atom
untuk semua atom dalam Cu dan atom O dalam CuO
senyawa adalah nol. adalah nol.
5.Bilangan oksidasi unsur-unsur 5.Biloks.K dalam KCl,KNO3,dan
logam golongan utama K2SO4 = +1, biloks.Ca dalam
(IA,IIA,IIIA) sesuai dengan CaSO4 dan biloks.Mg dalam
nomor golongannya. MgSO4= +2.
6.Bilangan oksidasi unsur-unsur 6. Biloks.Cu =+1 dan +2
logam golangan transisi lebih Fe=+2 dan +3
dari satu. Sn=+2 dan +4
Pb=+2 dan +4
Au=+1 dan +3
7.Biloks.hidrogen dalam 7.Biloks. H dalam H2O,NH3 dan
senyawanya adalah +1, HCl = +1, biloks H dalam NaH
kecuali dalam hidrida, atom dan CaH2 = -1.
hidrogen mempunyai biloks.
-1.
8. Biloks.oksigen dalam 8.Biloks.O dalam H2O = -2
senyawanya adalah -2, Biloks.O dalam H2O2 dan
kecuali dalam peroksida (-1) BaO2= -1
dan dalam senyawa biner Biloks.O dalam OF2 = +2
dengan fluor (+2)
PENYETARAAN REAKSI REDOKS

 Metode perubahan biloks (PBO)


Berdasarkan penurunan biloks atom yang
tereduksi harus sama dengan peningkatan biloks
atom yang teroksidasi
 Metode setengah reaksi

Menyetarakan reaksi redoks berdasarkan pada


pemisahan ke dalam setengah reaksi yang
disetarakan kemudian digabungkan
METODE PBO

 Tentukan biloks semua atom


 Tentukan perubahan biloks atom yang
teroksidasi dan tereduksi
 Setarakan atom-atom yang tidak mengalami
reduksi atau oksidasi dengan penyisiran

Ingat : koefisien reaksi ikut menentukan nilai


biloks!!
METODE PBO (LANJUTAN)
Contoh :
Sn + HNO3  SnO2 + NO2 + H2O

Pembahasan
Sn + HNO3  SnO2 + NO2 + H2O
0 +5 +4 +4

1 Sn + 4HNO3  1 SnO2 + 4NO2


Karena dlm suasana asam maka yang kekurangan O harus ditambah
dengan H2O

Sehingga hasil akhir reaksi redoksnya adalah :


Sn + 4HNO3  SnO2 + 4NO2 + 2H2O
METODE SETENGAH REAKSI
Langkah – langkah penyetaraan reaksi model ½ reaksi
a. Cari reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi akan lebih mudah jika
kita tulis dlm bentuk ion yg mengalami perubahan bilangan oksidasi
saja.
b. Setarakan O maupun H menggunakan prinsip diatas, baik dlm suasana
asam maupun basa
c. Samakan muatan dengan menambahkan elektron masing – masing
setengah reaksi redoks
d. Samakan jumlah elektron di sebelah kiri dan kanan tanda reaksi ( jml
elektron merupakan kelipatan terkecil dari elektron di kiri dan kanan
tanda reaksi
METODE SETENGAH REAKSI (LANJUTAN)
Contoh :
Setarakan persamaan reaksi dibawah ini dgn menggunakan metode ½ reaksi
Sn + HNO3  SnO2 + NO2 + H2O
Pisahkan reaksi oksidasi dan reduksi
Oksidasi : Sn  SnO2 ( kiri kurang 2 O )
Reduksi : NO3-  NO2 ( kanan kurang 1 O )
a. Setarakan jumlah O dan H
Oksidasi : Sn + 2H2O  SnO2 + 4 H+
Reduksi : NO3- + 2 H+  NO2 + H2O
b. Setarakan muatan dgn menambahkan elektron
Oksidasi : Sn + 2H2O + 4e  SnO2 + 4 H+
Reduksi : NO3- + 2 H+  NO2 + H2O + 1e
c. Samakan jumlah elektron di kiri dan kanan
Oksidasi : Sn + 2H2O + 4e  SnO2 + 4 H+ ( kali 1 )
Reduksi : NO3- + 2 H+  NO2 + H2O + 1e ( kali 4 )
Hasil yg diperoleh :
Oksidasi : Sn + 2H2O + 4e  SnO2 + 4 H+
Reduksi : 4NO3- + 8 H+  4 NO2 + 4H2O + 4e
Redoks : Sn + 4 NO3- + 4 H+  SnO2 + 4 NO2 + 2H2O
Atau : Sn + 4 HNO3  SnO2 + 4 NO2 + 2H2O
Reaksi Autoredoks
(Disproporsionasi)
Reaksi redoks dengan satu jenis atom yang bilangan oksidasinya
berubah mengalami oksidasi dan reduksi sekaligus.

0 +1-2 +1 +1-1 +1+1-2 (+1)2-2


Cl2 + 2KOH KCl + KClO + H2O

Reduksi

Oksidasi
REAKSI REDOKS DISEKITAR KITA

 Reaksi redoks pada pemutihan pakaian.


 Reaksi redoks pada pengaratan logam
besi.
 Reaksi redoks pada penyetruman
akumulator.
 Reaksi redoks pada ekstraksi logam.

 Reaksi redoks pada daur ulang perak.


ELEKTROKIMIA
ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi)
kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan sel
elektrokimia yang menerapkan prinsip reaksi redoks dalam
aplikasinya
Sel elektrokimia : sel yang menghasilkan transfer bentuk energi
kimia menjadi energi listrik atau sebaliknya melalui saling
interaksi antara reaksi redoks dan arus listrik.
 Sel Volta ( sel galvani)

 Sel elektrolisis
SEL VOLTA

 Memanfaatkan reaksi spontan (∆G < 0) untuk


membangkitkan energi listrik,
 Selisih energi reaktan (tinggi) dengan produk
(rendah) diubah menjadi energi listrik.
 Sistem reaksi melakukan kerja terhadap
lingkungan
KOMPONEN PENYUSUN SEL VOLTA
 Anoda, yaitu elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi.
 Katoda, yaitu elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi.
 Elektrolit, yaitu zat yang dapat menghantarkan listrik.
 Rangkaian luar, yaitu kawat konduktor yang
menghubungkan anoda dengan katoda.
 Jembatan garam, yaitu rangkaian dalam yang terdiri dari
larutan garam. Jembatan garam memungkinkan adanya
aliran ion-ion dari setengah sel anode ke setengah sel
katode, dan sebaliknya sehingga terbentuk rangkaian
listrik tertutup
NOTASI SEL VOLTA
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu
atau
Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s)

• Bagian anoda (setengah sel oksidasi) dituliskan disebelah


kiri bagian katoda
• Garis lurus menunjukkan batas fasa yaitu adanya fasa yang
berbeda (aqueous vs solid) jika fasanya sama maka
digunakan tanda koma
• Untuk elektroda yang tidak bereaksi ditulis dalam notasi
diujung kiri dan ujung kanan
POTENSIAL SEL STANDAR
• Potensial sel (Esel) ataupun gaya gerak listrik (ggl) adalah
adanya arus listrik berupa aliran elektron pada sel volta
disebabkan oleh adanya beda potensial antara kedua
elektrode.
• Potensial sel yang diukur pada keadaan standar (STP) disebut
potensial sel standar (E°sel).
• Nilai potensial sel sama dengan selisih potensial kedua
elektrode.
• Katode adalah elektrode yang memiliki nilai E° lebih besar
(positif), sedangkan anode adalah elektrode yang memiliki nilai
E° lebih kecil (negatif)
SEL ELEKTROLISIS
Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit oleh arus
listrik. Pada sel elektrolisis. Reaksi kimia akan terjadi jika
arus listrik dialirkan melalui larutan elektrolit, yaitu energi
listrik (arus listrik) diubah menjadi energi kimia (reaksi
redoks)
Ciri-ciri reaksi sel elektrolisis:
• Ada larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion-ion ini
dapat memberikan atau menerima elektron sehingga electron
dapat mengalir melalui larutan.
• Ada sumber arus listrik dari luar, seperti baterai yang
mengalirkan arus listrik searah (DC).
• Ada 2 elektroda dalam sel elektrolisis.
Sel Elektrolisis terdiri atas bagian-bagian berikut
• Sebuah gelas kimia, yang berisi larutan atau cairan untuk
dielektrolisis
• Katode (-), tempat terjadinya reduksi
• Anode (+), tempat terjadinya oksidasi
• Baterai atau Pembangkit Tegangan DC lainnya, sebagai sumber
energi listrik
• Kawat yang menghubungkan Katode dengan kutub negatif baterai
dan Anode dengan kutub positif baterai
REAKSI ELEKTROLISIS LARUTAN

Reaksi Reduksi di Katode

Deret volta:
Li-K-Ba-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-(H)-Sb-Bi-Cu-Hg-Ag-Pt-Au

 Ion positif dari logam-logam di sebelah kanan hidrogen pada deret volta
akan tereduksi dan mengendap pada katode.
 Ion positif dari logam-logam di sebelah kiri hidrogen pada deret volta
tidak akan tereduksi (kecuali Fe, Ni, Sn, dan Pb). Hal ini disebabkan
karena ion H+ dari H2O lebih mudah tereduksi:
2H2O (l)+ 2e- H2 (g) + 2 OH-(aq)
 Jika larutan elektrolit berupa asam, maka ion H+ dari asam akan
tereduksi, bukan ion H+ dari H2O.
2H+ (aq)+ 2e- H2 (g)
Reaksi Reduksi di Anoda

 Jika anode tidak inert seperti Cu, maka logam


anode akan teroksidasi.
 Jika anode inert (Pt, Au, C), maka ion negatif yang
tidak mengandung oksigen seperti Cl-, Br-, dan I-
akan teroksidasi.
2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e-
dan Ion negatif yang mengandung oksigen seperti
SO42-, NO3-, dan PO43- tidak akan teroksidasi.
Tetapi yang teroksidasi adalah ion O2- dari H2O.
2 H2O (l) O2(g) + 4H+ (aq) + 4e-
REAKSI ELEKTROLISIS LEBURAN

Elektrolisis leburan melibatkan raksi


redoks sederhana karena berlangsung
tanpa air. Beberapa logam seperti Na, Mg,
Ca, dan Al diperoleh dari elektrolit lelehan
senyawa logamnya menggunakan sel ini.
Ion-ion logam tersebut akan tereduksi
menghasilkan logam-logam tersebut.
Contoh Reaksi Leburan dan Lelehan NaCl
e- e-
+ -
Anoda Katoda
Cl2
e- e-
+ -
Anoda Katoda Na+
Cl2 H2
Cl- Na

Na+

Cl- Leburan NaCl

Larutan NaCl

Anda mungkin juga menyukai