Anda di halaman 1dari 27

ANALISA DAN INTERPRETASI

DATA ALAM BENTUK STATISTIK

Costy Pandjaitan,CVRN., SKM.,MARS.PhD


TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
• Setelah selesai pembelajaran ini peserta
memahami analisa data surveilans dan
interpretasi Insiden rate yang baik dan benar
sesuai standar yang sudah ditetapkan
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Setelah selesai pembelajaran ini peserta
memahami
– Cara menghitung insiden rate HAIs
– Cara membuat stratifikasi Insiden rate HAIs
– Cara interpretasi insiden rate
POKOK BAHASAN
• Cara menghitung Insiden rate HAIs IDO,
ISK,VAP,IADP,Plebitis
• Cara membuat stratifikasi insiden rate HAIs
• Cara interpretasi data
PENDAHULUAN
• Tahapan surveilans HAIs meliputi
– Perencanaan
– Pengumpulan data
– Analisa data
– Interpretasi insiden rate
– Diseminasi insiden rate
– Evaluasi Insiden rate
• Analisa data dimulai dari perhitungan insiden rate dan
stratifikasinya
• Setelah didapatkan insiden rate maka diolah dalam
bentuk statistik untuk dapat diketahui adanya
peningkatanatau penurunan
ANALISA DATA
– Setelah data dicatat secara sistematis pada formulir yang
sudah dibuat, kemudian diorganisasikan sesuai pola yang
mengandung arti.
– Catat data secara manual atau komputerisasi sebagai data
base.
– Sebaiknya di entry di data base computer. Jika data
dimasukkan dalam data base computer maka dengan
mudah dapat dilakukan plot jumlah atau rate infeksi setiap
saat untuk mengidentifikasi trend yang ada.
– Kemudian dihitung numerator dan denuminator
– Numerator adalah angka kejadian infeksi, sedangkan
denominator dihitung populasi yang beresiko.
Analisa data
– Data harus dianalisa dengan cepat dan tepat, untuk
mendapatkan informasi apakah ada masalah infeksi, yang
memerlukan penanggulangan atau investigasi lebih lanjut.
– Interpretasi yang dibuat harus menunjukkan informasi
tentang penyimpangan yang terjadi.
– Bandingkan angka infeksi apakah ada penyimpangan ,
dimana terjadi kenaikkan atau penurunan yang cukup tajam.
– Perhatikan dan bandingkan kecenderungan menurut jenis
infeksi, ruang perawatan dan patogen penyebab bila ada..
– Perlu dijelaskan sebab-sebab peningkatan atau penurunan
angka infeksi, jika ada data yang mendukung relevan dengan
masalah yang dimaksud.
• Analisa data
– Populasi yang beresiko Surgical Site Infection (SSI) atau Infeksi Luka
Operasi (ILO) adalah semua pasien yang dilakukan operasi.
– Populasi Ventilator Associated Pneumonia (VAP) adalah semua pasien
yang memakai ventilator.
– Populasi Urinary Tractus Infection (UTI) atau Infeksi Saluran Kemih
(ISK) adalah semua pasien yang memakai kateter urine.
– Untuk menghitung surveilens yang dipakai adalah insiden rate. Insiden
Rate infeksi luka operasi adalah jumlah pasien infeksi luka operasi
dibagi jumlah total kasus operasi dikali 100 % .
– Sedangkan Rate VAP adalah jumlah VAP dibagi total jumlah hari
pemakaian alat ventilator dikali 1000
ANALISA DATA
Cara perhitungan :
– Insiden rate IADP = Jumlah kasus IADP . x 1000
Jumlah hari pakai alat sentral vena kateter

– Insiden rate ISK = Jumlah kasus ISK . x 1000


Jumlah hari pakai alat kateter urine

– Insiden rate ISK = Jumlah kasus ISK . x 1000


Jumlah hari pakai alat kateter urine
– Insiden rate ISK = Jumlah kasus ISK . x 1000
Jumlah hari pakai alat kateter urine

– Insiden rate IDO = Jumlah kasus IDO . x 100


Jumlah kasus operasi
ANALISA DATA
Contoh:
• Pada bulan Agustus 2015 di ruang ICU RS X, jumlah pasien
terpasang kateter urine 15 orang dengan total hari
pemasangan 75 hari. Jumlah yang terkena ISK dua orang,
maka Insiden Rate ISK adalah: 2/75 X 1000 = 26.6 ‰ .
• Pada bulan Agustus 2015 di ruang ICU RS X, jumlah pasien
terpasang kateter vena sentral 10 orang dengan total hari
pemasangan 60 hari. Jumlah yang terkena IADP satu orang,
maka insiden rate infeksi IADP 1/ 60 X 1000 = 16.6 ‰
• Pada bulan Agustus 2015 di ruang ICU RS X, jumlah pasien
operasi SC 20 orang, terkena infeksi luka operasi dua orang,
maka infeksi rate ILO adalah 2/ 20 X 100 = 10 %.
ANALISA DATA
Stratifikasi data
– Dalam suatu studi populasi sering lemah
homogen, seharusnya dibedakan umur, gender,
severity , dilakukan stratifikasi.
– Pasien Infeksi luka operasi dibagi dalam jenis
operasi, usia, jenis luka, dan sebagainya.
– Infeksi saluran kemih dibagi menurut jenis
kelamin, pada pasien neonatus, dibagi kedalam
kategori berat badan
Central/umbilical line –associated bloodstream
infection rate stratified by birthweight category

Birth weight( g) Central line days No Central Infection rate per


line/umbilical 1000 central line
line associated days
BSIs

< 1000 412 8 19.4

1001-1500 322 4 12.4

1501-2500 269 2 7.4

> 2500 363 2 5.5


Stratifikasi Infeksi Luka Operasi dengan kategori resiko

Kategori Resiko Jumlah kasus Jumlah infeksi Infeksi rate per 100
operasi kasus

0 20 0 0
1 40 1 2.5

2 50 4 8

3 20 5 25
• Data harus diinterpretasi dengan cepat dan tepat, untuk
mendapatkan informasi/makna penemuan, apakah ada
masalah infeksi HAIs, yang memerlukan
penanggulangan atau investigasi lebih lanjut.
• Interpretasi yang dibuat harus menunjukkan informasi
tentang penyimpangan yang terjadi.
• Bandingkan angka infeksi HAIs apakah ada
penyimpangan , dimana terjadi kenaikkan atau
penurunan yang cukup tajam.
• Perhatikan dan bandingkan kecenderungan
menurut jenis infeksi, ruang perawatan dan
patogen penyebab bila ada.
• Perlu dijelaskan sebab-sebab peningkatan atau
penurunan angka HAIs, jika ada data yang
mendukung relevan dengan masalah yang
dimaksud
- Bandingkan dengan “BENCHMARK”
NHSN/NNIS
– Data surveilans dibuat dalam bentuk laporan, yang
sistematik, tepat waktu, informatif.
– Data disajikan dalam berbagai bentuk, yang mudah
dianalisa dan di interpretasi.
– Penyajian data harus jelas, sederhana, dapat dijelaskan
diri sendiri.
– Bisa dibuat dalam bentuk table, grafik, pie . Pelaporan
dengan narasi singkat.
• Laporan dibuat secara periodik, tergantung institusi
bisa setiap bulan, triwulan, tahunan
• Laporan dilengkapi dengan rekomendasi dan tindak
lanjut
• Laporan didesiminasikan kepada pihak-pihak terkait
– Hasil data surveilans dikomunikasikan kepada pihak –
pihak yang berkepentingan seperti direktur, unit yang
bersangkutan untuk dipakai dalam perencanaan
selanjutnya
– Rekomendasi di berikan setelah data dianalisa dan
didiskusi dari unit kerja serta komite PPIRS untuk di
tindak lanjuti oleh unit yang terkait
– Hasil surveilans dapat digunakan untuk mengevaluasi
pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian
infeksi rumah sakit (PPIRS) dalam satu waktu tertentu.
• Laporan sistematik, tepat waktu, informatif, secara
periodik, bisa satu bulan, triwulan, tergantung institusi
• Disajikan dalam berbagai bentuk, yang penting mudah
dianalisa dan di interpretasi.
• Penyajian data harus jelas, sederhana, dapat dijelaskan diri
sendiri
Tujuan untuk:
– Memperlihatkan pola infeksi HAIs dan perubahan yang
terjadi (trend)
– Memudahkan analisis dan interpretasi data
• Diseminasi dengan narasi singkat,rekomendasi, tindak
lanjut
Data infeksi rumah sakit periode 2001-2010 di RSJPDHK
70
per 1000 hari rawat/pemakaian alat

60
50 IADP
ISK
40
HAP
30 VAP
Plebitis
20 Dekubitus
10
0
`10

`01 `02 `03 `04 `05 `06 `07 `08 `09


Tahun

Sumber: Laporan data HAIs RSJPDHK Lomba Bicomensial


Insiden rate UTI period Jan-Des 2012 in NCC Harapan Kita Data insiden rate infeksi rumah sakit periode 2001-2009 di
RSJPDHK
12
70
per 1000 catheter days

Insiden rate per 1000 hari pemakaian


10 9.8
60
8.7
8 IADP
50
ISK

alat/hari rawat
6 5.6 5.9 40 HAP
5.2 VAP
4.6 4.5 4.6
4 3.6 30 PLEBITIS
DEKUBITUS
2.5 2.6
2 20
1
0 10
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des
0
Month 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Tahun

Distribusi IADP tahun 2008 di RSJPDHK

ICU Dewasa ICU Anak CVC IW Medikal IW Bedah IW Anak RA

2, (4%) 6.4, (12%)


Dapat menjawab
Apa,
5.9, (11%)

1.3,( 2%)

9.5, (18%)
17.4, (33%)
Dimana,
Kapan
10.4, (20%)
DATA INFEKSI NOSOKOMIAL DI RS X
PERIODE TH 2001 - 2004

30
26.2
25
21.5
20.1 BSI
RATE INFEKSI

20
UTI
15 14.3 13.9
SSI

10
7.5 PNEUM O
6.5 6.3
5.2 5.4
5 4.2 4.5 4.4
3 3.2 3

0
2001 2002 2003 2004
TAHUN

Grafik 2: Data infeksi nosokomial berdasarkan jenis infeksi nosokomial


Insidence Rate VAP periode 2005-2012 in NCC Harapan Kita

70
61.4
60
per 1000 catheter days

50.2
50
42
38
40
30
30 23.3 22
19.5
20

10

0
`05 `06 `07 `08 `09 `10 `11 `12
Year
No Mikroorganisme VAP IADP ISK Total %

1 Psudomonas Aeruginosa 132 9 5 146 19.6

2 Klebsiella Pneumonia 95 4 1 100 13.4

3 Acinetobacter Bawmanii 83 7 2 92 12.4

4 Staph.Epidermidis 65 17 4 86 11.5

5 Staph. Viridans 68 0 0 68 9.2


6 Candida Sp 32 17 15 64 8.6
7 Acinobacter Haemoliticus 38 8 2 48 6.4
8 Enterobacter Gergoviae 43 0 4 47 6.3
9 Eschericia Coli 35 0 3 38 5.3
10 Staphy.Aureus 34 1 0 35 4.7
11 Serratia Marcescens 0 8 2 10 1.3

12 MRSA 0 10 0 10 1.3

Total 625 81 38 744 100

Sumber Data : Laporan tahunan PPI th 2009 RSJPDHK


Microorganism VAP periode Jan-Des 2012
in NCC Harapan Kita
Microorganism Total %
Acinetobacter Bawmanii 221 36.3
Klebsiella Pneumonia 101 16.6
Psudomonas Aeruginosa 97 15.9
Enterobacter Gergoviae 38 6.2
Staph. Viridans 30 4.9
Staph.Epidermidis 28 4.6
Serratia Marcescens 28 4.6
Methyl. Resist.Staphy.Epidermidis 27 4.4
Candida Sp 24 3.9
Eschericia Coli 20 3.2
Total 608 100
• Pelaksanaan surveilans HAIs (IADP,ISK,VAP,IDO)
merupakan kegiatan yang penting dan luas dalam
program PPI
• Pelaksanaan surveilans HAIs dilaksanakan oleh
individu yang profesional
• Metode observasi langsung merupakan Golden
Standard
• Pelaksanaan surveilans meliputi
perencanaan,pengumpulan
data,analisa,interpretasi,komunikasi dan evaluasi
costypandjaitan@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai