|
|
||||
m
Cedera craniocerebral adalah penyebab
utama morbiditas ± mortalitas, walaupun sdh
dilakukan usaha preventif dan pengobatan yg
sangat mahal
Penyebab utama kematian pd usia muda
> 50 % kematian oleh trauma x cedera
craniocerebral
m terutama terjadi pd unprotected road user
x pejalan kaki, pengendara motor tanpa helm
ntandar, pengendara sepeda dan becak
mecelakaan lalu lintas
Perkelahian
Jatuh
Cedera Olah raga
Tembakan
mead Injury
ë Mechanism
ë Coupe
ë Contra-Coupe
ë These mechanisms can cause injury
and swelling:
ë Concussion
ë Epidural/subdural mematoma
ë
ë
TYPES OF PRIMARY INJURIES
ë Focal injuries ë Diffuse injuries
ë Skull fracture ë Diffuse axonal
ë Parenchymal injury
contusion ë Diffuse vascular
ë Parenchymal injury
laceration
ë Vascular injury
resulting in hematoma
(subdural, extradural,
or parenchymal)
Significant cause of mortality/morbidity in head
-injured patients
Caused mainly by:
è Ischaemia
è mypoxia
è mypotension
è mypoglycaemia
è myperthermia
è Seizure activity
£i i3:
1. i
2. B r t
3. rf l i
!"
#$!
ë Õ ë ë
ë ë
ë
ë ,
ë
ë
ë )
Periode mospital
D Anamnesa : adanya trauma, bukan oleh
akibat gg kesadaran yg menyebabkan
penderita terjatuh
D Pemeriksaan umum : Vital Sign, tanda cedera
dikepala dan bagian tbh lain
D Pemeriksaan status neurologis : GCS, Fungsi
neurologis x menetukan adanya cedera fokal
(sesuai letak lesi), reflek batang otak x bila ada ,
kecurigaan mati batang otak
D Pasien cedera craniocerebral yg sadar tanpa
defisit neurulogis dan tanpa faktor resiko lain dpt
diobservasi di IRD dan dpt dipulangkan dgn
nasehat
ila ada penurunan kesadaran / timbul gjl lain
harap segera kembali ke IRD
DPasien sadar tapi dgn faktor resiko lain x fr
tlg tengkorak, cedera bag tbh lain, gg faal
vital, muntah terus menerus, sakit kepala
menetap x MRS
DStabilisasi fungsi organ
- O darah
- Volume dan tekanan darah
- TIm
- Nutrisi, cairan dan elektrolit
Target :
- SaO : 95 %
- PaCO : 0 ± 40 mmmg
- PaO : 80 ± 0 mmmg
- Tensi : Sistole : 90 ± 0 mmmg
Diastole : 60 ± 80 mmmg
D Deteksi dini adanya lesi massa
D angkah penanganan GCS < 9
- Jahit luka
- Foto Rongent
- Anamnesa cepat dan teliti
- Evaluasi neurologis
- Pasang NGT
- Sirkulasi : infus, atasi perdarahan, ambil
sampl darah
- reathing x oksigenasi, ventilasi
- akukan intubasi, trakeostomi
- Imobilisasi cervikal
Cont «.
- Atur posisi x mead Up 0°
- Atasi kejang x Diazepam, Phenytoin
- Obat x Sedasi, Manitol
- Monitor TIm, drainage
Ñ. mejang x Cegah dan atasi segera
. Pasang cervikal collar
. Posisi tubuh
4. Resusitasi ± Stabilisasi x periksa GA, m, tensi
dan Nadi
5. Pasang pipa lambung
6. Evaluasi/secondary survey x cari jejas/fraktur
tempat lain
7. X - Foto
- mepala diperlukan bila curiga ada fr imprsi,
untuk menentukan lokasi burhole
eksploratif, menentuka cedera
coup/countra coup
- Cervikal x harus, terutama bila COS -
CO
- CT Scan sebaiknya kerjakan pd semua cedera
craniocerebral tapi bila ada pembatasan
indikasi, maka CT Scan pada GCS < Ñ , dgn
CT Scan dpt ditemukan scr tepat diagnosis
dan lokasi perdarahan shg kraniotomi dpt
direncanakan dgn baik
8. Jahit luka
9. Pembedahan : esi massa (hematoma, edema
fokal) fraktur impresi
Observasi
Pengamatan terus menerus thd fungsi vital dan
neurologis, bila ada perub lakukan diagnosis dan
tindakan
T, N, RR, Suhu, GCS, syaraf cranial, motorik,
balans cairan,lab
Periode observasi
- 6 jam I : tiap Ñ5 mnt
- 6 jam berikutnya : tiap 0 mnt
- Ñ jam berikutnya : tiap jam
Diatasi dgn cara :
- Mekanik : - mead Up 0° - 0°
- miperventilasi
- Trepanasi dekompresi
- Drainage CSF (lewat monitor
ICP)
- Medikamentosa : Manitol, sedasi,
furusemide,diamox, antipiretik
- Perbaikan faktor ekstra kranial
Ñ. Acut : perdarahan, edema otak, sindroma
disstres nafas, gg faal hemostasis, gg
hormonal
. Subacut : Perdarahan
. mronis :
- Perdarahan kronis
- Epilepsi traumatik
- midrosepalus x jrg pd fase awal
- Ensefalopati
Ñ. Pengkajian
a. Identitas
- Data umum : sering terjadi pd usia Ñ5 - 4
tahun
b. Riwayat kesehatan
- adanya cedera pd :
mulit : vulnus, laserasi, hematoma
Tulang : Fraktur linier, multiple, basis cranii
Dura / otak : Robekan dura, contusio ringan,
cedera akson difus
Pada umumnya pasien dgn trayma kepala dtg ke
RS dgn penurunan tingkat kesadaran atau GCS
dibawah Ñ5, muntah menetap, nyeri kepala,
dispneu/takipneu, akumulasi sputum diregio intra
thorak/sal nafas, otorhoe, rinorhoe
Riwayat penyakit dahulu harus diket gg yg berhub
dgn sistem persyarafan maupun penyakit sistemik
lainnya serta saat kejadian, obat-obatan yg
pernah didapat, tempat tinggal, kondisi klg
c. Pemeriksaan fisik
Aspek neurologis yg dikaji :
- Tingkat kesadaran
- Gejala fokal neurologis
- Nervus kranialis x perdarahan dan edema
otak
N I (Olfaktorius)x Ļ daya penciumam dan
anosmia bilateral
N. II (Optikus) x Ļ daya Penglihatan x
Trauma frontalis
N. III (Okulomotorius) x gerakan ektstra okuler mata,
konstriksi, dilatasi pupil
N. IV (Trokhlearis) x gerakan bola mata ke bawah
dan keatas
N. V (Trigeminus) x anasthesi daerah dahi, gg
gerakan oto-otot rahang
N. VI (Abdusen) x Penurunan lapang pandang, pupil
anisokor
N. VII (Fasialis) x Melemahnya penutupan kelopak
mata, hilangnya rasa pd / bag lidah anterior
- Pengkajian lain x perdarahan dr mulut, hidung,
telinga, mata, hipersekresi pd mulut
e. Permeriksaan penunjang
Ñ. X ± Ray
Tujuan :
Mendeteksi perub struktur tulang,
pergeseran struktur dari garis tengah,
adanya fragmen
Indikasi :
Jejas(hematoma) > Cm, adanya gjl neurologis
fokal, fraktur terbuka, luka tembak/tusuk( c.
alineum), adanya deformitas kepala
. CT Scan
Tujuan :
Mengidentifikasi adanya hemoragi, menetukan
ukuran ventrikel, pergeseran jaringan otak,
pemeriksaan berulang mungkin diperlukan kerena
pd iskemia/infark mungkin tdk terdeteksi pd 4 ±
7 jam post trauma
Indikasi :
GCS < Ñ5, penurunan GCS > / = Ñ point, adanya
laserasi, pupil anisokor, hemiplegi, hemikonvulsi,
corpus alineum intracranial
. Angiografi cerebral
Menunjukkan kelainan sirkulasi cerebral spt
pergeseran jar otak akibat edema, identifikasi
adanya area vaskuler ditepi otak
4. EEG
Mendeteksi adanya gelombang patologis
8. GA
Mengetahui adanya gg ventilasi / oksigenasi yg dpt
meningkatkan TIm
)
è
*
a' +
,
-'&
+@ -
è
a,
è
.
è / &
&
è $
è !
è !
&
è | &'
è %
è
%
è a
è %
0
m
1
2 m
m
3|
3a
1 0
|
a
)
a 4)
a.'5 $
+
-
0
6 0
7
+8 $-
9%|!
| |(6
,
.
,|
1 1
a,
Ñ. Segera bebaskan jalan nafas. Nafas spontan ? RR ?
Pola ? Sumbatan? Derajat kesadaran ?
. GCS<8 lakukan intubasi (terutama pada anak).
. Pada pasien trauma, hindari manipulasi leher (potensi
trauma C-spine).
4. Intubasi mARUS secara mATI-mATI.
,, .'
|')
a
5
8>58>8'";;>
Ñ. Usahakan kardiak output dan TD adekuat (TDS
Ñ00 ± Ñ60 mmmg, CPP >70 mmmg).
. Pastikan blood volume sirkulasi adekuat. mindari
pemberikan cairan hipotonik. erikan NS atau R
£o oiods increase CF and IC as well as lower MA and C?
Increased IC with concurrent decreased MA and C has been
documented with use of oiods. ut, elevation in IC is transient and
there is no resultin ischemia from decreased MA / C.
Nursing Activity and ICP
20
18
16
14
12
Turning
10
8
Suctioning
6 Bathing
4
2
0
Before During After
Rising (Ñ99) Journal of Neuroscience Nursing, 5(5)
Osmo--Therapy (Manitol)
Osmo
a