Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN TERPADU BALITA

SAKIT
BERBASIS MASYARAKAT
(MTBS-M)

BIDANG KESGA DINAS KESEHATAN


KABUPATEN PURWOREJO
LATAR BELAKANG

 Permenkes No 70 Tahun 2013 Tentang


Penyelenggaraan MTBS-M
 Penurunan angka kematian bayi baru lahir, bayi dan
anak balita merupakan prioritas pelayanan kesehatan.
 Salah satu bentuk strategi adalah dengan
memberdayakan masyarakat dalam perawatan bayi
baru lahir, deteksi dini penyakit bayi dan balita serta
meningkatkan dukungan agar rujukan dapat berjalan
sedini mungkin
APA MTBS-M??

• MTBS-M adalah strategi untuk menyediakan dukungan


program terhadap petugas kesehatan lini depan (di
masyarakat) dalam rangka mengklasifikasi dan mengobati
ketiga penyakit penyebab kematian utama pada balita di
masyarakat yang kurang akses terhadap fasilitas kesehatan
Prinsip dasar

 1. Kemitraan fasyankes – masyarakat


 2. meningkatkan akses pelayanan dan
informasi kesehatan
 3. Promosi PHBS dalam keluarga

Lokakarya Fasilitator Nasional DTPS KIBBLA 4


MTBS-M sebagai Program kesehatan anak
terintegrasi
 Disusun dan diadaptasi sebagai paket nasional pelayanan
kesehatan bebasis-masyarakat untuk melengkapi MTBS
dalam system pelayanan kesehatan:
 Setiap puskesmas bekerja dengan jejaringnya
(pustu/poskesdes) untuk memetakan and mengkategorikan
masyarakat berdasarkan status kesehatan dan cakupan
pemanfaatan layanan dan menerapkan MTBS-M
 Pada awalnya , setiap puskesmas bekerjasama dengan 2 desa
per tahun untuk bias menjangkau semua masyarakat dalam
waktu 3-5 tahun
 Staff dinas kesehatan melatih dan mensupervisi tenaga
puskesmas dan jejaringnya serta memberikan dukungan
teknis dan logistic, kemudian tenaga puskesmas pun secara
berjenjang melatih dan mensupervisi tenaga di masyarakat
dengan dukungan logistik
Kerangka kerja MTBS-M
Tiga komponen intervensi MTBS-M

 Komponen 1: Peningkatan keterampilan


tatalaksana kasus bagi penyedia layanan
kesehatan
 Komponen 2: Peningkatan sistem pelayanan
kesehatan
 Komponen 3: Peningkatan perilaku keluarga dan
masyarakat (selanjutnya disebut sebagai MTBS
berbasis Masyarakat atau MTBS-M)
Struktur kelembagaan
Tingkat Kabupaten/Kota
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota

Penanggung jawab MTBS dan


MTBS-M Kabupaten/Kota

Supervisor Supervisor
(Puskesmas/Kecamatan) (Puskesmas/Kecamatan)

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana


(Desa/Kelurahan) (Desa/Kelurahan) (Desa/Kelurahan) (Desa/Kelurahan)
Langkah-langkah persiapan penerapan
MTBS-M
TINGKAT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
a. Bersama tim kabupaten/kota menetapkan daerah awal
pelaksanaan dan pengembangan MTBS-M dengan
mempertimbangkan:
1) Komitmen kepala wilayah;
2) Ketersediaan kader atau tenaga kesehatan yang
menetap di desa atau kelurahan;
3) Kemampuan daerah dan ketersediaan tenaga untuk
melaksanakan supervisi.
b. Menetapkan supervisor dan pelaksana MTBS-M yang
memenuhi kriteria dan standar kompetensi di daerah terpilih.
c. Menyusun rencana kerja, anggaran dan kebutuhan
logistik MTBS-M.
d. Memanfaatkan lokakarya mini puskesmas untuk
menggalang tim dan memperoleh dukungan perencanaan
pelaksanaan MTBS-M.
e. Mempersiapkan puskesmas sebagai tempat rujukan
MTBS-M dari masyarakat di wilayah kerjanya.
TINGKAT DESA / KELURAHAN

a. Bersama dengan tim puskesmas menetapkan pelaksana


MTBS-M yang sesuai dengan kriteria dan standar
kompetensi.
b. Mengalokasikan dana untuk transport pelaksana
MTBS-M dan rujukan.
c. Mempersiapkan pemetaan atau SMD termasuk
penyiapan tenaga pelaksana dan penetapan waktu
pelaksanaan.
d. Melakukan sosialisasi MTBS-M dan promosi perilaku
sehat kepada masyarakat, antara lain dengan membuat
papan informasi atau melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan di desa dan kelurahan, di tempat
ibadah atau di forum masyarakat lainnya.
e. Melaksanakan MMD sebagai sarana umpan balik
 Paket Intervensi MTBSM :
Paket MTBS-M bayi muda umur 0 – 2 bulan

1 Perawatan esensial bayi baru lahir (essential newborn care)

2 Pengenalan tanda bahaya bayi baru lahir serta persiapan rujukan

3 Penatalaksanaan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)


4 Penatalaksanaan infeksi pada bayi baru lahir
Paket MTBS-M balita umur 2 bulan – 5 tahun

1 Pengenalan tanda bahaya balita serta persiapan rujukan

2 Penatalaksanaan diare
3 Penatalaksanaan pneumonia
4 Penatalaksanaan demam
PESAN MTBS M
 Provinsi dan kabupaten/kota harus memprioritaskan
intervensi-intervensi yang terbukti efektif untuk
menurunkan angka kematian balita
 Sumber-sumber daya harus tersedia dalam waktu yang
lebih lama
 Kualitas tatalaksana kasus harus optimal:
– Tanda bahaya umum harus diperiksa di semua
kunjungan balita
– Semua anak dengan klasifikasi berat harus dirujuk
PESAN MTBS M
 Sistem Pelayanan Kesehatan
– Peralatan harus tersedia di semua fasilitas kesehatan
rujukan
– Kehabisan obat-obatan oral di tingkat pelayanan dasar
harus dihindari
 Perilaku keluarga dan masyarakat
– Pengasuh harus memiliki pengetahuan cukup untuk
perawatan anak di rumah
– Ibu-ibu anak baduta menerima konseling pemberian
makanan bayi dan anak yang sesuai
– Komponen MTBS di Masyarakat harus diluncurkan dan
disebarluaskan
EMPAT Tanda Bahaya Umum
(Balita)
 1. Tidak bisa minum atau menyusu
 2. Memuntahkan semua
 3. Kejang
 4. Bergerak hanya jika disentuh

Lokakarya Fasilitator Nasional DTPS KIBBLA 14


Bayi muda infeksi berat
 1. t idak mau menyusu / muntah semua
 2. riw kejang
 3. bergerak hanya jika disentuh
 4. bernapas cepat (60 kali atau lebih)
 5. suhu >37,5 atau <35,5
 6. merintih
 6, tarikan dinding dada ke dalam sangat kuat
 7. mata bernanah
 8. pusar kemerahan bernanah
 9. bayi kuning
Lokakarya Fasilitator Nasional DTPS KIBBLA 15
Bayi muda diare dehidasi berat

 1. kesadaran menurun (letargis)


 2. mata cekung
 3. cubitan perut kembalinya sangat
lambat

Lokakarya Fasilitator Nasional DTPS KIBBLA 16


Bayi muda ikterus berat

 Timbul kuning pada hari pertama <24 jam


 Timbul pada umur >14 hari
 kuning sampe telapak tangan atau kaki
 Tinja berwarna pucat

Lokakarya Fasilitator Nasional DTPS KIBBLA 17


BB Rendah menurut umur
Masalah Pemerian ASI
 Kesulitan Pemberian ASI
 BB menurut Umur rendah
 ASI , 8 kali per hari
 Mendapat makanan / minuman lain selain ASI
 Posisi bayi salah
 Tidak melekat dengan baik
 Tidak mengisap dengan efektif
 terdapat luka atau bercak putih di mulut
 terdapat celah bibir atau langit-langit

Lokakarya Fasilitator Nasional DTPS KIBBLA 18
ALASAN PENERAPAN MTBS-M

• MTBS-M dapat menangani beberapa


kondisi kesakitan sekaligus, misalnya
manifestasi klinis yang timbul
bersamaan pada pneumonia dan
malaria, yang disertai dengan diare dan
malnutrisi

• Meningkatkan efisiensi dan efektifitas


program
• Untuk daerah dengan kriteria akses pelayanan
kesehatan yang kurang , seperti tidak ada tenaga
kesehatan, kesulitan geografis, sistem kesehatan
yang belum cukup kuat, manajemen kasus
dapat dilakukan oleh petugas kesehatan
masyarakat (melalui surat dari Kepala Dinas
Kabupaten)
• Di kabupaten Purworejo, kriteria di atas tidak
ditemukan sehingga manajemen kasus tidak
dilaksanakan oleh kader.
Bagaimana kontribusi MTBS M untuk meningkatkan cakupan
pelayanan

• Meningkatkan ketersediaan pelayanan


• Meningkatkan akses pelayanan kesehatan bayi baru lahir
dan balita di masyarakat (close to home)
• Membuat intervensi menjadi lebih sederhana untuk
diimplementasikan
• Memperkuat hubungan (linkages) antara fasilitas
kesehatan dan penyedia layanan di tingkat masyarakat
• Meningkatkan deteksi dini terhadap penyakit sehingga
tidak terlambat penanganan
• Mempromosikan pencarian layanan kesehatan dan
kepatuhan terhadap pengobatan
Peran Kader Posyandu dalam MTBS-M
Jenis Penyakit Tugas
Deteksi tanda bahaya √
Rujukan ke nakes √
ISPA /
Pemberian antibiotika oral
Pneumonia
Pemberian antibiotika injeksi
Konseling pasca masa akut √
Deteksi tanda bahaya √
Rujukan ke nakes (dehidrasi sedang & berat) √
Diare Pemberian oralit √
Terapi: rehidrasi I.V
Konseling untuk terus menyusui & pemberian makanan √
Deteksi BBLR √
Rujukan ke nakes √
Bayi Berat Lahir Deteksi faktor penyulit
Rendah Penanganan BBLR dengan faktor penyulit
Edukasi & pendampingan Penerapan Metode Kanguru √
Konseling menyusui √
Peran Kader Posyandu dalam MTBS-M

Jenis Penyakit Tugas

Deteksi Masalah Pemberian ASI pada Bayi √


Masalah
Pemberian Rujukan ke nakes √
ASI Pada Deteksi faktor penyulit √
Bayi
Konseling menyusui & ASI Eksklusif √

Deteksi tanda bahaya √

Rujukan ke nakes √

Pemberian Obat Demam √


Demam
Pemberian antibiotika injeksi

Konseling pasca masa akut √


24
Lokakarya Fasilitator Nasional DTPS KIBBLA 25
SELAMAT BERKARYA DENGAN SEMANGAT NKRI,
SEMOGA ALLAH SWT
MERIDLOI NIAT LUHUR KITA

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai