Anda di halaman 1dari 9

TEORI-TEORI

KOMUNIK ASI
MASSA

O L E H : M U F L I DA N O E R H A L I Z A
TEORI KOMUNIKASI
MASSA
Menurut Mcquail (1987) teori komunikasi massa
setidaknya harus berisi:
a. seperangkat pernyataan yang didefinisikan dalam
kata kunci
b. menspesifikasikan hubungan antar konsep
c. mendeskripsikan fenomena yang menggunakan
konsep itu
d. menawarkan prediksi tentang fenomena
e. menyarankan penjelasan tentang suatu kejadian
1. HYPODERMIC NEEDLE
THEORY
Masyarakat menerima pesan dari media
secara utuh dan langsung (tanpa perantara).
Sebagai efeknya, sebuah pesan yang
disampaikan secara jelas dan sederhana akan
diterima sebagai jelas dan sederhana pula.
Teori ini juga mengasumsikan bahwa
pengelola media lebih kuat dan pintar
dibanding audience.
2. CULTIVATION THEORY
Masyarakat belajar tentang kebudayaan hanya
melalui media. (Gerbner, 1980) Teori ini
mengasumsikan bahwa segala yang ada di media
merupakan “realitas” yang sesungguhnya.
Sehingga masyarakat mempelajari dan mengikuti
“realitas” tersebut

Teori ini memfokuskan objek penelitian pada


media massa televisi dan efek. Dalam
kesimpulannya, masyarakat yang menjadi heavy
viewers televisi akan cenderung memiliki sifat
kekerasan dan pergaulan bebas dibanding yang
bukan heavy viewers
3. MEDIA EQUATION
THEORY
Dalam perkembangannya manusia secara tidak
sadar memperlakukan media massa itu manusia
(Reeves dan Nass, 1996). Teori ini memberikan
contoh, saat terjadi sebuah masalah yang
menyangkut publik, masyarakat akan cenderung
menanyakannya pada media.

Komputer sebagai sebuah alat komunikasi juga


saat ini diperlakukan seperti manusia. Manusia
dapat menanyakan segala sesuatunya (searching)
kepada komputer (melalui internet) seakan-akan
komputer tersebut adalah seorang guru.
4. SPIRAL OF SILENCE
THEORY
Manusia cenderung mengikuti opini media dan
tidak akan mengungkapkan ketidaksetujuannya
demi pergaulan sosial (Neumann, 1984).

Seseorang yang pada mulanya menentang arus


opini publik, secara perlahan-lahan juga akan
merubah pandangannya dengan sebuah alasan
pembenaran.
5. DIFFUSION OF
INNOVATION THEORY
Komunikator yang mendapatkan pesan dari media
akan sangat kuat untuk mempengaruhi orang-orang
(Rogers dan Shoemaker, 1971). Teori ini menganggap
segala isi media merupakan sebuah hal/ trend baru
(inovasi) sehingga orang-orang lainnya akan segera
mengikuti trend baru tersebut (difusi).

Dengan munculnya teori ini, penggunaan media


sebagai alat untuk berpromosi dan public relations tool
mulai digunakan oleh berbagai pihak dalam
masyarakat.
6. USES AND
GRATIFICATION THEORY
Pengguna media memiliki peran aktif
untuk memilih dan menggunakan media
tersebut di dalam usaha untuk memuaskan
kebutuhannya (Blumer dan Katz, 1974).
Teori ini mengemukakan hal yang
bertentangan dengan Hypodermic Needle
Theory, karena dalam teori ini audience
memiliki otonomi dan wewenang atas
penggunaan media.
7. AGENDA SETTING
THEORY
Media massa memiliki agenda dalam
pemberitaannya dan masyarakat secara
tidak sadar akan mengikutinya (McCombs
dan Shaw, 1973). Teori ini memprediksikan
bahwa meski agenda publik tidak sama
dengan agenda media, namun setelah
media mempublikasikan agendanya, maka
publik akan bertindak sesuai dengan isi
media.

Anda mungkin juga menyukai