Anda di halaman 1dari 63

Embriologi Susun

an Pencernaan
DR. Nauval
Embriologi Susunan Pencernaan
• Mulai terbentuk pada kehidupan mudigah 7 somit (22 hari)
sebagai akibat dari pelipatan mudigah kearah cephalo caud
al dan lateral, sehingga rongga yang dibatasi entoderm seb
agian tercakup ke dalam mudigah dan membentuk usus se
derhana.
• Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus sederhana me
mbentuk tabung buntu masing-masing :
– Usus sederhana depan (fore gut)
– Usus sederhana belakang (hind gut)
– Diantaranya usus sederhana tengah (mid gut) yang untuk
sementara tetap berhubungan dengan kandung kuning tel
ur.
Perkembangan usus sederhana depan
• Oesopagus
– Ketika mudigah berumur ± 4 minggu, muncul diverticul
um pada dinding ventral usus sederhana depan yang di
sebut (diverticulum tracheo – bronchiale). Diverticulum i
ni berangsur-angsur dipisahkan dari bagian dorsal fore
gut melalui septum oesopago – tracheale. Dengan cara
ini usus sederhana depan terbagi atas :
• Bagian ventral : primordium pernafasan
• Bagian dorsal : oesopagus
Perkembangan…

• Pada mulanya oesopagus sangat pendek, akan t


etapi dengan gerak turun jantung dan paru-paru
ia memanjang dengan cepat.
• 2/3 bagian atas otot bersifat serat lintang yang
berasal dari mesenchim sekitarnya dan disarafi o
leh N.X.
• 1/3 bagian bawah ototnya bersifat polos dan dis
arafi plexus splanchnicus
Kelainan Kongenital
Atresia Oesopagus & Fistula Oesophagotrachealis
• Kelainan ini akibat :
1. Penyimpangan septum eosophagotracheale
ke posterior
2. Faktor-faktor mekanik yang mendorong dind
ing dorsal usus depan sederhana ke arah an
terior
• Bentuk yang paling sering ditemukan:
1. Bagian proximal berakhir sebagai kantong b
untu
2. Bagian distal dihubungkan dengan trachea
melalui saluran sempit.
• Bentuk lain, saluran fistula diganti oleh tali ligam
entum.
• Keadaan yang jarang terjadi kedua bagian berm
uara kedalam trachea.

Anak yang baru lahir dengan atresia, kelihatannya


mungkin normal, tetapi bila minum pertama bagian
proksimal oesophagus terisi penuh dan susu akan
mengalir keluar kedalam trachea dan paru-paru
Lambung
• Pertumbuhan lambung mulai pada minggu ke-4
sebagai suatu pelebaran usus depan yang berbe
ntuk kumparan.
• Minggu-minggu berikutnya kedudukannya sanga
t berubah akibat perbedaan kecepatan pertumb
uhan pada berbagai dindingnya dan perubahan
kedudukan alat-alat disekitarnya.
• Perubahan kedudukan lambung karena ia berputar sekit
ar sumbu memanjang dan sumbu antero posterior.
• Disekitar sumbu memanjang lambung melakukan putara
n 90o searah jarum jam.
• Akibatnya :
– Sisi kiri menghadap ke depan
– Sisi kanan menghadap ke belakang
– N.X kiri yang semula mensarafi kiri menuju depan
– N.X kanan yang semula mensafari kanan menuju belakang
Lambung
• Selama perputaran ini bagian dinding belakang la
mbung tumbuh lebih cepat dari bagian depannya.
Hal ini mengakibatkan pembentukan :
– curvatura mayor
– curvatura minor
• Ujung cephalic dan kaudal lambung pada mulanya
terletak digaris depan. Selama pertumbuhan, bagi
an kaudal atau bagian pilorus bergerak kekanan d
an keatas, dan bagian cephalic atau bagian kardia
kekiri dan kebawah.
• Dengan ini sumbu panjang lambung
berjalan dari kiri dan kanan bawah
Lambung
• Pada tingkat perkembangan ini, lambung terikat
pada dinding dorsal dan ventral tubuh melalui m
esogastrium dorsale dan ventrale.
• Perputaran disekitar sumbu memanjang menarik
mesogastrium dorsale kekiri. Dengan demikian
membantu pembentukan bursa omentalis, yaitu
kantong peritonium dibelakang lambung
Kelainan kongenital
• Stenosis Pylorus
– Disebabkan oleh otot-otot melingkar di daera
h pylorus menebal sehingga terjadi penyempit
an rongga pylorus
– Akibatnya perjalanan makanan tersumbat sehi
ngga anak muntah hebat dan proyektil
Duodenum
• Terbentuk dari bagian akhir fore gut dan b
agian atas mid gut.
• Titik pertemuan fore gut dan mid gut ini t
erletak tepat distal dari tunas hati.
• Sementara lambung berputar, duodenum
mengambil bentuk lengkung seperti huruf
“C” dan akhirnya terletak retroperitonial
Hati dan Kandung Empedu
• Terbentuk pada pertengahan minggu ke tiga sebagai epitel
entoderm pada ujung distal fore gut.
• Pertumbuhan ini dikenal sebagi diverticulum hepatis (tunas
hati)
• Tunas hati terdiri atas berkas-berkas sel yang berproliferasi
dengan cepat dan menempus septum transversum yaitu le
mpeng mesoderm.
• Sementara sel-sel hati menembus septum transversum, hu
bungan tunas hati dan duodenum menyempit. Dengan ini t
erbentuk saluran empedu.
• Dari saluran empedu, terbentuk tonjolan ke ventral yang m
enghasilkan kandung empedu dan ductus cysticus.
Hati dan Kandung Empedu
• Selama perkembangan sel epitel hati bercampur
baur dengan v.vitelinae dan v.umbilicus untuk m
embentuk sinusoid hati.
• Tali-tali hati berdiferensiasi menjadi jaringan par
enkim hati dan jaringan yang melapisi ductus bili
aris
• Sel-sel hemopoitik, sel-sel kuppfer dan sel-sel jar
ingan penyambung berasal dari mesoderm septu
m transfersum.
Hubungan hati dan peritonium
• Akibat pertumbuhan cepat yang terus berlangsung, hati
menjadi terlalu besar bagi septum transversum dan bera
ngsur-angsur menonjol kedalam rongga perut.
• Mesoderm septum transversum antara dinding ventral p
erut dan hati menjadi teregang dan sangat tipis dan me
mbentuk ligamentum falciforme hepatis
• Mesoderm septum transversum antara hati dan fore gut
akan meregang dan membentuk selaput omentum minu
s (ligamentum gastrohepaticum dan ligamentum hepato
duodenale)
• Pada tepi bebas omentum minus terdapat :
– Saluran empedu
– Vena prota
– Arteri hepatica
Hubungan hati dan peritonium
• Mesoderm pada permukaan hati berdiferensiasi
menjadi peritonium viscerale, kecuali pada perm
ukaan atasnya. Pada daerah ini, hati tetap berhu
bungan dengan sisa septum transversum.
• Bagian septum ini terdiri atas gumpalan mesode
rm yang padat dan membentuk pars tendinosa d
iafragma.
• Permukaan hati yang berhubungan dengan diafr
agma dan tidak pernah diliputi peritonium diken
al dengan pars afixa hepatis atau bare area of th
e liver
Fungsi Hati dalam Janin
• Pada minggu 10 berat hati ± 10% dari berat bada
n seluruhnya. Hal ini disebabkan karena:
– Sejumlah besar Sinusoid
– Fungsi hemopoetik
• Diantara sel hati dan dinding pembuluh darah dite
mukan sarang-sarang sel yang menghasilkan sel d
arah merah dan putih.
• Kegiatan ini berangsur-angsur berkurang dalam 2
bulan terakhir kehidupan dalam rahim.
• Pada saat lahir hanya pulau-pulau kecil pembentu
k darah yang tertinggal. Pada saat ini berat hati ±
5% dari berat badan seluruhnya
• Fungsi hati yang penting lainnya dimulai pada min
ggu ke 12 yaitu dibentuknya empedu oleh sel-sel
hati.
Fungsi Hati dalam Janin
• Pada saat ini, kandung empedu dan ductus cysti
cus telah berkembang. Ductus cysticus bersatu d
engan ductus hepaticus membentuk ductus chol
edochus.
• Akibatnya empedu dapat memasuki saluran pen
cernaan, sehingga isi saluran pencernaan berwa
rna hijau gelap.
• Karena perubahan kedudukan duedenum, muar
a ductus choledochus berangsur-angsur bergese
r dari depan ke belakang.
• Akibatnya ductus choledochus menghilang dibel
akang duodenum.
Kelainan Kongenital
1. Atresia kandung empedu
• Pada mulanya kandung empedu merupakan
alat yang berongga. Akibat proliferasi epitel
yang melapisinya, kandung ini menjadi pada
t untuk sementara waktu. Kemudian terjadi
rekanalisasi epitel, sehingga rongga tetapny
a terbentuk. Bila rekanalisasi tidak terjadi, k
andung empedu tetap
Kelainan Kongenital
2. Atresia saluran empedu.
• Saluran didalam dan luar hati juga mengala
mi perpadatan. Bila rekanalisasi tak terjadi a
kan terbentuk atresia. Biasanya hanya terba
tas pada hanya sebagian kecil ductus choled
ochus. Kandung empedu dan ductus hepatic
us proximal terhadap atresia sangat melebar
.
• Anak lahir akan tampak kuning yang tambah
lama tambah parah.
Kelainan Kongenital
3. Bentuk ganda vesica felea.
Kelainan Kongenital
4. Pembelahan sebagian vesica felea
5. Diverticula pada kandung empedu.
Pancreas
• Dibentuk oleh:
– Tunas pancreas dorsal
– Tunas pancreas ventral
Yang berasal dari epitel entoderm duodenum
• Tunas pancreas dorsal terletak didalam mesenteriu
m dorsale, sedang tunas pancreas dorsal berhubung
an erat dengan ductus choledochus.
• Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentu
k huruf C, tunas pancreas ventral bergeser ke dorsal
seperti ductus choledochus bergeser ke dorsal.
• Akhirnya tunas pancreas ventral berada tepat dibaw
ah dan dibelakang tunas pancreas dorsal.
Pancreas
• Kemudian parenkhim maupun saluran tunas pancr
eas dorsal dan ventral bersatu.
• Tunas ventral membentuk processus uncinatus da
n bagian bawah caput pancreas.
• Bagian kelenjar lainnya berasal dari tunas dorsal.
• Ductus pancreaticus mayor (Wirsungi) terbentuk d
ari bagian distal saluran pancreas dorsal dan selur
uh saluran pancreas ventral.
• Bagian proximal saluran pancreas dorsal menutup
atau sebagai saluran kecil:
– Ductus pancreaticus accesorius (santorini)
Pancreas
• Ductus pancreaticus mayor bersama-sama
dengan ductus choledochus bermuara di p
apila duodeni mayor.
• Ductus pancreaticus accesorius bermuara
pada papila duodeni minor.
• 10 % dari kasus kedua saluran gagal bers
atu dan susunan ganda tetap dipertahank
an.
Pancreas
• Pulau-pulau langerhans.
• Berkembang dari jaringan parenchim panc
reas pada ketiga kehidupan janin.
• Tersebar diseluruh kelenjar.
• Sekresi insulin dimulai ± bulan ke-5.
• Kadar insulin janin tidak tergantung pada
kadar insulin ibunya.
Kelainan Kongenital
1. Pancreas yang berbentuk cincin
– Tunas pancreas terdiri atas 2 bagian yang d
alam keadaan normal bersatu dan berputar
disekitar duodenum, sehingga terletak diba
wah tunas pancreas dorsal.
– Kadang-kadang bagian kanan berputar seca
ra normal tetapi bagian kiri bergeser kearah
yang berlawanan. Akibatnya duodenum dike
lilingi oleh pancreas yang berbentuk cincin.
– Kelainan ini kadang-kadang menjepit duode
num dan menyebabkan penyumbatan.
Kelainan Kongenital

2. Pancreas heterotopik
– Keadaan dimana jaringan pancreas dapat dit
emukan mulai dari ujung distal oesopagus s
ampai puncak jerat usus sederhana.
– Yang paling sering ditemukan pada selaput l
endir lambung dan diverticulum Meckel.
Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mi
d gut)
• Perkembangan usus tengah ditandai oleh cepat
memanjangnya usus dan mesenteriumnya, sehin
gga terbentuk jerat usus primer.
• Pada puncaknya jerat ini tetap berhubungan den
gan kandung telur melalui ductus vitellinus yang
sempit.
• Bagian cranial jerat usus akan membentuk:
– Bagian distal duodenum
– Yeyenum
– Ileum (sebahagian)
Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mi
d gut)
• Bagian caudal jerat usus akan membentuk
:
– Bagian bawah illeum
– Caecum
– Appendix
– Colon ascenden
– 2/3 proximal colon transfersum
Perkembangan Usus Sederhana Tengah (mi
d gut)
• Perbatasan antara bagian cranial dan caudal jera
t usus: ductus vitelinus tetap ada pada orang de
wasa yang dikenal sebagai:
– Diferticulum meckel dan diverticulum illeal
• Hernia phisiology
Pertumbuhan jerat usus primer sangat pesat terutama b
agian cranialnya.
Akibat pertumbuhan yang cepat ini dan perluasan hati y
ang serentak, rongga perut untuk sementara terlalu k
ecil untuk menampung jerat-jerat usus ini.
Akibatnya jerat ini memasuki celom extra embrional dan
tali pusat (hernia umbilicalis phisiologic) yang terjadi
pada minggu ke enam.
Perputaran usus tengah
• Bersamaan dengan pertumbuhan memanjangny
a, jerat usus sederhana akan berputar disekitar
poros yang dibentuk oleh A.Mesenterica superior
.
• Perputaran terjadi 270o yang terdiri atas:
– 90% selama herniasi
– 180o selama jerat usus kembali ke rongga perut.
– Perputaran ini berlawanan dengan arah jam.
• Usus besar juga cukup bertambah panjang, seda
ngkan yeyenum dan ileum selain bertambah pan
jang juga akan membentuk jerat-jerat bergelung
selama perputaran.
Retraksi Jerat yang mengalami Herniasi
• Akhir bulan ke-3 jerat usus yang mengalami herniasi mul
ai kembali kedalam rongga perut.
• Hal ini mungkin disebabkan:
– Menghilangnya mesonephros.
– Berkurangnya pertumbuhan hati.
– Bertambah luasnya rongga perut.
• Bagian proximal yeyenum merupakan bagian pertama ya
ng masuk dan mengambil tempat disisi kiri.
• Jerat yang masuk berikutnya makin lama makin meneta
p disisi kanan.
• Gelembung caecum yang merupakan bagian caudal jerat
usus sederhana terakhir masuk ke rongga perut.
• Untuk sementara terletak langsung dibawah lobus kanan
hati.
Retraksi Jerat yang mengalami Herniasi

