Anda di halaman 1dari 22

JENIS-JENIS PENELITIAN

dr. Theodorus, MMedSc

Staf Farmakologi FK. Unsri


Hierarchy of Study Types??

Descriptive Analytic
•Case report
•Case series
•Survey
•Diagnostic Test

Observational
Experimental
•Cross sectional
•Randomized
•Case-control
controlled trials
•Cohort studies

Strength of evidence for causality between a risk factor and outcome


A. DESKRIPTIF

1. Case report
• Hanya melaporkan 1 kasus yang jarang ditemukan
(penyakit atau pajanan terhadap suatu obat)
• Untuk melihat hubungan sebab akibat awal, misal
penggunaan dietilstilbestrol terhadap kejadian
adenoma vagina
• Bersifat predictable
• Study awal untuk study lanjutan
A. DESKRIPTIF

2. Case series
• Sekumpulan kasus baik penyakit atau
pajanan terhadap suatu obat pada satu
periode waktu tertentu
• Khusus untuk obat study awal post
marketing surveilance voluntary
reporting system
• Hubungan sebab-akibat lebih jelas
A. DESKRIPTIF

3. Analyses secular trends (study ekologi)


• Dibutuhkan biasanya untuk pembuktian

secara cepat vital statistik


• Mencari trend factor resiko dan outcome

factor dari waktu ke waktu atau dari suatu


daerah dengan daerah lain
• Misal: Membandingkan data penjualan

kontrasepsi oral dan data kematian akibat


tromboembolisme
A. DESKRIPTIF

4. Defined Daily Dose


• Penggunaan obat dimasyarakat/1000 penduduk atau
lebih bila dirumah sakit/ 10 bed
• Bisa dipakai sebagai angka prevalensi
• Untuk cross-check angka kejadian penyakit
• Prediksi meningkatnya angka kejadian penyakit
akibat penggunaan obat dimasa datang
A. DESKRIPTIF

5. Diagnostic test (Accuracy-kesesuaian)


• Menegakkan diagnosa kadang-kadang
memerlukan lebih dari satu jenis pemeriksaan
• Ada yang seri,Misal: TB anak, foto toraks
dilakukan setelah terbukti tes tuberkulin
positif; dan ada yang paralel, Misal: penderita
tifus abdominalis, pemeriksaan kultur dan
sumsum tulang
• Membandingkan suatu alat diagnosa alat lain
(harus “ gold standart “ )
A. DESKRIPTIF
• Syarat:
Minimal akurasinya sama dengan alat sebelumnya
Lebih mudah/sederhana, bila perlu murah
Tidak menimbulkan efek yang merugikan pada
pasien

• Sensitif: positif untuk mereka yang benar-benar sakit

• Spesifik: negatif untuk mereka yang benar-benar sehat

• Receiver Operating Characteristic Curve (cut-off point=titik


potong
B. STUDI OBSERVASI

C. DESKRIPTIF DAN ANALITIK


1. Study cross-sectional (potong lintang)/ Studi
Prevalens
• Prevalens: jumlah kasus baru dan kasus lama/populasi
• Insidens : jumlah kasus baru atau kasus lama/populasi
biasanya dalam bentuk survey
point atau periode prevalence
risk factor (exposure) dan outcome (disease) secara
bersamaan
deskriptif atau analitik
Collecting data: hasil laboratorium, wawancara, kuesioner
ataupun rekam medik
B. STUDI OBSERVASI

KEUNTUNGAN KERUGIAN
1. Beberapa outcome factor dapat dipelajari 1. tidak dapat mencari
sekaligus hubungan sebab akibat
2. Waktu singkat, biaya relatif murah 2. tidak dapat menghitung
angka insidens
3. Sebagai study awal untuk cohort study 3. tidak dapat mengetahui
yang mana yang lebih dulu
(factor resiko atau outcome)
B. STUDI OBSERVASI

C. ANALITIK
1. COHORT STUDY
• Prospektif, longitudinal, follow up
• Dimulai dengan kelompok dengan factor resiko
(yang terpapar) dan tidak terpapar melihat
out come yang akan timbul
• Bisa secara prospektif ataupun retrospektif
B. STUDI OBSERVASI
KEUNTUNGAN KERUGIAN
1. Multiple outcome dapat dilihat secara 1. kemungkinan bias data
bersamaan outcome
2. Uncommon risk factors dapat dilihat 2. Mahal
3. Angka insidens 3. waktu kadang-kadang
sangat panjang manfaat
tidak ada
4. Bias seleksi minimal
B. STUDI OBSERVASI

2. Case-Control study
• Retrospektif
• Medical record (death certificate) harus
lengkap
• Penyakit yang jarang(rare atau weird disease)
• Dimulai dengan kelompok dengan penyakit
tertentu dibandingkan dengan mereka yang
tidak mempunyai penyakit mencari factor
resiko
B. STUDI OBSERVASI

KEUNTUNGAN KERUGIAN
1. Multiple risk factors dapat dipelajari 1. kesulitan mencari
bersamaan kelompok kontrol
2. Rare disease lebih mudah 2. kemungkinan bias
risk factors
3. Secara logistik lebih mudah dan cepat
4. Murah
C. STUDI EKSPERIMENTAL

Laboratori
1. Pure: biasanya dilaboratorium (in vitro) animal
study (in vivo)
Misal :
o Menilai efektifitas suatu obat pada hewan percobaan
Menilai efektifitas pirasetam pada proses belajar
pada tikus
o Mengevaluasi keamanan (dosis letal) efek suatu obat
Menilai efek teratogenik ataupun karsinogenik
suatu obat
C. STUDI EKSPERIMENTAL
2. Clinical trials: Merupakan “ gold standart “ untuk pemasaran
obat

Sebelum ke human study ekstrapolasi


 Ada 4 fase

• Fase 1: dilakukan pada orang sehat kisaran dosis


• Fase 2: dilakukan pada orang sakit secara sukarela
(voluntari) yang merupakan indikasi obat yang teliti
• Fase 3: dilakukan sesuai dengan menggunakan
metodologi penelitian, menggunakan plasebo sebagai
kontrolnya; serta harus double blind (buta ganda)
launching obat
• Fase 4: post marketing surveilance
C. STUDI EKSPERIMENTAL

 Dimulai dengan membagi satu kelompok dengan obat


yang diteliti dibandingkan dengan kelompok yang
mendapat obat lain atau plasebo
 Obat lain: harus “ drug of choice “
Misal: membandingkan efektifitas peflaksin dengan
kloramfenikol pada penderita tifus abdominalis
 Ke 2 obat yang dibandingkan, cara pemberiannya harus
sama
 Drop out tidak boleh dari 20%
C. STUDI EKSPERIMENTAL
KEUNTUNGAN KERUGIAN
1. Study yang tepat terutama untuk melihat 1. Etika
hubungan sebab-akibat (asosiasi) 2. secara logistik sulit
dilakukan
2. Dapat mengontrol bias ataupun confounder
3. Kekuatannya pada randomisasi 3. Mahal
4. Multiple outcome dapat diteliti secara bersamaan 4. untuk penelitian
yang
membutuhkan
waktu yang
lama hati-hati
C. STUDI EKSPERIMENTAL
3. Quassy: biasanya pada field research (apabila ada satu atau
lebih variabel tidak dapat dikendalikan)
Misal:
• Menilai efektifitas suatu model/intervensi dengan
model/intervensi lain di masyarakat
- Membandingkan model/penyuluhan dan model diskusi
kelompok dalam menurunkan angka malaria
- Menilai efektifitas PMO (Pengawasan menelan obat)
terhadap kepatuhan/kebersihan pengobatan
tuberkulosis
- Menilai dampak asap dapur (Kayu) terhadap kejadian
ISPA
- Membandingkan suatu jenis senam dengan senam lain
terhadap suatu penyakit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai