Anda di halaman 1dari 30

PENGELOLAAN

POSYANDU

NurAsyiah, S. Tr. Keb, MKM


LATAR BELAKANG
• Kesehatan merupakan hak azasi (UUD 1945, pasal 28 H ayat 1 dan
UU No 23 Tahun 1992) dan sekaligus sebagai investasi

• Kesehatan , pendidikan dan ekonomi merupakan tiga pilar yang


berpengaruh terhadap kualitas hidup sumberdaya manusia.

• Upaya pereventif dan promotif dan pemberdayaan keluarga dan


masyarakat salah sati prioritas dalam RPJM 2004 – 2009 Bidang
Kesehatan

• Menumbuh-kembangkan Posyandu Salah merupakan satu satu


bentuk upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

• Sejak pencanangan Posyandu tahun 1986, berbagai hasil yang


dicapai a.l penurunan AKI dan AKB dan peningkatan UHH rata-rata
bangsa Indonesia secara bermakna
Permasalahan Posyandu (hasil survey) :

• Hanya sekitar 40% dari jumlah Posyandu yang ada, dapat menjalankan
fungsinya dengan baik.
• Peralatan yang tidak memadai.
• Tidak memiliki tempat pelayanan yang layak dan pembinaan terhadap
Posyandu masih belum merata.
• Belum memiliki jumlah kader yang cukup bila dibandingkan dengan jumlah
sasaran dan hanya 30% kader yang telah terlatih.
• Kader belum mampu mandiri, sementara itu, penghargaan terhadap kader
masih rendah.
• Cakupan Posyandu masih rendah, untuk balita yang sebagian besar adalah
anak usia di bawah dua tahun, cakupan di bawah 50%, sedangkan untuk
ibu hamil cakupannya hanya sekitar 20%.
• Hampir 100% ibu menyatakan pernah mendengar Posyandu, namun yang
hadir pada saat kegiatan Posyandu kurang dari separuhnya.

3
PENGERTIAN POSYANDU

Posyandu adalah salah satu bentuk upaya


Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan
kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
AKI dan AKB

4
SASARAN DAN FUNGSI
SASARAN  Seluruh masyarakat, utamanya:
1. Bayi
2. Anak balita
3. Ibu hamil, melahirkan, nifas dan ibu menyusui
4. PUS

FUNGSI :
• Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi
dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar
sesama masyarakat dalam rangka mempercepat
penurunan AKI dan AKB

2. Sebagai wadah untuk mendekatkan yankes dasar terutama


berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB

5
MANFAAT

Bagi Masyarakat
• Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan yankes
dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
• Memperoleh bantuan secara profesional dalam pemecahan masalah
kesehatan terutama terkait kesehatan ibu dan anak.
• Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sektor
lain terkait.

Bagi Kader, pengurus Posyandu dan tokoh masyarakat


• Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya kesehatan yang
terkait dengan penurunan AKI dan AKB.
• Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya dalam membantu masyarakat
menyelesaikan masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan
AKB.

6
MANFAAT

Bagi Puskesmas
• Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat
pelayanan kesehatan strata pertama
• Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
kesehatan sesuai kondisi setempat
• Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian pelayanan
secara terpadu

Bagi sektor lain


• Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya
penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat.
• Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu
sesuai dengan tupoksi masing-masing sektor.

7
LOKASI POSYANDU

RW
DESA/
KELURAHAN
NAGARI
bila dibutuhkan &
mampu

DUSUN

8
STRUKTUR ORGANISASI
Pengurus :
• ketua,
• sekretaris
• bendahara

Kader Posyandu yang merangkap anggota

9
KEPENGURUSAN
Kriteria Pengurus :
• para dermawan dan tokoh masyarakat
• semangat pengabdian, berinisiatif dan mampu :
 memotivasi masyarakat
 bersedia bekerja sukarela

Kader Posyandu :
• berasal dari masyarakat
• dapat baca- tulis
• berjiwa pelopor,pembaharu dan penggerak masy
• bersedia, mampu dan ada waktu

10
• Dalam keadaan tertentu, terutama di daerah perkotaan,
karena kesibukan yang dimiliki, tidak mudah mencari
anggota masyarakat yang bersedia aktif secara sukarela
sebagai kader Posyandu. Untuk mengatasinya
kedudukan dan peranan kader Posyandu dapat
digantikan oleh tenaga profesional terlatih yang bekerja
secara purna/paruh waktu sebagai kader Posyandu
dengan mendapat imbalan khusus dari dana yang
dikumpulkan oleh dan dari masyarakat.

Kriteria tenaga profesional adalah sebagai berikut:


a. Diutamakan berasal dari anggota masyarakat setempat
b. Berpendidikan sekurang-kurangnya SMP
c. Bersedia dan mau bekerja secara purna/ paruh waktu
untuk mengelola Posyandu
11
PEMBIAYAAN
• Sumber Biaya
– Masyarakat,
– swasta/dunia usaha,
– hasil usaha,
– pemerintah
• Pemanfaatan dana
membiayai kegiatan Posyandu
• Pengelolaan dana
oleh pengurus

12
PENCATATAN
Format baku Sistem Informasi Posyandu (SIP) :
• Format 1 :
– catatan kelahiran, kematian bayi, ibu hamil, ibu melahirkan
dan ibu nifas
• Format 2 :
– Register bayi dan balita di wilayah kerja Posyandu
• Format 3 :
– Register WUS dan PUS di wilayah kerja Posyandu
– Buku register pelayanan Posyandu khusus balita
• Format 4 :
– Register ibu hamil di wilayah kerja Posyandu
• Format 5 :
– Data hasil kegiatan Posyandu pada hari buka
Tambahan sesuai kebutuhan :
• Keuangan
• Simpan pinjam
• dll 13
PELAPORAN
• Posyandu tidak wajib melaporkan kegiatannya
• Tetapi dianjurkan untuk melaporkan secara lisan pada
Puskesmas/sektor terkait untuk kepentingan pembinaan dan
pengembangan
• Bila dibutuhkan, Puskesmas atau sektor terkait harus mengambil
sendiri data yang dibutuhkan ke Posyandu

14
KEGIATAN POSYANDU

KEGIATAN UTAMA TAMBAHAN/


PENGEMBANGAN
KIA
KB
Imunisasi
Gizi POSYANDU
Penanggulangan Diare PLUS

15
PENYELENGGARAAN POSYANDU

WAKTU PENYELENGGARAAN
Hari buka sekurang-kurangnya satu hari dalam sebulan
TEMPAT PENYELENGGARAAN
di lokasi yang mudah dijangkau, atau tempat khusus yang
dibangun secara swadaya
 “ Wisma Posyandu”
PENYELENGGARAAN KEGIATAN POSYANDU
Jumlah minimal kader 5 (lima) orang
Pelayanan mengacu pada sistem/pola 5 (lima) meja/langkah

16
Kegiatan pada hari buka Posyandu

Langkah Kegiatan Pelaksana

I Pendaftaran Kader

II Penimbangan Kader

III Pengisian KMS Kader

IV Penyuluhan Kader
Kader atau
Pelayanan
V Kader bersama
Kesehatan 17
petugas
PEMBINAAN POSYANDU

• Pembinaan dilaksanakan secara terpadu melalui Pokja


Posyandu di tingkat desa/kelurahan

• Pembinaan meliputi
– Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan pengurus dan kader
– Pembinaan administrasi penyelenggaraan dan keuangan

• Bentuk Pembinaan
– Rapat koordinasi berkala Pokja Posyandu
– Kunjungan bimbingan dan fasilitasi
– Menghadiri rapat-rapat yang diselenggarakan masyarakat
– Penghargaan kepada pengurus dan kader Posyandu yang
berprestasi

18
C. Indikator Tingkat Perkembangan Posyandu

No. Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

1. Frekuensi penimbangan <8 >8 >8 >8


2. Rerata kader tugas <5 5 5 5
3. Rerata cakupan D/S < 50% < 50%  50%  50%
4. Cakupan kumulatif KIA < 50% < 50%  50%  50%
5. Cakupan kum. KB < 50% < 50%  50%  50%
6. Cakupan kum. Imunisasi < 50% < 50%  50%  50%
7. Program tambahan - - + +
8. Cakupan dana sehat < 50% < 50% <50%  50%

Jenis indikator yang digunakan untuk setiap program disesuaikan


dengan prioritas program tersebut
20
21
Imunisasi
UMUR ANTIGEN
0 bulan BCG HB 0 Polio 1
2 bulan DPT / HB 1 Polio 2
3 bulan DPT / HB 2 Polio 3
4 bulan DPT / HB 3 Polio 4
9 bulan Campak

22
Imunisasi

PEMBERIAN SELANG WAKTU MASA


IMUNISASI PEMBERIAN MINIMAL PERLINDUNGAN

T1 - -
T2 4 minggu sesudah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 25 tahun

23
VVM (Vaksin Vial Monitor)

PAKAI! PAKAI!

A B Waktu berlalu: segi


Segi empat bagian
dalam berwarna empat bagian dalam
lebih muda dari masih berwarna lebih
muda dari lingkaran
lingkaran luar
luar
JANGAN JANGAN
PAKAI!

C D
PAKAI!

Titik buang! Segi empat Melebihi titik buang! Segi


bagian dalam berwarna empat bagian dalam
sama dengan warna berwarna lebih gelap dari
lingkaran luar lingkaran luar

VVM (vaksin Vial Monitor 24


25
OPEN VIAL POLICY
Penggunaan vaksin dari vial yang sudah dibuka pada pelayanan statis
(PUSK, RS, RB):
DPT-HB, DPT, TT: 4 minggu
POLIO: 2 minggu
BCG: 3 jam setelah dilarutkan
CAMPAK: 6 jam setelah dilarutkan
dengan syarat: Belum Exp (Kadaluarsa)
Suhu disimpan dalam +2°C – +8°C
Tidak pernah terendam air
Sterilitas terjaga
VVM A atau B
Pada botol ditulis tanggal mulai dipakai

Pada pelayanan dinamis tidak boleh dipergunakan kembali 26


DIARE
• Pengertian
– Buang air besar dalam bentuk cair lebih dari 3
kali dalam sehari dan biasanya berlangsung
selama 2 hari atau lebih.
• Orang yang mengalami diare akan
kehilangan cairan tubuh sehingga
menyebabkan dehidrasi. Hal ini membuat
tubuh tidak berfungsi dengan baik dan
dapat membahayakan jiwa, khususnya
pada anak dan orang tua.
27
DIARE
• Penyebab
– Infeksi dari berbagai bakteri yg disebabkan
oleh kontaminasi makanan/air minum.
– Infeksi berbagai virus
– Alergi makanan khususnya susu
– Parasit yg masuk ke tubuh melalui
makanan/minuman yg kotor.

28
DIARE
• Pencegahan
– Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada 5
waktu penting :
• Sebelum makan, setelah BAB, sebelum memgang bayi,
setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan
– Meminum air yang telah diolah ; merebus, dll
– Pengolah sampah yg baik supaya makanan tidak
tercemar serangga
– BAB/BAK pada tempatnya, sebaiknya menggunakan
jamban dengan tangki septik.

29
DIARE
• Penyembuhan
– Minum dan makan secara normal untuk
menggantikan cairan tubuh yang hilang.
– Untuk bayi dan balita teruskan ASI.
– Garam Oralit/LGG

30

Anda mungkin juga menyukai