Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NEOPLASMA
Disusun oleh :
DEA OKTARI
1210070100062
RIGKY ALVAROCKY 7112081682
ARIJALDI MUHAMMAD R.7112081414
FARIN RUKIAN 71160891350
RAJA UMAR ALI S. 7112081670
WESSY FARALNATE 71150891570
AISYATUL MARDIAH 7112080207
Pembimbing
dr. Syamsul Bahri Siregar,Sp.An
SMF Anestiologi RSUD Dr.PIRNGADI MEDAN 2017
Definisi Anestesi
Pembuluh Darah
Kerusakan Fisik
Intubasi
Pernapasan
Kardiovaskuler
Hati
Suhu tubuh
Komponen anestesia yang ideal (trias
anestesi) terdiri dari :
Pembedahan elektif
Anamnesis boleh ditunda tanpa batas
waktu untuk menyiapkan agar
Pemeriksaan pasien dalam keadaan bugar,
fisik sedangkan pada operasi cito
penundaan yang tidak perlu
Pemeriksaan harus dihindari.
laboratorium
Merencanakan
Persiapan pada hari
prognosis
operasi
Secara umum, persiapan pembedahan
Klasifikasi yang digunakan untuk menilai
antara lain : kebugaran fisik seseorang berasal dari The
•Pengosongan lambung : dengan cara American Society of Anesthesiologists (ASA)
puasa, memasang NGT. Lama
puasa pada orang dewasa kira-kira 6-8 Klasifikasi sebagai berikut :
jam, anak-anak 4-6 jam, bayi 2 jam ASA 1 : pasien sehat organik, fisiologik,
(stop ASI). Pada operasi darurat, pasien psikiatrik, biokimia
tidak puasa, maka dilakukan ASA 2 : pasien dengan penyakit sistemik
ringan dan sedang
pemasangan NGT untuk dekompresi
ASA 3 : pasien dengan penyakit sistemik
lambung. berat, sehingga aktivitas rutin terbatas
•Pengosongan kandung kemih ASA 4 : pasien dengan penyakit sistemik
•Informed consent ( Surat izin operasi berat yang tak dapat melakukan aktivitas rutin
dan anestesi). dan penyakit merupakan ancaman
•Pemeriksaan fisik ulang kehidupannya setiap saat
•Pelepasan kosmetik, gigi palsu, lensa ASA 5 : pasien sekarat yang diperkirakan
kontak dan asesori lainnya. dangan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak
akan lebih dari 24 jam
•Premedikasi secara intramuskular ½ -
Pada bedah cito atau emergency biasanya
1 jam menjelang operasi atau dicantumkan huruf E.
secaraintravena jika diberikan beberapa
menit sebelum operasi
•
Premedikasi
Premedikasi adalah pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anesthesia
dengan tujuan untuk melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anestesi
diantaranya:
•Meredakan kecemasan dan ketakutan, misalnya diazepam
•Memperlancar induksi anestesia, misalnya pethidin
•Mengurangi sekresi kelenjar ludah dan bronkus, misalnya sulfas atropindan hiosin
•Meminimalkan jumlah obat anestetik, misalnya pethidin
•Mengurangi mual-muntah pasca bedah, misalnya ondansetron
•Menciptakan amnesia, misalnya diazepam,midazolam
•Mengurangi isi lambung
•Mengurangi reflex yang membahayakan, misalnya tracurium, sulfas atropine
Obat-obat premedikasi dapat digolongkan seperti di bawah ini :
•Narkotianalgesic, misalnya morfin pethidin
•Transqualizer yaitu dari golongan benzodiazepine, misalnya diazepam dan
midazolam. Diazepam dapat dberikan peroral 10-15 mg beberapa jam sebelum induksi
anesthesia
•Barbiturat, misal pentobarbital, penobarbital, sekobarbital
•Antikolinergik, misal atropine dan hiosin
•Antihistamin, misal prometazine
•Antasida, misal gelusil
•H2 reseptor antagonis misalnya cimetidine dan ranitidine. Ranitidine diberikan 150
Persiapan Induksi Anestesi
Indikasi :
• Operasi lama
• Kesulitan mempertahankan jalan nafas bebas pada anestesi dengan sungkuo muka.
• Urutan tindakan :
• Induksi dengan propofol
• Sungkup muka ditempatkan pada muka dan oksigen 4-6 L/menit, kalau perlu nafasi
dibantu dengan menekan balon nafas secara periodic
• Sesudah reflex mata menghilang diberikan suksinil kolin intravena 1-1.5 mg/kgBB,
nafas dikendalikan dengan menekan balon nafas yang diisi dengan aliran O2 2L.
• Sesudah fasikulasi menghilang, pasien diintubasi.
• Pipa guedel dimasukan dimulut agar pipa endotrakeal tidak tergigit. Kemudian
difiksasi dengan plester
• Mata diplester agar tidak terbuka dan kornea tidak kering
• Pipa endotrakeal dihubungkan dengan konektor pada sirkuit nafas alat anestesi. N2O
dibuka 3-4 L/menit dan O2 2 L/menit kemudian halotan dibuka 1 vol %dan cepat
dinaikkan sampai 2 vol %.
• Halotan dikurangi sampai 0,5-1.5 % untuk pemeliharaan anestesi
• Nafas dapat dibiarkan spontan kalau usaha nafas cukup kuat
• Kedalaman anestesi dipertahankan dengan kombinasi N2O dan O2 masing-masing 2
l/menit, serta halotan 1.5-2 vol %
Teknik anestesi dan intubasi sama seperti diatas
Definisi
Kanker payudara adalah keganasan
yang bermula dari sel-sel di payudara
kemudian tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh
di dalam kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak maupun jaringan ikat
pada payudara.. Hal ini terutama
menyerang wanita, tetapi tidak
menutup kemungkinan terjadi juga
pada pria.
ETIOLOGI DAN FAKTOR
RISIKO
Ht : 32.9 % 36-48 %
Terapi :
IVFD RL 20 gtt/menit
Inj. Ceftriaxone 2 gram (profilaksis)
Rencana :
Modified Radical Mastectomy o/t (R) Breast.
CATATAN PRE OPERASI
Tanggal
operasi: 9 Januari 2018
Nama : Juraidah Tanjung
Umur : 58 tahun
No RM : 01.04.63.10
BB/TB : 60/160
ANAMNESIS
A : Tidak ada alergi makanan, obat-obatan dan
penyakit
M : Ceftriaxon 2 gram
P : Riwayat DM (-), HT (-), Asma (-)
L : Puasa mulai pukul 00.00, 6-8 jam sebelum
operasi
E : Dalam ruangan terbuka
PEMERIKSAAN FISIK ASA
B2:
B1:
Akral : Hangat
Airway : Clear
RR : 22 x/ menit TD : 120/70
Suara nafas : Vesikuler mmHg
Suara tambahan :- HR : 84x/
JMH : 6 cm (4 jari) menit, reguler, desah (-
Malampati : Grade 1 )
BM : 2 jari T/V : Cukup
Gerakan leher : Dbn T : 37,2 ◦C
Gerakan dada : Simetris
Conjungtiva :
Maxilo facial injury : -
Pucat (-/-), Hiperemis(-
Riwayat asma :- /-), Ikterik (+/+)
Batuk/ sesak : -/-
B4
B3:
Urin :+
Sensorium : Compos Volume : ± 1000 cc
mentis
Warna : Kuning
GCS : 15 pekat
Eye :4 Kateter : (+)
Verbal :5 B5
Movement :6 Abdomen : Dbn
STATUS FISIK
ASA 2 : Kardiomegali dan Iskemik miokard anterior
RENCANA TINDAKAN
Modified Radical Mastectomy o/t (R) Breast.
RENCANA ANESTESI
Anestesi GA-ETT
Persiapan pasien
Sebelum Operasi
Pasien di konsultasikan ke spesialis anestesi, apakah
pasien dalam kondisi fisik yang layak untuk dilakukan
tindakan operasi.
Setelah mendapatkan persetujuan dari spesialis
anestesi, pasien di periksa 1 hari sebelum operasi
(kunjungan pre-operatif), hasil dari kunjungan pre-
operatif ini telah dijabarkan sebelumnya.
Diruang perawatan (8 Januari 2018)
Informed consent : bertujuan untuk memberitahukan kepada
pasien dan keluarga pasien tindakan medis apa yang akan
dilakukan kepada pasien bagaimana pelaksanaanya,
kemungkinan hasilnya, resiko tindakan yang akan dilakukan.
Surat persetujuan operasi : merupakan bukti tertulis dari
pasien atau keluarga pasien yang menunjukkan persetujuan
tindakan medis yang akan dilakukan sehingga bila terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan keluarga pasien tidak akan
mengajukan tuntutan.
Pasien dipuasakan sejak pukul 24.00 wib tanggal 09 Januari
2018, tujuannya untuk memastikan bahwa lambung pasien
telah kosong sebelum pembedahan untuk menghindari
kemungkinan terjadinya muntah dan aspirasi isi lambung yang
akan membahayakan pasien.
Pengosongan kandung kemih pada pagi harinya pada pukul
07.00 WIB.
Pembersihan wajah dan kuku pasien dari kosmetik agar tidak
mengganggu pemeriksaan selama anastesi, misalnya bila ada
sianosis. Gigi palsu dilepaskan agar tidak mengganggu
kelancaran proses intubasi dan bila ada perhiasan sebaiknya
diberikan kepada keluarga pasien.
Di Ruang Persiapan (09 Januari 2018)
Identifikasi Pasien
Memakai pakaian operasi yang telah disediakan
di ruang persiapan.
Pemeriksaan fisik pasien di ruang persiapan:
TD=120/80 mmHg, nadi=88x/menit,
suhu=36.50C, RR=20x/menit
Pendataan kembali identitas pasien di ruang
operasi. Anamnesa singkat kepada keluarga
yang meliputi BB, umur, riwayat penyakit,
riwayat alergi, riwayat kebiasaan, dan lainnya.
Pasien masuk kamar operasi dan dibaringkan di
meja operasi kemudian dilakukan pemasangan
EKG, manset, infus, dan oksimeter.
Pemeriksaan tanda tanda vital.
3.3 Persiapan Alat Komponen I : Sumber
gas, flowmeter, dan
Laringoskop
vaporizer
Stetoskop Komponen II : Sirkuit
ETT no. 7 cuff nafas / system ventilasi
Guedel (Oropharyngeal yaitu open,semiopen,
airway) semiclose.
Plester/Tape Komponen III : Alat
penghubung sistem ventilasi
Mandrin
dengan pasien yaitu sungkup
Suction muka dan pipa ombak.
Balon/pump EKG monitor
Spuit 20 cc Sfigmomanometer digital
Oksimeter/saturasi
Gel lubricating Infuse set
Sarung tangan Infuse set dan cairan infus –
Face mask Ringer Laktat
Pack Abocath no.18 G
Plester
Forcep Magill
Alcohol swab
Mesin anestesi Tourniquet
Persiapan Obat- Fentanyl
Obatan Anestesi Dosis analgesia: 1 – 2,5 µg/kgBB60 – 150 mg
Pemberian : 100 µg
1 Premedikasi
Midazolam
Dosis : 0,01-0,05 mg/kgBB0,6- 3 mg
Pemberian : 3 mg
2 Induksi Propofol
Dosis : 2 – 2,5 mg/kgBB120-150
Pemberian : 120 mg
3 Relaksan Rocuronium
Dosis : 0,6 – 1,2 mg/kgBB 36 – 60 mg
Pemberian : 50 mg
4 Maintenance -
5 Antibiotik -
Steroid -
Anti emetic selama op Ondansentron 4 mg
Di Ruang Operasi
JAM
(WIB)
Di Ruang Pemulihan
Setelah operasi selesai pukul 11.30 Sekitar pukul 11.40 pasien
dibawa ke ruang pulih sadar/ recovery room, lalu diberikan
oksigen via nasal canul sebesar 2 liter/menit, kemudian
dilakukan penilaian terhadap tingkat kesadaran, pada pasien
kesadarannya adalah compos mentis. Dilakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital ditemukan tekanan darah 120/60 mmHg,
nadi 98x/menit, respirasi 20x/menit dan saturasi O2 99%.
Pasien di observasi di Recovery Room selama 2 jam.
Instruksi Pasca Bedah :
Bed rest, head up 300
O22 L/i via nasal kanul
Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
Inj. Ondansetron 4 mg/12 jam
Antibiotik dan terapi lain sesuai terapi bagian bedah
Pantau vital sign per 15 menit selama 2 jam di RR
TEORI KASUS