• Dari sini gelembung caecum bergerak turun ked


alam fosa iliaca kanan, sambil membentuk:
– Colon ascenden
– Flexura hepatica
• Selama proses ini ujung distal gelembung caecu
m membentuk sebuah diverticulum yang sempit
: - Appendix sederhana
• Appendix berkembang selama penurunan colon,
sehingga kedudukan terakhir terdapat:
– Dibelakang caecum
– Dibelakang colon
Kelainan Kongenital
1.Fixasi jerat-jerat usus.
terjadi akibat mesenterium tertekan pada
dinding belakang perut dan beberapa daer
ah, sehingga selaput ini bersatu dengan p
eritonium parietal. Akbiatnya jerat-jerat u
sus tertentu akan melekat pada keduduka
nnya.
2.Sisa-sisa ductus vitellinus.
a. Sebagian kecil ± 2-4% ductus vitellinus tetap
ada membentuk sebuah kantong pada illium
(diverticulum Meckel). Pada orang dewasa, di
verticulum ini terletak ± 40-60 cm dari valvul
a iliocaecalis, pada tepi ilium yang berhadapa
n dengan mesenterium.
Kelainan Kongenital
b. Fistula umbilicalis atau fistula vitellina.
Kadang-kadang ductus vitelina dipertahankan sel
uruhnya, sehingga membetuk hubungan langsun
g antara pusat dengan saluran pencernaan. Dala
m hal ini tinja dapat keluar melalui pusat.
c. Kista vitellina atau enterocystoma.
Kedua ujung ductus vitellinus diubah menjadi tali
-tali fibrosa, sedangan bagian tengah membetuk
kista yang besar. Karena tali-tali fibrosa ini melin
tasi rongga peritonium, jerat-jerat usus mudah t
erjerat disekitarnya sehingga menyebabkan ters
umbat dan menimbulkan strangulasi.
Kelainan Kongenital
3. Omphalocele
Jerat-jerat usus gagal kembali dari tali pusat ke dalam ro
ngga perut, akibatnya jerat-jerat tersebut tetap berada d
alam coelom extraembrional dari tali pusat. Pada saat lah
ir herniasi jerat-jerat ini menyebabkan pembengkakan ya
ng besar pada tali pusat dan hanya ditutupi oleh amnion.
4. Hernia umbilicalis congenitalis
Pada kelalinan ini lapisan otot dan kulit disekitar pusat tid
ak ditemukan, sehingga lapisan permukaan hanya dibent
uk oleh amnion.
Alat-alat dalaman kembali kedalam rongga perut, tetapi
menerobos lagi keluar pada masa janin, sehingga menonj
ol keluar dan ditutupi oleh peritonium dan amnion tanpa
kulit. Pada kasus yang berat semua alat dalaman termas
uk hati ditemukan diluar rongga perut. Keadaan ini diseb
ut eventratio viscra abdominis atau gastroschiziz.
Kelainan Kongenital
5. Kelainan putaran jerat usus.
Jerat usus sederhana dalam keadaan normal berputar 270o
berlawanan dengan arah jarum jam. Kalau putaran hanya 9
0o, colon dan caecum yang mula-mula kembali akan mene
mpati sisi kiri rongga perut. Jerat-jerat yang lain akan terlet
ak makin kekanan.
Bila putaran jerat usus terbalik, 90o sesuai arah jarum jam.
Colon transversum menyilang A.mesenterica superior.
Bahaya utama dari kelainan ini:
a. Terpilinnya jerat usus yang dapat menyebabkan belitan p
ada arteri, sehingga menimbulkan penyumbatan pembuluh
dari jerat tersebut.
b. penyumbatan langsung jerat oleh ikatan-ikatan peritoniu
m.
6. Bentuk ganda saluran pencernaan.
Bentuk ganda jerat-jerat dapat terjadi dimana-mana sepanj
ang saluran pencernaan. Paling sering terjadi di daerah ileu
m yang dapat berupa :
- Diverticulum kecil
- Kista
Kelainan Kongenital
7. Atresia dan stenosis usus.
 Dapat terjadi disemua tempat sepanjang jerat usus se
derhana.
 Pada atresia (tidak ada rongga sama sekali) biasanya t
erbentuk sekat pemisah yang tipis melintasi rongga us
us.
 Pada stenosis (penyempitan rongga) mungkin disebab
kan rekanalisasi rongga yang tidak sempurna. Akibat s
tenosis :
 Peregangan bagian proximal
 Penyempitan bagian distal.
 Biasanya terjadi pada duodenum dengan gejala-gejala:
 Duedonum proximal stenosis sangat melebar
 Muntah-muntah yang hebat dengan cairan berwarna emp
edu.
Perkembangan usus sederhana belakang
• Usus sederhana belakang membentuk:
– 1/3 distal colon transversum
– Colon ascendens
– Sigmoid
– Rectum
– Bagian atas canalis analis
• Bagian usus sederhana belakang bermuara kedalam cloa
ka (suatu rongga yang di lapisi entoderm yang berhubun
gan langsung dengan entoderm permukaan).
• Pada pertemuan antara entoderm dan ektoderm terbent
uk membrana cloacalis.
• Pada perkembangan selanjutnya tumbuh septum urorect
al pada sudut antara alantois dan usus belakang.
• Sekat ini berlanjut tumbuh ke caudal sambil membagi cl
oaka menjadi :
– Sinus urogenitalis sederhana (depan)
– Canalis anorectalis (belakang)
Perkembangan usus sederhana belakang
• Ketika mudigah berumur 7 minggu, septum urorectal menc
apai membran cloacalis yang akan terbagi menjadi :
– Membran analis (dibelakang)
– Membran urogentalis (didepan)
• Membran analis dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan mesenchi
m. Pada minggu ke 8 selaput ini ditemukan pada dasar leku
kan ektoderm yang akan menjadi lobang anus atau proktod
ium.
• Dalam minggu ke 9, membran analis koyak dan terbentukla
h jalan terbuka antara rektum dan dunia luar.
• Bagian atas canalis analis berasal dari entoderm dan didara
hi oleh A.mesenterica inferior
• Bagian bawah (1/3 bawah) berasal dari ektoderm dan didar
ahi oleh A.pudenda interna.
• Pertemuan keduanya disebut linea dentata atau linea pertin
atum.
Kelainan kongenital
1. Anus imperforatus dan atresia ani.
– Pada kasus yang ringan canalis analis
berakhir buntu pada membran analis y
ang hanya dipisahkan oleh sekat pemi
sah.
– Pada kasus yang berat dapat ditemuka
n lapisan tebal jaringan ikat. Ini bisa di
sebabkan:
• Kegagalan perkembangan lobang anus
• Atresia recti
Kelainan kongenital
2. Fistula recti
– Sering berhubungan dengan anus imp
erforatus.
Dapat ditemukan :
• Antara rectum dan vagina (fistula recto va
ginalis)
• Antar rectum dan vesica urinaria atau uret
ra (fistula urorectalis)
• Didaerah perineum (fistula recto perinealis)

Anda mungkin juga menyukai