F
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang
dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan /
psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan
perilaku) serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan psikologi
Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah
Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif
Golongan IV
Golongan III
Contoh : Diazepam,
Contoh :
Nitrazepam ( BK,
Phenobarbital
DUM )
Minuman Alkohol
• Golongan A : kadar Tembakau
etanol 1 – 5 %
Inhalasi
• Golongan B : kadar contoh: Lem,
etanol 5 – 20 % Tiner, Penghapus
• Golongan C : kadar Cat Kuku, Bensin
etanol 20 – 45 %
Zat adiktif lainnya disini adalah bahan/zat
bukan Narkotika & Psikotropika seperti
alkohol/etanol atau metanol, tembakau, gas
yang dihirup (inhalansia) maupun zat pelarut
(solven)
Toleransi • tahap dimana tubuh seorang pengguna menjadi
terbiasa dengan narkoba dengan dosis rendah
Menimbulkan semangat
• Menimbulkan
keriangan,agitasi,kejang-
Efek kejang,kesulitan
bernapas,gangguan penglihatan,dll
Menimbulkan keriangan, Merokok kokain merusak
kegembiraan yang paru (emfisema).
berlebihan (ecstasy). Memperlambat
Hasutan (agitasi), pencernaan dan menutupi
kegelisahan, kewaspadaan selera makan.
dan dorongan seks. Paranoid.
Penggunaan jangka Merasa seperti ada kutu
panjang mengurangi berat yang merambat di atas
badan. kulit (cocaine bugs).
Timbul masalah kulit. Gangguan penglihatan
Kejang-kejang, kesulitan (snow light).
bernafas. Kebingungan (konfusi).
Sering mengeluarkan Bicara seperti menelan
dahak atau lendir. (slurred speech)
MORFIN
Merupakan zat aktif (narkotika) yang
diperoleh dari candu melalui pengolahan
secara kimia. Umumnya candu mengandung
10% morfin. Cara pemakaiannya disuntik di
bawah kulit, ke dalam otot atau pembuluh
darah (intravena)
•Menimbulkan euforia.
•Mual, muntah, sulit buang hajat
besar (konstipasi).
•Kebingungan (konfusi).
•Berkeringat.
•Dapat menyebabkan pingsan,
jantung berdebar-debar.
•Gelisah dan perubahan suasana hati.
•mulut kering dan warna muka
berubah
KANABIS / GANJA
Berasal dari tanaman
kanabis sativa dan
kanabis indica. Pada
tanaman ini terkandung 3
zat utama yaitu
tetrahidrokanabinol,
kanabinol dan kanabidiol.
Cara penggunaannya
dihisap dengan cara
dipadatkan menyerupai
rokok atau dengan
menggunakan pipa rokok
Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish,
marijuana, grass, bhang
Efek rasa dari kanabis tergolong cepat,
pemakai cenderung merasa lebih santai, rasa
gembira berlebihan ( euphoria ), sering
berfantasi / menghayal, aktif berkomunikasi,
selera makan tinggi, sensitive, kering pada
mulut dan tenggorokan
AMPHETAMINE
• Lokasi : fossa ante cubiti, lengan atas, punggung tangan dan kaki
• Tempat lain : leher, di bawah lidah, perianal,
• Pada perempuan : disekitar papilla mamae.
• Masih baru : disertai tanda-tanda perdarahan subkutan, perivenous
kalau dipencet akan keluar cairan serum atau darah.
• Pada kasus ketagihan : banyak bekas suntikan lama berupa jaringan
parut titik-titik sepanjang lintasan vena dan disebut “intravenous
mainline tracks.
• Juga ditemukan abses, granuloma atau ulkus :cara suntikan
subkutan.
• Tidak terdapat bekas suntikan: menghirup bau morfin, atau merokok
dengan campuran heroin pemeriksaan toksikologi nasal swab
Hipertrofi kelenjar getah bening regional
Paru-paru
•narcotic lungs (seigel). : paru sangat mengembang (over inflated) trakea tertutup
busa halus.
•Pada permukaan paru-paru dan penampungnya tampak gambaran lobuler
akibat adanya bermacam-macam tingkat aerasi (atelaksi adalah aerasi yang
3 - 12 jam normal, amat mengembang, dan emfisema), kongesti, dan terdapat
perdarahan di beberapa tempat terutama di bagian belakang dan bawah
(posterior dan inferior).
•PA : tampak sel-sel makrofag, perdarahan alveolar, intabronkhiolar,
subpleural, dan sel-sel polimorfonuklear.
•Dapat ditemukan juga aspirat di dalam traktus respiratorius. Sering berupa
susu karena susu sering dianggap antidotum opiate
•Proses pneumoniasis tampak lebih rata, tampak sel-
sel PMN.
•Proses lanjut : interval >24jam. Akan tampak
12 - 24 pneumonia lobularis diffusa, tampak kecoklatan dan
jam granula.
Hepatitis
persisten
Hepatitis kronika : Hepatitis
agresif Perlemakan
infiltrasi sel reaktif
kronika : ada hati
radang kronika
pembentukan didaerah
septa portal
Lambung
• Pisahkan dari alat-alat lain
• Buka sepanjang kurvatura mayor
• Perhatikan isi, warna, bau dan apakah
terdapat perubahan
Getah Bening
Lambung
Usus
Darah
Urin
Hati
Ginjal
Otak
jaringan
Akan tetapi,
Lampiran UU
UU 35/2009 5/1997 mengenai
mencabut UU No. jenis Psikotropika
Berdasarkan
22 Tahun 1997 Golongan I dan
ketentuan Pasal 153
tentang Narkotika, Golongan II telah
UU 35/2009
dan tidak mencabut dicabut, karena telah
UU 5/1997 ditetapkan sebagai
Narkotika Golongan
I dalam UU 35/2009.
• Menyatakan bahwa "Narkotika golongan
PASAL 8 AYAT 1 satu dilarang digunakan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan
132 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 126 dan 129
pelakunya dipidana penjara yang sama sesuai
dengan ketentuan yang dimaksud dalam pasal-
pasal tersebut.
Pasal
memaksa dengan ancaman, memaksa dengan
kekerasan, melakukan tipu muslihat atau
membujuk anak yang belum cukup umur untuk
133 menggunakan narkotika di pidana dengan
penjara paling singkat lima tahun dan paling
lama lima belas tahun dan pidana denda paling
sedikit satu miliar rupiah dan paling banyak
sepuluh miliar rupiah.
Pasal 60 Pasal 60
ayat 1 (a) ayat 2
• • •
Melakukan Menghalang- Tidak
pengangkutan halangi penderita melaporkan
psikotropika syndrome penyalahgunaa
tanpa ketergantungan an dan atau
dilengkapi untuk mengalami pemilikan
dokumen pengobatan dan psikotropika
pengangkutan, atau perawatan secara tidak
dipidana pada fasilitas sah, dipidana
dengan pidana rehabilitasi atau dengan pidana
penjara paling menyelenggaraka penjara paling
lama 3 (tiga) n fasilitas lama 1(satu)
tahun dengan rehabilitasi tanpa tahu dengan
pidana denda memiliki izin, pidana denda
paling banyak dipidana denga paling banyak
Rp. 60.000.000,- penjara paling Rp. 20.000.000,-
(enam puluh lama la (satu) (dua puluh
juta rupiah). tahun denga juta rupiah).
pidana denda
paling bvanyak
Rp. 20.000.000,-
(dua puluh juta
rupiah).