Oleh :
dr. Seniwaty Ismail, Sp. KK, FINSDV
Cairan
Bedah
Salap
Dasar
Vasodilatasi, bukan untuk penguapan
Indikasi
Kelaian yang dalam, misalnya
limfogranuloma venerium
Cara
Digunakan pembalut tebal dan ditutup
dengan bahan impermeabel, misalnya
selofan atau plastik.
Kompres terbuka dasar
Penguapan cairan kompres disusul oleh absorbsi
eksudat atau pus.
Indikasi
Dermatosis madidans
Infeksi kulit dengan eritema yang mencolok,
misalnya erysipelas
Ulkus kotor yang mengandung pus dan krusta
Kulit yang semula eksudatif menjadi kering
Permukaan kulit menjadi dingin
Vasokonstriksi
Eritema berkurang
Cara
Digunakan kain kasa yang bersifat
absorben dan non-iritasi serta tidak terlalu
tebal (3 lapis). Balutan jangan terlalu ketat,
tidak perlu steril, dan jangan menggunakan
kapas karena lekat dan menghambat
penguapan.
Kasa dicelup kedalam cairan kompres,
lalu diblutkan dan didiamkan, biasanya sehari
dua kali selama 3 jam. Hendaknya jangan
sampai terjadi maserasi. Bila kering
dibasahkan lagi. Daerah yang dikompres
luasnya 1/3 bagian tubuh agar tidak terjadi
pendinginan.
Bedak
Bedak yang dioleskan di atas kulit membuat
lapisan tipis dikulit yang tidak melekat erat
sehingga penetrasinya sedikit sekali.
Kontraindikasi
Dermatitis yang basah, dengan infeksi
sekunder.
Salap
Next
Indikasi bedak kocok ialah :
Dermatosis yang kering, superfisialdan
agak luas, yang diinginkan ialah sedikit
penetrasi
Pada keadaan subakut.
Kontraindikasi
Dermatitis madidans
Daerah bahan yang berambut
Krim ialah campuran W (water,air), O(oil,
minyak) dan emulgator.
KRIM
Inidikasi penggunaan krim ialah :
Indikasi kosmetik
Dermatosis yang subakut dan luas, yang
dikehendaki ialah penetrasi yang lebih
besar daripada bedak kocok.
Krim boleh digunakan didaerah yang
berambut
PASTA
Linimen atau pasta pendingin ialah
campuran airan, bedak dan salep.
LINIMEN
Gel sediaan hidrokoloid hidrofilik berupa
suspense yang dibuat dari senyawa
organik. Zat untuk membuat gel
diantaranya karbomer, metiselulosa,
tragakan. Bila zat-zat tersebut dicampur
dengan air dengan perbandingan
tertentu akan terbentuk gel. Karbomer
akan membuat gel menjadi sangat jernih
dan halus
GEL
Gel segara mencair, jika berkontak dengan
kulit dan membentuk satu lapisan.
Absorbsi perikutan lebih baik daripada
krim.
GEL
BAHAN AKTIF
Obat topikal selain faktor vehikulum, juga
faktor bahan aktif yang dimasukkan kedalam
vehikulum yang mempunyai khasiat tertentu
yang sesuai untuk pengobatan topikal. Khasiat
bahan aktif topikal dipengaruhi keadaan fisiko-
kimia permukaan kulit, disamping komposisi
formulasi zat yang dipakai.
NEXT..
Dalam resep harus ada bahan aktif dan vehikulum.
Bahan aktif dapat berinteraksi satu sama lain. Yang
penting ialah, apakah bahan yang kita campurkan itu
dapat tercampurkan atau tidak, sebab ada obat/zat
yang sifatnya O.T.T ( obat tidak tercampurkan)
Efek
•Memperbaikikeratinisasi menjadi normal, jika
terjadi gangguan
•Meningkatkan sintesis D.N.A dalam epithelium
germinatif
•Meningkatkan laju mitosis
•Menebalkan stratum granulosum
Menormalkan parakeratosis
Indikasi
•Penyakit dengan sumbatan folikular
•Penyakit dengan hiperkeratosis
•Pada proses menua kulit akibat sinar
matahari
Benzokain
Bersifat anesthesia. Konsentrasinya - 5 % tidak
larut dalam air, lebih larut dalam minyak (1:35)
lebih larut lagi dalam alcohol. Sering
menyebabkan sensitisasi
Benzil benzoat
Cairan berkhasiat sebagai skabisid dan pedikulosid.
Sebagai emulsi dengan konsentrasi 20% atau 25%.
Comphora
Penggolongan
Kortikosteroid topikal dibagi menjadi 7 golongan besar,
diantaranya berdasarkan anti-inflamasi dan antimitotik.
Golongan 1 yang paling kuat daya anti-inflamasi dan anti-
mitotiknya (seuperpoten); sebaliknya golongan VII yang
terlemah (potensi lemah).
KLASIFIKASI NAMA DAGANG NAMA GENERIK
Golongan 1 : (super poten) Diprolence ointment 0,05% betamethasone dipropionate
Diprolene AF CREAM
Psorcon ointment 0,05% diflorasone diacetat
Temovate ointment 0,05% clobetasol proprionat
Temovate cream
Ultravate ointment 0,05% halobetasol proprionate
Ultravate cream
B. Golongan fenol
Fenol : pada konsetrasi tinggi misalnya fenol likuifaktum
yang berkonsetrasi jenuh mempunyai efek kaustik,
sedangkan pada konsentrasi rendah bersifat bakterostatik
dan antipruritik (1/2-1%)
Timol: bersifat desinfektan pada konsetrasi 0,5 % dalam
bentuk tingtur.
Resorsinol: efeknya ialah antibakterial, antimikotik
,keratolitik , antiseboroik , konsetrasi 2-3%.
Heksaklorofen : senyawa ini mengandung klor. Bersifat
bakteriostatik. Larutan heksaklorofen 3% berkhasiat
terhadap kuman positif-Gram.
C. Golongan Halogen
Yodium. Bersifat bakteriostatik,
misalnya pada tingtur yodium dan lugol.
Tingtur yodium berwarna coklat, dapat
menyebabkan iritasi, vesikulasi kulit, dan
deskuamasi. Khasiat antibakterial dan
antimikotik dengan konsetrasi 1%.
D.Zat pengoksidasi
Zat pegoksidasi dipakai sebagai desinfektan
pada dermato-terapi topikal.
1. Pemanganas kalikus
Efek antiseptik lemah dalam larutan
encer dalam air. Pada konsentrasi tinggi
bersifat astingen dan kaustik. Dipakai sebagai
kompres terbuka (1:10.000) untuk dermatosis
yang akut dan eksudatif. Untuk ulkus yang
eksudatif dapat dipakai konsetrasi 1:5000.
2. Benzoil-peroksid
Zat pengoksidasi kuat pada
konsentrasi 2,5-10%. Bersifat antiseptik,
merangsang jaringan granulasi dan bersifat
keratoplastik. Efek samping: kadang-
kadang terjadi alergi dan memutihkan
pakaian.
E. Senyawa logam berat
1. Merkuri
Sekarang tidak dipakai lagi karena sensitisasi garam-
garam merkuri.
2. Perak
A. Larutan perak nitrat
Perak nitrat berbentuk kristal putih, mudah larut
dalam air, warna perak nitral berubah menjadi hitam
bila terkena sinar matahari, karena itu harus
disimpan dalam botol berwarna gelap.