Anda di halaman 1dari 75

Introduction to Hazard Analysis

Ating Sudradjat
ASPEK HUKUM
• K3 Umum dan SMK3
• Kesehatan Kerja
• Kecelakaan dan Ketenagakerjaan
• Bahan Kimia dan Barang Berbahaya
• Kebakaran
• Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Konstruksi Bangunan
• Pesawat Uap dan Bejana Tekan
• Listrik dan Petir
• Regulasi dan Referensi
Aspek Hukum Yang Terkait
• K3 Umum dan SMK3
– Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
– Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.
1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja
– Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.:
Kep.245/MEN/1990 tentang Hari Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Nasional
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Kesehatan Kerja
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.
Per.02/MEN/1980 Tentang: Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. :
Per.01/MEN/1981 Tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.:
Per.03/MEN/1982 Tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja
– Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.:
KEPTS.333/MEN/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan
Penyakit Akibat Kerja
– Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I.. No. Kep.51/MEN/1999
tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja
– Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi R.I. No.:
Kep.68/MEN/IV/2004 Tentang Pencegahan Dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
• Kecelakaan dan Ketenagakerjaan
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
Per.03/MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan
– Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial Dan Pengawasan
Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja R.I. No. :
Kep. 84/BW/1998 Tentang Cara Pengisian Formulir
Laporan dan Analisis Statistik Kecelakaan
Ketenagakerjaan
– Undang-undang Republik Indonesia No. 13 tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan
– Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Republik Indonesia No.: Kep.235/MEN/2003 Tentang
Jenis-Jenis Pekerjaan Yang Membahayakan Kesehatan,
Keselamatan Atau Moral Anak
• Bahan Kimia dan Barang Berbahaya
– Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
Kep.187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya
– Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 tentang
Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan
Peredaran Pestisida Kehutanan
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
R.I. No. Per.01/MEN/1978 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dalam Pengangkutan dan
Penebangan Kayu
• Kebakaran
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I.
No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat
Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No
Per.02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran
Automatik
– Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.
Kep.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja
– Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins.11/M/BW/1997
tentang Pengawasan Khusus K3 Penanggulangan
Kebakaran
• Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I.
No. Per.03/MEN/1978 tentang Penunjukan dan
Wewenang, Serta Kewajiban Pegawai Pengawas
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli
Keselamatan Kerja
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. : Per-
04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli
Keselamatan Kerja
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
Per.02/MEN/1992 tentang Tata Cara Penunjukan,
Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi
Instalasi Penyalur Petir
– Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
R.I. No.: Kep.75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan
Standar Nasional Indonesia (SNI) No. SMI-04-
0225-2000Mengenai Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja
– Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No.: Kep.311/BW/2002 tentang
Sertifikasi Kompetensi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Teknisi Listrik
• Konstruksi Bangunan
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
R.I. No. Per.01/MEN/1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan
– Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan
Menteri Pekerjaan Umum No.: Kep.
174/MEN/1986. No.: 104/KPTS/1986 tentang
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja pada Tempat
Kegiatan Konstruksi
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
Per.01/MEN/1989 tentang Kwalifikasi dan Syarat-
syarat Operator Keran Angkat
• Pesawat Uap dan Bejana Tekan
– Peraturan Uap tahun 1930 (Stoom Verordening)
– Undang-undang Uap tahun 1930 (Stoom
Ordonnantie)
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
R.I. No. Per.01/MEN/1982 tentang Bejana Tekan
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
Per.01/MEN/1988 tentang Kwalifikasi dan Syarat-
syarat Operator Pesawat Uap
• Pesawat Tenaga,Produksi dan Pertambangan serta
Gas Bumi
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I.. No.
Per.04/MEN/1985 tentang Pesawat Tenaga dan
Produksi
– Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
Per.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut
– Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1973 tentang
Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di
Bidang Pertambangan
– Peraturan Pemerintah No. 11 tahun 1979 tentang
Keselamatan Kerja Pada Pemurnia dan Pengolahan
Minyak dan Gas Bumi
Beberapa Regulasi dan Referensi :
• MIL-STD 882 D
• Konvensi ILO
• OSHA Occupational Safety and Health Standards
since 1992
• Process Safety Management of Highly Hazardous
Chemicals (29 CFR 1910.119)
• Systems Hazard Analysis (SHA or SSHA)
• Dangerous Goods Regulations (didasarkan pada
Annex 18 dan Doc 9284 AN/905)
Hazardous Materials Regulations:
• HAZMAT berlaku bagi pengusaha yang menggunakan tenaga
kerja sehubungan dengan:
o transportasi dalam perdagangan;
o menyebabkan HAZMAT akan diangkut atau dikirim dalam
perdagangan,
o perwakilan, penandaan, sertifikasi, menjual, menawarkan, rekondisi,
pengujian, perbaikan, atau memodifikasi pengepakan agar memenuhi
syarat untuk digunakan
• HAZMAT bagi karyawan yang dipekerjakan langsung , terkait :
o membongkar, atau menangani HAZMAT;
o tes, Rekondisi, perbaikan, memodifikasi, tanda, atau pengepakan agar
memenuhi syarat untuk digunakan
o mempersiapkan untuk transportasi, atau mengoperasikan kendaraan
yang digunakan untuk mengangkut HAZMAT
HAZARD
Konsep Dasar
• Hazard, adalah suatu obyek/properti atau situasi
yang bisa menimbulkan bahaya/kerusahkan,
seperti energi, zat kimia atau kondisi kerja yang
berpotensi bisa mengancam keselamatan
• Bahaya (danger), suatu kondisi yang telah
teridentifikasi melalui
pemeriksaan/pengujian/analisis disimpulkan
telah menunjukkan melampaui batas aman
• Safe/aman adalah suatu kondisi sumber bahaya
telah teridentifikasi dan telah dikendalikan ke
tingkat yang memadai
Secara umum :
Hazard dapat dikatakan sebagai sifat fisik atau
karakteritik kimia yang berpotensi penyebab
kerugian/kerusakan/membahayakan terhadap
manusia, lingkungan maupun properti
5 tahapan utama (Systems Life Cycle) :
1. Conceptual – Research, terlihat adanya hazards
2. Design – Validasi dan Verifikasi
3. Development (full-scale engineering and production)
4. Operational Deployment
5. Termination and Disposal
Contoh berbagai bahaya yang mengakibatkan
kerusakan/kerugian:
HAZARD :
Highly Toxic
Methyl Isocyanate

Flammable LPG
in tank

Flammable
hydrocarbon vapors
Klasifikasi Hazards
1. Kondisi existing atau kondisi yang
memungkinkan (under current conditions)
situasi yang berpotensi terjadinya
kerusakan/bencana
2. Kerusakan terjadi secara alamiah (natural
hazards) – Penomena terjadi secara alami –
Cuaca, topografis, geologi, hydrologi, dll
3. Human systems – Disebabkan oleh aktivitas
manusia, infrastruktur, transportasi dll.
4. Conflict based – Perang, teroris dll.
Langkah Analisis
Model pendekatan standar dalam melakukan
analisis terhadap adanya hazard :
1. Identifikasi kemungkinan terjadinya hazards
2. Mengelompokkan beberapa hazard
3. Menerapkan rating atau assessment metric
4. Mengkomunikasikan hasil
Identifikasi Bahaya (hazards)
• Proses untuk mengetahui adanya suatu bahaya
dan menentukan karakteristiknya
• Proses kajian kualitatif untuk mengetahui adanya
potensi bahaya dari suatu kegiatan, proses,
produk, material/ bahan dan lingkungan kerja.
• Landasan dari langkah pencegahan kecelakaan
yang disebabkan adanya tindakan tidak aman
(unsfe act) dan kondisi tidak aman (unsafe
condition)
Identifikasi bahaya bisa dilakukan di
tempat kerja melalui :
• Apa yang bisa menjadi salah/rusak ?
• Apa konsekuensinya ?
• Bagaimana hal ini muncul ?
• Faktor lainnya apa yang menjadi pendukung ?
• Bagaimana mungkin sumber bahaya ini bisa
terjadi (hazard) ?
Identifikasi bahaya di bengkel
Sistematika Umum Proses Analisis
Bahaya dan Resiko Kerusakan

6. Follow 1. Hazard
Through & Identification
Review

2. Risk
5. Implement
Assessment
Risk Controls

3. Analyze
4. Risk
Risk Control
Controls
Measures
Bagaimana Menemukan hazards)
Beberapa cara memahami Hazards
• Response history, lihat catatan/dokumen seperti
lokasi kejadian dan pengaruhnya
• Membandingkan dengan peristiwa ditempat lain
• Hazard survey
• Riwayat kecelakaan
• Ilmu pengetahuan
• Mengamati lingkungan
• Lakukan semua sesuai dengan jadwal, kemudian
catat dan pelajari
Deviasi ?
Bagaimana deviasi terjadi dari tujuan desain ?
Apakah bisa berpengaruh terhadap safety and operability ?
Tindakan apa yang seharusnya dilakukan ?

Deskripsi
proses
Jenis Potensi Bahaya (hazards)
 Physical (moving road tankers / vehicles,
(Hazard) elevated objects, noise, people working at
heights,vibration, lighting, electrical, heat and
cold, machine guard, explosion and dust)
 Chemical (hydrocarbon under pressure, smoke,
toxic material, volatile fluids in tanks, gases,
dusts, liquids and vapours)
 Physiological (shiftwork, workload, dealing,
discrimination, threat of danger)
 Biological (inspections, bacteria and viruses)
 Ergonomic (tool design, equipment design,
workstation and manual handling)
 Radiation (microwaves, infra red, ultra violet, X-
rays, Gamma rays)
Kondisi Bahaya (hazards) di tempat
kerja
Hazard Hazard Hazard
Type Type Type
Chemical Corrosive Fire Toxic
Explosion
Electrical Shock Short Circuit Fire-Static

Mechanical Moving Failure Noise


Parts Pressure
Ergonomic Strain Human Fatigue
Error
Radiation Ionizing Non
Ionizing
Contact Struck By Struck Caught In
Against
Environment Temp. Visibility Weather

Misc. Slips Trips Falls


Tingkat Keparahan Bahaya /Kerusakan
(hazard severity)
• Merupakan faktor kunci dalam menetapkan
pemahaman terhadap tujuan program
keselamatan kerja
• MIL-STD 882 mengusulkan empat katagori :
– katagori 1: Katastropik (catastrophic), kematian atau
kerugian sistem secara total
– katagori 2: Kritis (critical), luka berat sakit keras atau
kerusakan sistem utama
– katagori 3: marjinal (marginal), luka sedang atau
kerusakan sistem atau sub sistem
– katagori 4: dapat diabaikan (negligible), luka kecil atau
kerusakan sistem atau sub sistem
Bahaya Material dan Konstruksi
• Material :
– Toxic
– Corrosive
– Irritants merangsang atau mengganggu mata
– Sensitisers, bisa mengakibatkan alergi atau hypersensitive
reactions
– Explosive or flammable
– Tajam
– Dll.
• Konstruksi :
– Jatuh
– Terjepit
– Terpapar
– Radiasi
– Dll.
Kerusakan dan Penyebabnya Pada Plant
dan Equipment
• Tidak terkendalinya
emisi, kebakaran,
ledakan atau material
radioaktif
• Setiap barang/material
memiliki satu atau lebih
sifat bahaya
• Artikel atau substansi
tertentu (kimia)
• Prilaku pekerja PPT-055-01 4
Terms

Bahaya kimia : Memiliki substansi berbahaya


beracun (toxic), reaktif, flammable, atau
explosive (CFR 1910.119(a)(1))

PPT-055-01 5
PROCES HAZARD ANALYSIS (PHA)
Proces Hazard Analysis (PHA)
• Menetapkan lokasi yang berpotensi
munculnya permasalahan safety
• Mengidentifikasi perbaikan terhadap tindakan
untuk memperbaiki safety
• Perencanaan ulang tindakan-tindakan
emergency terhadap akibat dari tidak
terkendalinya/membiarkan bahaya
PHA akan terkait dengan :
• Hazards dari suatu proses operasi
• Identifikasi dari berbagai kejadian yang berpotensi
catastrophic consequences
• Penerapan pengendalian engineering dan administratif
terhadap hazards dan hubungannya
• Konsekuensi kerusakan yang terjadi dari pengendalian
engineering dan administratif, terutama yang
mempengaruhi pekerja
• Kedudukan fasilitas termasuk faktor-faktor manusia
• Menetapkan kebutuhan terhadap PHA, penemuan dan
rekomendasi
Hazard Analysis Methodologies
• What-If
• Checklist
• What-If/Checklist
• Hazard and Operability Study (HAZOP)
• Failure Mode and Effects Analysis (FMEA)
• Fault Tree Analysis
• An appropriate equivalent methodology
What-If
• Brainstorming terhadap pengalaman seseorang
dalam kaitan sekumpulan pertanyaan yang
dimulai dengan "What if…?”
• Beberapa pertanyaan merepresentasikan potensi
bahaya/kerusakan fasilitas atau salah dalam
pengoperasiannya
• Cepat tanggap dari operator terhadap potensi
bahaya dan evaluasinya
• Kecukupan alat pengaman yang ada dari fasilitas
proses operasi, sebagai dasar untuk melakukan
rekomendasi bila diperlukan untuk memodifikasi
sistem
What-If – Steps
1. Bagi sistem ke dalam bebrapa subsistem
yang kecil sesuai logika dasar
2. Identifikasi daftar pertanyaan untuk
subsistem
3. Pilih beberapa pertanyaan yang sesuai
4. Identifikasi hazards, consequences, severity,
likelihood, dan rekomendasinya
5. Kembali ke tahap 2 sampai selesai di 4
Uraian Metoda "What-If"
• Identifikasi bahaya, bkenario bahaya yang
memungkinkan, dan akibatnya, dan potensi mthode
untuk mengurangi resiko
• Misalkan pertanyaan :
– “Bagaimana bila material yang salah dikirim ?”
– “Bagaimana jika pompa saat di starup tidak jalan ?”
– “Bagaimana jika operator membuka valve B bukan valve
A?"
• Melibatkan pertimbangan yang hati-hati pada hasil
yang tidak diharapkan, sehingga menghasilkan akibat
yang merugikan
• Menguji deviasi yang mungkin mulai dari tahapan
design, konstruksi, modifikasi, atau operasi
What-If Question Areas
• Equipment failures
– What if … a valve leaks?
• Human error
– What if … operator fails to restart pump?

• External events
– What if … a very hard freeze persists?
Checklist
• Terdiri dari penggunaan daftar pertanyaan
yang secara rinci tentang desain dan operasi
suatu fasilitas
• Jawaban dari pertanyaan dibuat dengan
model tertutup yakni “ ya” atau “Tidak”
• Digunakan untuk mengidentifikasi hazards
utama dengan yang didasarkan pada kondisi
lapangan dan standar-standar
Bebebarapa Keuntungan
Penggunaan Daftar Periksa (Checklist)
• Penggunaan pengalaman yang lalu
• Acciden yang berulang
• Daftar periksa sudah tersedia berdasarkan
penglaman masa lampau
• Methode yang sederhana
• Bisa digunakan oleh personil yang
penglamannya kurang
Metoda
• Generic Checklist
• Dimodifikasi
• Pemenuhan Code and Standard
• Standard desain internal perusahaan
• Daftar periksa bahaya khusus
Checklist Question Categories
• Penyebab kecelakaan
– peralatan proses
– Human error
– peristiwa eksternal
• Fungsi fasilitas/peralatan/mesin
– Tanda bahaya, material, sistem kendali,
dokumentasi dan training, instrumentasi, piping,
pumps, vessels, dll.
Contoh : Checklist Questions
• Penyebab kecelakaan
– Apakah peralatan pendukung proses sudah benar ?
– Apakah peralatan telah terindentifikasi dengan benar?
– Bagaimana kelengkapan prosedur ?

• Fungsi fasilitas
– Apakah mungkin ada perbrdaan antara alarm ?
– Apakah fasilitas telah terbebas dari korosi eksternal ?
– Apakah sumber api telah terkendali ?
What-If/Checklist
• Gabungan metodologi What-If dan Checklist

• Kombinasi brainstorming dari metoda What-If


dengan mengutamakan susunan dari metoda
Checklist
Tahapan - What-If/Checklist
• Memulai dari jawaban terhadap rangkaian
pertanyaan “what-if” sebelumnya

• Selama melakukan brainstorming pikirkan dan


buat tambahan pertanyaan secara lengkap
sebagai bahan analisis
HAZOP (HAZard and OPerability study)
– Suatu teknik yang secara sistematik mengidentifikasi
sumber bahaya (hazard) yang potensial dan
permasalahan-permasalahan operasi
– Merupakan dasar safety :
• Hazard yang menjadi titk perhatian utama
• Permasalahan Operability akan menurunkan performansi
sistem/plant (product quality, production rate, profit)
• HAZOP, identifikasi sumber bahaya potensial dan
permasalahan operasi yang mengakibatkan
terjadi deviasi antara tujuan desain awal dengan
existing process plants.
• Identifikasi hazards
(safety, health,
environmental), dan

HAZOP
• Permasalahan yang
terkait dengan
pencegahan kerusakan
dan efisiensi operasi
Langkah HAZOP
1. Pilih fasilitas (vessel) dan tentukan tujuan
2. Pilih dan jelaskan jalur aliran
3. Pergunakan guideword untuk
penyimpangan yang terjadi
• Guidewords meliputi NONE, MORE OF, LESS
OF, PART OF, MORE THAN, OTHER THAN,
REVERSE
• Penyimpangan merupakan ekspansi, seperti NO
FLOW, MORE PRESSURE, LESS
TEMPERATURE, MORE PHASES THAN
4. Cari penyimpangan yang terjadi, dan inisiasi
konsekuensi bahayanya ?
5. Dapatkan penyebabkerusakan dan identifikasi
penyimpangannya
6. Lakukan investigasi dan deteksi serta mitigasi
terhadap sistem
7. Identifkasi rekomendasi
8. Dokumen
9. Kembali ke 3 sampai 8, 2 sampai 8, dan 1sampai 8
sampai selesai seluruhnya
Rugi-rugi Akibat Penyimpangan
• Tekanan terlalu tinggi
• Tekanan terlalu rendah (vakum)
• Suhu terlalu tinggi
• Suhu terlalu rendah
• Kerusakan peralatan
Assumsi Terkait Sifat HAZOP’s
• Bahaya-bahaya (hazards) yang terdeteksi secara
seksama

• Desain/rancangan sistem dan pembangunnya


dikelola sesuai standar yang tidak berdampak adanya
kerugian bila sistem dioprasikan dengan parameter
desain

• Bahaya-bahaya (hazards) terkendali oleh kombinasi


alat dan prosedur terkait dengan Safety Critical

• HAZOP dilakukan secara terbuka oleh orang yang


berkompeten
FMEA – Failure Modes, Effects Analysis

• Metoda analisis untuk menentukan konsekuensi


dari kegagalan komponen, modul atau subsistem
• Analisis bottom-up
• Terdiri dari spreadsheet dimana setiap mode
kegagalan, kemungkinan penyebab, probabilitas
kejadian, konsekuensi, dan solusi yang diusulkan
dicatat
FMEA – Failure Mode Keywords
• Rupture • Spurious start
• Crack • Loss of function
• Leak • High pressure
• Plugged • Low pressure
• Failure to open • High temperature
• Failure to close • Low temperature
• Failure to stop • Overfilling
• Failure to start • Hose bypass
• Failure to continue • Instrument bypassed
• Spurious stop
Contoh : FMEA pada Heat Exchanger
Failure Causes of Symptoms Predicted Impact
Mode Failure Frequency

Tube Corrosion H/C at Frequent – Critical –


rupture from fluids higher has could
(shell side) pressure happened cause a
than 2x in 10 yrs major
cooling fire
water

 Rank items by risk (frequency x impact)


 Identify safeguards for high risk items
FMEA – Failure Modes, Effects Analysis
• FMEA is a very structured and reliable method for
evaluating hardware and systems.
• Easy to learn and apply and approach makes
evaluating even complex systems easy to do.
• Can be very time-consuming (and expensive) and
does not readily identify areas of multiple fault that
could occur.
• Not easily lent to procedural review as it may not
identify areas of human error in the process.
Fault Tree Analysis

• Metode grafis yang dimulai dari titik bahaya


dan bekerja mundur untuk mengidentifikasi
penyebab utamanya
• Analisis top-down
• Titik yang berhubungan dengan kejadian
digabung dengan menggunakan operasi
logik seperti AND dan OR
Contoh
FTA
JOB SAFETY ANALYSIS
Job Hazard Analysis
Job hazard analysis (JHA), sering juga dikatakan
sebagai job safety analysis (JSA), adalah suatu teknik
untuk mengidentifikasi dangers pekerjaan secara
spesifik untuk mereduksi resiko kecelakaan kerja
• Pentingnya JHA
– Untuk memahami suatu hazards yang mungkin terjadi
, dan mereduksi atau mengeliminasinya sebelum
terjadi
– JHA dapat juga digunakan untuk melakukan investigasi
kecelakaan
– Untuk melatih pekerja agar bekerja secara aman
Pengertian JSA
“Tata cara atau metode untuk meneliti bahaya
yang ada dalam setiap langkah kerja, kemudian
mencari metode untuk melenyapkan atau
mengurangi bahaya tersebut.”

JSA dibutuhkan sebagai upaya untuk :


• Mengkaji ulang (review) prosedur kerja agar setiap
pekerjaan yg berbahaya dan beresiko kecelakaan dapat
memiliki prosedur kerja yang aman (Safe Work
Procedure).
• Pengembangan prosedur untuk instruksi penugasan
• Pelatihan keselamatan bagi pekerja lainnya.
• JSA adalah kegiatan formal, karenanya harus :
– Direncanakan dgn baik .
– Mempunyai sasaran yg jelas.
– Keterlibatan para Pengawas/Supv. & Pekerja
(SUBJECT)
– Hasil JSA di dokumrntasi pada ketas kerja
– Di laporkan ke Manajemen utk tindak lanjut.
• Memilih pekerjaan yg akan di JSA :
– Prioritaskan pada pekerjaan yg “Pernah
menimbukan
– kecelakaan” di masa lalu, (Prog. Pencegahan
terulangnya kecelakaan).
– Jenis pekerjaan yg “BERPOTENSI TINGGI” terhadap
kecelakaan.
– Ada pekerjaan “BARU” atau “PERUBAHAN”
Langkah-langkah JSA
Langkah 1 :Amati langsung pekerjaan yang
sedang dianalisis.
Langkah 2 : Uraikan proses pekerjaan tersebut
menjadi tahapan-tahapan yang detil.
Langkah 3 : Identifikasi bahaya dari setiap
tahapan.
Langkah 4 : Rekomendasikan pengendalian
bahaya.
Langkah 1 : Amati langsung
pekerjaan yang sedang dianalisis.
• Pengamatan dapat dilakukan dengan beberapa
cara:
– Diamati secara langsung dan dicatat.
– Direkam dengan video dan kemudian dipelajari
– Difoto setiap tahapan proses
– Dibuat sketsa urutan pekerjaan.
• Buat catatan-catatan penting dalam setiap
pengamatan, karena nanti akan sangat
membantu.
• SOP atau WI dapat digunakan untuk membantu
pengamatan
Langkah 2 : Uraikan proses pekerjaan tersebut
menjadi tahapan-tahapan yang detil

• List tahapan kerja sesuai urutan tahapan


pekerjaan.
• Jelaskan tindakan yang dilakukan dalam setiap
tahapan.
• Jangan terlalu detil dan jangan pula terlalu
ringkas.
• Aturan umum jangan melebihi 10 kata
Langkah 3 : Identifikasi bahaya dari
setiap tahapan
Strategi identifikasi bahaya:
• Berjalan mengililingi area kerja dan melihat potensi sumber
bahaya.
• Bertanya dan berdiskusi dengan pekerja apa saja menurut
mereka yang dapat menjadi sumber bahaya di area kerja
mereka
• Cari referensi melalui literatur atau website.
• Lakukan pengecekan terhadap MSDS atau Technical Data sheet
dari bahan-bahan kimia atau peralatan yang digunakan.
• Lihat kembali catatan kecelakaan kerja atau near miss yang
pernah terjadi
• Jangan lupa terhadap risiko atau bahaya jangka panjang
terhadap kesehatan.
• Gunakan What-if scenario untuk setiap tahapan
Selain melakukan pencatatan tata letak dasar fasilitas
pabrik dan meninjau riwayat penyakit kerja atau cidera
dari pekerja, hal-hal lain yang perlu dicatat selama
melakukan survey adalah :
• Sumber listrik
• Sumber gerak, seperti mesin atau proses yang bergerak dan
memungkinkan terjadinya impact terhadap pekerja.
• Sumber suhu tinggi yang bisa mengakibatkan luka bakar, mata
cidera atau kebakaran.
• Jenis-jenis bahan kimia yang digunakan di tempat kerja.
• Sumber debu berbahaya.
• Sumber radiasi cahaya, seperti pengelasan, mematri,
memotong, tungku, lampu intensitas tinggi, dll.
• Potensi jatuh atau menjatuhkan benda.
• Benda tajam yang bisa menusuk, memotong, dll.
• Bahaya biologis seperti darah yang bisa menyebabkan infeksi.
Beberapa bentuk pertanyaan ketika melakukan
evaluasi bahaya dari setiap tahapan pekerjaan:
• Apakah ada potensi terpapar bahaya bahan kimia atau
radiasi?
• Apakah ada noise dihasilkan dari proses pekerjaan?
• Apakah ada ventilasi yang cukup?
• Apakah penerangan mencukupi?
• Apakah emergency exit diberi tanda secara jelas?
• Apakah ada potensi bahaya listrik?
• Apakah diperlukan APD ketika bekerja?
• Apakah ada benda bergerak?
• Apakah pekerjaan dilakukan dengan gerakan berulang-
ulang?
• dst
Langkah 4 : Rekomendasikan
pengendalian bahaya
• Apabila bahaya tidak bisa dihilangkan atau
diturunkan maka dilakukan metode kontrol
untuk menurunkan bahaya sampai pada
tingkat risiko yang dapat diterima.
• Hirarki metode kontrol bahaya adalah :
– Eliminasi
– Substitusi
– Kontrol rekayasa
– Kontrol administratif
– Alat Pelindung Diri
JOB
JOB
DEPARTEMENT :
RE
JOB
Revisi JSA
• Apabila terjadi kecelakaan
• Apabila terjadi perubahan pekerjaan
• Apa bila terjadi near miss
• Mengikuti keluhan dari pekerja
• Apabila peralatan mengalami kerusakan
• Pada saat tinjau ulang

Anda mungkin juga menyukai