Anda di halaman 1dari 35

KELOMPOK 1

IMPLEMENTASI DALAM METODOLOGI


KEPERAWATAN
1. AGNES MIRANDA 13. DIANNISA HANDINI
2. AGUSTINA RIA MULYANINGSIH 14. DINDA APRILIANA PUTRI
3. AISYAH 15. DINI DWI LESTARI
4. AISYAH ANDINI 16. DITA APRIYANI
5. AISYAH SOFWATUN NIDA 17. DIYAH MARDHASANTI
6. AKBAR GRESPUTRA 18. DYAH AYU ANGGARARUM
7. ANINDA NUR FITRIANA 19. DYA OKTA SUPRIYATNO
8. ANNISA HALIMAH 20. EKA ROSELIA
9. AVIVA AYU LESTARI 21. ERVIANA YULIANTI
10. AYSA SARTIKA 22. FADHILAH ULFA MARTA
11. BELLA TRISNAWATI 23. FITRI WAHYUNENGSIH
12. DHEA DWI MARCHELINA 24. IDZASTAVIA KHISMAWATI
PENGERTIAN Serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk
PELAKSANAN membantu klien dari masalah kasus yang

TINDAKAN dihadapi, ke status kesehatan yang baik.


Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah
KEPERAWATAN realisasi dari perencanaan keperawatan.
Tujuannya adalah melakukan aktivitas
keperawatan, untuk mencapai tujuan yang
berpusat pada klien.
MACAM 1. Intervensi keperawatan

PELAKSAA independent

N tindakan otonom berdasarkan


alasan ilmiah mencakup
TINDAKA kegiatan harian, edukasi
N promosi kesehatan, dan
KEPERAW konseling. Contohnya

ATAN
membantu pasien mandi,
makan, membantu pasien tidur
miring kanan kiri. Tindakan
independent yang dilakukan
oleh perawat tidak
membutuhkan pengawasan
dari pihak lain.
2. Intervensi keperawatan dependent
tindakan yang membutuhkan arahan dari dokter atau
profesional kesehatan lainnya. Setiap tindakan yang
instruksikan oleh tenaga kesehatan lain harus membutuhkan
tanggung jawab dan pengetahuan teknis khusus. Misalnya:
dalam pemberian obat, perawat harus memiliki pengetahuan
tentang golongan obat tersebut, efek samping, dan kinerga
fisiologisnya. Contoh lainnya memasang infus perawat harus
tahu anatomi fisiologi pembuluh darah, dan menghitung
tetesan infus
3. Intervensi keperawatan kolaboratif
tindakan yang membutuhkan gabungan pengetahuan,
keterampilan, dan keahlian sebagai profesional layanan
keperawatan. saat merencanakan pelayanan bagi klien,
perawat meninjau tindakan yang dibutuhkan dan
menentukan apakah membutuhkan kolaborasi dengan
disiplin pelayanan kesehatan lainnya. Pertemuan perawat
dengan tim kesehatan lain akan menghasilkan pemilihan
intervensi yang saling terkait.
PROSES
IMPLEMENTASI
PELAKSANAAN
KEPERAWATAN
Proses persiapan proses implementasi akan
mempersiapkan memastikan asuhan
Implementasi keperawatan yang efisien, aman, dan efektif

Pelaksanaan
pada tahap ini perawat menggunakan
rasional sehingga tidak monoton. Awal

Keperawatan pelaksanaan tindakan harus dilakukan


pengkajian ulang.
1. Awal pengkajian ulang terhadap klien
2. Meninjau dan merevisi asuhan
keperawatan yang ada
3. Mengorganisasi sumber daya dan
pemberian asuhan
4. Mengantisipasi dan mencegah
komplikasi
5. Mengimplementasikan intervensi
keperawatan
1. Awal Pengkajian merupakan proses
berkelanjutan yang terjadi setiap kali
pengkajian perawat berinteraksi dengan klien.

ulang Pada fase ini, lakukan pengkajian ulang

terhadap terhadap klien. Ini merupakan penilaian


parsial dan terkadang berfokus pada satu
klien sistem.
Langkah ini membantu perawat untuk
menentukan apakah masalah dan tindakan
keperawatan masih sesuai dengan kondisi
pasien.
Saat perawat mendapatkan data baru atau
mengindetifikasi kebutuhan baru, perawat
dapat memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
2. Meninjau Setelah mengkaji ulang, lakukan peninjauan
rencana keperawatan ,bandingkan data
dan Merevisi tersebut agar diagnosis keperawatan
menjadi valid, dan tentukan apakah
Rencana intervensi keperawatan tersebut masih
menjadi yang terbaik untuk situasi klinis saat
Asuhan itu. Modifikasi rencana perawat tertulis
mencakup 4 langkah sebagai berikut :
Keperawatan a. Lakukan revisi data pada kolom
pengkajian untuk mengambarkan status
yang Ada klien terkini.
b. Lakukan revisi pada diagnosis
keperawatan.
c. Lakukan revisi pada intervensi sesuai
dengan diagnosis dan tujuan
keperawatan yang baru.
d. Tentukan metode evaluasi untuk
menentukan apakah perawat telah
berhasil
3. Sumber daya suatu fasilitas mencakup
peralatan dan personel yang memiliki
Mengorgani keterampilan. Organisasi peralatan dan

sasi sumber personel akan membuat perawatan pasien


menjadi lebih tepat waktu, efisien, dan
daya dan penuh keterampilan. Persiapan pemberian

pemberian asuahan juga meliputi persiapan


lingkungan dan klien untuk intervensi
asuhan keperawatan. Pada aktivitas pelaksaan
tindakan keperawatan, perawat harus
mampu mengoptimalkan sumber-sumber
yang ada untuk mencapai tujuan
keperawatan
4.
Resiko pada klien berdasarnya pada
peyakit dan terapi, perawat harus
Mengantisipasi mengawasi dan mengenali resiko tersebut
sehingga mampu menyesuaikan efek
dan mencegah samping intervensi yang dibuat dengan
komplikasi situasi pasien dan memulai tindakan
pencegahan resiko.
5. Implementasi keperawatan yang

Mengimplem berhasil membutuhkan


keterampilan kognitif,
entasikan interpersonal dan psikomotor
intervensi a. Keterampilan kognitif
keperawatan b. Keterampilan interpersonal
c. Keterampilan psikomotorik
PRINSIP DAN
ETIKA DAN
NORMA DALAM
TINDAKAN
KEPERAWATAN
• Prinsip etika adalah menghargai hak dan martabat manusia,
tidak akan pernah berubah.
• Empat prinsip dasar lainnya bermula dari prinsip dasar ini
yang menghargai otonomi, kedermawanan, malefisience, dan
keadilan
• Asas etika keperawatan adalah asas yang bersifat permanen,
tidak pernah beruabah dalam kondisi apapun, bagai manapun
dan dimanapun.
Asas-asas etika keperawatan dalam
praktiknya dapat dijabarkan menjadi enam
asas:
1. Asas menghormati otonomi pasien
Artinya hak dan kebebasan pasien sangat dijunjung tinggi
dalam dunia keperawatan.

2. Asas manfaat
Artinya semua tindakan yang akan diberikan kepada pasien
harus teruji kemanfaatannya.
3. Asas tidak merugikan
Artinya semua risiko baik secara fisik, pikologis, maupun sosial
yang bisa muncul akibat tindakan seorang perawat, harus
dihindari semaksimal mungkin.

4. Asas kejujuran
Dengan kejujuran, informasi yang disampaikan oleh perawat
kepada pasien akan mudah dipahami, sehingga dapat
mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan.
5. Asas kerahasiaan
Artinya setiap pasien tentu memiliki kerahasiaan yang tidak
mau diketahui oleh orang lain. Oleh karena itu unsur privasi dan
kerahasiaan pasien harus tetap dihormati oleh setiap perawat.

6. Asas keadilan
Artinya setiap perawat harus memperlakukan setiap pasiennya
secara profesional sesuai dengan ilmu keperawatan, tidak
memandang kelas VIP atau VVIP
Metode Implementasi Keperawatan

1. Konseling

Konseling adalah metode implementasi yang mebantu

klien menggunakan proses pemecahan masalah untuk

mengenali dan menangani stres dan yang memudahkan

hubungan interpersonal antara klien, keluarganya, dan

tim perawatan kesehatan. Ini bertujuan untuk membantu

klien menerima perubahan yang akan terjadi, yang

diakibatkan stres berupa dukungan


2. Penyuluhan
Adalah metode implementasi yang digunakan
untuk menyajikan prinsip prosedur, dan teknik
yang tepat tentang perawatan kesehatan untuk
klien dan untuk menginformasikan klien tentang
status kesehatannya.
• Memberikan asuhan keperawatan langsung.
• Kompensasi untuk reaksi yang merugikan.
• Teknik tepat dalam memberikan perawatan
dan menyiapkan klien untuk prosedur.
• Mencapai tujuan perawatan.
• Mengawasi dan mengevaluasi kerja dari
anggota staf lain
Pedoman dalam Melaksanakan
Implementasi Keperawatan
Berdasarkan respons klien.
1. Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian
keperawatan, standar pelayanan professional, hukum dan kode
etik keperawatan.
2. Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.
3. Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi
keperawatan.
4. Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana
intervensi keperawatan.
5. Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu
dalam upaya meningkatkan peran serta untuk merawat diri
sendiri (Self Care).
LANJUTAN
6. Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya
peningkatan status kesehatan.
7. Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi
klien.
8. Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.
9. Bersifat holistik.
10. Kerjasama dengan profesi lain.
11. Melakukan dokumentasi
Ada tiga prinsip pedoman implementasi
asuhan keperawatan, yaitu:
Mempertahankan keamanan klien
Keamanan merupakan fokus utama dalam melakukan tindakan. Oleh
karena, tindakan yang membahayakan tidak hanya dianggap sebagai
pelanggaran etika standar keperawatan professional, tetapi juga
merupakan suatu tindakan pelanggaran hukum yang dapat dituntut.
 Memberikan asuhan yang efektif
Memberikan asuhan sesuai dengan yang harus dilakukan. Semakin
baik pengetahuan dan pengalaman seorang perawat, maka semakin
efektif asuhan yang akan diberikan.
 Memberikan asuhan seefisien mungkin
Perawat dalam memberikan asuhan dapat menggunakan waktu
sebaik mungkin sehinnga dapat menyelesaikan masalah.
Tehnik Dokumentasi Pada Tahap
Implementasi Keperawatan
No.Diagnosis Masalah Kolaboratif Tgl/Jam Tindakan Paraf
Pedoman pengisian implementasi
Pedoman Pengisian Format Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Nomor diagnosis keperawatan/masalah kolaboratif.
Tulislah nomor diagnosis keperawatan/masalah kolaboratif sesuai dengan
masalah yang sudah teridentifikasi dalam format diagnosis keperawatan.
2. Tanggal/jam
Tulislah tanggal, bulan, dan jam pelaksanaan tindakan keperawatan.
3. Tindakan
- Tulislah nomor urut tindakan
- Tindakan dituliskan berdasarkan urutan pelaksanaan tindakan
- Tulislah tindakan yang dilakuakn beserta hasil atau respon
yang jelas
- Jangan lupa menuliskan nama/jenis obat, dosis, cara
memberikat, dan instruksi medis yang lain dengan jelas
- Jangan menuliskan istilah sering, kecil, besar, atau istilah lain
yang dapat menimbulkan persepsi yang berbeda atau masih
menimbulkan pertanyaan. Contoh :memberi makan lebih sering
dari biasanya. Lebih baik tuliskan pada jam berapa saja memberikan
makan dan dalam berapa porsi makanan diberikan
- Untuk tindakan pendidikan kesehatan tulislah “melakukan
penkes tentang (…..) laporan penkes terlampir
- Bila penkes dilakukan secara singkat tulislah tindakan dan
respon pasien setelah penkes dengan jelas
4. Paraf
Tuliskan paraf dan nama terang.
KASUS

Pada tanggal 22 Juni 2010, pukul 11.30 WIB Ny. S datang ke UGD dengan
keluhan diare selama 2 hari. Klien berumur 50 th dan mengatakan sudah
diare selama 2 hari. BAB encer berlendir dengan frekuensi 4-5 kali setiap
harinya. Menurut hasil observasi perawat badan klien panas, warna dan
bau feses khas. Setelah ditanya kembali klien mengatakan sebelumnya
makan makanan pedas.Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-
tanda vital :
• Tensi : 110/70 mmHg
• Nadi : 78 x/menit
• RR : 20x/menit
• Suhu : 37,5 C
• Keadaan umum : Lemah
• Mukosa bibir kering
PATHWAY GASTROENTERITIS
ANALISA DATA

Nama : Ny.S
Dx. Medis : Gastroenteritis

NO DATA PENYEBAB MASALAH


Ds:
1. - Klien mengatakan diare Kehilangan cairan sekunder Ketidak seimbangan
2 hari akibat diare. cairan dan elektrolit.
- Klien mengatakan saat BAB
feses klien encer dan berlendir.
- Klien mengatakan BAB 4-5X
dalam sehari.
- Klien mengatakan
mengonsumsi makanan pedas
sebelumnya.

Do: - Keluhan utama lemah


- Konsistensi fases cair dan
berlendir
- Mukosa bibir kering
- Suara perut hipertimpani
- Tugor kulit menurun
Ds: - Klien mengatakan badan panas
berlendir
- Mukosa bibir kering
- Suara perut hipertimpani

Lanjutan.....
- Tugor kulit menurun
Ds: - Klien mengatakan badan panas

2. Do: - Keluhan utama lemah Proses infeksi penyakit Peningkatan suhu


- S : 37,5 OC tubuh
- N : 78 X/menit
- TD : 110/70 mmHg
- RR : 20 X/menit
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama : Ny.S
Dx. Medis : Gastrointeritis

No DIAGNOSA MEDIS

1. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan


sekunder.

2. Hipertermi brerhubungan dengan proses infeksi penyakit.


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny.S
Dx.Medis : Gastroenteritis

No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1. Ketidakseimbangan Setelah 1. Pantau tanda dan 1.Penurunan volume
cairan dan dilakukan gejala dehidrasi. cairan dan elektrolit
elektrolit tindakan menyebabkan dehidrasi
berhubungan keperawatan jaringan.
dengan kehilangan dalam waktu
2. Pantau input dan 2.Dehidrasi dapat
cairan sekunder. 1X24 jam output. meningkatkan laju
diharapkan : filtasi glomerulus.
- TTV dalam
3. Bina hubungan 3.Mempermudah
batas normal saling percaya. melakukan intervensi
- Tidak ada selanjutnya.
tanda-tanda 4. Pemberian cairan 4.Pemberian cairan
dehidrasi parenteral sesuai secara cepat dapat
- Frekuensi dengan umur. sebagai penganti cairan
BAB 1X / hari yang hilang.
5. Kolaborasi dengan 5.Menentukan pemberian
dokter dalam obat secara tepat.
pemberian obat.
BAB 1X / hari yang hilang.

Lanjutan....
5. Kolaborasi dengan 5.Menentukan pemberian
dokter dalam obat secara tepat.
pemberian obat.

1.Mempermudah
2. Hipertermi Setelah 1.Bina hubungan salin melakukan intervensi
brerhubungan diberikan percaya. selanjutnya.
dengan proses tindakan 2.Membantu
infeksi penyakit. keperawatan 2. Berikan kompres pada menurunkan suhu
dalam waktu klien. tubuh klien.
1X24 jam 3.Membantu mengurangi
IMPLEMENTASI

No Tgl/jam Implementasi Tgl/jam ttd


dx
1. 22/06/10 1. Memantau TTV 23/06/10
09.00 2. Memantau intake dan output 08.00
dengan memperhatikan tetesan
infus dan BAB, BAK klien
3. Membina hubungan saling
percaya dengan klien
4. Memberikan cairan parentera
dengan memasang infus pada
klien.
5. Mengkolaborasikan dengan
dokter.

1. Membina hubungan
saling percaya antara
perawat dengan klien.
Lanjutan.... IMPLEMENTASI

No Tgl/jam Implementasi Tgl/jam ttd


dx
1. 22/06/10 1. Memantau TTV 23/06/10
09.00 2. Memantau intake dan output 08.00
dengan memperhatikan tetesan
infus dan BAB, BAK klien
3. Membina hubungan saling
percaya dengan klien
4. Memberikan cairan parentera
dengan memasang infus pada
klien.
5. Mengkolaborasikan dengan
dokter.

1. Membina hubungan
saling percaya antara
perawat dengan klien.

2. 22/06/10 2. Memberikan kompres 24/06/10


11.00 pada klien. 08.00

3. Membantu menggati
pakaian klien

4. Memberi klien minum

5. Mengkolaborasikan
dengan dokter
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai