Anda di halaman 1dari 21

HIPEROSMOLAR HIPERGLIKEMIK

NON KETOTIK

Annisa Mufidah 131411131084


DEFINISI

• Hipersomolar hiperglikemi adalah suatu kedaruratan yang mengancam jiwa yang


di tandai dengan hiperglikemi (kadar glukosa darah melebihi 600 mg/dl dan dapat
setinggi 2000mg/dl) dengan tidak terdapatnya ketonemia yang signifikan (Mima,
2001).
• Status hyperglycemic hyperosmolar non ketotik (HHNK) adalah satu dari
dua gangguan metabolisme serius yang terjadi pada pasien diabetes
melitus (DM
• HHNK paling sering terlihat pada pasien DM tipe 2 yang memiliki
beberapa penyakit bersamaan yang menyebabkan berkurangnya asupan
cairan, seperti yang terlihat, misalnya pada lansia dengan penurunan
persepsi haus dan berkurangnya kemampuan minum air putih. Infeksi
adalah penyakit yang paling umum terjadi sebelumnya, namun ada
banyak kondisi lain, seperti stroke atau infark miokard, yang dapat
menyebabkan keadaan ini. Setelah HHS berkembang, mungkin sulit
untuk mengidentifikasi atau membedakannya dari penyakit
pendahulunya.
ETIOLOGI

Insufisiensi insulin
• DM, pankreatitis, pankreatektomi Infeksi: pneumonia, sepsis, gastroenteritis
• Agen pharmakologic (phenitoin, thiazid) Penyakit akut: perdarahan gastrointestinal,
Increase exogenous glucose pankreatitits dan gangguan kardiovaskular
• Hiperalimentation (tpn) Pembedahan/operasi.
• High kalori enteral feeding Pemberian cairan hipertonik.
Increase endogenous glukosa Luka bakar.
• Acute stress (ami, infeksi)
• Pharmakologic (glukokortikoid, steroid,
thiroid)
FAKTOR RESIKO

• Kelompok usia dewasa tua (>45 tahun)


• Kegemukan (BB(kg)>120% BB idaman, atau IMT>27 (kg/m2)
• Tekanan darah tinggi (TD > 140/90 mmHg)
• Riwayat keluarga DM
• Riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi > 4000 gram
• Riwayat DM pada kehamilan
• Dislipidemia (HDL<35 mg/dl dan/atau trigliserida>250 mg/dl)
• Pernah TGT (Toleransi Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa
Terganggu)
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS

• HHNK ditandai dengan hiperglikemia, hiperosmolaritas, dan dehidrasi tanpa


ketoasidosis signifikan. Sebagian besar pasien mengalami dehidrasi berat
dan defisit neurologis fokal atau global.
• Menurut pernyataan konsensus yang diterbitkan oleh American Diabetes
Association, gejala HHNK dapat mencakup hal berikut:
• Glukosa plasma 600 mg/dL atau lebih
• Osmolalitas serum efektif 320 mOsm/kg atau lebih
• Dehidrasi parah, hingga rata-rata 9L
• pH serum lebih dari 7.30
• Konsentrasi bikarbonat lebih dari 15 mEq/L
• Ketonuria ringan dan ketonemia rendah hingga tidak ada
• Perubahan kesadaran
• Peningkatan kadar hormon penanggap stres, hormon kontra-peregulasi (misalnya
glukagon, katekolamin, hormon pertumbuhan, dan kortisol)
MANIFESTASI KLINIS

Tanda dan gejala umum pada klien dengan HHNK 1. Osmolaritas serum tinggi dengan gejala SSP
adalah haus, kulit terasa hangat dan kering, mual dan minimal (disorientasi, kejang setempat).
muntah, nafsu makan menurun, nyeri abdomen, pusing,
2. Kerusakan fungsi ginjal.
pandangan kabur, banyak kencing, mudah lelah.
Gejalanya meliputi: 3. Kadar HCO3 kurang dari 10 mEq/L.
1. Mengantuk, stupor atau sering koma. 4. Kadar CO2 normal.
2. Poliuria selam 1 -3 hari sebelum gejala klinis 5. Celah anion kurang dari 7 mEq/L.
timbul.
6. Kalium serum biasanya normal.
3. Tidak ada hiperventilasi dan tidak ada bau napas.
7. Tidak ada ketonemia.
4. Penipisan volume sangat berlebihan (dehidrasi,
hipovolemi). 8. Asidosis ringan.

5. Glukosa serum mencapai 600 mg/dl sampai 2400 9. Hipernatremia.


mg/dl. 10. Kegagalan mekanisme haus yang
6. Kadang-kadang terdapat gejala-gejala mengakibatkan pencernaan air tidak adekuat.
gastrointestinal.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

• Pemeriksaan laboratorium Hiperglikemia Hiperosmolar Non Ketotik sangat


membantu untuk membedakan dengan ketoasidosis diabetik. Kadar glukosa
darah > 600 mg%, aseton negative, dan beberapa tambahan yang perlu
diperhatikan : adanya hipertermia, hiperkalemia, azotemia, kadar blood urea
nitrogen (BUN): kreatinin = 30 : 1 (normal 10:1), bikarbonat serum > 17,4
mEq/l.
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Dalam penemuan laboratorium awal pada koma hiperosmolar


dengan seri Brookiyn dan Washington, didapatkan data sebagai
berikut (Foster, 2000)
KOMPLIKASI

• Koma. • Hiperkhloremia
• Gagal jantung. • Edema serebri
• Gagal ginjal. • Kelebihan cairan
• Gangguan hati. • ARDS
• Iskemia/infark organ • Tromboemboli
• Hipo/hiperglikemia • Rhabdomiolisis
• Hipokalemia
PENATALAKSANAAN

• Perawatan standar untuk dehidrasi dan status mental yang


berubah adalah tepat, termasuk penanganan jalan nafas,
akses intravena (IV), pemberian kristaloid, dan obat apa
pun yang rutin diberikan kepada pasien koma. Meskipun
banyak pasien dengan HHS merespons cairan saja,
insulin IV dalam dosis yang serupa dengan yang
digunakan dalam DKA dapat memfasilitasi koreksi
hiperglikemia. Insulin yang digunakan tanpa penggantian
cairan kuat bersamaan meningkatkan risiko syok.
PENATALAKSANAAN

• Primery survey • Pulse oksimetri


• Airway  Airway • Resusitasi fungsi vital dan reevaluasi
• Breathing  O2 • Secondary survey
• Circulation  Cairan 1 L NaCl 0,9% bolus (2 L bila • Anamnesis  AMPLE : alergi, medikasi, past illness, last meal,
hipotensi) : saline setengah normal. environtment
• Disability  Tentukan GCS, nilai pupil. • Pemeriksaan fisik
• Exposure Buka pakaian penderita, Cegah hipotermia. • Terapi definitive
• Tambahan primary survey • Insulin bolus 0,1 U/kg : infuse IV kontinu 0,1 U/kg/jam :glukosan
<300 mg/dl : dextrose 5%, insulin turunkan perlahan (75-100
• Pasang monitor EKG mg/dl/jam) : cukup jumlah kecil dan hati-hati karena sensitive
• Nasopharyngeal airway placement/ intubasi endotrakea terhadap insulin, cepat menurunkan glukosa serum
• Kateter urin • Antibiotik
• Kateter vena sentral à untuk ukur CVP, infus, ambil contoh • Monitor elektrolit dan gas darah vena setiap 2-4 jam
darah • Rujuk
• Kateter arteri à untuk analisis gas darah, tekanan darah arteri
• Konsultasi endokrinologi, neurology, penyakit infeksi,
psikiatri
ASUHAN KEPERAWATAN
PRIMARY SURVEY
• Primary Survey • A = Alert
• Air way • Korban sadar jika tidak sadar lanjut ke poin V
• Kemungkinan ada sumbatan jalan nafas, terjadi karena adanya • V = Verbal
penurunan kesadaran/koma sebagai akibat dari gangguan transport
oksigen ke otak. • Cobalah memanggil-manggil korban dengan berbicara keras di
telinga korban, pada tahap ini jangan sertakan dengan menggoyang
• Breathing atau menyentuh pasien, jika tidak merespon lanjut ke P.
• Adanya tachypnea, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan • P = Pain
oksigen.
• Cobalah beri rangsang nyeri pada pasien, yang paling mudah adalah
• Circulation menekan bagian putih dari kuku tangan (di pangkal kuku), selain itu
dapat juga dengan menekan bagian tengah tulang dada (sternum) dan
• Sebagai akibat diuresis osmotik, akan terjadi dehidrasi.Viskositas juga areal diatas mata (supra orbital).
darah juga akan mengalami peningkatan, yang berdampak pada risiko
terbentuknya trombus. Sehingga akan menyebabkan tidak • U = Unresponsive
adekuatnya perfusi organ.
• Setelah diberi rangsang nyeri tapi pasien masih tidak bereaksi maka
• Disability pasien berada dalam keadaan unresponsive.
• Menilai kesadaran dengan cepat,apakah sadar, hanya respon terhadap • Exposure
nyeri atau atau sama sekali tidak sadar. Tidak dianjurkan mengukur
GCS. Adapun cara yang cukup jelas dan cepat dengan metode AVPU. • Mengamati keadaan pasien secara keseluruhan, kulit tampak kering
dan mengalami penurunan turgor kulit.
SECONDARY SURVEY
• Secondary Survey • Riwayat penyakit sekarang
• Data demografi • Berisikan tentang keluhan utama dan perjalanan
penyakit yang diderita saat ini. Pada pasien HHNK
• Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama, pasien mengeluhkan sering haus tapi karena intake oral
pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, yang tidak adekuat pasien bisa mengalami dehidrasi
nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data yang ditandai dengan turgor kulit jelek, bibir dan
mengenai identitaas klien tersebut untuk menentukan mukosa kering. Kadang-kadang pasien sampai
tindakan selanjutnya. mengalami penurunan kesadaran dikarekanakan
• Keluhan utama sirkulasi oksigen yang tidak adekuat ke otak.
• Keluhan pasien HHNK ialah rasa lemah,gangguan • Riwayat penyakit dahulu
penglihatan (pandangan kabur), kaki kejang, mual • Tanyakan pada pasien tentang riwayat diabetes mellitus,
muntah, sering haus, mudah lelah disertai pusing. Kadang riwayat pengobatannya, serta tanyakan juga tentang
pasien datang dengan disertai keluhan saraf seperti riwayat penyakit lain misalnya pancreatitis, perdarahan
letargi, disorientasi, hemiparesis, kejang, atau koma. gastrointestinal, gangguan kardiovaskuler, dsb.
• Riwayat penyakit keluarga
• Dapat ditemukan riwayat keluarga dengan diabetes
mellitus.
PEMERIKSAAN FISIK

• B1 breathing : takipneu, dispneu, nafas • B4 bladder : poliuri, osmotic dieresis,


tidak bau aseton, pernafasan cepat yang dehidrasi.
tidak disertai nafas kusmaul.
• B5 bowel : polidipsi, mual muntah
• B2 blood : takikardia, hipotensi postural,
• B6 bone : pasien terlihat lemah, kulit
CRT > 3 detik.
kering, turgor kulit menurun / tidak
• B3 brain : kepala pusing, perubahan elastis, serta membrane mukosa dan bibir
tingkat kesadaran / stupor, lemah, kering.
disorientasi, reflek menurun sampai
dengan koma.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Serum glukosa meningkat ( > 600 mg/dl), • BUN dan kreatinin serum mengalami
Osmolalitas serum : > 350 mOsm/L, Ph : peningkatan karena dehidrasi atau
> 7,3, Bikarbonat serum : > 15 mEq/L. terdapat gangguan renal.
• Gas darah arteri : mengalami asidosis • Hemoglobin dan hematokrit mengalami
metabolik karena adanya peningkatan peningkatan karena dehidrasi.
asam laktat. • Keton urine tidak ada atau hanya sedikit.
• Elektrolit : sodium, potassium, phospat
biasanya menurun karena mengalami
dieresis.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Ketidakseimbangan glukosa darah (hiperglikemia)


berhubungan dengan penurunan fungsi insulin (resistensi
insulin)
• Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan
transport oksigen, hiperviskositas PD
• Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis
osmotik, ketidakmampuan mengkonsumsi cairan per oral
INTERVENSI
INTERVENSI
DAFTAR PUSTAKA

• https://emedicine.medscape.com/article/1914705-overview diakses pada Senin,


30 Oktober 2017 Pukul 19:34 WIB
• Delaney, Miriam F et al. 2000. Diabetic Ketoacidosis and Hyperglycemic
Hyperosmolar Nonketotic Syndrome Vol. 29 Issue 4. Boston: Elsevier
• Morton, P. G. 2011. Keperawatan Kritis vol. 2. Jakarta : EGC.
• Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai