Anda di halaman 1dari 24

Pengaruh Lingkungan terhadap

kinetika Pertumbuhan
Pengaruh Lingkungan Pada Kinetika Pertumbuhan
1. Temperatur
• Temperatur adalah faktor penting yang mempengaruhi kondisi sel.
• Berdasarkan temperatur optimumnya , mikroorganisme
diklasifikasikan dalam 3 kelompok
1. Psychrophilik (Topt<20 oC).
2. Mesophilik (Topt = 20-50 oC)
3. thermophilik (Topt >50 oC)

• Pada temperatur pertumbuhan optimum, maka laju pertumbuhan


naik mendekati 2x, setiap kenaikan temperatur 10oC.
• Laju pertumbuhan turun diatas range temp optimum, karena
terjadi kematian termal.
Pers laju pertumbuhan diatas temp optimum
𝑑𝑁
= (𝜇′ 𝑅 − 𝑘 ′ 𝑑 )𝑁
𝑑𝑡
• Laju kematian termal melebihi laju pertumbuhan
pada temp tinggi. Harga µ dan kd berubah dg
perubahan temp, sesuai pers Arrhenius :

𝜇′𝑅 = 𝐴𝑒 −𝐸𝑎 /𝑅𝑇 ,


𝑘′𝑑 = 𝐴′𝑒 −𝐸𝑑 /𝑅𝑇

Ea dan Ed = energi aktivasi pertumbuhan dan


kematian termal. Energi aktivitas untuk pertumbuhan
biasanya 10-20 kcal/mol dan kematian termal 60-80
kcal/mol. Ketika temperatur meningkat diatas
temperatur optimum, energi maintenance juga
meningkat.
2. pH
pH mempengaruhi aktivitas enzim dan laju
pertumbuhan mikroba. pH optimum pada
pertumbuhan berbeda dari pembentukan
produk. Range pH yang dapat diterima sekitar pH
optimum ditambah 1 sampai dengan 2.
Organisme berbeda mempunyai pH optimum
berbeda.
• Beberapa bakteri berkisar 3-8
• Yeast pH = 3 s/d 6
• Molds pH = 3-7
• Sel tanaman pH = 5 s/d 6
• Sel hewan pH = 6,5 s/d 7,5
3. Oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO)
Oksigen merupakan substrat yang penting
pada fermentasi aerob dan dapat menjadi
substrat pembatas, karena kelarutan oksigen
di dalam air sangat kecil. Konsentrasi sel yang
besar akan memerlukan laju pemakaian
oksigen yang dapat melebihi laju persediaan
oksigen, sehingga oksigen sebagai pembatas.
Panas yang dihasilkan pada Pertumbuhan Sel
• Panas yang dihasilkan selama pertumbuhan pada
mikroba dapat dihitung dari besarnya panas
pembakaran substrat dan dari senyawa selular.
• Panas pembakaran substrat dihitung dari jumlah
panas metabolisme dan panas pembakaran
senyawa selular.

1 𝑘𝐽
𝑌𝐻 = 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑡𝑎𝑎𝑏𝑜𝑙𝑖𝑘 𝑝𝑒𝑟 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑘𝑎𝑛 ( 𝑔 𝑐𝑒𝑙𝑙𝑠)
• ΔHs dan ΔHc diperoleh dari pembakaran substrat dan sel.
• Nilai ΔHc untuk sel bakteri 20 sampai 25 kJ/gsel.
• Harga YH untuk glukosa 0,42 g/kkal, malat 0,3 g/kkal,
asetat 0,21 g/kkal, etanol 0,18 g/kkal, metanol 0,12
g/kkal, metan 0,061 g/kkal.
• Laju total panas yang terbentuk pada fermentasi batch
adalah :
1
𝑄𝐺𝑅 = 𝑉𝐿 𝜇𝑛𝑒𝑡 𝑋
𝑌𝐻
• VL = volume cairan (l) dan X = konsentrasi sel (g/l)
• Laju terbentuknya panas metabolisme pada
fermentasi aerob dapat dikorelasikan
menggunakan laju pemakaian oksigen, karena
oksigen sebagai penerima elektron terakhir.

• Panas metabolisme yang dihasilkan selama


fermentasi dapat dihilangkan dengan
menggunakan sirkulasi air dingin melalui
kumparan ke dalam fermentor atau
menggunakan jaket pendingin.
CO2 + H2O + Microbial cells

Combustion
Microbial growth and respiration of microbial cells

∆Hc (kJ/g cell)

1/YH (kJ/g cell)

Total Combustion
Substrat + O2 ∆Hs (kJ/g substrate) CO2 + H2O

Neraca panas pada pemakaian substrat oleh Mikroba


PERHITUNGAN KINETIKA
PERTUMBUHAN
1. Substrat sebagai pembatas pertumbuhan
• Hubungan laju pertumbuhan spesifik dengan
konsentrasi substrat sering diasumsikan
dengan kinetika kejenuhan. Diasumsikan
hanya satu substrat (S) sebagai pembatas laju
pertumbuhan, substrat yang lain diabaikan.
Kinetika mirip dengan kinetika Langmuir-
Hinshelwood (atau Hougen-Watson) atau
kinetika Michaelis-Menten untuk reaksi enzim.
Bila menggunakan sistem sel, kinetika dapat
digambarkan oleh persamaan monod :
Jika metabolisme endogenous diabaikan
Konstanta Ks diketahui sebagai konstanta kejenuhan atau
konstanta ½ V konstan dan sebanding dengan konsentrasi
substrat pembatas laju reaksi, bila laju pertumbuhan
spesifik = ½ µmax.
Ks =S bila µg = ½ µmax.
S >> Ks  µg = µm
S << Ks  µg = (µm/Ks)S
Persamaan monod yang menggambarkan pertumbuhan
dibatasi oleh substrat, hanya ketika pertumbuhan lambat
dan populasi densitas rendah.
• Laju reaksi yang diusulkan untuk pertumbuhan cepat
pada kultur kental adalah

• atau

𝜇𝑚 𝑆
𝜇𝑔 =
𝐾𝑠1 + 𝐾𝑠𝑜 𝑆𝑜 + 𝑆

• So = konsentrasi substrat awal


• Kso = dimensionanless
Persamaan alternatif dari persamaan Monod
• Walaupun persamaan Blackman lebih sesuai daripada
persamaan Monod, discontinuity dalam persamaan
Blackman menjadi masalah dalam beberapa aplikasi.
• Persamaan Tessier mempunyai 2 konstanta (µm, K) dan
Moser 3 konstanta (µm, Ks, n).
• Persamaan Moser mempunyai bentuk yang lebih
umum dan equivalent dengan persamaan Monod jika n
= 1.
• Persamaan Contois mempunyai konstanta kejenuhan
yang sebanding dengan konsentrasi sel yang digunakan
pada densitas tinggi. Menurut persamaan ini laju
pertumbuhan menurun dengan menurunnya
konsentrasi substrat dan menjadi kebalikan
perbandingan terhadap konsentrasi sel dalam medium
( )
• Persamaan-persamaan diatas dapat
digambarkan dengan persamaan diferensial
tunggal :

• S = konsentrasi substrat sebagai laju


pembatas, K,a dan b adalah konstanta.
a b K
Monod 0 2 1/Ks
Tessier 0 1 1/K
Moser 1-1/n 1 + 1/n n/Ks1/n
Contois 0 2 1/Kss
Model dengan inhibitor pertumbuhan
• Pada konsentrasi tinggi dari substrat dan
produk dan adanya senyawa inhibitor dalam
medium, menghambat pertumbuhan dan laju
pertumbuhan tergantung pada konsentrasi
inhibitor. Pola penghambatan laju
pertumbuhan mikroba analog dengan
penghambatan enzim (enzim inhibition).
1. Penghambatan substrat (Substrate inhibition)
• Pada konsentrasi substratyang tinggi, laju
pertumbuhan mikroba dihambat oleh
substrat. Dalam kinetika enzim,
penghambatan substrat pada pertumbuhan
bisa kompetitif atau nonkompetitif.
• Pola penghambatan substrat secara umum :
𝜇𝑚
𝜇𝑔 = 𝐾 𝑆
(1+ 𝑠 )(1+ )
𝑆 𝐾𝐼
The logistic equation
• Persamaan ini didasarkan pada karakteristik
pertumbuhan dalam bentuk carrying capacity.
• Carrying capacity : kemampuan lingkungan
(ekosistem) dalam mendukung kehidupan
semua makhluk yang ada di dalamnya secara
berkelanjutan. (Robert malthus).
Contoh soal :
• Pembentukan etanol dari glukosa dilakukan dalam kultur
batch menggunakan Saccharomyces cerevisiae dan
didapatkan data :
waktu (jam) Glukosa (S), g/L Biomassa (X), g/L Ethanol (P), g/L
0 100 0.5 0
2 95 1 2.5
5 85 2.1 7.5
10 58 4.8 20
15 30 7.7 34
20 12 9.6 43
25 5 10.4 47.5
30 2 10.7 49
• a. Tentukan nilai koefisiensi carrying-capacity
• b. Tentukan koefisien yield dan
Jawab :
a.

atau

X = konsentrasi rata-rata biomassa selama ∆t


Nilai k = 0.252/jam
atau dengan menggunakan persamaan :

Dengan log k sebagai intersep.


Log k = -0.569 = 0.26

0
-1.8 -1.6 -1.4 -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0

-0.5
y = 1.0594x - 0.5696

-1

-1.5

-2

-2.5

Anda mungkin juga menyukai