Anda di halaman 1dari 19

Oleh : Danny Kurnianto, ST

Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Pengertian Rang. Kombinasional
 Rangkaian kombinasional adalah
 suatu rangkaian digital yang nilai keluaran
rangkaian di suatu waktu hanya ditentukan oleh
nilai dari masukannya di waktu tersebut.
 Tidak ada penyimpanan informasi atau
ketergantungan terhadap nilai sebelumnya
 Misalnya: multiplekser, enkoder, dekoder, demux,
ALU
1. Multiplekser
 Multiplexer adalah suatu rangkaian yang mempunyai
banyak input dan hanya mempunyai satu output.
 Memiliki n selektor yang berfungsi untuk memilih
data masukan mana yang akan dilewatkan ke
keluaran.
 Sehingga dapat dikatakan bahwa multiplexer ini
mempunyai n input, m selector , dan 1 output.
 Biasanya jumlah inputnya adalah 2^m selectornya.
 Berikut macam-macam multiplekser :
 Multiplexer 2x1 atau 2 to 1 multiplekser
 Multiplexer 4x1 atau 4 to 1 multiplexe r
 Multiplexer 8x1 atau 8 to 1 multiplexer
 Multiplexer 16x1 atau 16 to 1 multiplexer dsb.

Gambar 1. Simbol sebuah multiplekser


1. Multiplexer 2 to 1
 Multiplekser dengan 2 masukan dan 1 keluaran.
 Data selector hanya satu buah, untuk memilih satu
diantara dua masukan.

Gambar 2. Multiplexer 2 to 1
 Aplikasi Mux 2x2
 rangkaian dengan 2 masukan dan 2 keluaran yang
fungsinya untuk menyediakan koneksi dari sebarang
masukan ke sebarang keluaran.
 Digunakan di aplikasi untuk menghubungkan satu
set jalur ke jalur lainnya (misalnya jaringan
switching telepon).

Gambar 3. Mux Cross 2x2


2. Multiplexer 4x1
MUX 4-masukan memilih satu dari 4 data masukan
yang akandilewatkan ke keluaran.
Ditentukan oleh nilai 2 jalur SELECT (s0, s1).
Dapat dikonstruksi menggunakan 3 buah MUX 2-
masukan.

Gambar 4. Mux 4 to 1
 Fungsi logika dengan muktiplexer
 Logika XOR menggunakan multiplekser dengan 2
masukan dan 1 keluaran.

Gambar 5. Logika XOR dengan MUX 2x1


Gambar 6. Logika XOR dengan 1 Mux 2x1
2. Demultiplekser
 Demultiplexer berarti satu ke banyak.
 Sebuah demultiplexer adalah suatu rangkaian logic
yang mempunyai satu input dan mempunyai banyak
output.
 Dengan menggunakan control signal, kita dapat
mengarahkan input signal ke salah satu outputnya.
 Gambar 7 mengilustrasikan ide dasar dari
demultiplexer yang mempunyai 1 input signal, m
control signal, dan n output signal.
Gambar 7. Simbol demultiplekser
 Demultiplekser 1 to 16
 Dengan 1 masukan dan 16 keluaran.
 Input diberi label D. Bit data D ditransmisikan ke
output tergantung pada nilai input control ABCD.
 Jika ABCD bernilai 0000, maka gerbang AND
teratas enable/aktif dan gerbang AND lainnya akan
disable/ tidak aktif. Oleh karena itu bit data D
hanya ditransmisikan ke output Y0, sehingga Y0=D.
 Jika D bernilai 0, maka Y0 bernilai 0. Jika D bernilai
1, maka Y0 bernilai 1.
 Jika input control bernilai 1111, maka semua gerbang
AND akan disable kecuali gerbang AND terbawah.
Kemudian D hanya diransmisikan ke output Y15,
dan Y15=D.
Gambar 8. Demultiplekser 1 to 16
3. Dekoder
 Jika kita perhatikan decoder ini sebenarnya mirip
dengan demultiplexer, dengan satu pengecualian yaitu
pada decoder ini tidak mempunyai data input.
 Input hanya digunakan sebagai data control.
 Gambar 9 memperlihatkan sebuah dekoder 3 to 8.
Gambar 6. Dekoder 3 to 8
 Tabel kebenaran dari dekoder 3 to 8 pada Gambar 9
diatas.
4. Enkoder
 Enkoder adalah rangkaian logika kombinasional yang
berfungsi untuk mengubah atau mengkodekan suatu s
inyal masukan diskrit menjadi keluaran kode biner.
 Dimana ada sejumlah n jalur input, dan hanya salah
satunya yang aktif.
 Internal logic di dalam encoder mengkonversikan
input yang aktif menjadi output kode-kode biner
sebanyak m bit.
 Sebuah Enkoder harus memenuhi syarat perancangan
m < 2 n . Variabel m adalah kombinasi masukan dan
n adalah jumlah bit keluaran sebuah enkoder.
Gambar 10. Simbol Enkoder
Gambar 11. Tabel kebenaran enkoder 8 to 3

Anda mungkin juga menyukai