Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN OBAT PADA


ANAK DAN BAYI
Nama Kelompok:
Nur Azizah Lailatul H.(P17210171001)
Reva Septia Ekhsanti (P17210171008)
Alfaera Noven Donilla (P17210171014)

Eva Apriliya Sutiyono (P17210171020)


Balgis Barikah (P17210173026)
Akhmad Darul M. (P17210173033)
Septivia Paula Putri R. (P17210173039)
Pengertian Obat

 Dosis obat adalah jumlah obat yang diberikan kepada penderita dalam satuan
berat (gram, milli gram, mikrogram) atau satuan isi (liter, mililiter) atau unit-
unit lainnya (unit internasional). Kecuali bila dinyatakan lain maka yang
dimaksud dengan dosis obat yaitu sejumlah obat yang memberikan efek
terapeutik pada penderita dewasa, juga disebut dosis lazim atau dosis
medicinalis atau dosis terapeutik
Macam-Macam Dosis Obat

 a. Dosis Terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat menyembuhkan orang
sakit.
 b. Dosis Maksimum merupakan batas dosis yang relatif masih aman yang diberikan kepada penderita.
Dosis terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa untuk pemakaian sekali dan sehari .
 c. Dosis Toksik adalah dosis yang diberikan melebihi dosis terapeutik, sehingga dapat menyebabkan
terjadinya keracunan obat
 d. Dosis Letal (Lethal dose)yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila dikonsumsi. Bila
mencapai dosis ini orang yang mengkonsumsi akan mengalami kelebihan dosis (Over dose)
 e. Initial Dose merupakan dosis permulaan yang diberikan pada penderita dengan konsentrasi/kadar
obat dalam darah dapat dicapai lebih awal.
 f. Loading Dose adalah dosis obat untuk memulai terapi, sehingga dapat mencapai konsentrasi
terapeutik dalam cairan tubuh yang menghasilkan efek klinis.
 g. Maintenance Dose adalah dosis obat yang diperlukan untuk memelihara dan mempertahankan
efek klinik atau konsentrasi terapeutik obat yang sesuai dengan regimen dosis.
Jenis Obat Bayi Dan Balita

 1. Jenis obat cair


Kebanyakan obat-obatan khusus untuk bayi dibuat dalam bentuk cairan (sirup).
Cara termudah untuk memberikannya adalah melalui pipet (tabung suntik khusus
untuk obat), usahakan untuk mengarahkan obat ke dinding dalam pipi bayi dan
bukan ke pangkal tenggorokan sehingga bayi tidak tersedak.
 2. Jenis obat supositoria
Jenis obat ini biasanya diberikan pada bayi melalui anus. Caranya masukkan obat
yang ujungnya berbentuk seperti peluru ke lubang anus, lalu rapatkan kedua
belah pantat bayi selama beberapa saat agar obat tidak terdorong keluar lagi.
 3. Jenis obat tetes
Obat ini biasanya diberikan sebagai obat tetes mata, obat telinga atau obat
untuk mengatasi masalah di hidung.
Dosis Pemberian Obat Pada Bayi Dan
Balita
 Berikut merupakan beberapa cara untuk menghitung dosis obat untuk bayi dan anak-anak:
 1.Menghitung dosis pemberian obat untuk bayi menggunakan rumus Fried
Keterangan rumus fried :
Da : Dosis anak
m : Umur anak dalam bulan
Dd : Dosis dewasa
150ketetapan Fried
 2.Menghitung dosis pemberian obat untuk bayi dan anak - anak berdasarkan rumus Dilling
Keterangan :
Da : Dosis anak
n : Umur anak dalam tahun
Dd : Dosis dewasa
3. Menghitung dosis pemberian obat untuk bayi dan anak -
anak berdasarkan ketersediaan obat.

4. Menghitung dosis pemberian obat untuk bayi dan anak -


anak berdasarkan berat badan

5. Menghitung dosis pemberian obat untuk bayi dan anak -


anak berdasarkan rumus young
Keterangan:
Dd : Dosis dewasa
N : Umur
Cara Pemberian Obat pada Bayi dan
Balita
 1. Hindari Pemaksaan Memaksa bayi minum onat sengan cara
memeganginya agar tidak meronta hanya akan menimbulkan trauma
 2. Jangan Membohong karena bayi memiliki ingatan yang kuat
 3. Gunakan Alat Bantu Ada beragam alat bantu untuk meminumkan obat
pada bayi, seperti pipet, sendok takar, atau sepuit (tanpa jarum suntik,
tentunya
 4. Posisikan Tegak
 5. Masukkan Obat Lewat Samping Mulut Hindari meletakkan obat ditengah-
tengah atau pada sumbu mulut karena kemungkinan besar akan masuk
kedalam saluran pernapasannya.
 6. Berikan Obat Sebelum Makan Bila bayi memiliki kecenderungan sering
muntah, sebaiknya obat diberikan 1/2 jam sebelum makan.
Contoh Obat

 CEFTRIAXONE
 PARACETAMOL
 KETOROLAC
Konsep Asuhan Keperawatan

 Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam
pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien.
 Diagnosa
Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah
kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan
merubah status kesehatan pasien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 & NANDA).
 Intervensi
ntervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu pasien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat
ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang diharapkan (Gordon, 1994). Intervensi keperawatan adalah semua tindakan
asuhan yang perawat lakukan atas nama pasien. Tindakan ini termasuk intervensi yang diprakarsai oleh perawat, dokter,
atau intervensi kolaboratif (McCloskey & Bulechek, 1994).
 Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997)
 Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan pasien dengan
tujuan yang telah ditetapkan, dilaukan dengan cara bersinambungan dengan melibatkan pasien dan tenaga kesehatan
lainnya.
Tinjauan Kasus

Kasus
 Pada tanggal 6 Februari 2011 pukul 08.24 An.A berumur 4 tahun datang ke
Rumah Sakit melalui UGD dengan diantar keluarganya. Pada saat dilakukan
pengkajian, keluarga pasien mengeluh demam, sakit kepala, panas, tidak
nafsu makan, dan lemah sejak 6 hari yang lalu. Pasien di minumkan obat
penurun panas namun tidak ada perbaikan. Keluhan disertai dengan BAB cair,
sulit makan, mual, muntah, batuk dan pilek. Keluarga pasien mengatakan
sebelumnya pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit. Pasien terlihat
lemas dan gelisah. Tingkat kesadaran pasien compos mentis dan dengan
tanda-tanda vital yaitu suhu 38C, nadi 98x/menit, RR 24x/menit. Dilakukan
pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan labolatorium dengan hasil leukosit
5400x10³/L, hemoglobin 14,0 g/dl, hematokrit 31,2 %, trombosit 130 x10³/L.
Analisa Data
No Data Etilogi Masalah
1 DS:
 keluarga pasien
mengatakan badannya
panas sudah 6 hari Proses insfeksi Peningkatan suhu
DO: tubuh
 Suhu tubuh 38C pada saat
di palpasi panas
2 DS :
 keluarga pasien
mengatakan tidak suka Peningkatan suhu tubuh Kurangnya cairan dan
minum elektrolit
DO :
 pasien terlihat lemas
3 DS :
 Keluarga pasien
mengatakan pasien tidak Menurunya nafsu Perubahan nutrisi
mau makan dan mual makan kurang dari
DO : kebutuhan
 makan yang di berikan
tidak habis
4 DS :
 keluarga pasien mengeluh
pasien tidak bisa tidur
 keluarga pasien mengeluh
pasien cemas Cemas Gangguan rasa nyaman
DO :
 pasien nampak gelisah
Prioritas Diagnosa Keperawatan

 1. Peningkatan suhu tubuh


 2. Kurangnya cairan dan elekrolit/ dehidrasi
 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
 4. Gangguan rasa nyaman
Asuhan Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Perencanaan Evaluasi TT


Intervensi Implementasi
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan  S:
dengan peningkatan suhu tubuh ditandai
dengan : Pasien
DS: mengata
 keluarga pasien mengatakan  Mengobservasi TTV
badannya panas sudah 6 hari  Observasi TTV  Mengajurkan untuk kan
DO:
Menunjukk  Anjurkan untuk kompres air kompres air hangat masih
 Suhu tubuh 38C pada saat di palpasi  Menganjurkan untuk
panas an tanda-
hangat demam
Anjurkan pasien banyak minum banyak minum
tanda vital Anjurkan untuk memakai  Menganjurkan untuk O : Suhu
stabil pakaian tipis dan menyerap memakai pakaian tipis masih
dan menyerap keringat
keringat 38˚C
 Kolaborasi dengan dokter untuk  Berkolaborasi dengan
pemberian terapi dokter. Memberikan obat:  A:
 Antrainsanmol: 2 x ½ Masalah
amp2 x ½ oral
belum
 Ranitidhin: 2 x 0.5 cc
teratasi
 P : Terapi
lanjut
NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Perencanaan Evaluasi TT
Intervensi Implementasi
3. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan di tandai dengan :  S : Keluarga
TU :
pasien
 Kebutuhan
DS: mengatakan
Nutrisi  Mengobservasi TTV
-.Keluarga pasien mengeluh pasien  Observasi TTV pasien masih
terpenuhi.  Memberikan makanan
tidak mau makan dan mual  Berikan makanan sesuai belum mau
sesuai diit
diit makan
TK :  Membantu pasien
DO:  Berikan kebersiha oral  O: pasien
 Bebas dari membersihkan mulut
- Makanan yang di berikan tidak  Sediakan makanan dalam nampak
Malnutrisi  Memberikan makan
habis kondisi hangat. lemas
 Nafsu  Berkolaborasi dengan
- Pasien nampak lemas  Kolaborasi dengan dokter  A : Masalah
makan dokter. Memberikan obat :
untuk pemberian terapi belum
meningkat Ranitidhin: 2 x 0.5 cc
teratasi
 Pasien tidak
 P : Terapi
lemas
lanjut
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai