Anda di halaman 1dari 62

ANTIPSIKOTIK DAN ANTIANXIETAS

Oleh :
Adrian Amimanda 0910070100048
Ade Handayani 1210070100071
Fitri Meuthia 1310070100181
Katrina Edyasmar 1410070100113
Wetriantara Lovprima 1410070100114

PRESEPTOR
Dr. Silvia Erfan, Sp.KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
ILMU PENYAKIT JIWA RSJ HB SAANIN
2019
Definisi :

Pengertian psikotropik menurut WHO adalah


obat yang bekerja pada atau mempengaruhi
fungsi psikis, kelakuan atau pengalaman.
Berbeda dengan pengobatan antibiotik,
pengobatan dengan psikotropik bersifat
simtomatik dan lebih didasarkan pada
pengetahuan empirik. Antipsikotik merupakan
pengobatan untuk penyakit skizofrenia dan
penyakit psikotik lainnya
Klasifikasi

Rumu Fenotiazin (low potency)


s
kimia Nonfenotiazin (high potency)
Antipsikosi
s DRA/ Dopamin
antipsikosis
recepyor APG I
tipikal
Cara antagonist
kerja SDA/Serotonin
antipsikosis
Dopamin APG II
atipikal
Antagonist
Rantai aliphatic :
CHLORPROMAZINE,
LEVOMEPROMAZINE

Phenothiazin Rantai piperazine :


e PERPHENAZINE,
TRIFLUOPERAZINE,
FLUPHENAZINE

Obat anti psikotik Rantai piperidine :


tipikal APG I THIORIDAZINE

Butyrophenone HALOPERIDOL

diphenyl-butyl-piperidine
PIMOZIDE
Benzamide SULPIRIDE

obat anti CLOZAPINE,


psikotik atipikal Dibenzodiazepine OLANZAPINE,
APG II QUETIAPINE

Benzisoxazole RISPERIDON
Obat-obat neuroleptika tipikal (tradisional) adalah
inhibitor kompetitif pada berbagai reseptor, tetapi efek
anti psikotiknya mencerminkan penghambatan
kompetitif dari reseptor dopamin. Obat-obat ini
berbeda dalam potensinya tetapi tidak ada satu
obatpun yang secara klinik lebih efektif dari yang lain.
Sedangkan obat-obat neuroleptika atipikal yang
lebih baru, disamping berafinitas terhadap ‘Dopamine
D2 Receptors’ juga terhadap ‘Serotonin 5 HT2
Receptors’.
Obat neuroleptika bukan untuk pengobatan
kuratif dan tidak menghilangkan gangguan pemikiran
yang fundamental, tetapi sering memungkinkan
pasien psikotik berfungsi dalam lingkungan yang
suportif.
No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1 Chlorpromazine LARGACTIL Tab. 25 mg, 100 mg 150-600 mg/h


PROMACTIL
MEPROSETIL
ETHIBERNAL Amp.25 mg/ml
2 Haloperidol SERENACE Tab. 0,5 mg, 1,5&5 mg 5-15 mg/h
Liq. 2 mg/ml
Amp. 5 mg/ml
HALDOL Tab. 0,5 mg, 2 mg
GOVOTIL Tab. 2 mg, 5 mg
LODOMER Tab. 2 mg, 5 mg
HALDOL DECA- Amp. 50 mg/ml 50 mg / 2-4 minggu
NOAS

3 Perphenazine TRILAFON Tab. 2 mg, 4&8 mg 12-24 mg/h

4 Fluphenazine ANATENSOL Tab. 2,5 mg, 5 mg 10-15 mg/h

Fluphenazine- MODECATE Vial 25 mg/ml 25 mg / 2-4 minggu

decanoate
5 Levomepromazine NOZINAN Tab.25 mg 25-50 mg/h
Amp. 25 mg/ml
No Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

6 Trifluoperazine STELAZINE Tab. 1 mg, 5 mg 10-15 mg/h

7 Thioridazine MELLERIL Tab. 50 mg, 100 mg 150-600 mg/h

8 Sulpiride DOGMATIL – Tab. 200 mg 300-600 mg/h


FORTE Amp. 50 mg/ml
9 Pimozide ORAP FORTE Tab. 4 mg 2-4 mg/h

10 Risperidone RISPERDAL Tab. 1,2,3 mg Tab 2-6 mg/h


NERIPROS Tab. 1,2,3 mg
NOPRENIA Tab. 1,2,3 mg
PERSIDAL-2 Tab. 2 mg
RIZODAL Tab. 1,2,3 mg
11 Clozapine CLOZARIL Tab. 25 mg, 100 mg 25-100 mg/h

12 Quetiapine SEROQUEL Tab. 25 mg, 100 mg, 50-400 mg/h


200 mg
13 Olanzapine ZYPREXA Tab. 5 mg, 10 mg 10-20 mg/h
Indikasi Penggunaan

Gejala sasaran (target syndrom) : Sindrom psikosis


Butir- butir diagnostik sinrom psikosis :
• Hendaya berat dalam kemampuan daya menilai realitas
(reality testing ability), bermanifestasi dalam gejala :
kesadaran diri (awareness) yang terganngu, daya nilai
norma sosial terganggu, dan daya tilikan diri terganggu.
• Hendaya berat dalam fungsi-fungsi mental,
bermanifestasi dalam gejala POSITIF : gangguan
asosiasi fikiran (inkoherensi), isi fikiran yang tidak wajar
(waham),
gangguan persepsi (halusinasi), gangguan perasaan,
perilaku yang aneh atau tidak terkendali, dan gejala
NEGATIF : gangguan perasaan (afek tumpul, respon
emosi minimal), gangguan hubungan sosial (menarik
diri, pasif, apatis), gangguan proses fikir
(lambat,terhambat), tidak ada inisiatif, perilaku yang
sangat terbatas dan cenderung menyendiri (abulia).
• Hendaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari,
bermanifestasi dalam gejala : tidak mampu bekerja,
menjalin hubungan sosial dan melakukan kegiatan lain.
Sindroma psikosis dapat terjadi pada :
- Sindrom psikosis fungsional : Skizofrenia,
psikosis paranoid, psikosis afektif, psikosis
reaktif singkat, dll.
- Sindrom psikosis organik : delirium,
dementia, intoksikasi alkohol, dll.
Penggunaan obat anti-psikosis
• Pengobatan skizofrenia
Antipsikosis merupakan satu-satunya pengobatan
efektif untuk skizofrenia. Tetapi tidak semua pasien
responsif dan normalisasi tingkah laku yang komplit
jarang dicapai. Antipsikosis tradisional (tipikal) paling
efektif dalam pengobatan gejala skizofrenia yang positif
(delusi, halusinasi, dan gangguan pemikiran). Obat-obat
baru dengan aktifitas penghambat serotonin (atipikal)
efektif untuk pasien-pasien yang resisten dengan obat
tradisional, terutama pengobatan dengan gejala negatif
dari skizofrenia (menarik diri, emosi buntu, kemunduran
dalam komunikasi dengan orang lain.
• Pencegahan mual dan muntah yang hebat
Antipsikosis (umumnya proklorperazin)
berguna untuk pengobatan mual akibat obat.
Semua antipsikosis kecuali mesoridazin,
molindon, tioridazin, dan klozapin mempunyai
efek antiemetik. Domperidon diindikasikan untuk
mengatasi mual dan muntah, efek obat ini
secara klinis sangat mirip metoklopramid,
yaitu mencegah refluks esofagus berdasarkan
efek peningkatan tonus sfingter bagian bawah.
• Penggunaan lain
Antipsikosis dapat digunakan sebagai
tranquilizer untuk mengatur tingkah laku
yang agitatif dan disruptif. CPZ merupakan
obat terpilih untuk pengobatan cegukan
yang menetap yang berlangsung berhari-
hari dan sangat mengganggu. Prometazin
digunakan untuk pengobatan pruritus
karena sifat-sifat antihistaminnya.
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja obat anti-psikosis tipikal
adalah dengan memblokade Dopamine pada
reseptor pasca-sinaptik neuron di otak,
khusunya di sistem limbik dan sistem
ekstrapiramidal sehingga efektif untuk gejala
POSITIF. Sedangkan obat anti-psikosis atipikal
disamping berafinitas terhadap “Dopamine D2
reseptors” juga terhadap “Serotonin 5FT2
Reseptors” sehingga efektif juga untuk gejala
negatif
Efek Kerja
Penghambatan reseptor dopamin adalah
efek utama yang berhubungan dengan
keuntungan terapi obat-obatan antipsikotik lama.
Terdapat beberapa jalur utama dopamin diotak,
antara lain :
• Jalur dopamin nigrostriatal
• Jalur dopamin mesolimbik
• Jalur dopamin mesokortikal
• Jalur dopamin tuberoinfundibular
Efek Samping
1. Antipsikosis Tipikal : Klorpromazin (CPZ)
dan derivat fenotiazin

Farmakodinamik :
• SSP :
– menimbulkan efek sedasi yang disertai sikap acuh
tak acuh terhadap rangsang dari lingkungan.
– CPZ berefek antipsikosis terlepas efek sedasinya
– Semua derivat fenotiazin mempengaruhi ganglia
basal, menimbulkan gejala ekstrapiramidal
– CPZ mengurangi/mencegah muntah yang
disebabkan rangsangan pd chemoreceptor trigger
zone.
• Neurologik
– Pada dosis berlebihan, semua derivat fenotiazin
dapat menyebabkan gejala ekstrapiramidal
serupa dengan parkinsonisme.
– Empat gejala yg biasa terjadi sewaktu obat
diminum :
• Distonia akut
• Akatisia
• Parkinsonisme
• Sindrom neuroleptic malignant
• Otot rangka :
– Relaksasi otot rangka pd keadaan spastik
• Efek endokrin :
– Pada wanita dpt terjadi amenore, galaktorea,
peningkatan libido. Pada pria, penurunan libido dan
ginekimastia.
• Kardiovaskular :
– Hipotensi ortostatik dan peningkatan denyut nadi
istirahat.
– Tekanan arteri rata-rata, resistensi perifer, curah
jantung menurun dan frek.denyut jantung meningkat.
Farmakokinetik CPZ
• Kebanyakan antipsikosis diabsorpsi sempurna.
• Bersifat larut dalam lemak, terikat kuat protein
plasma.
• Metabolit ditemukan di urin sampai beberapa
minggu setelah pemberian obat terakhir.

Efek samping :
• Efek samping merupakan perluasan efek
farmakodinaminya.
Sediaan :
• Klorpromazin :
– Tablet 25 mg dan 100 mg.
– Larutan injeksi 25 mg/mL : larutan dapat berubah warna merah
jambu oleh pengaruh cahaya
• Perphenazine : obat suntik dan tablet 2, 4, & 8 mg
• Thioridazine : tablet 50 dan 100 mg
• Flufenazin : tablet HCl 0,5 mg
2. Antipsikosis Tipikal Lainnya

Haloperidol
Farmakodinamik :
• SSP :
– Menenangkan dan menyebabkan tidur pada orang
yang mengalami eksitasi.
– Efek sedatif kurang kuat dibanding CPZ
– Efek terhadap EEG : memperlambat/menghambat
gelombang teta
– Menghambat sistem dopamin dan hipotalamus
• Sistem saraf otonom :
– Efek terhadap sistem saraf otonom lebih kecil
dibandingkan antipsikotik lain.
– Dapat menyebabkan pandangan kabur (blurring of
vision)
• Kardiovaskular :
– Hipotensi
– Takikardi
• Efek endokrin :
– Galaktore
Farmakokinetik :
• Cepat diserap disaluran cerna
• Kadar puncak plasma 2-6 jam, menetap sampai 72
jam.
• Obat ini ditimbun dalam hati
• Ekskresi lambat melalui ginjal, kira-kira 40%
dikeluarkan selama 5 hari sesudah dosis tunggal.
• Efek samping :
– Reaksi ekstrapiramidal dengan insidens tinggi
– Depresi akibat reversi keadaan mania
– Perubahan hematologi ringan
– Sebaiknya tidak diberikan pada wanita hami sampai
terbukti tidak menimbulkan efek teratogenik
Sediaan Haloperidol :
• 0,5 mg dan 1,5 mg.
• bentuk sirup 5 mg/100 ml dan ampul 5
mg/ml.
• remaja dan dewasa haloperidol digunakan
secara oral dengan dosis awal 0,5 mg
sampai 5 mg sebanyak 2-3 x per hari.
• Sediaan haloperidol
• Pada anak-anak usia 3-12 tahun dengan berat badan
dalam kisaran 15-40 kg, haloperidol diberikan secara
oral dengan dosis 0,5 mg per KgBB/hari (dibagi dalam 2-
3 dosis)
• pada pasien lanjut usia dosis yang digunakan 2 mg
sebanyak 2-3x sehari. Haloperidol digunakan dengan
dosis inisial 50-100 mg.
Nama Generik Nama Dagang Dosis Akut Dosis
mg/hari pemeliharaan
mg/hari
Phenothiazine
- Chlorpromazine Promacul 200-1000 50-400
-Thioridazine Melleril 200-800 50-400
-Perphenazine Trilafon 12-64 8-24
-Trifluoperazine Stelazin 10-6 4-30

Butyrophenones
-Haloperidol Haldol 5-20 1-15

diphenyl-butyl-
piperidine
- Pimozide Orap 2-10 2-10
3. Antipsikosis Atipikal

KLOZAPIN

Farmakodinamik
• Klozapin merupakan obat antipsikotik atipikal yang
pertama ditemukan.
• Klozapin bekerja sebagai antagonis kuat reseptor 5-HT2,
adrenergik a1 dan a2. memiliki affinitas yang baik pada
reseptor H1 dan reseptor muskarinik, serta affinitas yang
paling rendah terhadap reseptor D2.
Farmakokinetik

• Pemberian melalui preparat oral. Klozapin mencapai


kadar tertinggi di dalam plasma dalam waktu 2 jam.
Klozapin memiliki waktu paruh 12 jam.
• Klozapin di metabolisme di hati dan saluran pencernaan.
Efek samping

• Agranulositosis
• sistem kardiovaskular
– takikardia, hipotensi postural dan aritmia
• efek samping perifer antikolinergik
– mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, dan retensi urin.
• gangguan pengaturan temperatur tubuh
• peningkatan berat badan
• diabetes mellitus
• gangguan gastrointestinal
– obstruksi saluran cerna
• efek ekstrapiramidal : Akatisia, tremor, rigiditas
• sindrom neuroleptik maligna
• kejang
RISPERIDON

• Memiliki profil efek samping yang ringan.


• Risperidon bekerja sebagai antagonis reseptor 5HT2 dan
D2.
• Memiliki affinitas yang kuat terhadap reseptor a1 dan a2,
tetapi lemah pada reseptor b adrenergik dan reseptor
muskarinik.
• Menimbulkan efek samping ekstrapiramidal, namun tidak
seberat pada antipsikotik konvensional.
• Baik untuk mengobati gejala negatif skizofrenia, kurang
memiliki efek sedasi dan antikolinergik

