Anda di halaman 1dari 16

MATA KULIAH : SURVEILANS KESEHATAN KERJA

INDUSTRI PERAKITAN MOBIL


PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN)

Oleh Kelompok 13:


Dwina Octavarini (20170301036)
Hanifah Pratiwi (20170301129)
Rizal Nugroho (20170301067)
Setyabudi Rahmatullah (20170301201)
HEALTH RISK ASSESSMENT
?
Health Risk Assesment adalah suatu proses kerja yang didalamnya terdapat proses
mengidentifikasi bahaya pada suatu pekerjaan, menilai resiko kesehatan yang timbul
serta melakukan pengendalian terhadap resiko yang sudah teridentifikasi. Diperlukan
pemahaman yang komprehensif dalam proses evaluasi resiko serta menilai
pengendalian terhadap masing - masing bahaya potensial di lingkungan kerja.
Tujuan & Sasaran HRA :
1.Terciptanya keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan dan
mencegah terjadinya penyakit akibat kerja.
2.Perusahaan mengetahui gambaran potensial hazard faktor kimia,
faktor fisika, faktor biologi, faktor psikososial dan faktor ergonomi pada
area kerja.
3.Perusahaan memiliki dokumen tentang risiko kesehatan kerja area
kerja dari hasil identifikasi potensi bahaya.
4.Perusahaan dapat melakukan evaluasi intensitas pemaparan pekerja
5.Diketahuinya tingkat risiko kesehatan pekerja
6.Perusahaan mempunyai dasar menentukan skala prioritas serta upaya
pengendalian health hazards yang bersifat signifikan.
7.Pengendalian terhadap biaya pengobatan di masa mendatang sebagai
dampak risiko lingkungan kerja.
Metode HRA yang terintegrasi ada 6 tahapan yaitu :
1. Merencanakan HRA
Pelaksanaan HRA yang baik harus terstruktur, terencana dan terorganisir untuk
mengumpulkan informasi dan mendokumentasikan hasil dari HRA.

2. Antisipasi
Mengenali proses atau area yang akan di lakukan HRA, dsni juga menentukan team yg
akan ikut terlibat ( spesialist).

3. Rekognisi
Proses untuk mengenali bahaya di tempat kerja, dsni bisa menggunakan berbagai proses
untuk mengidentifikasi bahaya

4. Identifikasi bahaya
Hasil dari walk-through survey di pelajari, melihat akibat buruk yang dapat ditimbulkan
dari bahaya spesifik yang ada di lingkungan kerja tsb.
5. Evaluasi Risiko
Setelah selesai melakukan identifikasi bahaya, akukan fase evaluasi yang terdiri dari 3 fase :
a) Penilaian pajanan ( Exposure assessment)
Menilai besaran pajanan yang diterima oleh pekerja.
b) Penilaian Dosis-Respons
Menilai respons yang terkait dengan pajanan , menilai tingkat keparahan dari respons, dan
persentase populasi yang terkena akibat tersebut.
c) Melihat perbandingan antara pengendalian yang ada dengan pengendalian yang
dibutuhkan.

6. Mengkarakteristikan resiko
Proses untuk menilai insiden dan tingkat keparahan dari akibat buruk pada kesehatan
pekerja yang mungkin terjadi. Hasil dari tahapan ini adalah hasil akhir dari HRA, yang dapat
digunakan untuk membuat perencanaan program untuk prioritas pengendalian risiko.
Proses Kerja Industri Perakitan Mobil

Steel scrap dari sisasisa besi pembuatan panel body mobil dilebur,
Melting Process dicampur dengan material tambahan utama lainnya yaitu Carbon,
Silicon dan Mangan. Dicairkan dengan cara dimasak dalam tungku
besar

Setelah menjadi bubur besi yang dimasak dengan suhu 1400 derajat
Pouring Process Celcius, dituangkan ke dalam tungku kecil untuk dipindahkan ke
dalam cetakan yang terbuat dari pasir.

Sebelum dituangkan ke dalam cetakan cylinder block yang terbuat dari


Pemilihan Slag pasir, bubur besi terlebih dulu dibersihkan dari kotoran (slag) agar
cylinder block tercetak sempurna

Setelah cylinder block terbentuk dan mengeras dalam waktu 1 jam,


Forging dilakukan pemisahan antara cetakan pasir dengan blok mesin dan
kemudian dibersihkan

Blok mesin (cylinder block) yang sudah jadi dibawa ke Engine Plant
Machinging untuk menjalani proses machining. Blok mesin diratakan, dihaluskan,
dibuatkan lubang baut, saluran air, lubrikasi dan lain-lain.
Untuk mencegah terjadinya defect, dilakukan pengecekan secara random untuk
Inspeksi Random mengecek tingkat presisi blok dalam setiap diameter, dimensi dan jarak lubang.
Ketepatannya memakai ukuran mikron.

Cylinder block dirakit untuk disatukan dengan komponen mesin


Assembly lainnya. Dalam satu unit mesin terdapat sekitar 500 komponen di
dalamnya. Perakitan ini melibatkan 88 mesin.

Selesai dirakit, setiap unit mesin yang diproduk dicek dengan sangat
detail seluruh kelengkapannya. Baik part maupun baut-baut
Inspection pendukung. Dalam setiap 1,08 menit, TMMIN menghasilkan 1 unit
mesin, camshVaft, crankshaft dan cylinder head.

Proses terakhir ini adalah untuk mengecek seluruh fungsi engine.


Test Bench Seluruh engine yang diproduksi wajib melewati tahap pengujian ini
dalam waktu 7,5 menit. Setelah itu mesin didinginkan, cukup dengan
kipas angin.

Packing and Mesin sudah siap didistribusikan ke Plant Karawang untuk dipasang
Vanning ke mobil atau diekspor ke mancanegara.
Proses Perakitan Mobil PT TMMIN
2 Stamping
1. Engineering & Development Lembaran baja dipress oleh mesin
Tim Toyota melakukan riset meliputi stamping untuk dicetak menjadi
desain, warna dan interior. Juga panel bodi samping, kap mesin,
membuat sketsa desain 3D di panel atap, belakang dan panel
komputer. Setelah itu membuat bawah. Panel body juga menjalani
prototype mobil berdasarkan desain proses Flange and Piercing.
komputer.

5. Assembly 4. Painting
Kerangka bodi utuh dirangkai Sebelum dicat, bodi mobil 3. Welding
dengan bagian mobil lainnya disterilkan terlebih dulu, baru Setiap panel disatukan dengan
seperti rame, mesin, kursi, roda, dicat dengan 4 kali pengecatan pengelasan agar membentuk
lampu, kaca, bagian-bagian agar tahan panas, anti karat dan rangka bodi moil secara
interior dan lain-lain. Begitu juga kualitas terjaga. Bahan cat yang utuh.Pengelasan dilakukan baik
dengan bagian kaki-kaki dan roda. digunakan pun ramah secara manual maupun robot.
Mesin pun dipasang.

7. Packing & Vanning


Selain mengirimkan mobil ke 8. Shipping
6. Quality Inspection/Control Distribusi yang dilakukan
daerah-daerah tujuan, TMMIN
Mobil menjalani ragam TMMIN didasari oleh
juga mengirimkan ragam
pengujian fungsi. Penyetelan “Delivery Quality Excelent”.
komponen (parts) mobil yang
kemiringan roda, fokus lampu Aktivitas logistik ini dimulai
diproduksi oleh TMMIN
utama, sein, rem, klakson, dari penyimpanan sementara
sendiri maupun suplier. Parts-
pengetesan pada kecepatan sampai dengan pengirimanan
parts sudah dikemas rapi.
tinggi, pengujian kebocoran dengan car carrier atau pun
Begitu juga dengan mobil,
dan pengujian jalan serta pengapalan untuk diekspor ke
sudah dipersiapkan untuk
kekedapan kabin mancanegara.
dikirim ke tempat tujuan.
PENERAPAN HEALTH RISK ASSESSMENT DI PERUSAHAAN
Studi kasus pada : Penilaian Risiko Kesehatan Di PT Toyota Motor
Manufacturing Indonesia (TMMIN)

Suatu alat yang digunakan untuk mengetahui bahaya dan


Penilaian risiko dampaknya terhadap kesehatan di tempat kerja dengan
kesehatan melakukan identifikasi bahaya, penilaian exposure,
penilaian risiko serta pengendalian dan dokumentasi.
PENERAPAN HEALTH RISK ASSESSMENT DI PERUSAHAAN
Studi kasus pada : Penilaian Risiko Kesehatan Di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia
(TMMIN)

Metode Penilaian Risiko


Langkah yang dilakukan dalam penilaian risiko kesehatan yaitu dengan : walkthrough survey, mengidentifikasi
seluruh potensi bahaya kesehatan dalam bentik fisik, kimia, biologi, ergonomi dan psikososial pada seluruh
kegiatan perbengkelan serta menilai dengan standar penilaian bahaya (hazard rating) dan dikembangkan ke dalam
matriks hazard.
Seluruh bahaya yang telah teridentifikasi dilakukan penilaian dampak terhadap pekerja (exposure) dengan standar
nilai keterpajanan (exposure rating) dan dikembangkan ke dalam matrik exposure.
PENERAPAN HEALTH RISK ASSESSMENT DI PERUSAHAAN
Studi kasus pada : Penilaian Risiko Kesehatan Di PT Toyota Motor
Manufacturing Indonesia (TMMIN)

Karakterisasi Risiko

Kategori risiko kesehatan :


•Tingkat risiko tinggi : kebisingan
(noise)
•Tingkat risiko sedang :
pencahayaan, dust (TSP), gas (CO,
NOx, SOx), solvent, heavy metal,
sanitasi makanan, ergonomic.
•Tingkat risiko rendah : getaran,
iklim kerja panas, water supply,
psikososial.
Antisipasi efek kesehatan
Dari penilaian risiko pada tabel diatas faktor kebisingan
memiliki risk matrix tertinggi.
Ear plug / sumbat telinga dan Ear muff / tutup telinga
merupakan solusi ALARP yang dapat diterapkan untuk
mengendalikan risiko sementara.
Poster penggunaan ear plug
Berikan penjelasan ke karyawan tentang akibat kebisingan serta
bagaimana cara mencegahnya, buktikan bahwa tidak ada orang
yang kebal terhadap kebisingan dengan memberikan data
catatan rekam medis audiometri serta data pengukuran area
kerja.
Pelatihan dengan metoda visualisasi adalah cara yang efektif
untuk menjelaskan ke karyawan.
Jenis pemeriksaan kesehatan
Pemeliharaan Catatan
Pelihara data pengukuran area kerja, audiometri test karyawan
dan evaluasi secara berkala.
Lakukan upaya teknis untuk area kerja yang memiliki tingkat
kebisingan melebihi NAB.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai