Anda di halaman 1dari 21

MORNING REPORT

NILAI NORMAL HASIL LABORATORIUM


DAN ANEMIA
DARAH

 Darah  Jaringan lunak yg beredar dlm


pembuluh darah yg sebenarnya
tertutup, yg terdiri dari elemen –
elemen padat, sel darah merah,
sel darah putih, trombosit yg
terdapat dlm medium
cair plasma.
KOMPOSISI DARAH
 Cell - Eritrosit  4,6 – 6,2 juta / mm3
- Leukosit  4,5 – 11 ribu / mm3
- Thrombocyt  150 – 450 ribu/mm3
 Elektrolit - Na - Cl
-K - Cu
- Mg - Fe
- Yd, dll
 Protein - Albumin
- Globulin
- Glikoprotein
- Fibrinogen
- Lipoprotein
KOMPOSISI DARAH
 Vitamin
 Metabolisme
 Nutrient (As. Amino, Lemak, Glukosa, dll)
 Creatinin, Bilirubin, Phospolipid, Cholesterol, dsb.
 Plasma darah  air, trombosit
 Serum (faktor pembentukan darah)
 Hormon dan Enzim
 Immunoglobulin (IgG, IgA, IgM, dst)
I. Eritrosit adalah sel darah yang
mengandung hame, protein, serta enzim
yang berfungsi menutrisi organ dengan
membawa oksigen.
II. Leukosit adalah sel darah yang berfungsi
sebagai sistem imun.
 Agranulosit :
 Limfosit ( T dan B )

 Monosit, memfagositosis bersama


makrofag
 Granulosit :
 Neutrofil (PMN) : fagositosis bakteri dan
punya sifat diapedesis.
 Eosinofil : fagositosis kompleks Ag-Ab

 Basofil : mengandung heparin dan histamin


sehingga merangsang Ig-E dan biasanya
berfungsi untuk alergi dan anafilaksis
Trombosit adalah sel darah yang
berfungsi untuk pembekuan dara
dengan 3 tahap :
 Fase I : pembentukan PROTROMBINASE
 Fase II : pembentukan TROMBIN dari
PROTROMBIN
 Fase III : pembentukan FIBRIN dari
FIBRINOGEN
 Jalur Intrinsik : dicetuskan oleh kontak faktor XII
dengan permukaan asing. Partial thromboplastin
time (PTT) dan activated PTT (aPTT) adalah monitor
yang baik untuk jalur ini.
Jalur ekstrinsik : Pemeriksaan Protrombin
Time (PT) digunakan untuk skrining jalur
ini.
Gabungan faktor intrinsik dan ekstrinsik
tersebut akan mengakibatkan perubahan
factor X menjadi factor X aktif. Pada
lintasan terakhir yang sama, faktor Xa
yang dihasilkan oleh lintasan intrinsik dan
ekstrinsik, akan mengaktifkan protombin
menjadi trombin yang kemudian
mengubah fibrinogen menjadi fibrin.
PEMERIKSAAN FAAL HATI
 Billirubin total ( ↑ kerusakan sel hati /obstruksi)

 Bilirubin indirek (tdk terkonjugasi) & direk


(terkonjugasi)
 Alkalis Phosfatase ( ALP ) (sirosis biliar, obstruksi
sal.empedu, batu empedu)
 Gamma Glutamil Tranferase ( Gamma GT )
(alkoholik,dll)
 Serum Glutamik Oksaloasetik Transaminase (
SGOT ) (↑ kerusakan jar. Jantung dan hati)
 Serum Glutamik Pyruvik Transaminase
( SGPT ) (↑ jar. Hati )
 Kolinesterase ( parenkim hati)
Unsur normal pada urin:
 Zat Organik.
 Urea
 Amonia
 Kreatinin
 Asam Urat
 Asam-asam amino
 Allantoin
 Zat Anorganik: Cl, SO4, Na, K, Ca, Mg
 Vitamin, hormon dan enzim.
PRIA JENIS PEMERIKSAAN WANITA
LAB
4,5 – 5,5 JUTA/UL RBC 4 – 5 JUTA/UL
13,5 – 17,5 g/dl Hb 12 – 15 g/dl
41.0 – 53,0 % HCT 36 – 47 %

4.000 – 11.000/ul WBC 5.000 – 10.000/ul


150.000 – 440.000/ul PLT 150.000 – 400.00/ul
82,6 fl MCV 82,6 fl
28,3 pg MCH 28,3 pg
34,3 MCHC 34,3
5,0 – 7,0 x 10^3/ul atau 50 – 70 % Neut 5,0 – 7,0 x 10^3/ul atau 50 –
70 %
1,0 – 4,0 x 10^3/ul atau 20 - 40 % Lymph 1,0 – 4,0 x 10^3/ul atau 20 -
40 %
0.10 – 0. 80 x 10^3/ul atau 2,0 – Mono 0.10 – 0. 80 x 10^3/ul atau
8,0 % 2,0 – 8,0 %
0 – 0,50 x 10^3/ul atau 0 -5 % Eo 0 – 0,50 x 10^3/ul atau 0 -5
%
0 -0,10 x 10^3/ul atu 0-1,0 % Baso 0 -0,10 x 10^3/ul atu 0-1,0 %
0,2 – 1 mg% Total bilirubin 0,2-1 mg%
0-0,2mg% Bilirubin dirct 0-0,2 mg%
0,2- 0,8 mg% Bilirubin indirect 0,2-0,8 mg%
5-40 u/l SGOT 5-40 u/l
5-41 ul/l SGPT 5-41 ul/l
5-39 u/l GGT 5-39 u/l
0,5-1,5 mg/dl Creatinin 0,5-1,5 mg/dl
15-40 mg/dl Ureum 15-40 mg/dl
3,8-5,0 gr/% Albumin 3,8 -5,0 gr/%
< 150 mg/dl KGDA < 150 mg/dl
100-200 mg/dl PP 100-200 mg/dl
80-100 mg/dl Puasa 80-100 mg/dl
136,00-155,00 mmol/L Natrium 136,00-155,00 mmol/L
3,50-5,50 mmol/L Kalium 3,50-5,50 mmol/L
95,00-103,00 mmol/L Clorida 95,00-103,00 mmol/L
ANALISA GAS DARAH ( AGDA )

7,35 pH 7,45
45,00 PaCO2 35,00
80,00 PO2 100,00
23,00 TCO2 27,00
22,00 HCO3 26,00
-2,00 BE 2,00
95,00 Sat O2 98,00
CARA BACA AGDA :

Disorder pH [H+] Primary Secondary


disturbance response

Metabolic acidosis    [HCO3-]  pCO2

Metabolic alkalosis    [HCO3-]  pCO2

Respiratory    pCO2  [HCO3-]


acidosis

Respiratory    pCO2  [HCO3-]


alkalosis

13
HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM BACA
AGDA:
1. pH
2. PaCO2 itu untuk kasus respiratorik
3. HCO3 itu untuk metabolik
4. Untuk memastikan dia metabolik adalah
dengan BE.
Defenisi :
 “massa eritrosit”(hemoglobin,hematokrit,hitung eritrosit) 
ketiga parameter bisa tidak sejalan (dehidrasi, kehamilan,
perdarahan).
Menurut WHO anemia:
Laki-laki dewasa <13g/dl
Wanita dewasa tidak hamil ,12g/dl
Wanita dewasa hamil < 11g/dl
Anak 6-14 tahun < 12g/dl
Anak 6 bulan – 6 tahun <11 g/dl

Ringan Hb<10 g/dl


Sedang hb< 6-7 g/dl
Berat Hb < 6 g/dl
Formula (dari Wintrobe) yaitu nilai
MC (Mean Corpuscular).
1. Mean Corpuscular Volume
(MCV) / Volume Eritrosit Rata-
rata (VER) dalam satuan micron
kubik (cµ) atau femtoliter (fl)
yaitu
(Ht : E) x 10 cµ

E : jumlah eritrosit (juta/Ul)


2. Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) /
Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (HER) dalam
satuan mikromikrogram atau pikogram (γγ) /
µµgr / pg), yaitu
(Hb : E) x 10 γγ
E : Jumlah eritrosit (juta/Ul)

3. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration


(MCHC) / Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit
Rata-rata (KHER) dalam satuan per cent (%)

(Hb : Ht) x 100 %


2. Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi & Etiologi “Wintrobe”
2.1. Anemia hipokromik mikrositer MCV < 80 fl, MCH < 27 g.
2.2. Anemia normokromik normositer MCV 80 – 95 fl, MCH 27-34 g
2.3. Anemia Makrositer:megaloblastik & non megaloblastik MCV > 95 fl
Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi & Etiologi
I. Anemia hipokromik mikrositer : a. Anemia def. besi,
b. Thalassemia major,
c. Anemia akibat peny. Kronik
d. anemia sideroblastik
II. Anemia normokronik normositer : a. anemia pasca perdarahan akut
b. Anemia aplastik
c. Anemia hemolitik didapat
d. Anemia akibat penyakit kronik
e. Anemia pada gagal ginjal kronik
f. Anemia pd sindrom mielodisplastik
g. Anemia pd keganasan hematologik
III. Anemia makrositer
a. Bentuk megaloblastik (a.def besi asam folat,a.def B12 termasuk a pernisiosa
b. Bentuk non megaloblastik ( a.pada peny. hati kronik, a. pada
hipotiroidisme, a. pada sindrom meiolodisplastik )
1. Klinik / gejala anemia :
- Gejala umum anemia : simtomatik Hb < 7 gr % : 1. anoksia organ,
2. mekanisme kompensasi (akibat kurangnya daya
angkut O2). Takikardi, RR 
Berat ringannya : Hb, kecepatan penurunan Hb, usia,
kel. jantung dan paru sebelumnya.
”Sindroma anemia”: lemah, lesu, cepat lelah, tinitus, berkunang
(Tidak spesifik kunang, kaki dingin, sesak nafas, dispepsia
bisa peny. Lain) pemeriksaan:pucat (conjungtiva pal inferior,telapak
tangan,jaringan dibawah kuku,mukosa mulut.
Gejala khas :- anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah,
stomatitis angularis, kuku sendok (koilonychia).
- a. megalobalstika : glositis, ggn neurologik (vit B 12)
- a. hemolitik : ikterus, splenomegali dan hepatomegali
- a. aplastik : perdarahan dgn tanda infeksi.

- Gejala peny.dasar : cacing tambang–sakit perut,pembengkakan parotis.


Warna kuning telapak tangan, penyakit sendi/AR
2. Lab:

- Skrining anemia ( Hb, indeks, Ht, hitung, eritrosit, hapusan


darah tepi)  anemia dan jenis morfologik
- Pemeriksaan darah seri anemia (leukosit, trombosit, hitung
retikulosit, LED) (Automatic Hematology Analyzer)
- SST sistem hemotopoesis ( aplastik / megaloblastik)
- Khusus :
 def. besi ( TIBC, SI, saturasi transferinm,serum feritin
 megaloblastik : serum folat / vit B 12 / Schiling tes
 hemolitik : bilirubin serum, tes Coomb, elektroforesis Hb
 Aplastik : biopsi sumsum tulang
TERIMAKASIH YA GUYS....
SEMOGA BERMANFAAT YA .....

Anda mungkin juga menyukai