Anda di halaman 1dari 58

SLIDE 1: DOA BELAJAR

“Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam


sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad
sebagai Nabi dan Rasul, Ya Allah,
tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah
aku kefahaman”
Kegawatan dalam Kebidanan
Distosia
Retno Mawarti
Prodi Kebidanan Program Sarjana Terapan
UNISA Yogyakarta
Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui pengertian
distosia
2. Penyebab distosia
3. Penatalaksanaan distosia
Distosia = Persalinan Macet

Pengertian : tidak lancar, macet/ tidak


ada kemajuan dalam (tidak ada
penambahan delatasi serviks dalam 3-4
jam) persalinan karena kontraksi uterus

Pertimbangkan :
- Tidak dalam persalinan sejati
- Persalinan memanjang karena stres
psikologis
- Persalinan terobstruksi
Penyebab
 Power
 Pola kontraksi uterus yang buruk
 Hipertonia dan hipotonia
 Passenger
 Malpresentasi
 Makrosomia
 Kelainan kongenital
Passage
 Panggul sempit Contracture
 Pelvis Non-Ginekoid
PARTUS LAMA

Kegagalan turunnya janin pada jalan lahir


karena alasan mekanik walaupun
kontraksi uterus yang baik”. (Philpott,
1982)
 Insidens: 1-3%
RISIKO
 Janin:
Asfiksia, sepsis, kematian

 Ibu:
Sepsis, ruptura uteri, perdarahan, fistula,
kematian
ETIOLOGI
 Fetal: Disproporsi Pelvik:
Malpresentasi, malposisi, malformasi

 Maternal: Panggul sempit, tumor jaringan


lunak pada pelvik
GAMBARAN KLINIS
 Dehidrasi
 Oliguria
 Keto-asidosis
 Sepsis
Distosia His
1. Inersia Uteri
2. Hypertoni
3. Inkoordinasi
Distosia Kelainan HIS
• His diawali dari fundus uteri  menurun kebawah
• Kontraksi bagian atas kuat dan lama  kebawah lemah
dan singkat
• Setelah kontraksi otot kembali seperti biasa, tetapi sel-
sel otot bagian atas tidak  retraksi --. Tebal dan
pendek  bgn bawah (SBR) menjadi lebar dan tipis
• Batas ini disebut Lingkaran retraksi fisiologis
• Kala I tekanan janin pada SBR dan pada ganglion
servikale Frankehauser melalui refleks lokal
merangsang timbulnya His
• Apabila bagian terendah janin tidak menekan maka
biasanya his tidak kuat
His/Kontraksi Adekuat
- Durasi/Lamanya 60 detik
– Intensitas mencapai tekanan 50-60 mmHg
(kuat)
– Frekuensi terjadi setiap 2-3 mnt
atau
– Menghasilkan kemajuan persalinan yang baik
Jenis Kelainan His
1. Inersia Uteri  fundus tetap berkontraksi
 kontraksi uterus lemah singkat dan
jarang
• Bila kelainan his terjadi pada
permulaan persalinan disebut inersia
uteri primer
• Bila terjadi setelah sebelumnya terjadi
his yang normal kmd menjadi tidak kuat
disebut Inersia uteri skunder
Partograf dengan inersia uteri sekunder dan stimulasi dg oxitosin
2. His terlalu Kuat  kuat dan terlalu
efisien  persalinan cepat, bila kurang 3
jam disactionebut Presipitatus

2. Incoordinate uteri  sifat his berubah,


tonus otot meningkat diluar his dan
kontraksi tidak berlangsung seperti biasa
Penyebab
• Primigravida tua
• Kecemasan
• Inersia uteri -- > Bagian bawah janin tidak
berhubungan rapat dengan SBR seperti
pada kelainan letak janin
Penanganan
• Obervasi keadaan umum, vital sign
• Observasi DJJ
• Rehidrasi
• Kala I lama 24 jam evaluasi  tingkat
false labour
• Penilaian selaput ketuban  bila sudah
pecah > 24 jam segera diberi tindaka
untuk mencegah infeksi
Penatalaksanaan
• Nilai kematangan serviks, turunnya kepala
janin, keadaan panggul
• Bila ada CPD  SC
• Memperbaiki keadan ibu
• Kandung kencing dan rektum dikosongkan
• Bila kepala/bokong sudah masuk panggul
pasien diminta berjalan-jalan
• Induksi persalinan/stimulasi
• Bila gagal  SC
Penatalaksanaan
• Tergantung penyebab
• Diagnosis persalinan yang adekuat
• Manajemen fase laten yang memanjang
• Persiapan persalinan
• Pendampingan saat kelahiran
Manejemen Distosia
• Persalinan tidak maju tanpa CPD
- amniotomi
- pertimbangkan augmentasi
oksitosin jika kontrasi tidak adekuat
• Persalinan tidak maju dengan CPD
- Seksio Sesaria
Manajemen Aktif Persalinan

 Diagnosis persalinan yang tepat


 Pengawasan yang ketat terhadap
kemajuan persalinan dengan partogram
 Dukungan yang berkesinambungan
selama persalinan
lanjutan
 Intervensi dini untuk memperbaiki
kemajuan persalinan yang tidak
adekuat
- Amniotomi (ARM)
- Oksitosin
Augmentasi Persalinan

 Dosis awal oksitosin 1 - 2 mU / min


 Interval dinaikkan setiap 15-30 menit.
 Dosis kenaikan 1 - 2 mU
 Dosis biasa untuk persalinan
yang baik 8 - 10 mU / min.
Kekuatan Kontraksi dengan
Oksitosin
Tergantung pada:
 dosis oksitosin
 Sensitivitas uterus terhadap
oksitosin
Efek Samping Mekanisme Pencegahan

Hipoksia janin Hiperstimulasi Dosis tepat

Ruptur Uterus
Hiperstimulasi Dosis tepat

Intoksikasi Air Efek ADH Batasi cairan

Hipotensi
Vasodilatasi Dosis rendah
Partograf Partus Macet
KOMPLIKASI
 Maternal:
• Ruptura uteri
• Vesiko-Vaginal Fistula
• Rekto-vaginal Fistula
• Sepsis Puerpuralis

Fetal:
• Asfiksia/ cerebral palsy
• Sepsis neonatal
• Kematian
PENATALAKSANAAN
 Pencegahan
• Gizi yang baik sejak kecil
• Promosi asuhan antenatal
• Penggunaan partogram di unit
kesehatan
• Pembangunan sistem dan waktu
rujukan yang tepat
 Seksio Sesaria
Ringkasan – Pencegahan
Distosia
 Hindari induksi yang tidak perlu
 Rawat ibu hamil dalam fase aktif persalinan
 Menganjurkan berjalan/ posisi berdiri tegak
 Menganjurkan pentingnya pendidikan
prenatal
 Dukungan yang berkesinambungan pada ibu
Hamil
Lanjutan Ringkasan
 Penilaian yang tepat terhadap kemajuan
persalinan yang adekuat
 Intervensi yang tepat jika diperlukan
 Amniotomi
 Ambulasi
 Analgesia
 Augmentasi
 Istirahat
 Seksio Sesaria
DISTOSIA BAHU
TUJUAN :
• Definisi dan Insiden
• Signifikan
• Faktor resiko
• Diagnosis
• Tindakan

33
Definisi
• Tertahannya bahu depan diatas simfisis
• Ketidakmampuan melahirkan bahu pada
persalinan normal
• Tidak terjadi putaran paksi

Insidens
• 1 - 2 per 1000 kelahiran
• 16 per 1000 kelahiran bayi > 4000 g

34
KOMPLIKASI
Bayi
Kematian
Asfiksia dan komplikasinya
Fraktur - klavikula, humerus
Kelumpuhan pleksus brachialis

Ibu
Perdarahan postpartum
Ruptur uteri

35
FAKTOR RISIKO

Kehamilan lewat waktu


Obesitas pada ibu
Bayi makrosomia
Riwayat distosia bahu sebelumnya
Kelahiran lewat operasi
Persalinan lama
Diabetes yang tidak terkontrol

36
PREDIKSI?

• Hampir semua kasus terjadi pada wanita


tanpa faktor risiko: <50% dengan faktor
risiko
• Sebagian besar tak dapat diprediksi dan tak
dapat dicegah
• Harus waspada pada kejadian distosia bahu
pada semua persalinan
37
DIAGNOSIS

Kepala bayi melekat pada perineum,


(‘turtle’ sign)
Kala II persalinan yang memanjang
Gagal untuk lahir walau dengan
usaha maksimal dan gerakan yang
benar

38
Ask for help
Lift - bokong
- kaki } Manuver McRobert
Anterior disimpaction of shoulder
- rotate to oblique
- suprapubic pressure
Rotation of the posterior shoulder – manuver Wood
Manual removal of posterior arm

39
Hindari 4 “P” :

• Panic
• Pulling (pada kepala)
• Pushing (pada fundus)
• Pivoting (memutar kepala secara
tajam, dengan os koksigis
sebagai tumpuan)

40
Brachial Plexus Injury

41
Ask for HELP

• Ibunya disamping pasien


• Suami/orang terdekat
• Bidan
• Dokter pengganti atau tim paramedis
lainnya

42
Lift - McRobert’s Manoeuver

43
Lifting the legs and
buttocks
• Manuver McRobert
• Fleksikan paha ke arah
abdomen
• Membutuhkan asisten
• 70% kasus dapat
diselesaikan oleh manuver ini

44
Anterior Disimpaction
1) Suprapubic Pressure
(Manuver Massanti )

• Tidak boleh menekan fundus


• Penanganan abdomen: Penekanan
suprapubik dng ujung genggaman
tangan pada bagian belakang bahu
depan untuk membebaskannya

45
Anterior Disimpaction
2) Manuver Rubin

• Pemeriksaan vagina
• adduksi bahu depan dengan
menekan bagian belakang
bahu (bahu didorong ke arah
dada)
• Pikirkan tindakan episiotomi

• Tidak boleh menekan fundus


46
Rotation of Posterior Shoulder - Langkah 1

• Penekanan pada
bagian depan
bahu belakang
• Bisa dikombinasi
dengan anterior
disimpaction
manoeuvers
• Tidak boleh
menekan fundus
47
Rotation of Posterior Shoulder
Langkah 2

• Wood’s screw
manoeuvre
• Bisa dilakukan
secara simultan
dengan anterior
dissimpaction
48
Rotation of Posterior Shoulder -
Langkah 3

• Bisa diulang
bila proses
persalinan
tidak tercapai
pada langkah 1
dan 2.

49
Rotation of Posterior Shoulder -
Langkah 4

50
Manual removal
of posterior arm

•Fleksikan tangan pada


siku
•(menekan fosa
antecubital untuk
memfleksikan tangan)
•Usapkan tangan
sepanjang dada.
•raih lengan depan atau
jari-jari tangan
•Keluarkan tangan.

51
Manuver Hibbard
• Pemeriksaan Vagina
• Menekan dagu dan leher janin kearah
rektum ibu
• Asisten menekan kuat fundus saat bahu
depan dibebaskan
• (penekanan fundus yang dilakukan pada
saat yang salah akan mengakibatkan
bahu depan semakin terjepit, fraktur
klafikula)
Episiotomi
• Dapat membantu
manuver Wood
atau memberi
ruang untuk
mengeluarkan
pergelangan
tangan belakang,
memutar lutut dan
dada :
memudahkan
menggapai bahu 53
belakang
Tindakan terakhir :
• Fraktur klavikula
• Cephalic replacement (manuver
Zavenelli)
• Simfisiotomi

54
Setelah selesai tindakan :
• Antisipasi HPP
• eksplorasi laserasi dan trauma
• Pemeriksaan fisik bayi untuk
melihat adanya perlukaan.
• Menjelaskan proses persalinan dan
manuver yang dilakukan.
• Catat tindakan yang dilakukan

55
KESIMPULAN

• Antisipasi dan persiapan (kebanyakan


kasus tidak dapat diprediksikan)
• Selalu ingat dengan “ALARMER”
• Tetap tenang, tidak panik, menarik,
mendorong atau memutar.

56
Ask for help
Lift - bokong } Manuver McRobert
- kaki
Anterior disimpaction
- rotate to oblique
- suprapubic pressure
Rotate the posterior shoulder – Manuver Woods
Manual removal of the posterior arm
Episiotomy - consider
Roll over
57
DOA SESUDAH BELAJAR

‫يم‬
ِ ‫ح‬ ‫ن ه‬
ِ ‫الر‬ َ ‫ح‬
ِ ‫م‬ ِ ‫م ه‬
‫َّللا ه‬
ْ ‫الر‬ ْ ِ‫ب‬
ِ ‫س‬

ً ‫طال‬
ِ ‫ل بَا‬
َ ‫ط‬ ْ ‫اعه ُ َوأَ ِرنَا‬
ِ ‫البَا‬ َ َ‫ار ُز ْق َنا اتِـب‬
ْ ‫قا َو‬ ًّ ‫ح‬ ‫ح ه‬
َ ‫ق‬ ْ ‫م أَ ِرنَا‬
َ ‫ال‬ ‫اَلله ُه ه‬
‫ه‬ ْ ‫ار ُز ْق َنا‬
ُ َ‫اجتِ َناب‬ ْ ‫َو‬

Ya Alloh Tunjukkanlah kepada kami kebenaran


sehinggga kami dapat mengikutinya Dan
tunjukkanlah kepada kami kejelekan sehingga kami
dapat menjauhinya

Anda mungkin juga menyukai