.
indikasi terapi
• psikosis akut
• untuk mengobati gejala skizofrenia dan skizoafektif dengan
gejala positif dan negatif dari psikosis.
• memelihara pengobatan pada skizofrenia dan skizoafektif
• mencegah relaps
• diskinesia tardif
• pasien yang rentan gejala ekstrapiramidal
Efek samping
• efek ekstrapiramidal bergantung dosis
• Dosis batas aman risperidon dari efek samping
ekstrapiramidal adalah 6 mg/hari. Dosis terbaik adalah 2
– 4 mg.
• peningkatan prolactin plasma
• risperidon dapat menginduksi munculnya sindrom
neuroleptik maligna, tetapi dengan risiko yang rendah.
OLANZAPIN
• Olanzapin merupakan obat yang aman dan efektif untuk
gejala skizofrenia baik gejala ositif maupun negatif
dengan profil efek samping yang aman.
• Dapat diberikan dalam dosis tunggal dimulai dari 10 mg.
• Profil efek samping meliputi peningkatan berat badan,
somnolence, hipotensi ortostatik, dan konstipasi.
• kemungkinan terjadinya efek samping ekstrapiramidal
dan kejang sangat kecil.
Farmakokinetik
• Olanzapin mencapai kadar puncaknya dalam plasma
dalam waktu 5 jam. Waktu paruh olanzapin 31 jam.
Farmakodinamik
• memblokade reseptor 5HT2a dan D2 dengan spesifik.
olanzapin juga memblokade reseptor muskarinik, H1,
5HT2c, 5HT3, 5HT6, a1, D1, dan D4. Blokade reseptor
5HT jauh lebih kuat dibandingkan blokade pada reseptor
dopamin.
Indikasi
• psikosis akut
• melanjutkan pengobatan
• diskinesia tardif
• pasien yang rentan dengan efek samping
ekstrapiramidal.
• skizoafektif
Efek samping
• Olanzapin meningkatkan berat badan dan
kadar trigliserid serum pada dosis 2,8 mg/hari.
• Diabetes mellitus.
QUETIAPIN
Farmakokinetik
• Quetiapin memiliki waktu paruh yang stabil, yaitu sekitar
6-9 jam. Konsentrasi maksimum dicapai dalam waktu
kurang dari 2 jam.
Farmakodinamik
• Memiliki affinitas yang tinggi terhadap 5HT2, H1, 5HT6,
a1, dan a2 reseptor, dan affinitas yang rendah terhadap
reseptor D1
Indikasi
• Quetiapin baik untuk pasien dengan skizofrenia dengan
eksserbasi akut dan skizoafektif.

Efek samping
• Somnolence, hipotensi postural, dan pusing.
• Mulut kering dan konstipsai
• Peningkatan kecil frekuensi nadi
• Penurunan hormon tiroid tanpa disertai dengan
penurunan TSH.
• peningkatan sementara aktivitas ALT selama 2 minggu
pertama.
EFEK SAMPING GAMBARAN KLINIS
ANTIPSIKOSIS
Distonia akut Kekakuan dan kontraksi otot secara tiba-tiba, biasanya
mengenai otot leher, lidah, muka dan punggung.
Biasanya terjadi pd minggu pertama pengobatan
antipsikotik tipikal.
Akatisia Kondisi yg secara subyektif dirasakan berupa perasaan
tidak nyaman, gelisah, dan merasa harus menggerak-
gerakkan tungkai. Gelisah dengan cemas dan atau
agitasi.
Parkinsonisme Bradikinesia, rigiditas, fenomena roda bergerigi, tremor,
muka topeng, postur tubuh kaku, gaya berjalan seperti
robot, dan drooling.
Sindroma Gejala utama berupa rigiditas, hiperpiretik, gangguan
neuroleptik sistem saraf ototnom dan delirium. Gejala dalam periode
maligna jam-hari setelah pemberian antipsikotik.
Tremor perioral Tremor perioral (mungkin sejenis perkinsonisme yang
(sindroma kelinci) datang terlambat) pengobatan

Diskinesia tardif Diskinesia mulut-wajah; koreoatetosis atau distonia


meluas
Prinsip Pengobatan Antipsikosis
• Terapi inisial
– Diberikan setelah diagnosa ditegakkan, dosis
dimulai dari dosis anjuran kemudian dinaikkan
secara perlahan dalam 1-3 minggu, sampai
dicapai dosis obat optimal yang dapat
mengendalikan gejala.
• Terapi pengawasan
– Dosis optimal dipertahankan selama 8-10
minggu
• Terapi pemeliharaan
– Dosis dapat diturunkan sampai dosis minmal
yang masih dapat dipertahankan tanpa
menimbulkan kekambuhan.
– Konsensus:
• Bila kondisi akut pertama kali: terapi
diberikan selama 2 tahun
• Bila kronis dengan beberapa kali
kekambuhan : terapi sampai 5 tahun s/d
seumur hidup
KONTRAINDIKASI
• Penyakit hati (Hepato-toksik)
• Penyakit darah (hemato-toksik)
• Epilepsi
• Kelainan jantung
• Febris yang tinggi
• Ketergantungan alkohol
• Penyakit SSP
• Gangguan kesadaran
ANTI-ANXIETAS

Obat anti-anxietas mempunyai


beberapa sinonim, antara lain psikoleptik,
transquilizer minor dan anksioliktik. Dalam
membicarakan obat antiansietas yang
menjadi obat racun adalah diazepam atau
klordiazepoksid
Penggolongan

Diazepam Lorazepam Bromazepam


Benzodiazepine
Chlordiazepoxide Clobazam Alprazolam

Sulpiride Hydroxyzine
Non-
Benzodiazepine
Buspirone
No Nama Generik Golongan Sediaan Dosis aniuran
1 Diazepam Benzodiazepin Tab 2- 5 mg Peroral 10-
30mg/hr,2-3
x/hariPaenteral
IV/IM2-10 mg/kali,
setiap 3-4 jam
2 Klordiazepoksoid Benzodiazepin Tab 5 mg 15-30 mg/hari2-3
Kap 5 mg x/sehari

3 Lorazepam Benzodiazepin Tab 0,5-2 mg 2-3 x 1 mg/hr

Clobazam Benzodiazepin Tab 10 mg 2-3 x 10mg/hr


4
Brumazepin Benzodiazepin Tab 1,5-3-6mg 3 x 1,5 mg/hr
5
No Nama Generik Golongan Sediaan Dosis aniuran
6 Oksazolom Benzodiazepin Tab 10 mg 2-3 x 10 mg/hr

7 Klorazepat Benzodiazepin Cap 5-10mg 2-3 x 5 mg /hr

8 Alprazolam Benzodiazepin Tab0,25-0,5-1 mg 3 x 0,25-0,5mg/hr

9 Prazepam Benzodiazepin Tab 5 mg 2-3 x 5 mg/hr

10 Sulpirid NonBenzodiazepin Cap 50 mg 100-200mg/hari

11 Buspiron NonBenzodiazepin Tab 10 mg 15-30 mg/hari


Sindroma anxietas dapat terjadi pada :

Sindroma anxietas psikis : Gangguan anxietas umum,


gangguan panik, gangguan fobik, gangguan obsesif
kompulsif, gangguan stress pasca trauma

Sindroma anxietas organik: Hiperthyroidn

Sindroma anxietas situasional : Gangguan penyesuaian +


anxietas

Sindroma anxietas penyerta: Gangguan jiwa + anxietas,


gangguan paranoid
Anti-anxietas memiliki sinonim : psikoleptik,
transquilizer minor dan anksioliktik. Terbagi
atas 2 golongan yaitu Benzodiazepine dan
Non-benzodiazepine. Target symptom dari
anti-anxietas ialah sindrom anxietas
Indikasi Penggunaan
Gejala sasaran : Sindrom Anxietas
Butir-butir diagnosis sindrom anxietas :
• Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak
realistik terhadap 2 atau lebih hal yang dipersepsi
sebagai ancaman, perasaan ini menyebabkan
individu tidak mampu istirahat dengan tenang
• Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari,
bermanifestasi dalam gejala : penurunan
kemampuan bekerja, hubungan sosial, dan
melakukan kegiatan rutin.
• Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejal
berikut :
• Rasa gemetar
Ketegangan • Otot tegang/ kaku
Motorik • Tidak bisa diam
• Mudah menjadi lelah

• Nafas pendek atau terasa berat


• Jantung berdebar-debar
• Telapak tangan basah dingin
• Mulut kering
Hiperreaktivitas
• Kepala pusing atau rasa melayang
otonomik
• Mual, mencret, perut tak enak
• Muka panas atau badan menggigil
• Buang air kecil lebih sering
• Sukar menelan

• Perasaan jadi peka


Kewaspadaan • Mudah terkejut
berlebihan dan
• Sulit kosentrasi
penangkapan
berkurang • Sukar tidur
• Mudah tersinggung
Mekanisme kerja
Sindrom ansietas disebabkan
hiperaktivitasndari system limbic yang terdiri
dari dopaminergic, nonadrenergic,
seretonnergic yang dikendalikan oleh GABA
ergic yang merupakan suatu inhibitory
neurotransmitter. Obat antiansietas
benzodiazepine yang bereaksi dengan
reseptornya yang akan meng-inforce the
inhibitory action of GABA neuron, sehingga
hiperaktivitas tersebut mereda.
Efek samping
• Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang,
kinerka psikomotor menurun, kemampuan kognitif
melemah)
• Relaksasi otot (rasa lemas, cepat lelah dan lain-lain)
• Potensi menimbulkan ketergantungan lebih rendah dari
narkotika
• Potensi ketergantungan obat disebabkan oleh efek obat
yang masih dapat dipertahankan setelah dosis trerakhir
berlangsung sangat singkat.
• Penghentian obat secara mendadak, akan menimbulkan
gejala putus obat, pasien menjadi iritabel, bingung,
gelisah, insomania, tremor, palpitasi, keringhat dingin,
konvulsi.
Cara Pengguanan
Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran)
kemudian dinaikkan dosis setiap 3-5 hari sampai
mencapai dosis optimal. Dosis ini dipertahankan 2-
3 minggu. Kemudian diturunkan 1/8 x dosis awal
setiap 2-4 minggu sehingga tercapai dosis
pemeliharan. Bila kambuh dinaikkan lagi dan tetap
efektif pertahankan 4-8 mingu. Terakhir lakukan
tapering off. Pemberian obat tidak lebih dari 1-3
bulan pada sindroma ansietas yang disebabkan
factor eksternal.
Lama pemberian
Pada sindroma anxietas yang disebabkan
oleh faktor situasi eksternal, pemberian obat tidak
lebih dari 1-3 bulan. Pemberian yang sewaktu-
waktu dapat dilakukan apabila sindrom anxietas
dapat diramalkan waktu datangnya dan hanya
pada situasi tertentu, serta terjadimya tidak sering.

Penghentian selalu secara bertahap agar


tidak menimbulkan gejala lepas obat (withdrawal
symptoms)
Kontra Indikasi
Pasien dengan hipersensitif terhadap
benzodiazepin, glaukoma, miastenia gravis, insufisiensi
paru kronik, penyakit ginjal dan penyakit hati kronik Pada
pasien usia lanjut dan anak dapat terjadi reaksi yang
berlawanan (paradoxal reaction) berupa kegelisahan,
iritabilitas, disinhibisi, spasitas oto meningkat dan
gangguan tidur. Ketergantungan relatif sering terjadi pada
individu dengan riwayat peminum alkohol, penyalagunaan
obat atau unstable personalities. Untuk mengurangi resio
ketergantungan obat, maksimum lama pemberian 3 bulan
dalam rentang dosis terapeutik
KESIMPULAN
Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah obat yang
bekerja secara selektif pada Sistem Saraf Pusat (SSP) dan
mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan
perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang
berpengaruh terhadap taraf kualitas hidup pasien. Obat
psikotropik dibagi menjadi beberapa golongan, diantaranya:
anti-psikosis, anti-depresi, anti-mania, anti-ansietas, anti-
insomnia, anti-panik, dan anti obsesif-kompulsif,.
Pembagian lainnya dari obat psikotropik antara lain:
transquilizer, neuroleptic, antidepressants dan
psikomimetika. Anti-psikotik terbagi atas 2 golongan yaitu
anti-psikotik tipikal dan anti-psikotik atipikal. Terget symptom
dari anti-psikotik ialah sindrom psikotik.
Anti-anxietas memiliki sinonim : psikoleptik,
transquilizer minor dan anksioliktik. Terbagi
atas 2 golongan yaitu Benzodiazepine dan
Non-benzodiazepine. Target symptom dari
anti-anxietas ialah sindrom anxietas

Anda mungkin juga menyukai