Oleh
KELOMPOK 2 (KELAS B)
Jihan Fhara Amanda 1617041040
Erasri Yuni Suhesti 1617041041
Siti Marhamah 1617041042
Syifa Ulyanida 1617041044
Ria Oktaviani 1617041045
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
BANDAR LAMPUNG
2018
1
INTERFERENSI
2
Definisi Interferensi
3
▰ Dua berkas cahaya disebut kohern jika kedua
cahaya itu memeiliki beda fase tetap. Interferensi
destruktif (saling melemahkan) terjadi jika kedua
gelombang cahaya berbeda fase 180°.
▰ Sedangkan interferensi konstruktif (saling
menguatkan) terjadi jika kedua gelombang cahaya
sefase atau beda fasenya nol.
4
Gambar 1: Interferensi Konstruktif Gambar 2: Interferensi Destruktif
5
Syarat Terjadi Interferensi Cahaya
7
▰ Gambar 3: Dua sumber
gelombang koheren
8
Intensitas berkas-berkas cahaya
koheren dapat diperoleh dengan:
▰ Menjumlahkan amplitudo masing-
masinggelombang secara vektor
dengan memperhitungkan beda
Gambar 4: Gelombang Koheren
fasadi dalamnya.
▰ Menguadratkan
amplitudoresultannya, hasil ini
sebanding dengan intensitas
resultan. 9
Dan untuk berkas-berkas yang tidak koheren
atau inkoheren intensitasnya dapat diperoleh
dengan:
▰ Masing-masing amplitudo dikuadratkan
dahulu dan diperoleh besaran yang sebanding
dengan intensitas masing-masing berkas, Gambar 5: Gelombang Inkoheren
baru kemudian
▰ Intensitas masing-masing dijumlahkan untuk
memperoleh intensitas resultan.
10
https://www.youtube.com/watch?v=CAe3lkYNKt8
11
2
JENIS-JENIS
INTERFERENSI CAHAYA
1
Interferensi Cahaya Dua Sumber
(Percobaan Thomas Young 1801)
13
▰ Jika kita memperhatikan gambar di samping
dengan seksama, maka akan tampak adanya
penghapusan (perusakan) gelombang, dan
diantaranya juga saling memperkuat. Jika Gambar 7: Efek interferensi Young
sebuah layar dipasang dalam daerah kedua
gelombang ini maka diharapkan diperoleh pola
terang dan gelap silih berganti pada layar
tersebut.
14
▰ Misalkan cahaya yang datang hanya berasal dari satu panjang
gelombang, percobaan Young dapat dianalisa secara kuantitatif seperti
pada gambar di bawah ini.
16
▰ Keadaan interferensi di titik A di tentukan oleh banyaknya panjang gelombang
yang termuat dalam segmen S1B (beda lintasan/ r2-r1). Agar di titik A
diperoleh maksimum, maka S1B = dsinθ haruslah kelipatan bulat dari panjang
gelombang.
𝑆1 𝐵 = 𝑚𝜆 dengan m = 0, 1, 2,
▰ menjadi
𝑑 sin 𝜃 = 𝑚𝜆 dengan m = 0, 1, 2,
▰ dengan d = jarak kedua celah (m)
m = orde (0, 1, 2, 3, dst)
λ = panjang gelombang (m)
θ = sudut
17
▰ Letak maksimum di atas titik O simetris dengan letak
maksimum di bawah titik O. Sedangkan maksimum di titik
pusat O (sentral O) dinyatakan dengan harga m=0.
▰ Untuk keadaan minimum di titik A, S1B = dsinθ harus
merupakan kelipatan ½ bulat dari panjang gelombang, yaitu
𝑑 sin 𝜃 = 𝑚 + 1Τ2 𝜆 dengan m = 0, 1, 2, …
18
▰ Untuk mengetahui jarak terang pusat
dengan terang ke-m (p).Dalam hal ini p kita
umpamakan sebagai ym kita bisa
menggunakan persamaan berikut.
𝑦𝑚 = 𝑎 tan 𝜃𝑚′
19
▰ Dalam eksperimen seperti ini, jarak 𝑦𝑚 seringkali
jauh lebih kecil dari jarak 𝑎 dari celah-celah itu
kelayar tersebut. Maka 𝜃𝑚 adalah sangat kecil,
tan 𝜃𝑚 hampir sama dengan sin 𝜃𝑚′ dan
𝑦𝑚 = 𝑎 sin 𝜃𝑚′
𝑚𝜆
▰ Jika kita ketahui bahwa sin 𝜃 =
𝑑
, maka
𝜆𝑎
𝑦𝑚 = 𝑚
𝑑
20
Interferensi Cahaya dari Film Tipis
23
Gambar 13: Gelombang cahaya saat na <nb
▰ Jika film tersebut mempunyai tebal 𝑡, cahaya masuk dalam arah
normal dan dengan panjang gelombang λ dalam film tersebut,
jika tidak ada satupun dari gelombang-gelombang itu atau jika
kedua gelombang yang direfleksikan dari kedua permukaan itu
mempunyai pergeseran fasa refleksi sebesar setengah siklus,
maka syarat untuk interferensi konstruktif adalah:
▻ 2𝑡 = 𝑚𝜆
▰ (dengan 𝑚 = 0, 1, 2, …)
24
▰ Demikian juga jika tidak satupun dari gelombang-gelombang
atau jika keduanya mempunyai pergeseran fasa setengah
siklus, maka syarat untuk interferensi destruktif dalam
gelombbang-gelombang yang direfleksikan itu adalah:
1
2𝑡 = 𝑚 + 𝜆
2
(dengan 𝑚 = 0, 1, 2, …)
▰ Akan tetapi jika satu gelombang mempunyai pergeseran fasa
setengah siklus, maka inilah syarat untuk interferensis
konstruktif. 25
Interfernsi Cincin Newton
Gambar 14: Film Udara antara Sebuah Lensa Cembung Gambar 15: Potret Cincin Newton
dengan Permukaan Rata
Gambar 14 memperlihatkan permukaan cembung sebuah lensa yang
bersentuhan dengan sebuah pelat kaca yang rata. Sebuah film udara
dibetuk di antara kedua permukaan itu. Bila kita memandang susunan itu
dengan cahaya monokromatik, maka kita akan melihat cincin-cincin
interferensi yang berbentuk lingkaran, seperti Gambar 15/
26
▰ Dan interferensi maksimum/lingkaran terang adalah:
▻ 𝑛𝑟𝑡 2 = 2𝑚 − 1 ½𝜆𝑅 Dengan 𝑚 = 1, 2, 3
▰ Sedangkan interferensi minimum/lingkaran gelap adalah:
𝑛𝑟𝑔 2 = (2𝑚)½𝜆𝑅 dengan 𝑚 = 0, 1, 2,3
▰ dengan
n = indeks bias udara = 1
m = orde interferensi (1, 2, 3, … dst)
R = jari-jari lengkungan lensa Plan Konveks
𝑟𝑡 /𝑟𝑔 = jari-jari lingkaran terang/ gelap ke-m
27
▰ Untuk jari-jari ke-m lingkaran terang
diberikan pada :
½
𝜆𝑅
𝑟 = 𝑚−½
𝑛
▰ Untuk jari-jari ke-m lingkaran gelap
diberikan pada :
½
𝜆𝑅
𝑟= 𝑚
𝑛
28
3
PENUTUP
1
Rangkuman
30
3. Syarat-syarat terjadinya interferensi cahaya adalah
▰ Kedua gelombang cahaya haruslah koheren, dalam arti
bahwa kedua gelombang cahaya haruslah memilikibeda fase
yang selslu tetap. Oleh sebab itu kedua sinar/ cahaya yang
dipancarkan haruslah yang memiliki frekuensi yang sama.
▰ Kedua gelombang cahaya haruslah memiliki amplitude yang
hampir sama.
4. Koherensi adalah sebuah hubungan fasa tertentu
yang tidak berubah antara dua gelombang atau dau sumber
gelombang.
31
5. Interferensi konstruktif terjadi titik-titik dimana selisih
panjang linasan dari kedua sumber adalah nol. Jika sudut
interferensi adalah θ dan jarak antara sumber-sumber
adalah 𝑑 maka
𝑑 sin 𝜃 = 𝑚𝜆 dengan𝑚 = 0, ±1, ±2 …
6. Interferensi destruktid terjadi di titk-titik dimana selisih
lintasan itu adalah kelipatan setengah bilangan bulat dari
panjang gelombang.
1
𝑑 sin 𝜃 = 𝑚 + 𝜆 dengan𝑚 = 0, ±1, ±2 …
2
32
7. Bila θ sangat kecil, maka posisi 𝑦𝑚 dari pita terang ke-
𝑚 pada sebuah layar yang diletakkan sejauh 𝑅 dari
sumber-sumber itu diberikan oleh
𝑚𝜆
𝑦𝑚 = 𝑅
𝑑
8. Interferensi terbagi menjadi beberapa jeis, diantaranya
nterfernsi dua sumber (eksperimen Young), interferensi
film tipis, dan interferensi dalam waktu.
33
9. Bila dua gelombang sinusoidal dengan amplitudo E yang sama dan selisih fasa
𝜙 ditumpang-tindih, maka amplitudo resultan 𝐸𝑃 adalah
𝜙
𝐸𝑃 = 2𝐸 cos 2
2
Dan internsitasnya adalah
𝜙
𝐼 = 𝐼0 cos 2
2
10. Bila dua sumber memancarkan gelombang-gelombang sefasa, maka selisih
fasa dari gelombang yang tiba di titik P dikaitkan dengan selisih panjang
lintasan 𝑟2 − 𝑟1 oleh
2𝜋
𝜙= 𝑟 − 𝑟1 = 𝑘 𝑟2 − 𝑟1
𝜆 2 34
11. Bila cahaya direfleksikan dari kedua sisi dari sebuah film tipis yang
tebalnya 𝑡 dan tidak terjadi pergeseran fasa pada kedua permukaan,
maka interferensi konstruktif antara gelombang-gelombang yang
direfleksikan terjadi bila
2𝑡 = 𝑚𝜆 dengan𝑚 = 0, 1, 2, …
12. Interferometer Michelson menggunakan sebuah sumber
monokromatik dan dapat digunakan untuk pengukuran panjang
gelombang dengan ketepatan yang tinggi. Tujuan awalnya dalah untuk
mendeteksi gerak bumi relatif terhadap eter hipotemik, yakni yang
dianggap sebagai medium untuk gelombang elektromagnetik.
35
Terima Kasih
36