Anda di halaman 1dari 38

SGD 11

SKENARIO
TERMINOLOGI
• TAKIPNEU : nafas cepat > 24x/menit
• SNORING : suara mendengkur.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Dari ke 5 pasien mana yang harus di tangani
terlebih dahulu ? ( sanely risti siregar )
2. Apa yang pertama kali dilakukan pada pasien
A, B, C, D, dan E ? ( sella pramitha )
3. Apa yang menyebabkan pasien B sianosis dan
takipneu ? ( sari dewi rezeki )
4. Apa diagnosa awal dari ke 5 pasien dilihat
dari kondisinya ? ( sari fatma dewi )
ANALISA MASALAH
1. Dari ke 5 pasien mana yang harus di tangani terlebih
dahulu ? ( sanely risti siregar )
Jawab : pasien D. Periksa denyut arteri carotis dan lakukan
RJP.

2. Apa yang pertama kali dilakukan pada pasien A, B, C, D,


dan E ? ( sella pramitha )
Jawab :
Pasien A : management jalan nafas, penanganan trauma besi
yang menancap didadanya.
Pasien B : management pembebasan jalan nafas + pemberian
O2
Pasien C : bersihkan luka dan heacting luka yang
dicurigai mengeluarkan darah untuk
menghentikan pendarahan, transfusi darah dan
terapi cairan.
pasien D : periksa denyut arteri carotis,
management jalan nafas dan pemberian oksigen

Pasien E : di datangi dan di tenangkan


3. Apa yang menyebabkan pasien B sianosis dan
takipneu ? ( sari dewi rezeki )
Jawab : karena tersumbatnya jalan nafas sehingga pasien
B berusaha bernafas dengan cepat untuk memenuhi
kebutuhan O2.

4. Apa diagnosa awal dari ke 5 pasien dilihat dari


kondisinya ? ( sari fatma dewi )
Jawab :
Pasien A : trauma benda tajam/tumpul+takipneu
Pasien B : obstruksi jalan nafas, sianosis dan takipneu
Pasien C : perdarahan, fraktur terbuka
Pasien D : pasien kritis ( koma )
Pasien E : histeris
PETA KONSEP
Ledakan di Fasilitas
Hiburan

Lima orang di
bawa ke IGD

TRIAGE

1. Pasien D
2. Pasien C
3. Pasien B
4. Pasien A
5. Pasien E

Rujukan
LO
- Pengertian dan pembagian TRIAGE
- ATLS
- Pemilihan pasien gawat darurat menurut
TRIAGE
- Penanganan awal dan reevaluasi
Triage
• Trier (Perancis)  Memilih
• Cara pemilihan penderita berdasarkan
kebutuhan terapi dan sumber daya yang
tersedia
• Mengutamakan pasien yang paling bisa
diselamatkan dan memiliki kondisi medis yang
sangat mendesak
Dua jenis keadaan Triage dapat terjadi:
1. Multiple Casualities
Penderita dengan masalah yang mengancam
jiwa dan multi trauma akan dilayani lebih
dahulu.
2. Mass Casualties
Penderita dengan kemungkinan survival yang
terbesar, serta membutuhkan waktu,
perlengkapan dan tenaga yang paling sedikit
akan dilayani lebih dahulu.
Sistem Triage
• Triase pasien tunggal
• Triase korban multi sehari-hari
• Triage dalam insiden dengan korban masa
yang berlebihan (bencana)

Pada dasarnya menggunakan metode dan


penilaian kasus yang sama
Metode triage pasien tunggal
Sistem klasifikasi menggunakan nomor, huruf
atau tanda, adapun klasifikasinya :
• Prioritas 1 (emergency/immediate)
• Prioritas 2 (urgent)
• Prioritas 3 (non urgent)
• Prioritas 0 atau 4 kasus kematian
• Prioritas 1 • Prioritas 2
– Pasien dengan kondisi – Pasien dengan penyakit yang
mengancam nyawa, akut, pasien-pasien yang
memerluka evaluasi dan harus dirawat dalam jangka
intervensi segera waktu beberapa jam
– Pasien dibawa ke ruang – Pasien – pasien yang secara
resusitasi fisiologis stabil pada saat tiba,
– Waktu tunggu nol (0) tetapi berisiko mengalami
– Contoh kasus ; Trauma mayor, penurunan jika tidak dirawat
IMA, gangguan saluran dalam beberapa jam
pernafasan, shock, – Contoh kasus ; spinal injury,
Anaphylaxis, asfiksia, fraktur stroke, kecelakaan cerebral
terbuka tulang panjang, luka vascular, usus buntu, fraktur
bakar derajat II – III > 30% tulang pendek, fraktur
tertutup tulang panjang, luka
bakar <30%
– Waktu tunggu 30 detik
• Prioritas 3 • Prioritas 0 atau 4
– Pasien-pasien dengan – Pasien dengan kondisi
fungsi haemodinamik yang tidak berespon
yang stabil tetapi dengan segala
menderita luka yang rangsangan
jelas – Tidak ada respirasi
– Pasien yang biasanya spontan
dapat berjalan dengan – Tidak ada aktivitas
masalah medis yang jantung
minimal
– Hilang nya respon pupil
– Luka lama,kondisi yang terhadap cahaya
timbul sudah lama
– Kasus kematian
– Contoh kasus ; skin
lacerations, contusio,
luka lecet, dislokasi
tertentu, demam, ISPA.
Metode Pengkajian Triage
START
(Simple Triage And Rapid Treatment)

Pendekatan yang digunakan pada kejadian bencana


dengan korban yang banyak, sedangkan petugas dan
peralatan pertolongan serba terbatas

Hasil akhir triage adalah pengelompokan korban sesuai


kegawat daruratannya dalam bentuk labeling
Prosedur Start
• Langkah 0
Panggil korban yang masih bisa berjalan untuk
mendekat ke arah petugas yang berada dilokasi aman.
Korban yang bisa berjalan mendekat diberi label Hijau.
• Langkah 1 (Airway-Breathing)
– Cek pernafasan, apabila tidak bernafas buka jalan
nafasnya, jika tetap tidak berbafas berikan label HITAM
– Pernafasan < 10-30 x/mnt atau >30 x/mnt berikan label
MERAH
– Pernafasan 10-30 x/mnt kelangkah berikutnya
• Langkah 2 (circulation) • Langakh 3 (mental status)
– Cek CRT ( capilary refill time), – Berikan perintah sederhana
tengan kuku tangan penderita kepada penderita ,apabila
kemudian lepas apabila mengikuti perintah berikan
kembali merah lebih dari 2 label KUNING
detik berikan label MERAH – Apabila tidak mengikuti
– Jika CRT bisa dilakukan, cek perintah berikan label MERAH
nadi radialis, apabila tidak
teraba atau lemah berikan
label MERAH • Setelah melakukan langkah
– Apabila nadi radialis teraba tiase dan memberikan label
kuat kelangkah berikutnya pada penderita, segera
untuk menuju kependerita
lain yang belum ditriase
• START memerlukan waktu
tidak boleh lebih dari 60
detik per pasien.
Kode international dalam Triage
• Warna MERAH : prioritas 1 ----- segera
(Immediate)
• Warna KUNING : prioritas 2 ----- tunda
(Delayed)
• Warna HIJAU : Prioritas 3 ----- Minimal
• Warna HITAM : prioritas 4 ---- expextant
PENILAIAN AWAL DAN
PENGELOLAANNYA
Advance Trauma Life Support
PRIMARY SURVEY
• A: Airway, menjaga airway dengan kontrol
servikal (cervikal spine control)
• B: Breathing, menjaga pernafasan dengan
ventilasi
• C: Circulation dengan kontrol perdarahan
(hemorrhage control)
• D: Disability, status neurologis
• E: Exposure/environmental control: buka baju
penderita, tetapi cegah hipotermia
Breathing dan Ventilasi
Ventilasi  fungsi yang baik dari paru, dinding
dada dan diafragma.
Circulation dengan Kontrol Perdarahan
• Volume darah dan cardiac output:
– Tingkat kesadaran
– Warna kulit
– Nadi
• Perdarahan
Disability
• Tingkat kesadaran  GCS
• Ukuran dan reaksi pupil
• Tanda-tanda lateralisasi
• Tingkat cedera spinal
Exposure / Kontrol Lingkungan
• Penderita harus dibuka pakaiannya
• Penderita tidak boleh kedinginan
• Selimut, ruang cukup hangat
• Cairan infus yang sudah dihangatkan
Resusitasi
• Airway
• Breathing ventilasi oksigen
• Circulation
Tambahan pada Primary Survey dan
Resusitasi
• Monitor EKG
• Kateter urin dan lambung
• Monitor
– Laju nafas dan ABG (Arteri blood gases)
– Penggunaan pulse oximetry (dengan kolorigrafi)
mengukur kadar 02 saturasi
– Pengukuran tekanan darah
• Pemeriksaan rontgen dan pemeriksaan
tambahan lainnya
SECONDERY SURVEY
• Anamnesis
– Riwayat perlukaan
– AMPLE
• A: Alergi
• M: Medikasi (Obat yang diminum saat ini)
• P: Past illness (penyakit penyerta/pregnancy)
• L: Last meal
• E: Event/Environment (lingkungan) yang berhubungan
dengan kejadian perlukaan
– Jenis perlukaan
• Trauma tumpul
• Trauma tajam
• Perlukaan karena suhu panas/dingin
• Trauma kimia
Pemeriksaan Fisik
• Kepala
– Luka, kontusio atau fraktur
– Pemeriksaan mata:
• Ketajaman visus
• Ukuran pupil
• Perdarahan konjunctiva dan fundus
• Luka tembus pada mata
• Lensa kontak
• Dislocatio lensa
• Jepitan otot bola mata
• Maksiofasial
– Inspeksi dan palpasi seluruh kepala dan wajah
– Re-evaluasi pupil
– Re-evaluasi GCS
• Vertebra servikalis dan leher
1. Evaluasi adanya cedera tumpul dan tajam
2. Palpasi adanya nyeri, deformitas, dan lain-lain
3. Auskultasi arteri karotis
4. Foto servikal lateral, angiografi/doppler sonografi
• Thoraks
– Inspeksi
– Palpasi
– Perkusi
– Auskultasi
– Rontgen
• Abdomen
1. Inspeksi
2. Auskultasi
3. Perkusi
4. Palpasi
5. Rontgen
6. USG abdomen atau CT Scan
• Muskuloskeletal
1. Inspeksi dan palpasi lengan dan tungkai
2. Palpasi semua arteri perifer
3. Nilai pelvis untuk adanya fraktur dan perdarahan
4. Inspeksi dan palpasi vertebra torakalis dan
lumbalis
5. Foto rontgen
• Neurologis
– Pemeriksaan tingkat kesadaran
– Ukuran dan reaksi pupil
– Pemeriksaan motorik dan sensorik
Tambahan Secondary Survey
• Pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik
1. Foto tambahan tulang belakang dan extremitas
2. CT Scan kepala, dada, abdomen
3. USG
4. Bronkoskopi
Reevaluasi
• Monitoring tanda vital
• Monitoring produksi urin
– ½ cc/kgBB/jam  dewasa
– 1 cc/kgBB/jam  anak
PENATALAKSANAAN AWAL
1. Pasiean A
• Luka Tusuk
– Bukalah area luka. Lepaskan atau potong pakaian
yang menutupi cedera
– Jangan mengeluarkan atau menggerakkan benda
tersebut, gerakan apapun dapat menyebabkan
perdarahan tambahan dan kerusakan jaringan
– Kontrol setiap perdarahan dengan memberi tekanan
di sekitar benda
– Stabilkan benda dengan menempatkan perban atau
kain bersih yang tebal di sekitar benda
– Potong atau pendekkan benda yang tertanam atau
menusuk hanya jika diperlukan
2. Pasien B
• Obstruksi jalan napas
– Manuever triple jalan napas
– Ventilasi positive dengan oksigen 100%
Jika tidak ada perbaikan, berikan pelumpuhan
otot suksinil 0.5 mg/kgBB IV atau IM deltoid,
atau 2,4 mg/kgBB
3. Pasien C
• Syok hipovolemik
– Tentukan grade syok hipovolemik terlebih dahulu
– Pasien harus menerima oksigen
– Akses vena dan pemantauan produksi urin harus
dilakukan
– Hipotensi pada pasien harus diobati dengan cara IV
kristaloid dan pemberian produk darah
– Menentukan lokasi perdarahan
– Keberhasilan resusitasi diketahui berdasarkan
parameter lab dan klinis
– Konsultasi yang sesuai diperlukan untuk menuntun
tatalaksana selanjutnya
– Pasien dengan syok hemoragik haruis dirawat di
rumah sakit untuk dipantau
4. Pasien D
• Kritis/koma
– Pemeriksaan arteri carotis
– Pemeriksaan Airway dengan melakukan log roll,
jaw thrust, memasang cervical colar, bila ada
cairan dihisap, bila tidak sadar pasang OPA
– Setelah jalan napas bebas, berikan oksigen
melalui face mask 10 L/menit
– Breathing, bila ada kelumpuhan pernafasan 
bantuan ventilasi
– Bila sudah meninggal  tinggalkan
5. Pasien E
• Histeris
– Pastikan Airway, Breathing, Circulation, Disability
dalam keadaan baik
– Tenangkan pasien dan minta berjalan sendiri ke
tempat yang aman

Anda mungkin juga menyukai